Bab 17. Perasaan

Mentari sudah hampir tenggelam, Malik

merasa sudah cukup menjenguk Fatma.

Besok bisa lanjut jenguk dia lagi bersama

Annisa di rumah Fatma.

"Udah jam segini Fat, aku harus pulang...kasian

Nissa, pasti nungguin aku," pamit Malik undur

diri.

Fatma hanya mengangguk mengiyakan sambil

tersenyum tanpa menjawabnya. Dia merasa

masih belum puas melihat pria yang disukai

berada disisinya dan meladeninya berbincang.

Malik menoleh kearah Aisyah, tak lupa

berpamitan dan menanyakan kapan Aisyah

pulang.

"Aku nunggu mas Toni....bentar lagi

juga pasti dateng kok mas, mungkin masih di

perjalanan.

"Baiklah kalo begitu, aku duluan ya!" pamit

Malik lagi sambil berlalu pergi setelah

mengucapkan salam.

Aisyah memandangi punggung Malik sampai

dia tak terlihat lagi.

Fatma yang menyadari wajah lesu Aisyah

bertanya.

"Ais...kamu kenapa? wajahmu

seperti lemas begitu, kamu capek

ya? nungguin aku disini?" kernyit Fatma.

"Eh...oh..ennggak kok Fat, mungkin karena

udah senja ajah, jadi penglihatanku rada

meredup, makanya muka jadi terlihat lemas,"

jawab Aisyah beralasan sambil tersenyum

"Aku mau mandi....tolong aku ya!" pinta Fatma.

"Okey...sini!" sambil memapah Fatma yang

sudah duduk di tepi brankar.

...----------------...

Di suatu rumah sederhana, di kampung

sebelah.

Terlihat ada sepasang suami-istri meributkan

sesuatu hal.

"Kan ...mas sendiri yang bilang, kita akan

jalan malam ini, kenapa malah males sih?

padahal kerja aja enggak kok," sungut Ros

kesal.

"Makanya gak kerja itu, mas mau rehat di

rumah aja, lain kali kan kita bisa perginya,"

Andi beralasan seolah tak peduli.

"Jadi aku akan dikurung terus....selama aku

masih disini?" nada suara Ros mulai

meninggi.

"Sudahlah...kamu tuh gak usah ngajak ribut

deh...udah maghrib, setan udah pada keluar

cari mangsa," Andi tak menanggapi

kemarahan Rosyanti.

"Gak usah pake bilang setan segala mas...lha

disini juga ada satu di depanku," ujar Ros.

"Eh...mana...mana Yan? kamu bisa ngeliat

setan ya?" tanya Andi mulai ketakutan.

"Bisa....tuh setannya," sambil menunjuk

kearah Andi.

Klotak........

Andi menoyor kepala Rosyanti sambil berkata.

"Suami sendiri di bilang setan...lha...situ siapa?

istrinya setan?" sungut Andi sebal pada

istrinya sendiri yang sudah membuatnya

setengah takut.

"Kita tuh bisa cerai kapanpun mas, ingat

ya ...kita hanya menikah secara agama saja,

berkas perceraian sama mas Malik saja aku

belum menandatanganinya," ancam Rosyanti.

"Ck....itu lagi yang dibahas, kalo kamu mau

kita pisah...silahkan, emang ada lelaki

yang mau sama kamu? ingat ya ...reputasimu

sebagai wanita itu udah ...ko...it," cecar Andi.

Rosyanti yang mendengar perkataan suaminya,

hanya merengut sambil keluar dari kamarnya.

Dia menekan remot tv di ruang keluarga,

menonton acara yang sebenarnya sudah

bosan diliatnya.

Andi tersenyum senang, karena istrinya

tidak berani menjawab perkataannya.

"Tidur dulu ah...nanti malem bisa begadang

nonton bola," sambil merebahkan dirinya di

ranjang yang nyaman.

Rosyanti yang menonton, mengganti channel

televisinya secara acak, karena sebenarnya

dia memang hanya mengalihkan perhatiannya

dari Andi.

Malam ini....rasa suntuk, bosan dan lelah

menguasai raga dan jiwa Rosyanti.

Dengan televisi yang menyala, dia tertidur

di kursi kayu panjang.

...----------------...

Matahari menyembul menampakkan sinar

paginya. Tampak 3 orang sudah mengemas

kembali keperluan orang tercinta mereka.

Fatma yang masih tertidur di brankarnya,

tidak menyadari bahwa hari sudah pagi.

Dan dia akhirnya bisa kembali kerumahnya.

Prannggg.....

Toni yang tidak sengaja menjatuhkan

piring stainless bekas makan Fatma

kemarin, tanpa sadar membangunkan adiknya

yang tertidur lelap.

Fatma membuka matanya perlahan, dia

merasakan sinar mentari dibalik tirai jendela yang terbuka.

"Uhukk...uhukkk..," Fatma terbatuk ringan.

Dia mulai duduk perlahan dibantu dengan

kakaknya.

"Mas, itu udah di kemas semuanya?" sambil

melihat tas besar yang ada disofa.

"Udah dong...kami semua yang beresin,

sekarang ibu memanggil dokter kesini dan

bapak pergi ke tempat administrasi," Toni

menjelaskan keberadaan orangtuanya.

Dokter datang bersama Zainab memeriksa

kembali keadaan Fatma dan mengganti

perban baru di kepalanya akibat benturan.

"Udah gak pa-pa kok, paling hanya sedikit

lemas, infus juga sudah habis dan tidak usah

di ganti, nanti saya resepkan obat dan bisa

langsung di tebus ya buk," terang dokter

perihal keadaan Fatma.

"Terimakasih dokter Evan," sahut Zainab.

sambil mengangguk mengiyakan ucapan

dokter Evan.

Setelah semuanya selesai, mereka segera

meninggalkan RS Harapan Bangsa.

Didalam mobil, Toni yang menyetir terlihat

menyembunyikan sesuatu. Raut wajahnya

tak bisa diartikan. Yang lain tidak menyadari

karena sibuk memperhatikan kenyamanan

Fatma ketika duduk ditempatnya.

...----------------...

"Alhamdulillah...sampe rumah juga, 4 hari

di RS berasa 4 minggu, apalagi makanannya

tawar semua," ucap Fatma bersemangat

turun dari mobil.

Toni yang memapah Fatma berjalan hanya

diam saja, dia tidak mau adiknya kecewa

karena suatu hal yang tidak diketahui Fatma.

"Disuruh make kursi roda malah gak mau,"

tegur Zainab.

"Fatma tuh bukannya gak bisa jalan bu,

kan cuma lemes aja," bantah Fatma.

"Ya sudah...bawa adikmu kekamar nya Ton!"

lanjut Zainab lagi.

"Jangan bu....biar aku duduk di ruang tamu aja,

pasti sumpek kalo dikamar mulu," tolak Fatma.

Tanpa basa-basi lagi Toni memapah Fatma

dan mendudukkannya di sofa ruang tamu.

Mereka mulai sibuk dengan urusan

masing-masing, apalagi Fatma yang baru

pulang harus mengurus kerjaan kantor

sebisanya, tanpa menghambat kondisinya

sekarang.

...----------------...

Sore hari dirumah majikan Malik.

"Wah...mobil sudah penuh di garasi, pasti

semua orang ada dirumah," gumam Malik

seorang diri sambil masuk ke rumah Fatma.

Setelah mengucapkan salam, dia melihat

Fatma yang menyender di kursi malas yang

berada diruang tamu sambil memangku

laptop di pahanya.

"Udah pulang kamu Fat....baru aja pulang

tapi sudah pegang laptop ajah, emang

kerjaanmu banyak?" ucap Malik bertubi-tubi.

"Eh...sini mas, minum dulu...," tawar Fatma.

"Gak banyak sih...cuma kalo gak dicicil

bakalan numpuk mas, lagian gak aku paksa

kok, kalo aku capek...ya tinggal aja," terang

Fatma lagi.

"Aku gak bisa lama disini, Mau ngabarin

Annisa, dia pasti seneng banget kamu udah

pulang, dia bilang kangen sama kamu, soalnya

kamu jarang maen kerumah," kata Malik

panjang lebar.

Sambil tersenyum Fatma hanya mengangguk.

"Nissa...tante juga kangen kamu nak,

semoga kita bisa hidup satu rumah," batin

Fatma.

Setelah berpamitan, Malik berlalu dari

hadapan Fatma. Zainab memandangnya

dari jendela dapur yang mengarah ke halaman

rumah.

"Malik....seandainya kamu tau, kalo

dari dulu kita disini sudah menganggapmu

sebagai keluarga," sambil menghela nafasnya

perlahan.

...----------------...

Bulan menampakkan dirinya....Annisa yang

bersemangat menjenguk Fatma sudah tidak

sabar pergi kerumah tantenya itu setelah

makan malam selesai.

"Kita beyangkat sekayang Yah," rengek Nissa

tak sabar.

Kakek neneknya hanya mampu tersenyum

kecil melihat tingkah cucu perempuan mereka.

"Sabar napa sayang....biar ayahmu ganti baju

dulu!" ucap Neneknya sambil memegang bahu sang cucu yang duduk di depannya.

Malik sudah rapi dengan gaya casualnya.

"Lets go...kita berangkat!" ajak Malik pada

anaknya.

"Asyikkk....ayo Yah...buyuan," sahut Nissa

riang.

Mereka berdua menikmati udara malam yang

masih semilir. Nissa yang sudah lama tidak

merasakan naik motor, hanya tertawa senang

sambil berceloteh riang...khas anak kecil

seumurannya.

Nissa bergelayut manja pada sang ayah.

Ayahnya yang menyetir hanya memegang

lebih kuat tangan anaknya dan

melingkarkannya di pinggang.

Sementara disana....ada sepasang suami istri

yang memperhatikan Malik dan Nissa yang

melintas. Mereka menatap keduanya dengan

pandangan berbeda. Yang satu menatap

sendu dan sedih sedangkan satunya menatap

heran karena tak biasanya Malik membonceng

anaknya.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BISNIS HARAM APA YG DIJUAL SI TONY, APA NARKOBA.....???

2023-04-26

0

👑

👑

Hai kakak, ni Septy mampir

semangat

2022-04-11

0

🎐Tsubaki

🎐Tsubaki

terima nasib aja lah u Ros, kan u yg milih jalan itu..

2022-02-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 PROLOG
2 Bab 2. Montir baru
3 Bab 3. Dialah Fatma.
4 Bab 4. PSG -- Persatuan supir gesrek
5 Bab 5. Sekelebat bayangan masalalu.
6 Bab 6. Penyesalan
7 Bab 7. kejutan
8 Bab 8. Kesempatan
9 Bab 9. Tidak mau tahu.
10 Bab 10. Membujuk
11 Bab 11. Tak dihiraukan
12 Bab 12. Menghindar.
13 Bab 13. Berkenalan
14 Bab 14. Rumah sakit
15 Bab 15. Terungkap
16 Pengumuman......cuplikan sekilas
17 Bab 16. Cemburu
18 Bab 17. Perasaan
19 Bab 18. Sakit Hati
20 Bab 19. Kenyamanan semu
21 Bab 20. Insiden kecil
22 Bab 21. Lancang
23 Bab 22. Khawatir
24 Bab 23. Lelucon kecil
25 Bab 24. Mainan baru.
26 Bab 25. Kecurigaan
27 Bab 26. Tertangkap
28 Bab 27. Musibah keluarga Wiguna
29 Bab 28. Awal mula
30 Bab 29. Keputusan Zainab.
31 Bab 30. Menuju awal baru
32 Bab 31. Sebuah pengalaman baru
33 Bab 32. Memikirkan
34 Bab 33. Tergiur
35 Bab 34. Sudah ketagihan.
36 Bab 35. Naik turunnya kehidupan
37 36. Bertemu pria tak dikenal.
38 Bab 37. Harus bertahan
39 Bab 38. Sepenggal kisah Elisa
40 Bab 39. Kemanakah aku harus pergi
41 Bab 40. Keinginan
42 Bab 41. Awal kekecewaan
43 Bab 42. Elisa dimasa lalu
44 Bab 43. Kesalahan pertama kami
45 Bab 44. Marshella
46 Bab 45. Rahasia Marshella
47 Bab 46. Kisah singkat Marshella
48 Bab 47. Amarah Elisa
49 Bab 48. Pencarian Fatma menemukan titik terang.
50 Bab 49. Sumiyati bernafas dengan lega.
51 Bab 50. Dendi dan keluarganya.
52 Bab 51. Kebahagiaanku kembali perlahan
53 Bab 52. Kisah singkat Cipto Cahyono
54 Bab 53. Lingkungan kosan
55 Bab 54. Kenyamanan Fatma.
56 Bab 55. Pertengkaran ibu dan anak tiri
57 Bab 56. Rencana yang telah disusun.
58 Bab 57. Berkelanjutan
59 Bab 58. Rencana jebakan
60 Bab 59. Visual Supir untuk sang nyonya
61 Bab 60. Menjalankan rencana jebakan.
62 Bab 61. Pertolongan Elisa
63 Bab 62. Bertemu di rumahsakit.
64 Bab 63. Sudah sadar kembali
65 Bab 64. Kekecewaan yang mendalam
66 Bab 65. Penyitaan hak milik
67 Bab 66. Kecemburuan Alexandra Cahyono.
68 Bab 67. Sembuh total.
69 Bab 68. Ujian datang tanpa henti
70 Bab 69. 2nd Male lead muncul kepermukaan
71 Bab 70. Menjalankan keinginan Sandra
72 Bab 71. Fatma yang berusaha move on
73 Bab 72. Sarapan bersama Shella
74 Bab 73. Berkenalan dengan Evans Anderson
75 Bab 74. Usaha Rexy kembali pada Sandra.
76 Bab 75. Pertemuan pertama Malik dengan Rexy
77 Bab 76. Cipto yang mulai berbicara
78 Bab 77. Kesalahan terbesar dalam hidup
79 Bab 78. Rexy yang khawatir
80 Bab 79. Alexandra yang cemburu
81 Bab 80. Marshella yang sudah tidak ketakutan
82 Bab 81. Kabar yang mengejutkan
83 Bab 82. Malik bersedih
84 Bab 83. Rencana licik kedua Sandra
85 Bab 84. Kecurigaan Marwah terbukti.
86 Bab 85. Cipto yang mulai terpancing
87 Bab 86.
88 Bab 87. Tawaran Evans
89 Bab 88. Cipto punya rencana lain
90 Bab 89.
91 Bab 90. Kegundahan Shella
92 Bab 91. Evans yang sedang galau.
93 Bab 92. Area permainan
94 Bab 93. Tak sengaja bertemu
95 Bab 94. Keputusan Cipto
96 Bab 95. Kehilangan kesempatan dan pekerjaan
97 Bab 96. Tak ada lagi kesempatan
98 Bab 97. Pulang kampung
99 Bab 98. Bertemu dengannya lagi
100 Bab 99. Kesialan Sandra
101 Bab 100. Pertemuan kembali dengan Malik
102 Bab 101. Kesedihan Elisa yang berlanjut
103 Bab 102. Rencana Jessy selanjutnya
104 Bab 103. Mulai melangkah tanpa mu
105 Bab 104. Pengintaian Rexy
106 Bab 105.
107 Bab 106. Rahasia bunda Marwah
108 Bab 107. Menyerah atau bertindak
109 Bab 108. Acara peresmian apotek baru
110 Bab 109. Kesedihan Elisa yang terulang
111 Bab 110. Takdir yang menentukan segalanya
112 Bab 111. Kehidupan yang mulai berubah
113 Bab 112. Kebahagiaan Elisa
114 Bab 113. Masih berencana
115 Bab 114. Rencana Evans yang berhasil
116 Bab 115. Patah hati
117 Bab 116. Cerita dibalik kedatangan Elisa
118 Bab 117. Cerita dibalik kedatangan Elisa part2
119 Bab 118. Jebakan
120 Bab 119. Akhirnya tertangkap.
121 Bab 120. Mendekati anakmu
122 Bab 121. Meyakinkan Annisa
123 Bab 122. Rencana pernikahan
124 Bab 123. Fatma dan Evans telah halal.
125 Bab 124. Janji suci pernikahan
126 Bab 125. Honeymoon
127 Pengumuman bonus chapter
128 B. C Setahun Kemudian.
129 B.C Part 2.
130 B.C Part 3
131 B. C Part 4
132 Bonchap End
133 PENGUMUMAN NOVEL BARU
134 Pengumuman
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1 PROLOG
2
Bab 2. Montir baru
3
Bab 3. Dialah Fatma.
4
Bab 4. PSG -- Persatuan supir gesrek
5
Bab 5. Sekelebat bayangan masalalu.
6
Bab 6. Penyesalan
7
Bab 7. kejutan
8
Bab 8. Kesempatan
9
Bab 9. Tidak mau tahu.
10
Bab 10. Membujuk
11
Bab 11. Tak dihiraukan
12
Bab 12. Menghindar.
13
Bab 13. Berkenalan
14
Bab 14. Rumah sakit
15
Bab 15. Terungkap
16
Pengumuman......cuplikan sekilas
17
Bab 16. Cemburu
18
Bab 17. Perasaan
19
Bab 18. Sakit Hati
20
Bab 19. Kenyamanan semu
21
Bab 20. Insiden kecil
22
Bab 21. Lancang
23
Bab 22. Khawatir
24
Bab 23. Lelucon kecil
25
Bab 24. Mainan baru.
26
Bab 25. Kecurigaan
27
Bab 26. Tertangkap
28
Bab 27. Musibah keluarga Wiguna
29
Bab 28. Awal mula
30
Bab 29. Keputusan Zainab.
31
Bab 30. Menuju awal baru
32
Bab 31. Sebuah pengalaman baru
33
Bab 32. Memikirkan
34
Bab 33. Tergiur
35
Bab 34. Sudah ketagihan.
36
Bab 35. Naik turunnya kehidupan
37
36. Bertemu pria tak dikenal.
38
Bab 37. Harus bertahan
39
Bab 38. Sepenggal kisah Elisa
40
Bab 39. Kemanakah aku harus pergi
41
Bab 40. Keinginan
42
Bab 41. Awal kekecewaan
43
Bab 42. Elisa dimasa lalu
44
Bab 43. Kesalahan pertama kami
45
Bab 44. Marshella
46
Bab 45. Rahasia Marshella
47
Bab 46. Kisah singkat Marshella
48
Bab 47. Amarah Elisa
49
Bab 48. Pencarian Fatma menemukan titik terang.
50
Bab 49. Sumiyati bernafas dengan lega.
51
Bab 50. Dendi dan keluarganya.
52
Bab 51. Kebahagiaanku kembali perlahan
53
Bab 52. Kisah singkat Cipto Cahyono
54
Bab 53. Lingkungan kosan
55
Bab 54. Kenyamanan Fatma.
56
Bab 55. Pertengkaran ibu dan anak tiri
57
Bab 56. Rencana yang telah disusun.
58
Bab 57. Berkelanjutan
59
Bab 58. Rencana jebakan
60
Bab 59. Visual Supir untuk sang nyonya
61
Bab 60. Menjalankan rencana jebakan.
62
Bab 61. Pertolongan Elisa
63
Bab 62. Bertemu di rumahsakit.
64
Bab 63. Sudah sadar kembali
65
Bab 64. Kekecewaan yang mendalam
66
Bab 65. Penyitaan hak milik
67
Bab 66. Kecemburuan Alexandra Cahyono.
68
Bab 67. Sembuh total.
69
Bab 68. Ujian datang tanpa henti
70
Bab 69. 2nd Male lead muncul kepermukaan
71
Bab 70. Menjalankan keinginan Sandra
72
Bab 71. Fatma yang berusaha move on
73
Bab 72. Sarapan bersama Shella
74
Bab 73. Berkenalan dengan Evans Anderson
75
Bab 74. Usaha Rexy kembali pada Sandra.
76
Bab 75. Pertemuan pertama Malik dengan Rexy
77
Bab 76. Cipto yang mulai berbicara
78
Bab 77. Kesalahan terbesar dalam hidup
79
Bab 78. Rexy yang khawatir
80
Bab 79. Alexandra yang cemburu
81
Bab 80. Marshella yang sudah tidak ketakutan
82
Bab 81. Kabar yang mengejutkan
83
Bab 82. Malik bersedih
84
Bab 83. Rencana licik kedua Sandra
85
Bab 84. Kecurigaan Marwah terbukti.
86
Bab 85. Cipto yang mulai terpancing
87
Bab 86.
88
Bab 87. Tawaran Evans
89
Bab 88. Cipto punya rencana lain
90
Bab 89.
91
Bab 90. Kegundahan Shella
92
Bab 91. Evans yang sedang galau.
93
Bab 92. Area permainan
94
Bab 93. Tak sengaja bertemu
95
Bab 94. Keputusan Cipto
96
Bab 95. Kehilangan kesempatan dan pekerjaan
97
Bab 96. Tak ada lagi kesempatan
98
Bab 97. Pulang kampung
99
Bab 98. Bertemu dengannya lagi
100
Bab 99. Kesialan Sandra
101
Bab 100. Pertemuan kembali dengan Malik
102
Bab 101. Kesedihan Elisa yang berlanjut
103
Bab 102. Rencana Jessy selanjutnya
104
Bab 103. Mulai melangkah tanpa mu
105
Bab 104. Pengintaian Rexy
106
Bab 105.
107
Bab 106. Rahasia bunda Marwah
108
Bab 107. Menyerah atau bertindak
109
Bab 108. Acara peresmian apotek baru
110
Bab 109. Kesedihan Elisa yang terulang
111
Bab 110. Takdir yang menentukan segalanya
112
Bab 111. Kehidupan yang mulai berubah
113
Bab 112. Kebahagiaan Elisa
114
Bab 113. Masih berencana
115
Bab 114. Rencana Evans yang berhasil
116
Bab 115. Patah hati
117
Bab 116. Cerita dibalik kedatangan Elisa
118
Bab 117. Cerita dibalik kedatangan Elisa part2
119
Bab 118. Jebakan
120
Bab 119. Akhirnya tertangkap.
121
Bab 120. Mendekati anakmu
122
Bab 121. Meyakinkan Annisa
123
Bab 122. Rencana pernikahan
124
Bab 123. Fatma dan Evans telah halal.
125
Bab 124. Janji suci pernikahan
126
Bab 125. Honeymoon
127
Pengumuman bonus chapter
128
B. C Setahun Kemudian.
129
B.C Part 2.
130
B.C Part 3
131
B. C Part 4
132
Bonchap End
133
PENGUMUMAN NOVEL BARU
134
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!