*
"Hoamm....," Malik menguap sambil menutup
mulutnya.
"Rasanya males banget mau kerja hari ini,
masih ngantuk," gumamnya seorang diri di
dalam kamar setelah bangun pagi.
Nissa di sampingnya masih tertidur dengan
pulasnya karena semalam yang tidur larut.
"Bocah....kuat begadang, kuat juga tidurnya."
ucap Malik seorang diri sambil mengelus pipi
gadis mungilnya.
"Mandi aja lah...daripada ngantuk masih
nempel, mana udah jam 5 pagi belum sholat,"
ujarnya berkata seorang diri sambil beranjak
dari ranjangnya.
Orang tua Malik yang melihat Malik
mengalungkan handuk dileher menoleh dan
berkata.
"Hari ini bapak gak dirumah seharian
Lik, ada pertemuan sama pemilik lahan baru
yang akan bapak dan kawan bapak garap."
"Ibu ...siang sampe sore nanti ada kerjaan
nyuci di rumah pak kades, sekalian berbenah
rumah. Mereka mengadakan pengajian nanti
malam," terang ibu.
"Annisa....," Malik mengerjapkan matanya.
"Gimana kalo Nissa ikut kamu saja, kamu kan
bisa bawa dia duduk didepan. Lagian dia juga
sudah lama pengen berkeliling sama kamu."
Usul ibu.
"Sekarang Malik mandi dulu. Urusan Nissa
biar Malik yang jaga," sambil melangkah pergi
kearah kamar mandi.
Mereka mulai beraktifitas sesuai dengan
kerjaan masing-masing, sang bapak yang
sudah pergi duluan mencium gemas pipi
cucunya. Sang ibu yang sudah memandikan
Nissa, memakaikan baju yang nyaman untuk
di pakai diperjalanan nanti.
"Aish....cucu Yangti kok udah tambah tinggi ya!
bajunya udah kekecilan," ucap neneknya.
"Nissa kan makannya banyak Eyang. Lagian
kan udah mau sekolah juga," jawab Nissa
dengan gaya khas anak kecil yang polos.
Neneknya hanya mengusap dan mencubit
pipi cucunya sambil sumringah.
"Dah siap semua belom?" tanya malik yang
sudah bersiap berangkat kerja dan
menghampiri Ibu serta anaknya.
"Siap....Ayah...mari kita berangkat!" sahut
Nissa girang dan penuh semangat.
Malik menuntun tangan anaknya. Motor
bututnya sudah dipanaskan sedari tadi.
Mereka berdua mengendarai motor pergi ke
rumah majikan Malik. pak Ahmad, ayah
dari Fatma.
...----------------...
Fatma yang masih belum masuk kerja
kembali, hanya bisa bersantai di rumahnya.
Dia duduk sambil berselonjor di teras rumah.
Melihat lalu lalang kendaraan bermotor di
depan rumahnya.
Pandangannya teralihkan oleh sepasang
pengendara.
"Eits...kenapa tu bocah ikut mas Malik?"
gumamnya seorang diri sambil bertanya-tanya.
Malik sudah memasuki area halaman rumah
majikannya, Nissa yang mulai turun dari motor
langsung berteriak.
"Tante...," sambil berlari
menghampiri Fatma di tempat duduknya.
"Belum juga helmnya dilepas, udah lari-larian
aja tuh bocah." Malik hanya bisa
menggelengkan kepalanya.
Setelah saling mengucapkan salam. Malik
masuk kedalam rumah mengambil kunci
angkot seperti biasa.
"Fat...semua orang kemana? kamu sendirian
dirumah?" tanya malik.
"Bapak dan mas Toni ada kegiatan di luar
kampung mas. Kalo ibu masih kepasar belum
pulang...mungkin bentar lagi pulang." Jawab
Fatma.
"Kirain dirumah sendirian, soalnya kamu
masih belom bisa bergerak seperti biasanya,"
kuatir Malik.
"Gak pa-pa kok mas, nyante aja," senyum
Fatma.
"Nissa...kita berangkat sekarang nyookkk!"
seru Malik pada Nissa.
"Asyikkkk.....nyokkkk Yah," sambil tertawa
kegirangan.
"Kenapa Nissa ikut ayah? dijalan panas lho,
temenin tante aja disini sama si embah, ya!"
bujuk Fatma.
"Nissa pengen keliling tante. Sekalian
jalan-jalan juga," jawab Nissa menolak.
"Yah...gak asyik nih Nissa," murung Fatma sengaja.
Nissa mendekati Fatma, dia tak tega
membiarkan tante kesayangannya bersedih.
Dia mengelus kepala Fatma yang masih
berbalut perban.
"Tante...besok Nissa pasti temenin kok.
Nissa janji lho!" sambil menunjukkan jari
kelingkingnya pada Fatma.
Fatma hanya tersenyum dan menautkan jari
kelingkingnya pada Nissa.
"Kalo udah janji gak boleh ingkar ya....sayang."
Ucap Fatma.
"Iya dong. Ayah bilangkan gak boleh ingkar
janji." Seru Nissa dengan mulut yang di
manyunkan.
"Nissa pergi dulu tante. Dagh...
assalamualaikum," pamit Nissa.
Malik yang memperhatikan keduanya hanya
menyimak tanpa berkata sedikitpun.
"Nissa...kamu kok deket banget sama Fatma,
padahal dia itu ayah anggap seperti adik
sendiri," batin Malik.
"Kami berangkat Fat, gak usah terlalu lama di
depan! sebaiknya kamu masuk saja sambil
nunggu ibu pulang." Suruh Malik sambil
berlalu meninggalkan Fatma.
"Nissa duduk bareng ayah di depan kan?" tanyanya.
"Pasti dong nak." Jawab Malik.
Mereka memasuki angkot dan mulai
meninggalkan rumah Fatma.
Sepasang mata itu masih saja
memandangi keduanya yang telah berlalu
meninggalkannya seorang diri.
"Nyaman banget kalo udah ngobrol sama
kalian berdua, cuma bisa berharap
kenyamanan ini nyata. Tak sekedar semu
belaka," lirih Fatma dengan sorot mata sedih.
...----------------...
"Ayah...penumpangnya banyak, beneran nih
gak nambah didepan bareng Nissa?" tanya
Nissa sumringah.
"Gak usah sayang. Nanti Nissa jadi sempit
duduknya, tambah panas lagi," ujar Malik
sambil menyetir.
"Bang.....anaknya ya?" tanya penumpang belakang.
Malik yang mendengar hanya mengangguk
saja sambil tersenyum melalui kaca spionnya.
Terdengar bisik-bisik penumpang yang
notabenenya ibu-ibu muda dan gadis single.
"Anaknya udah gede buk, udah beristri
rupanya," ujar gadis muda.
"Gak mbak. Dia tuh duda. Istrinya yang
ninggalin lho," sahut ibu yang lain.
"Wah...laki cakep kek gitu ditinggal pergi?
ck...ck..rugi. Ya, walaupun kerjaannya supir
tapi kan punya kerja tetap," ujar gadis muda.
Malik yang mendengar bisik-bisik
dibelakangnya hanya bisa terbatuk kecil.
"Uhukkk...," batuknya singkat.
Penumpang yang mendengar hanya saling menyikut satu sama lain.
"Orangnya denger tuh kalo kita lagi ngomongin
dia," kata ibu muda.
"Maaf ya mas...kita gak sengaja ghibah-in
masnya kok." Ujar gadis muda tak segan.
Malik langsung tertawa renyah mendengar
perkataan gadis tadi.
"Acara ghibah di tivi kalah sama ghibahnya
embak-embak semua," masih dengan
tertawanya yang renyah.
Yang mendengar gurauan Malik hanya bisa tertawa kecil dan mengalihkan topik perbincangan mereka.
Disebelahnya Annisa mulai tertidur. Malik
membetulkan posisi tidur anaknya sambil
menyetir.
"Pantesan aja dia ketiduran, ternyata sudah
jam 11 siang," sambil melihat jam di
ponselnya.
Penumpang juga terus-terusan masuk.
"Apa setelah ini aku istirahat di terminal saja
ya? sekalian makan siang," hatinya berkata.
Setelah dirasa sudah cukup membawa
penumpang dan mengantarkan mereka
ketempat tujuan. Malik langsung meluncur
ke terminal. Beristirahat disana dan
mendinginkan badannya yang sudah
berkeringat.
...----------------...
"Yah...kenapa berhenti...?" tanya Nissa
sambil mengucek matanya yang mulai terbuka.
Dia terbangun akibat Malik yang berhenti agak
lama di terminal.
"Udah siang nak, jadi ayah rehat bentar
sekalian sholat dan makan." Kata Malik.
Nissa hanya mengangguk lemah, masih
tersisa rasa kantuknya.
"Yah...Nissa haus." Pinta Nissa.
Malik menyodorkan botol minum kepada Nissa.
"Yah...Nissa udah laper," kata Nissa lagi.
"Ya sudah...nyok kita turun, ayah kan sengaja
nungguin Nissa bangun tadi. Sini....mukanya
ayah lap dulu pake tissue basah," sambil
mengelap wajah anaknya yang kusut akibat
bangun tidur.
Mereka berdua meninggalkan angkot menuju warung langganan Malik.
"Tumben anaknya ikut Lik?" tanya simbok pemilik warung makan.
"Ibu sama bapak ada kerjaan mbok, jadi...ya
aku bawa aja dia...eh...malah rame
penumpang...alhamdulillah," jawab Malik.
"Bawa rejeki anakmu tuh." Sahut simbok lagi.
Malik hanya mengiyakan sambil memesan
makanan untuknya dan anaknya.
Mereka tidak menunggu kawanan sopir
gesrek yang belum tiba.
Karena Nissa yang sudah merengek minta
makan. Jadi, tanpa buang waktu dia mengajak
anaknya pergi makan.
Didalam, Malik dan anaknya menikmati
makanan yang ada didepannya.
Diluar sana terlihat dua orang lelaki menatap
Malik dan Annisa dengan tampang heran dan
bertanya-tanya.
Dari jendela warung makan yang transparan,
mereka melihat ayah dan anak tengah
bersama menyantap hidangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Ilya Mulyati
sebenernya cerita nyabagus..cm ky gak da tantangannya..muter muter malik bawa angkot mulu..trus mkn..plg..
maaf ya author..aku hrs jujur...
2021-10-10
0
Muhtar Ndori
jgn egois lik, anakmu dah cocok am fatma udah jadian aj dr pd keduluan orang...
2021-09-25
1
Lidia Dwi Pangkey
siapakah 2 orang yg mempethstiksn malik jd penasaran
2021-09-14
0