Bab 10. Membujuk

Disisi lain.

Di kampung sebelah.Terlihat

Rosyanti dan Andi memperdebatkan

sesuatu.

Setelah kejadian di bengkel Kadir sore itu.

Rosyanti merasa jengah selalu berada

di dalam rumah.

Dia tak mau hidupnya terkurung. Andi

mengunci pintu rumahnya dari luar.

Aku ini istrinya bukan binatang peliharaan

yang terkurung dalam sangkar.

Benar-benar aku menyesal karena sudah

meninggalkan keluarga kecilku.

"Mas Aan. Hari ini aku mau keluar sebentar.

Keperluanku ada yang habis. Jadi aku harus

membelinya di minimarket depan." Kataku

gugup.

"Catet aja kamu butuh apa! nanti aku yang

belikan semuanya. Kamu gak boleh

berkeliaran. Apalagi sampai ke kampung sebelah.

Bisa-bisa aku dilempar bom sama mantan

lakimu itu. Siapa namanya? MJ ...huhhh sok

kota namanya." Tampangnya berubah malas.

"Tapi mas. Mas gak malu beliin aku barang

kewanitaan?" tanyaku lagi memastikan.

"Ngapain malu. Toh beli keperluan istri

sendiri," ucapnya enteng.

Sambil membetulkan letak kerah baju di

lehernya.

"Aku berangkat dulu. Kamu jangan

pernah berpikir bisa keluar dari rumah ini

tanpa pengawasanku!" ancam mas Aan

padaku.

Dia mulai melangkahkan kakinya keluar rumah.

Kriieeekkk....

Terdengar suara kunci yang memutar.

"Dikurung terus....bosen nonton televisi

sama main sosmed. Padahal aku pengen

melihat Annisa anakku. Walaupun dari jauh

tak mengapa." Gumamku seorang diri

sambil menghela nafas.

Aku memikirkan cara agar bisa keluar dari

rumah ini. Mas Andi seminggu ini kerja sore

sampe malam. Jadi waktu terbaik untukku

keluar di pagi hari. Ketika dia masih terlelap

tidur. Ya....sebuah ide muncul di kepalaku.

Besok aku akan mencobanya. Mencoba

keluar dari rumah ini dan melihat Annisa

anakku.

...----------------...

Adzan shubuh berkumandang. Mas Aan tak

berkutik dari tidur lelapnya. Mungkin dia lebih

capek dari hari biasanya. Syukurlah dia masih

lena dalam tidurnya.

"Hari ini aku harus melihat Nissa," batinku.

Aku memakai pakaian lengan panjang dan

membawa topi untuk penyamaranku. Aku

harus bisa keluar dari sini. Kerinduanku

sudah memuncak pada anakku.

Aku keluar perlahan dari kamar dan menuju

pintu. Ku putar kunci itu perlahan. Kuputar

kenop pintu. Aku melakukannya tanpa suara

yang berlebihan. Semoga saja dia gak

terbangun.

"Akhirnya....aku bisa menghirup udara pagi

yang menyegarkan." Gumamku perlahan

sambil melangkah menjauh dari rumah.

Ku telusuri jalanan di pagi hari ini. Aku

melangkah tanpa henti. Tak ada uang di saku.

Jadi aku berjalan kaki menuju kampung

sebelah yang jaraknya sekitar 10km.

"Kenapa mas Aan berubah drastis dari

awal kita bertemu ya?... apakah sekarang

ini adalah watak yang sebenarnya?"

tanyaku dalam hati sambil memikirkan

masa depanku kelak bersama mas Aan.

Sang surya mulai menampakkan dirinya.

Sudah lama aku tidak terkena sinar matahari.

Sungguh hal yang menyenangkan terkena

matahari pagi.

...----------------...

Tibalah di depan Rumah mas Malik.

Tidak terlihat ada tanda kehidupan diluar

rumah.

"Apa mereka berada di dalam rumah kalau

pagi kayak gini?" tanyaku dalam hati.

Aku menyebrang jalan di depan rumah

mas Malik. Kupandangi rumah itu.

Kenop pintu berputar dan terbukalah pintu

rumahnya. Dia keluar dari rumah

memanaskan motor butut kesayangannya.

"Mas malik gak berubah sama sekali. Tetap

tampan seperti biasanya. Kebiasaannya

bangun pagi pun masih sama." ucapku

seorang diri.

Tiba-tiba dia merasa ada seseorang

mengawasi. Langsung saja aku berpura-pura

berbalik dan berjalan mondar-mandir.

"Topi yang kupakai ternyata berguna juga,"

batinku.

Selang beberapa lama. Annisa keluar rumah

dan menghampiri ayahnya sambil memeluk

sebuah boneka. Wajahnya terlihat kusut.

khas anak kecil yang terbangun dari tidurnya.

Aku melihatnya dengan tatapan sendu.

Ingin sekali aku berlari memeluk dan

mencium wajahnya. Terlihat Nissa merengek

pada ayahnya tentang sesuatu. Wajahnya

berubah lesu. Ayahnya mulai membujuknya

dan akhirnya wajahnya mulai berbinar kembali.

Mas malik menggendong tubuh mungil Nissa.

Dia benar-benar menyayangi Nissa. Bodohnya

aku dulu...cemburu melihat seorang ayah

menyayangi anaknya.

Nissa sudah berlari masuk ke dalam rumah.

Mas Malik mulai menyadari keberadaanku.

Aku yang mulai di perhatikan, mencari

kesibukan agar tak dicurigai.

Aku berjalan mondar-mandir sambil

menundukkan pandanganku. Kupercepat

langkahku menuju jalan pulang.

Hari ini aku sudah cukup puas melihat

Annisa dari jauh.

Setengah berlari aku melangkah menuju

rumah mas Aan. Aku khawatir dia sudah

bangun dan mencariku.

Nafasku tersengal. Perutku nyeri, dan

tenggorokanku kering ketika aku mencoba

berlari sekuat tenaga menuju rumah mas Aan.

Aku mengatur nafasku. Memutar kenop pintu.

Pintu, ku buka perlahan-lahan. Ku kunci

kembali pintu rumah seperti semula.

Aku bernafas lega ketika suara dengkuran

halus terdengar dari arah kamar tidurku.

Itu tandanya mas Aan belum bangun dan

tidak menyadariku yang sudah keluar dari

rumah ini.

Aku mengeringkan keringat yang muncul

akibat berlari tadi. Kuberjalan menuju arah

kamar mandi untuk membersihkan badan.

"Ti....kamu masih lama? aku kebelet pipis nih,"

teriak mas Aan dari luar kamar mandi setelah

beberapa saat aku berada di dalamnya.

"Bentar lagi mas...tahan aja bentar ya!"

sahutku dari dalam kamar mandi.

Selang beberapa menit kemudian. Aku keluar

dari kamar mandi. Dan langsung saja mas

Aan masuk tanpa suara.

...----------------...

"Apa aku harus membuat kunci cadangan?

agar aku kapan saja bisa keluar dari rumah

ini setelah mas Aan pergi kerja?" batinku

bertanya-tanya.

Aku memulai aktifitas pagi hari di rumah ini.

Sungguh hal yang membosankan. Mungkin

kalau saja aku bisa menghirup udara segar.

Bosan itu pasti tak akan ada.

Aku akan berusaha membujuk mas Aan lagi

supaya mengijinkanku keluar dari rumah ini.

...----------------...

Sore hari pun tiba.

"Mas....Yanti bosen dirumah terus. Sekali-kali

ijinin aku keluar ya mas?" pintaku padanya

dengan nada memohon.

"Iya boleh...nanti...kapan-kapan tapi." Jawabnya

malas.

Sejenak aku merasa senang akan

kata-katanya. Tapi di akhir ucapannya,

aku tau itu hanyalah harapan semata.

Wajahku berubah murung. Mas Aan

menyadari perubahan raut wajahku.

"Kalo kamu emang ingin keluar. Mau keluar

kemana Ti?" tanya nya memecah

keheningan.

"Ya keliling kampung ini aja mas.

Semenjak disini aku gak pernah keluar

rumah. Aku jenuh mas," ujarku padanya

dengan pandangan memohon.

"Nanti kalo aku libur. Kita jalan-jalan di sekitar

kampung ini....gimana?" tawarnya padaku.

"Daripada gak keluar sama sekali. Ya

udah deh aku mau keluar sama mas

Aan nanti kalo libur tiba," kuterima tawarannya.

"Ya udah...aku harus bersiap-siap berangkat

kerja. semalam ada mobil pak kades di

bengkel. Sepertinya dia langganan tetap

mas Kadir. Jadi aku harus bener-bener

menyiapkan mobil itu malam ini." Lanjutnya

sambil beranjak meninggalkanku ke arah

kamar tidur kami untuk mengganti

baju kerjanya.

"Coba dia gak temenan sama adik mas

Kadir. Gak mungkin dia keterima di bengkel

itu," cemoohku seorang diri.

Aku meluruskan punggungku di kursi

panjang ini. Menerawang dan mengingat

kejadian tadi pagi.

"Annisa, anakku....gadis kecilku yang ceria."

lirihku sambil tersenyum.

Terpopuler

Comments

🎐Tsubaki

🎐Tsubaki

nyesel kan luh Ros, kaga bisa ngunyel-unyel si gemoy Nissa..

2022-01-12

1

Rahmatul Irfan

Rahmatul Irfan

aa

2021-10-26

0

Qirana

Qirana

Ayo ayo Queen
lanjut 💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

2021-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 PROLOG
2 Bab 2. Montir baru
3 Bab 3. Dialah Fatma.
4 Bab 4. PSG -- Persatuan supir gesrek
5 Bab 5. Sekelebat bayangan masalalu.
6 Bab 6. Penyesalan
7 Bab 7. kejutan
8 Bab 8. Kesempatan
9 Bab 9. Tidak mau tahu.
10 Bab 10. Membujuk
11 Bab 11. Tak dihiraukan
12 Bab 12. Menghindar.
13 Bab 13. Berkenalan
14 Bab 14. Rumah sakit
15 Bab 15. Terungkap
16 Pengumuman......cuplikan sekilas
17 Bab 16. Cemburu
18 Bab 17. Perasaan
19 Bab 18. Sakit Hati
20 Bab 19. Kenyamanan semu
21 Bab 20. Insiden kecil
22 Bab 21. Lancang
23 Bab 22. Khawatir
24 Bab 23. Lelucon kecil
25 Bab 24. Mainan baru.
26 Bab 25. Kecurigaan
27 Bab 26. Tertangkap
28 Bab 27. Musibah keluarga Wiguna
29 Bab 28. Awal mula
30 Bab 29. Keputusan Zainab.
31 Bab 30. Menuju awal baru
32 Bab 31. Sebuah pengalaman baru
33 Bab 32. Memikirkan
34 Bab 33. Tergiur
35 Bab 34. Sudah ketagihan.
36 Bab 35. Naik turunnya kehidupan
37 36. Bertemu pria tak dikenal.
38 Bab 37. Harus bertahan
39 Bab 38. Sepenggal kisah Elisa
40 Bab 39. Kemanakah aku harus pergi
41 Bab 40. Keinginan
42 Bab 41. Awal kekecewaan
43 Bab 42. Elisa dimasa lalu
44 Bab 43. Kesalahan pertama kami
45 Bab 44. Marshella
46 Bab 45. Rahasia Marshella
47 Bab 46. Kisah singkat Marshella
48 Bab 47. Amarah Elisa
49 Bab 48. Pencarian Fatma menemukan titik terang.
50 Bab 49. Sumiyati bernafas dengan lega.
51 Bab 50. Dendi dan keluarganya.
52 Bab 51. Kebahagiaanku kembali perlahan
53 Bab 52. Kisah singkat Cipto Cahyono
54 Bab 53. Lingkungan kosan
55 Bab 54. Kenyamanan Fatma.
56 Bab 55. Pertengkaran ibu dan anak tiri
57 Bab 56. Rencana yang telah disusun.
58 Bab 57. Berkelanjutan
59 Bab 58. Rencana jebakan
60 Bab 59. Visual Supir untuk sang nyonya
61 Bab 60. Menjalankan rencana jebakan.
62 Bab 61. Pertolongan Elisa
63 Bab 62. Bertemu di rumahsakit.
64 Bab 63. Sudah sadar kembali
65 Bab 64. Kekecewaan yang mendalam
66 Bab 65. Penyitaan hak milik
67 Bab 66. Kecemburuan Alexandra Cahyono.
68 Bab 67. Sembuh total.
69 Bab 68. Ujian datang tanpa henti
70 Bab 69. 2nd Male lead muncul kepermukaan
71 Bab 70. Menjalankan keinginan Sandra
72 Bab 71. Fatma yang berusaha move on
73 Bab 72. Sarapan bersama Shella
74 Bab 73. Berkenalan dengan Evans Anderson
75 Bab 74. Usaha Rexy kembali pada Sandra.
76 Bab 75. Pertemuan pertama Malik dengan Rexy
77 Bab 76. Cipto yang mulai berbicara
78 Bab 77. Kesalahan terbesar dalam hidup
79 Bab 78. Rexy yang khawatir
80 Bab 79. Alexandra yang cemburu
81 Bab 80. Marshella yang sudah tidak ketakutan
82 Bab 81. Kabar yang mengejutkan
83 Bab 82. Malik bersedih
84 Bab 83. Rencana licik kedua Sandra
85 Bab 84. Kecurigaan Marwah terbukti.
86 Bab 85. Cipto yang mulai terpancing
87 Bab 86.
88 Bab 87. Tawaran Evans
89 Bab 88. Cipto punya rencana lain
90 Bab 89.
91 Bab 90. Kegundahan Shella
92 Bab 91. Evans yang sedang galau.
93 Bab 92. Area permainan
94 Bab 93. Tak sengaja bertemu
95 Bab 94. Keputusan Cipto
96 Bab 95. Kehilangan kesempatan dan pekerjaan
97 Bab 96. Tak ada lagi kesempatan
98 Bab 97. Pulang kampung
99 Bab 98. Bertemu dengannya lagi
100 Bab 99. Kesialan Sandra
101 Bab 100. Pertemuan kembali dengan Malik
102 Bab 101. Kesedihan Elisa yang berlanjut
103 Bab 102. Rencana Jessy selanjutnya
104 Bab 103. Mulai melangkah tanpa mu
105 Bab 104. Pengintaian Rexy
106 Bab 105.
107 Bab 106. Rahasia bunda Marwah
108 Bab 107. Menyerah atau bertindak
109 Bab 108. Acara peresmian apotek baru
110 Bab 109. Kesedihan Elisa yang terulang
111 Bab 110. Takdir yang menentukan segalanya
112 Bab 111. Kehidupan yang mulai berubah
113 Bab 112. Kebahagiaan Elisa
114 Bab 113. Masih berencana
115 Bab 114. Rencana Evans yang berhasil
116 Bab 115. Patah hati
117 Bab 116. Cerita dibalik kedatangan Elisa
118 Bab 117. Cerita dibalik kedatangan Elisa part2
119 Bab 118. Jebakan
120 Bab 119. Akhirnya tertangkap.
121 Bab 120. Mendekati anakmu
122 Bab 121. Meyakinkan Annisa
123 Bab 122. Rencana pernikahan
124 Bab 123. Fatma dan Evans telah halal.
125 Bab 124. Janji suci pernikahan
126 Bab 125. Honeymoon
127 Pengumuman bonus chapter
128 B. C Setahun Kemudian.
129 B.C Part 2.
130 B.C Part 3
131 B. C Part 4
132 Bonchap End
133 PENGUMUMAN NOVEL BARU
134 Pengumuman
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1 PROLOG
2
Bab 2. Montir baru
3
Bab 3. Dialah Fatma.
4
Bab 4. PSG -- Persatuan supir gesrek
5
Bab 5. Sekelebat bayangan masalalu.
6
Bab 6. Penyesalan
7
Bab 7. kejutan
8
Bab 8. Kesempatan
9
Bab 9. Tidak mau tahu.
10
Bab 10. Membujuk
11
Bab 11. Tak dihiraukan
12
Bab 12. Menghindar.
13
Bab 13. Berkenalan
14
Bab 14. Rumah sakit
15
Bab 15. Terungkap
16
Pengumuman......cuplikan sekilas
17
Bab 16. Cemburu
18
Bab 17. Perasaan
19
Bab 18. Sakit Hati
20
Bab 19. Kenyamanan semu
21
Bab 20. Insiden kecil
22
Bab 21. Lancang
23
Bab 22. Khawatir
24
Bab 23. Lelucon kecil
25
Bab 24. Mainan baru.
26
Bab 25. Kecurigaan
27
Bab 26. Tertangkap
28
Bab 27. Musibah keluarga Wiguna
29
Bab 28. Awal mula
30
Bab 29. Keputusan Zainab.
31
Bab 30. Menuju awal baru
32
Bab 31. Sebuah pengalaman baru
33
Bab 32. Memikirkan
34
Bab 33. Tergiur
35
Bab 34. Sudah ketagihan.
36
Bab 35. Naik turunnya kehidupan
37
36. Bertemu pria tak dikenal.
38
Bab 37. Harus bertahan
39
Bab 38. Sepenggal kisah Elisa
40
Bab 39. Kemanakah aku harus pergi
41
Bab 40. Keinginan
42
Bab 41. Awal kekecewaan
43
Bab 42. Elisa dimasa lalu
44
Bab 43. Kesalahan pertama kami
45
Bab 44. Marshella
46
Bab 45. Rahasia Marshella
47
Bab 46. Kisah singkat Marshella
48
Bab 47. Amarah Elisa
49
Bab 48. Pencarian Fatma menemukan titik terang.
50
Bab 49. Sumiyati bernafas dengan lega.
51
Bab 50. Dendi dan keluarganya.
52
Bab 51. Kebahagiaanku kembali perlahan
53
Bab 52. Kisah singkat Cipto Cahyono
54
Bab 53. Lingkungan kosan
55
Bab 54. Kenyamanan Fatma.
56
Bab 55. Pertengkaran ibu dan anak tiri
57
Bab 56. Rencana yang telah disusun.
58
Bab 57. Berkelanjutan
59
Bab 58. Rencana jebakan
60
Bab 59. Visual Supir untuk sang nyonya
61
Bab 60. Menjalankan rencana jebakan.
62
Bab 61. Pertolongan Elisa
63
Bab 62. Bertemu di rumahsakit.
64
Bab 63. Sudah sadar kembali
65
Bab 64. Kekecewaan yang mendalam
66
Bab 65. Penyitaan hak milik
67
Bab 66. Kecemburuan Alexandra Cahyono.
68
Bab 67. Sembuh total.
69
Bab 68. Ujian datang tanpa henti
70
Bab 69. 2nd Male lead muncul kepermukaan
71
Bab 70. Menjalankan keinginan Sandra
72
Bab 71. Fatma yang berusaha move on
73
Bab 72. Sarapan bersama Shella
74
Bab 73. Berkenalan dengan Evans Anderson
75
Bab 74. Usaha Rexy kembali pada Sandra.
76
Bab 75. Pertemuan pertama Malik dengan Rexy
77
Bab 76. Cipto yang mulai berbicara
78
Bab 77. Kesalahan terbesar dalam hidup
79
Bab 78. Rexy yang khawatir
80
Bab 79. Alexandra yang cemburu
81
Bab 80. Marshella yang sudah tidak ketakutan
82
Bab 81. Kabar yang mengejutkan
83
Bab 82. Malik bersedih
84
Bab 83. Rencana licik kedua Sandra
85
Bab 84. Kecurigaan Marwah terbukti.
86
Bab 85. Cipto yang mulai terpancing
87
Bab 86.
88
Bab 87. Tawaran Evans
89
Bab 88. Cipto punya rencana lain
90
Bab 89.
91
Bab 90. Kegundahan Shella
92
Bab 91. Evans yang sedang galau.
93
Bab 92. Area permainan
94
Bab 93. Tak sengaja bertemu
95
Bab 94. Keputusan Cipto
96
Bab 95. Kehilangan kesempatan dan pekerjaan
97
Bab 96. Tak ada lagi kesempatan
98
Bab 97. Pulang kampung
99
Bab 98. Bertemu dengannya lagi
100
Bab 99. Kesialan Sandra
101
Bab 100. Pertemuan kembali dengan Malik
102
Bab 101. Kesedihan Elisa yang berlanjut
103
Bab 102. Rencana Jessy selanjutnya
104
Bab 103. Mulai melangkah tanpa mu
105
Bab 104. Pengintaian Rexy
106
Bab 105.
107
Bab 106. Rahasia bunda Marwah
108
Bab 107. Menyerah atau bertindak
109
Bab 108. Acara peresmian apotek baru
110
Bab 109. Kesedihan Elisa yang terulang
111
Bab 110. Takdir yang menentukan segalanya
112
Bab 111. Kehidupan yang mulai berubah
113
Bab 112. Kebahagiaan Elisa
114
Bab 113. Masih berencana
115
Bab 114. Rencana Evans yang berhasil
116
Bab 115. Patah hati
117
Bab 116. Cerita dibalik kedatangan Elisa
118
Bab 117. Cerita dibalik kedatangan Elisa part2
119
Bab 118. Jebakan
120
Bab 119. Akhirnya tertangkap.
121
Bab 120. Mendekati anakmu
122
Bab 121. Meyakinkan Annisa
123
Bab 122. Rencana pernikahan
124
Bab 123. Fatma dan Evans telah halal.
125
Bab 124. Janji suci pernikahan
126
Bab 125. Honeymoon
127
Pengumuman bonus chapter
128
B. C Setahun Kemudian.
129
B.C Part 2.
130
B.C Part 3
131
B. C Part 4
132
Bonchap End
133
PENGUMUMAN NOVEL BARU
134
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!