Bab 19. Kenyamanan semu

*

"Hoamm....," Malik menguap sambil menutup

mulutnya.

"Rasanya males banget mau kerja hari ini,

masih ngantuk," gumamnya seorang diri di

dalam kamar setelah bangun pagi.

Nissa di sampingnya masih tertidur dengan

pulasnya karena semalam yang tidur larut.

"Bocah....kuat begadang, kuat juga tidurnya."

ucap Malik seorang diri sambil mengelus pipi

gadis mungilnya.

"Mandi aja lah...daripada ngantuk masih

nempel, mana udah jam 5 pagi belum sholat,"

ujarnya berkata seorang diri sambil beranjak

dari ranjangnya.

Orang tua Malik yang melihat Malik

mengalungkan handuk dileher menoleh dan

berkata.

"Hari ini bapak gak dirumah seharian

Lik, ada pertemuan sama pemilik lahan baru

yang akan bapak dan kawan bapak garap."

"Ibu ...siang sampe sore nanti ada kerjaan

nyuci di rumah pak kades, sekalian berbenah

rumah. Mereka mengadakan pengajian nanti

malam," terang ibu.

"Annisa....," Malik mengerjapkan matanya.

"Gimana kalo Nissa ikut kamu saja, kamu kan

bisa bawa dia duduk didepan. Lagian dia juga

sudah lama pengen berkeliling sama kamu."

Usul ibu.

"Sekarang Malik mandi dulu. Urusan Nissa

biar Malik yang jaga," sambil melangkah pergi

kearah kamar mandi.

Mereka mulai beraktifitas sesuai dengan

kerjaan masing-masing, sang bapak yang

sudah pergi duluan mencium gemas pipi

cucunya. Sang ibu yang sudah memandikan

Nissa, memakaikan baju yang nyaman untuk

di pakai diperjalanan nanti.

"Aish....cucu Yangti kok udah tambah tinggi ya!

bajunya udah kekecilan," ucap neneknya.

"Nissa kan makannya banyak Eyang. Lagian

kan udah mau sekolah juga," jawab Nissa

dengan gaya khas anak kecil yang polos.

Neneknya hanya mengusap dan mencubit

pipi cucunya sambil sumringah.

"Dah siap semua belom?" tanya malik yang

sudah bersiap berangkat kerja dan

menghampiri Ibu serta anaknya.

"Siap....Ayah...mari kita berangkat!" sahut

Nissa girang dan penuh semangat.

Malik menuntun tangan anaknya. Motor

bututnya sudah dipanaskan sedari tadi.

Mereka berdua mengendarai motor pergi ke

rumah majikan Malik. pak Ahmad, ayah

dari Fatma.

...----------------...

Fatma yang masih belum masuk kerja

kembali, hanya bisa bersantai di rumahnya.

Dia duduk sambil berselonjor di teras rumah.

Melihat lalu lalang kendaraan bermotor di

depan rumahnya.

Pandangannya teralihkan oleh sepasang

pengendara.

"Eits...kenapa tu bocah ikut mas Malik?"

gumamnya seorang diri sambil bertanya-tanya.

Malik sudah memasuki area halaman rumah

majikannya, Nissa yang mulai turun dari motor

langsung berteriak.

"Tante...," sambil berlari

menghampiri Fatma di tempat duduknya.

"Belum juga helmnya dilepas, udah lari-larian

aja tuh bocah." Malik hanya bisa

menggelengkan kepalanya.

Setelah saling mengucapkan salam. Malik

masuk kedalam rumah mengambil kunci

angkot seperti biasa.

"Fat...semua orang kemana? kamu sendirian

dirumah?" tanya malik.

"Bapak dan mas Toni ada kegiatan di luar

kampung mas. Kalo ibu masih kepasar belum

pulang...mungkin bentar lagi pulang." Jawab

Fatma.

"Kirain dirumah sendirian, soalnya kamu

masih belom bisa bergerak seperti biasanya,"

kuatir Malik.

"Gak pa-pa kok mas, nyante aja," senyum

Fatma.

"Nissa...kita berangkat sekarang nyookkk!"

seru Malik pada Nissa.

"Asyikkkk.....nyokkkk Yah," sambil tertawa

kegirangan.

"Kenapa Nissa ikut ayah? dijalan panas lho,

temenin tante aja disini sama si embah, ya!"

bujuk Fatma.

"Nissa pengen keliling tante. Sekalian

jalan-jalan juga," jawab Nissa menolak.

"Yah...gak asyik nih Nissa," murung Fatma sengaja.

Nissa mendekati Fatma, dia tak tega

membiarkan tante kesayangannya bersedih.

Dia mengelus kepala Fatma yang masih

berbalut perban.

"Tante...besok Nissa pasti temenin kok.

Nissa janji lho!" sambil menunjukkan jari

kelingkingnya pada Fatma.

Fatma hanya tersenyum dan menautkan jari

kelingkingnya pada Nissa.

"Kalo udah janji gak boleh ingkar ya....sayang."

Ucap Fatma.

"Iya dong. Ayah bilangkan gak boleh ingkar

janji." Seru Nissa dengan mulut yang di

manyunkan.

"Nissa pergi dulu tante. Dagh...

assalamualaikum," pamit Nissa.

Malik yang memperhatikan keduanya hanya

menyimak tanpa berkata sedikitpun.

"Nissa...kamu kok deket banget sama Fatma,

padahal dia itu ayah anggap seperti adik

sendiri," batin Malik.

"Kami berangkat Fat, gak usah terlalu lama di

depan! sebaiknya kamu masuk saja sambil

nunggu ibu pulang." Suruh Malik sambil

berlalu meninggalkan Fatma.

"Nissa duduk bareng ayah di depan kan?" tanyanya.

"Pasti dong nak." Jawab Malik.

Mereka memasuki angkot dan mulai

meninggalkan rumah Fatma.

Sepasang mata itu masih saja

memandangi keduanya yang telah berlalu

meninggalkannya seorang diri.

"Nyaman banget kalo udah ngobrol sama

kalian berdua, cuma bisa berharap

kenyamanan ini nyata. Tak sekedar semu

belaka," lirih Fatma dengan sorot mata sedih.

...----------------...

"Ayah...penumpangnya banyak, beneran nih

gak nambah didepan bareng Nissa?" tanya

Nissa sumringah.

"Gak usah sayang. Nanti Nissa jadi sempit

duduknya, tambah panas lagi," ujar Malik

sambil menyetir.

"Bang.....anaknya ya?" tanya penumpang belakang.

Malik yang mendengar hanya mengangguk

saja sambil tersenyum melalui kaca spionnya.

Terdengar bisik-bisik penumpang yang

notabenenya ibu-ibu muda dan gadis single.

"Anaknya udah gede buk, udah beristri

rupanya," ujar gadis muda.

"Gak mbak. Dia tuh duda. Istrinya yang

ninggalin lho," sahut ibu yang lain.

"Wah...laki cakep kek gitu ditinggal pergi?

ck...ck..rugi. Ya, walaupun kerjaannya supir

tapi kan punya kerja tetap," ujar gadis muda.

Malik yang mendengar bisik-bisik

dibelakangnya hanya bisa terbatuk kecil.

"Uhukkk...," batuknya singkat.

Penumpang yang mendengar hanya saling menyikut satu sama lain.

"Orangnya denger tuh kalo kita lagi ngomongin

dia," kata ibu muda.

"Maaf ya mas...kita gak sengaja ghibah-in

masnya kok." Ujar gadis muda tak segan.

Malik langsung tertawa renyah mendengar

perkataan gadis tadi.

"Acara ghibah di tivi kalah sama ghibahnya

embak-embak semua," masih dengan

tertawanya yang renyah.

Yang mendengar gurauan Malik hanya bisa tertawa kecil dan mengalihkan topik perbincangan mereka.

Disebelahnya Annisa mulai tertidur. Malik

membetulkan posisi tidur anaknya sambil

menyetir.

"Pantesan aja dia ketiduran, ternyata sudah

jam 11 siang," sambil melihat jam di

ponselnya.

Penumpang juga terus-terusan masuk.

"Apa setelah ini aku istirahat di terminal saja

ya? sekalian makan siang," hatinya berkata.

Setelah dirasa sudah cukup membawa

penumpang dan mengantarkan mereka

ketempat tujuan. Malik langsung meluncur

ke terminal. Beristirahat disana dan

mendinginkan badannya yang sudah

berkeringat.

...----------------...

"Yah...kenapa berhenti...?" tanya Nissa

sambil mengucek matanya yang mulai terbuka.

Dia terbangun akibat Malik yang berhenti agak

lama di terminal.

"Udah siang nak, jadi ayah rehat bentar

sekalian sholat dan makan." Kata Malik.

Nissa hanya mengangguk lemah, masih

tersisa rasa kantuknya.

"Yah...Nissa haus." Pinta Nissa.

Malik menyodorkan botol minum kepada Nissa.

"Yah...Nissa udah laper," kata Nissa lagi.

"Ya sudah...nyok kita turun, ayah kan sengaja

nungguin Nissa bangun tadi. Sini....mukanya

ayah lap dulu pake tissue basah," sambil

mengelap wajah anaknya yang kusut akibat

bangun tidur.

Mereka berdua meninggalkan angkot menuju warung langganan Malik.

"Tumben anaknya ikut Lik?" tanya simbok pemilik warung makan.

"Ibu sama bapak ada kerjaan mbok, jadi...ya

aku bawa aja dia...eh...malah rame

penumpang...alhamdulillah," jawab Malik.

"Bawa rejeki anakmu tuh." Sahut simbok lagi.

Malik hanya mengiyakan sambil memesan

makanan untuknya dan anaknya.

Mereka tidak menunggu kawanan sopir

gesrek yang belum tiba.

Karena Nissa yang sudah merengek minta

makan. Jadi, tanpa buang waktu dia mengajak

anaknya pergi makan.

Didalam, Malik dan anaknya menikmati

makanan yang ada didepannya.

Diluar sana terlihat dua orang lelaki menatap

Malik dan Annisa dengan tampang heran dan

bertanya-tanya.

Dari jendela warung makan yang transparan,

mereka melihat ayah dan anak tengah

bersama menyantap hidangan.

Terpopuler

Comments

Ilya Mulyati

Ilya Mulyati

sebenernya cerita nyabagus..cm ky gak da tantangannya..muter muter malik bawa angkot mulu..trus mkn..plg..
maaf ya author..aku hrs jujur...

2021-10-10

0

Muhtar Ndori

Muhtar Ndori

jgn egois lik, anakmu dah cocok am fatma udah jadian aj dr pd keduluan orang...

2021-09-25

1

Lidia Dwi Pangkey

Lidia Dwi Pangkey

siapakah 2 orang yg mempethstiksn malik jd penasaran

2021-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 PROLOG
2 Bab 2. Montir baru
3 Bab 3. Dialah Fatma.
4 Bab 4. PSG -- Persatuan supir gesrek
5 Bab 5. Sekelebat bayangan masalalu.
6 Bab 6. Penyesalan
7 Bab 7. kejutan
8 Bab 8. Kesempatan
9 Bab 9. Tidak mau tahu.
10 Bab 10. Membujuk
11 Bab 11. Tak dihiraukan
12 Bab 12. Menghindar.
13 Bab 13. Berkenalan
14 Bab 14. Rumah sakit
15 Bab 15. Terungkap
16 Pengumuman......cuplikan sekilas
17 Bab 16. Cemburu
18 Bab 17. Perasaan
19 Bab 18. Sakit Hati
20 Bab 19. Kenyamanan semu
21 Bab 20. Insiden kecil
22 Bab 21. Lancang
23 Bab 22. Khawatir
24 Bab 23. Lelucon kecil
25 Bab 24. Mainan baru.
26 Bab 25. Kecurigaan
27 Bab 26. Tertangkap
28 Bab 27. Musibah keluarga Wiguna
29 Bab 28. Awal mula
30 Bab 29. Keputusan Zainab.
31 Bab 30. Menuju awal baru
32 Bab 31. Sebuah pengalaman baru
33 Bab 32. Memikirkan
34 Bab 33. Tergiur
35 Bab 34. Sudah ketagihan.
36 Bab 35. Naik turunnya kehidupan
37 36. Bertemu pria tak dikenal.
38 Bab 37. Harus bertahan
39 Bab 38. Sepenggal kisah Elisa
40 Bab 39. Kemanakah aku harus pergi
41 Bab 40. Keinginan
42 Bab 41. Awal kekecewaan
43 Bab 42. Elisa dimasa lalu
44 Bab 43. Kesalahan pertama kami
45 Bab 44. Marshella
46 Bab 45. Rahasia Marshella
47 Bab 46. Kisah singkat Marshella
48 Bab 47. Amarah Elisa
49 Bab 48. Pencarian Fatma menemukan titik terang.
50 Bab 49. Sumiyati bernafas dengan lega.
51 Bab 50. Dendi dan keluarganya.
52 Bab 51. Kebahagiaanku kembali perlahan
53 Bab 52. Kisah singkat Cipto Cahyono
54 Bab 53. Lingkungan kosan
55 Bab 54. Kenyamanan Fatma.
56 Bab 55. Pertengkaran ibu dan anak tiri
57 Bab 56. Rencana yang telah disusun.
58 Bab 57. Berkelanjutan
59 Bab 58. Rencana jebakan
60 Bab 59. Visual Supir untuk sang nyonya
61 Bab 60. Menjalankan rencana jebakan.
62 Bab 61. Pertolongan Elisa
63 Bab 62. Bertemu di rumahsakit.
64 Bab 63. Sudah sadar kembali
65 Bab 64. Kekecewaan yang mendalam
66 Bab 65. Penyitaan hak milik
67 Bab 66. Kecemburuan Alexandra Cahyono.
68 Bab 67. Sembuh total.
69 Bab 68. Ujian datang tanpa henti
70 Bab 69. 2nd Male lead muncul kepermukaan
71 Bab 70. Menjalankan keinginan Sandra
72 Bab 71. Fatma yang berusaha move on
73 Bab 72. Sarapan bersama Shella
74 Bab 73. Berkenalan dengan Evans Anderson
75 Bab 74. Usaha Rexy kembali pada Sandra.
76 Bab 75. Pertemuan pertama Malik dengan Rexy
77 Bab 76. Cipto yang mulai berbicara
78 Bab 77. Kesalahan terbesar dalam hidup
79 Bab 78. Rexy yang khawatir
80 Bab 79. Alexandra yang cemburu
81 Bab 80. Marshella yang sudah tidak ketakutan
82 Bab 81. Kabar yang mengejutkan
83 Bab 82. Malik bersedih
84 Bab 83. Rencana licik kedua Sandra
85 Bab 84. Kecurigaan Marwah terbukti.
86 Bab 85. Cipto yang mulai terpancing
87 Bab 86.
88 Bab 87. Tawaran Evans
89 Bab 88. Cipto punya rencana lain
90 Bab 89.
91 Bab 90. Kegundahan Shella
92 Bab 91. Evans yang sedang galau.
93 Bab 92. Area permainan
94 Bab 93. Tak sengaja bertemu
95 Bab 94. Keputusan Cipto
96 Bab 95. Kehilangan kesempatan dan pekerjaan
97 Bab 96. Tak ada lagi kesempatan
98 Bab 97. Pulang kampung
99 Bab 98. Bertemu dengannya lagi
100 Bab 99. Kesialan Sandra
101 Bab 100. Pertemuan kembali dengan Malik
102 Bab 101. Kesedihan Elisa yang berlanjut
103 Bab 102. Rencana Jessy selanjutnya
104 Bab 103. Mulai melangkah tanpa mu
105 Bab 104. Pengintaian Rexy
106 Bab 105.
107 Bab 106. Rahasia bunda Marwah
108 Bab 107. Menyerah atau bertindak
109 Bab 108. Acara peresmian apotek baru
110 Bab 109. Kesedihan Elisa yang terulang
111 Bab 110. Takdir yang menentukan segalanya
112 Bab 111. Kehidupan yang mulai berubah
113 Bab 112. Kebahagiaan Elisa
114 Bab 113. Masih berencana
115 Bab 114. Rencana Evans yang berhasil
116 Bab 115. Patah hati
117 Bab 116. Cerita dibalik kedatangan Elisa
118 Bab 117. Cerita dibalik kedatangan Elisa part2
119 Bab 118. Jebakan
120 Bab 119. Akhirnya tertangkap.
121 Bab 120. Mendekati anakmu
122 Bab 121. Meyakinkan Annisa
123 Bab 122. Rencana pernikahan
124 Bab 123. Fatma dan Evans telah halal.
125 Bab 124. Janji suci pernikahan
126 Bab 125. Honeymoon
127 Pengumuman bonus chapter
128 B. C Setahun Kemudian.
129 B.C Part 2.
130 B.C Part 3
131 B. C Part 4
132 Bonchap End
133 PENGUMUMAN NOVEL BARU
134 Pengumuman
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1 PROLOG
2
Bab 2. Montir baru
3
Bab 3. Dialah Fatma.
4
Bab 4. PSG -- Persatuan supir gesrek
5
Bab 5. Sekelebat bayangan masalalu.
6
Bab 6. Penyesalan
7
Bab 7. kejutan
8
Bab 8. Kesempatan
9
Bab 9. Tidak mau tahu.
10
Bab 10. Membujuk
11
Bab 11. Tak dihiraukan
12
Bab 12. Menghindar.
13
Bab 13. Berkenalan
14
Bab 14. Rumah sakit
15
Bab 15. Terungkap
16
Pengumuman......cuplikan sekilas
17
Bab 16. Cemburu
18
Bab 17. Perasaan
19
Bab 18. Sakit Hati
20
Bab 19. Kenyamanan semu
21
Bab 20. Insiden kecil
22
Bab 21. Lancang
23
Bab 22. Khawatir
24
Bab 23. Lelucon kecil
25
Bab 24. Mainan baru.
26
Bab 25. Kecurigaan
27
Bab 26. Tertangkap
28
Bab 27. Musibah keluarga Wiguna
29
Bab 28. Awal mula
30
Bab 29. Keputusan Zainab.
31
Bab 30. Menuju awal baru
32
Bab 31. Sebuah pengalaman baru
33
Bab 32. Memikirkan
34
Bab 33. Tergiur
35
Bab 34. Sudah ketagihan.
36
Bab 35. Naik turunnya kehidupan
37
36. Bertemu pria tak dikenal.
38
Bab 37. Harus bertahan
39
Bab 38. Sepenggal kisah Elisa
40
Bab 39. Kemanakah aku harus pergi
41
Bab 40. Keinginan
42
Bab 41. Awal kekecewaan
43
Bab 42. Elisa dimasa lalu
44
Bab 43. Kesalahan pertama kami
45
Bab 44. Marshella
46
Bab 45. Rahasia Marshella
47
Bab 46. Kisah singkat Marshella
48
Bab 47. Amarah Elisa
49
Bab 48. Pencarian Fatma menemukan titik terang.
50
Bab 49. Sumiyati bernafas dengan lega.
51
Bab 50. Dendi dan keluarganya.
52
Bab 51. Kebahagiaanku kembali perlahan
53
Bab 52. Kisah singkat Cipto Cahyono
54
Bab 53. Lingkungan kosan
55
Bab 54. Kenyamanan Fatma.
56
Bab 55. Pertengkaran ibu dan anak tiri
57
Bab 56. Rencana yang telah disusun.
58
Bab 57. Berkelanjutan
59
Bab 58. Rencana jebakan
60
Bab 59. Visual Supir untuk sang nyonya
61
Bab 60. Menjalankan rencana jebakan.
62
Bab 61. Pertolongan Elisa
63
Bab 62. Bertemu di rumahsakit.
64
Bab 63. Sudah sadar kembali
65
Bab 64. Kekecewaan yang mendalam
66
Bab 65. Penyitaan hak milik
67
Bab 66. Kecemburuan Alexandra Cahyono.
68
Bab 67. Sembuh total.
69
Bab 68. Ujian datang tanpa henti
70
Bab 69. 2nd Male lead muncul kepermukaan
71
Bab 70. Menjalankan keinginan Sandra
72
Bab 71. Fatma yang berusaha move on
73
Bab 72. Sarapan bersama Shella
74
Bab 73. Berkenalan dengan Evans Anderson
75
Bab 74. Usaha Rexy kembali pada Sandra.
76
Bab 75. Pertemuan pertama Malik dengan Rexy
77
Bab 76. Cipto yang mulai berbicara
78
Bab 77. Kesalahan terbesar dalam hidup
79
Bab 78. Rexy yang khawatir
80
Bab 79. Alexandra yang cemburu
81
Bab 80. Marshella yang sudah tidak ketakutan
82
Bab 81. Kabar yang mengejutkan
83
Bab 82. Malik bersedih
84
Bab 83. Rencana licik kedua Sandra
85
Bab 84. Kecurigaan Marwah terbukti.
86
Bab 85. Cipto yang mulai terpancing
87
Bab 86.
88
Bab 87. Tawaran Evans
89
Bab 88. Cipto punya rencana lain
90
Bab 89.
91
Bab 90. Kegundahan Shella
92
Bab 91. Evans yang sedang galau.
93
Bab 92. Area permainan
94
Bab 93. Tak sengaja bertemu
95
Bab 94. Keputusan Cipto
96
Bab 95. Kehilangan kesempatan dan pekerjaan
97
Bab 96. Tak ada lagi kesempatan
98
Bab 97. Pulang kampung
99
Bab 98. Bertemu dengannya lagi
100
Bab 99. Kesialan Sandra
101
Bab 100. Pertemuan kembali dengan Malik
102
Bab 101. Kesedihan Elisa yang berlanjut
103
Bab 102. Rencana Jessy selanjutnya
104
Bab 103. Mulai melangkah tanpa mu
105
Bab 104. Pengintaian Rexy
106
Bab 105.
107
Bab 106. Rahasia bunda Marwah
108
Bab 107. Menyerah atau bertindak
109
Bab 108. Acara peresmian apotek baru
110
Bab 109. Kesedihan Elisa yang terulang
111
Bab 110. Takdir yang menentukan segalanya
112
Bab 111. Kehidupan yang mulai berubah
113
Bab 112. Kebahagiaan Elisa
114
Bab 113. Masih berencana
115
Bab 114. Rencana Evans yang berhasil
116
Bab 115. Patah hati
117
Bab 116. Cerita dibalik kedatangan Elisa
118
Bab 117. Cerita dibalik kedatangan Elisa part2
119
Bab 118. Jebakan
120
Bab 119. Akhirnya tertangkap.
121
Bab 120. Mendekati anakmu
122
Bab 121. Meyakinkan Annisa
123
Bab 122. Rencana pernikahan
124
Bab 123. Fatma dan Evans telah halal.
125
Bab 124. Janji suci pernikahan
126
Bab 125. Honeymoon
127
Pengumuman bonus chapter
128
B. C Setahun Kemudian.
129
B.C Part 2.
130
B.C Part 3
131
B. C Part 4
132
Bonchap End
133
PENGUMUMAN NOVEL BARU
134
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!