Bab 18. Sakit Hati

Malam hari dirumah Andi.

"Eh...Ti...kamu kenapa belom mandi? dah

sore loh?" tanya Andi.

"Ah...males mas, lagian cuma dirumah gini,

ngapain mandi mulu." Jawab Rosyanti malas.

"Mandi gih....abis isyak kita makan malem

diluar, mumpung aku libur lagi," lanjut Andi.

"Yang bener mas? kamu gak boong kan?"

tanya Rosyanti berbinar.

"Ya gak lah...lagian aku bosen makan

masakanmu mulu...malem ini pengen

makan mie ayam bakso," lanjut Andi.

"Kalo gitu...aku mandi bentar, terus siap-siap."

Ujar Ros semangat.

"Ya udah...sana gih!" seru Andi.

Ros yang selama ini sudah bosan dirumah.

Akhirnya kembali bersemangat ketika diajak

suaminya pergi keluar mencari makanan.

Mereka sudah bersiap dan mengendarai motor.

Setelah berkeliling mencari gerobak mie ayam,

akhirnya mereka memutuskan nongkrong

sekalian makan mie ayam di tempat.

"Disini lumayan rame mas, sepertinya enak

makanannya. Mana bisa lesehan lagi," ucap

Rosyanti mengajak Andi.

"Ya sudah kamu pesen makan sana! biar aku

cari tempat duduk," lanjut Andi.

"Okay...," sahut Ros.

Belum beranjak dari tempatnya berdiri, Ros

melihat Malik melintas. Di belakangnya ada

Nissa yang memeluk ayahnya dari belakang.

Malik menyetir dengan satu tangan dan

perlahan, agar Nissa bisa melihat sekeliling.

Sudah lama Nissa tidak keluar di malam hari.

Dengan sorot mata sedih dan sendu, Ros

melihat dan memperhatikan mereka berdua

sambil menghela nafasnya perlahan.

Pikirannya dipenuhi Malik dan Annisa, gadis

kecilnya.

Andi yang tak sengaja melihat Malik, hanya

menatap heran ke arahnya.

"Tumben Malik bawa anaknya malem-malem.

Biasanya kan dia hanya bawa anaknya kalo

masih siang," batin Andi.

Pesanan sudah siap dan Andi melahap

makanan di depannya, sementara Rosyanti

memakannya dengan tak selera. Bukannya

karena tak enak...tapi, karena memikirkan

orang-orang di masalalunya.

...----------------...

"Yeayy....Sampe Yah," seru Nissa ketika sudah

sampai di halaman rumah Fatma.

"Masuk yuk! tapi, Nissa gak boleh ganggu

tante ya! tante masih sakit lho," ucap Malik

pada anak gadisnya.

Nissa hanya mengangguk semangat.

Mereka melangkah ke dalam rumah yang

sebelumnya sudah di bukakan pintu oleh

Zainab.

Zainab yang menuntun Nissa masuk, merasa

senang akan kehadiran bocah mungil yang

manis ini.

"Tante....," seru Nissa sambil berlari kepelukan

Fatma yang duduk di sofa ruang tamu.

"Wah...udah tambah tinggi ajah nih," Fatma

mengelus kepala Nissa.

Annisa yang mendapat perhatian dari Fatma,

hanya bisa menyengir lebar.

Malik yang melihat tingkah anaknya hanya

menggelengkan kepalanya.

"Duduk aja mas...ngapain berdiri disitu!" suruh Fatma.

Malik duduk di samping Fatma, posisinya

agak jauh dari tempat Fatma duduk.

"Tante....ini kepalanya masih sakit gak?" Nissa

mengusap kepala Fatma yang masih di

perban.

"Udah gak...kok...sayaangg," sambil mencubit

pipi Nissa gemas.

"Ini ...dimakan dulu cemilannya!" suruh Zainab

yang sudah kembali dari dapur membawa

makanan ringan dan minuman.

"Duh...maaf sekali bu, ngerepotin ..seharusnya

kami yang bawa makanan buat Fatma," lirih Malik.

"Gak usah sungkan nak Malik...kita ini kan

sudah seperti keluarga sendiri," sahut Zainab.

"Makasih bu...," ucap Malik.

"Nissa...mau makan eskrim gak? eyang punya

eskrim rasa coklat di kulkas," tawar Zainab.

Nissa mengangguk setuju sambil mengucap.

"Iya ...Nissa mau eskyim eyang," tangannya

terbuka lebar.

"Eyang ambil dulu ya!" lanjut Zainab dan

berlalu pergi.

"Bilang apa Nis, kalo diberi sesuatu?" tanya Malik.

"Makasih ya ...tante Fatma," cengir Nissa lebar.

"Lho...makasihnya nanti sama eyang

dong...kan eyang yang bawa eskrimnya,"

sahut Fatma tersenyum kecil.

"Iya deh Tante," lanjut Nissa lagi.

Malik melihat sekeliling dan bertanya.

"MasToni sama bapak kemana? kok mereka gak ada?"

"Mas Toni pergi ke rumah Rudy...temennya.

Kalo bapak sih udah tidur mas, kecapean

mungkin," jawab Fatma.

Mereka bertiga tertawa karena kelucuan Nissa.

Rumah yang biasanya selalu sepi karena

orang-orangnya sibuk dengan urusan

masing-masing jadi berwarna akan celotehnya.

Zainab melihat Malik, Fatma dan Annisa.

Dia hanya bisa berharap kalo anaknya Fatma

bisa mendapat lelaki sebaik Malik.

"Malik mungkin minder karena orang gak mampu, padahal anaknya baik, Fatma juga gak

masalah akan statusnya...tapi, hati memang

tak bisa di paksakan," batin Zainab.

Setelah dirasa cukup lama menjenguk,

akhirnya Malik dan Nissa berpamitan.

Fatma berjalan perlahan mengantar kepergian

mereka didepan teras rumah.

"Sepi lagi deh ini rumah," gumamnya seorang diri.

"Makanya nikah nak, usiamu juga sudah pas

kok untuk menikah, apalagi mas kamu tuh,

temen-temennya udah pada punya anak,

Malik aja yang adik kelasnya udah punya anak,

ah...kalian ini emang gak sayang orang tua,"

keluh Zainab panjang lebar sambil masuk

kembali kedalam rumah.

Fatma yang berjalan perlahan tak dihiraukan

oleh Zainab karena perasaan kesalnya tadi.

"Ibuk...nih...baperan amat jadi orang tua,"

gumam Fatma seorang diri melanjutkan

langkahnya.

...----------------...

"Assalamualaikum," serentak ayah dan anak

memberi salam.

"Waalaikumsalam.... lama ya kalian pulangnya.

Emang Nissa gak ngantuk?" tanya sang nenek.

"Enggak Yangti (eyang putri), tadi Nissa

makan eskyim..makanya gak ngantuk," sambil

tersenyum lebar.

"Aduh...jangan ngompol ya kalo bobo!

sekarang masuk yuk...Yang kung ( eyang

kakung) nunggu kalian di depan Tivi!" suruh

Nenek Nissa.

Mereka melangkah masuk bersama, Malik

hanya menahan tawanya ketika melihat

bapaknya yang sudah tertidur di depan televisi.

"Bukannya nonton...eh...malah di tonton,"

gumamnya pada sang ibu.

"Eyang kung dah bobo kok...Nissa kebelet pipis

Yangti," tarik Nissa pada tangan neneknya.

"Langsung kekamar mandi yok sayang," ajak

neneknya.

Sementara Malik berlalu pergi kekamar dan

mengganti bajunya.

Nissa sudah masuk dan menemani Malik di

kamar. Selang beberapa lama akhirnya mereka

terlelap, terpikat sang malam.

...----------------...

Toni bersama Cindy di sebuah bar terdekat

dari kampungnya.

"Untung aja...Fatma gak kenapa-napa," Toni

mulai emosi.

"Maaf mas....aku gak sengaja, aku hanya

mengantuk setelah pulang kerja," Cindy merasa bersalah.

"Sudahlah...kamu gak usah pake mobilku lagi!

kalo Fatma ngeh itu mobil kakaknya sendiri

yang nabrak ....bisa bahaya. Sementara, kamu

yang nyetir dan aku gak ada didalam mobil," Toni masih terbawa emosi.

"Dia luka dikepalanya...di jahit lagi...untunglah

gak lebih dari itu...ngeliat dia kaya gitu aja, aku

merasa bersalah banget...tau," lanjut Toni

masih emosi.

Cindy hanya menunduk atas kesalahannya,

dia juga gak berpikir akan melukai Fatma, adik

dari orang yang dia cintai.

"Kemaren itu...terakhir kali kamu minjem dan

make mobil aku, jadi gak usah banyak alasan!"

ancam Toni.

Cindy hanya bisa mengehela nafasnya.

Dia menyesal karena telah menyebabkan

Fatma kecelakaan.

Minuman yang tersaji di meja mereka tidak

bisa mendinginkan suasana yang terlanjur

tegang semenjak Toni tau kalo Cindylah

yang menyebabkan Fatma kecelakaan.

Nasi sudah menjadi bubur, padahal Cindy mau

menguasai hati dan pikiran Toni, tapi...Toni

masih saja menganggap keluarga yang utama.

Dan dirinya hanyalah sampingan untuk dahaga

Toni saja.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BRRTI FATMA INSIDENNYA GARA2 CINDY..

2023-04-26

0

Lidia Dwi Pangkey

Lidia Dwi Pangkey

oh cindy to yg nabrak fatma

2021-09-14

0

Gaos Yes

Gaos Yes

terus ya

2021-09-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 PROLOG
2 Bab 2. Montir baru
3 Bab 3. Dialah Fatma.
4 Bab 4. PSG -- Persatuan supir gesrek
5 Bab 5. Sekelebat bayangan masalalu.
6 Bab 6. Penyesalan
7 Bab 7. kejutan
8 Bab 8. Kesempatan
9 Bab 9. Tidak mau tahu.
10 Bab 10. Membujuk
11 Bab 11. Tak dihiraukan
12 Bab 12. Menghindar.
13 Bab 13. Berkenalan
14 Bab 14. Rumah sakit
15 Bab 15. Terungkap
16 Pengumuman......cuplikan sekilas
17 Bab 16. Cemburu
18 Bab 17. Perasaan
19 Bab 18. Sakit Hati
20 Bab 19. Kenyamanan semu
21 Bab 20. Insiden kecil
22 Bab 21. Lancang
23 Bab 22. Khawatir
24 Bab 23. Lelucon kecil
25 Bab 24. Mainan baru.
26 Bab 25. Kecurigaan
27 Bab 26. Tertangkap
28 Bab 27. Musibah keluarga Wiguna
29 Bab 28. Awal mula
30 Bab 29. Keputusan Zainab.
31 Bab 30. Menuju awal baru
32 Bab 31. Sebuah pengalaman baru
33 Bab 32. Memikirkan
34 Bab 33. Tergiur
35 Bab 34. Sudah ketagihan.
36 Bab 35. Naik turunnya kehidupan
37 36. Bertemu pria tak dikenal.
38 Bab 37. Harus bertahan
39 Bab 38. Sepenggal kisah Elisa
40 Bab 39. Kemanakah aku harus pergi
41 Bab 40. Keinginan
42 Bab 41. Awal kekecewaan
43 Bab 42. Elisa dimasa lalu
44 Bab 43. Kesalahan pertama kami
45 Bab 44. Marshella
46 Bab 45. Rahasia Marshella
47 Bab 46. Kisah singkat Marshella
48 Bab 47. Amarah Elisa
49 Bab 48. Pencarian Fatma menemukan titik terang.
50 Bab 49. Sumiyati bernafas dengan lega.
51 Bab 50. Dendi dan keluarganya.
52 Bab 51. Kebahagiaanku kembali perlahan
53 Bab 52. Kisah singkat Cipto Cahyono
54 Bab 53. Lingkungan kosan
55 Bab 54. Kenyamanan Fatma.
56 Bab 55. Pertengkaran ibu dan anak tiri
57 Bab 56. Rencana yang telah disusun.
58 Bab 57. Berkelanjutan
59 Bab 58. Rencana jebakan
60 Bab 59. Visual Supir untuk sang nyonya
61 Bab 60. Menjalankan rencana jebakan.
62 Bab 61. Pertolongan Elisa
63 Bab 62. Bertemu di rumahsakit.
64 Bab 63. Sudah sadar kembali
65 Bab 64. Kekecewaan yang mendalam
66 Bab 65. Penyitaan hak milik
67 Bab 66. Kecemburuan Alexandra Cahyono.
68 Bab 67. Sembuh total.
69 Bab 68. Ujian datang tanpa henti
70 Bab 69. 2nd Male lead muncul kepermukaan
71 Bab 70. Menjalankan keinginan Sandra
72 Bab 71. Fatma yang berusaha move on
73 Bab 72. Sarapan bersama Shella
74 Bab 73. Berkenalan dengan Evans Anderson
75 Bab 74. Usaha Rexy kembali pada Sandra.
76 Bab 75. Pertemuan pertama Malik dengan Rexy
77 Bab 76. Cipto yang mulai berbicara
78 Bab 77. Kesalahan terbesar dalam hidup
79 Bab 78. Rexy yang khawatir
80 Bab 79. Alexandra yang cemburu
81 Bab 80. Marshella yang sudah tidak ketakutan
82 Bab 81. Kabar yang mengejutkan
83 Bab 82. Malik bersedih
84 Bab 83. Rencana licik kedua Sandra
85 Bab 84. Kecurigaan Marwah terbukti.
86 Bab 85. Cipto yang mulai terpancing
87 Bab 86.
88 Bab 87. Tawaran Evans
89 Bab 88. Cipto punya rencana lain
90 Bab 89.
91 Bab 90. Kegundahan Shella
92 Bab 91. Evans yang sedang galau.
93 Bab 92. Area permainan
94 Bab 93. Tak sengaja bertemu
95 Bab 94. Keputusan Cipto
96 Bab 95. Kehilangan kesempatan dan pekerjaan
97 Bab 96. Tak ada lagi kesempatan
98 Bab 97. Pulang kampung
99 Bab 98. Bertemu dengannya lagi
100 Bab 99. Kesialan Sandra
101 Bab 100. Pertemuan kembali dengan Malik
102 Bab 101. Kesedihan Elisa yang berlanjut
103 Bab 102. Rencana Jessy selanjutnya
104 Bab 103. Mulai melangkah tanpa mu
105 Bab 104. Pengintaian Rexy
106 Bab 105.
107 Bab 106. Rahasia bunda Marwah
108 Bab 107. Menyerah atau bertindak
109 Bab 108. Acara peresmian apotek baru
110 Bab 109. Kesedihan Elisa yang terulang
111 Bab 110. Takdir yang menentukan segalanya
112 Bab 111. Kehidupan yang mulai berubah
113 Bab 112. Kebahagiaan Elisa
114 Bab 113. Masih berencana
115 Bab 114. Rencana Evans yang berhasil
116 Bab 115. Patah hati
117 Bab 116. Cerita dibalik kedatangan Elisa
118 Bab 117. Cerita dibalik kedatangan Elisa part2
119 Bab 118. Jebakan
120 Bab 119. Akhirnya tertangkap.
121 Bab 120. Mendekati anakmu
122 Bab 121. Meyakinkan Annisa
123 Bab 122. Rencana pernikahan
124 Bab 123. Fatma dan Evans telah halal.
125 Bab 124. Janji suci pernikahan
126 Bab 125. Honeymoon
127 Pengumuman bonus chapter
128 B. C Setahun Kemudian.
129 B.C Part 2.
130 B.C Part 3
131 B. C Part 4
132 Bonchap End
133 PENGUMUMAN NOVEL BARU
134 Pengumuman
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1 PROLOG
2
Bab 2. Montir baru
3
Bab 3. Dialah Fatma.
4
Bab 4. PSG -- Persatuan supir gesrek
5
Bab 5. Sekelebat bayangan masalalu.
6
Bab 6. Penyesalan
7
Bab 7. kejutan
8
Bab 8. Kesempatan
9
Bab 9. Tidak mau tahu.
10
Bab 10. Membujuk
11
Bab 11. Tak dihiraukan
12
Bab 12. Menghindar.
13
Bab 13. Berkenalan
14
Bab 14. Rumah sakit
15
Bab 15. Terungkap
16
Pengumuman......cuplikan sekilas
17
Bab 16. Cemburu
18
Bab 17. Perasaan
19
Bab 18. Sakit Hati
20
Bab 19. Kenyamanan semu
21
Bab 20. Insiden kecil
22
Bab 21. Lancang
23
Bab 22. Khawatir
24
Bab 23. Lelucon kecil
25
Bab 24. Mainan baru.
26
Bab 25. Kecurigaan
27
Bab 26. Tertangkap
28
Bab 27. Musibah keluarga Wiguna
29
Bab 28. Awal mula
30
Bab 29. Keputusan Zainab.
31
Bab 30. Menuju awal baru
32
Bab 31. Sebuah pengalaman baru
33
Bab 32. Memikirkan
34
Bab 33. Tergiur
35
Bab 34. Sudah ketagihan.
36
Bab 35. Naik turunnya kehidupan
37
36. Bertemu pria tak dikenal.
38
Bab 37. Harus bertahan
39
Bab 38. Sepenggal kisah Elisa
40
Bab 39. Kemanakah aku harus pergi
41
Bab 40. Keinginan
42
Bab 41. Awal kekecewaan
43
Bab 42. Elisa dimasa lalu
44
Bab 43. Kesalahan pertama kami
45
Bab 44. Marshella
46
Bab 45. Rahasia Marshella
47
Bab 46. Kisah singkat Marshella
48
Bab 47. Amarah Elisa
49
Bab 48. Pencarian Fatma menemukan titik terang.
50
Bab 49. Sumiyati bernafas dengan lega.
51
Bab 50. Dendi dan keluarganya.
52
Bab 51. Kebahagiaanku kembali perlahan
53
Bab 52. Kisah singkat Cipto Cahyono
54
Bab 53. Lingkungan kosan
55
Bab 54. Kenyamanan Fatma.
56
Bab 55. Pertengkaran ibu dan anak tiri
57
Bab 56. Rencana yang telah disusun.
58
Bab 57. Berkelanjutan
59
Bab 58. Rencana jebakan
60
Bab 59. Visual Supir untuk sang nyonya
61
Bab 60. Menjalankan rencana jebakan.
62
Bab 61. Pertolongan Elisa
63
Bab 62. Bertemu di rumahsakit.
64
Bab 63. Sudah sadar kembali
65
Bab 64. Kekecewaan yang mendalam
66
Bab 65. Penyitaan hak milik
67
Bab 66. Kecemburuan Alexandra Cahyono.
68
Bab 67. Sembuh total.
69
Bab 68. Ujian datang tanpa henti
70
Bab 69. 2nd Male lead muncul kepermukaan
71
Bab 70. Menjalankan keinginan Sandra
72
Bab 71. Fatma yang berusaha move on
73
Bab 72. Sarapan bersama Shella
74
Bab 73. Berkenalan dengan Evans Anderson
75
Bab 74. Usaha Rexy kembali pada Sandra.
76
Bab 75. Pertemuan pertama Malik dengan Rexy
77
Bab 76. Cipto yang mulai berbicara
78
Bab 77. Kesalahan terbesar dalam hidup
79
Bab 78. Rexy yang khawatir
80
Bab 79. Alexandra yang cemburu
81
Bab 80. Marshella yang sudah tidak ketakutan
82
Bab 81. Kabar yang mengejutkan
83
Bab 82. Malik bersedih
84
Bab 83. Rencana licik kedua Sandra
85
Bab 84. Kecurigaan Marwah terbukti.
86
Bab 85. Cipto yang mulai terpancing
87
Bab 86.
88
Bab 87. Tawaran Evans
89
Bab 88. Cipto punya rencana lain
90
Bab 89.
91
Bab 90. Kegundahan Shella
92
Bab 91. Evans yang sedang galau.
93
Bab 92. Area permainan
94
Bab 93. Tak sengaja bertemu
95
Bab 94. Keputusan Cipto
96
Bab 95. Kehilangan kesempatan dan pekerjaan
97
Bab 96. Tak ada lagi kesempatan
98
Bab 97. Pulang kampung
99
Bab 98. Bertemu dengannya lagi
100
Bab 99. Kesialan Sandra
101
Bab 100. Pertemuan kembali dengan Malik
102
Bab 101. Kesedihan Elisa yang berlanjut
103
Bab 102. Rencana Jessy selanjutnya
104
Bab 103. Mulai melangkah tanpa mu
105
Bab 104. Pengintaian Rexy
106
Bab 105.
107
Bab 106. Rahasia bunda Marwah
108
Bab 107. Menyerah atau bertindak
109
Bab 108. Acara peresmian apotek baru
110
Bab 109. Kesedihan Elisa yang terulang
111
Bab 110. Takdir yang menentukan segalanya
112
Bab 111. Kehidupan yang mulai berubah
113
Bab 112. Kebahagiaan Elisa
114
Bab 113. Masih berencana
115
Bab 114. Rencana Evans yang berhasil
116
Bab 115. Patah hati
117
Bab 116. Cerita dibalik kedatangan Elisa
118
Bab 117. Cerita dibalik kedatangan Elisa part2
119
Bab 118. Jebakan
120
Bab 119. Akhirnya tertangkap.
121
Bab 120. Mendekati anakmu
122
Bab 121. Meyakinkan Annisa
123
Bab 122. Rencana pernikahan
124
Bab 123. Fatma dan Evans telah halal.
125
Bab 124. Janji suci pernikahan
126
Bab 125. Honeymoon
127
Pengumuman bonus chapter
128
B. C Setahun Kemudian.
129
B.C Part 2.
130
B.C Part 3
131
B. C Part 4
132
Bonchap End
133
PENGUMUMAN NOVEL BARU
134
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!