Bab 2. Montir baru

"Akhirnya...sampai juga di bengkel mas Kadir,"

aku menghela nafas sambil berkata lirih.

Ku dekati Mas Kadir yang tengah sibuk

mengamati mesin mobil yang baru saja

selesai di kerjakannya.

"Mas kadir, apa kabar bos? masih sibuk ajah

nih, kapan nyantenya mas? mbok ya sekali kali

ngopi bareng!" aku menyapa Kadir, pemilik dari

bengkel ini.

Sejurus dia menoleh ke arahku tanpa beranjak

dari tempatnya berdiri.

"Banyak kerjaan Lik, tuh kamu liat aja," tunjuk

kadir kearah mobil dan motor yang berdekatan.

"Wah...jadi nanti angkotku belakangan dong

mas, padahal besok harus narik lagi mas," aku

berkata sambil menyengir kearah kadir.

"Tenang saja Lik, asalkan rusaknya gak parah

pasti mas duluin kok," Mas kadir tetap saja

berkata tanpa beranjak dari tempatnya.

"Kayaknya gak parah kok mas, ada suara

dengung kalo mesinnya di nyalain, tau deh

apanya yg bermasalah," lanjutku lagi.

"Oh...kalo cuma gitu doang sih gampang Lik,

Biar karyawan baru mas nanti yang benerin, dia

masih di kamar mandi, udah tinggal aja!" Kadir

kemudian mengambil kunci angkotku.

"Kalau gitu, aku pulang dulu mas. Kabarin ya kalau

udah kelar, katanya sih mas Toni yang mau

ngambil." Kataku sambil berlalu pergi.

...----------------...

Ku langkahkan kaki di jalanan yang berdebu.

Aku harus pergi ke rumah pak Ahmad, untuk

mengambil motor kesayangan yang

memang aku titipkan disana setiap kali

berangkat narik angkot.

Tampak sepi. Tak ada satu orangpun di

halaman rumah pak Ahmad. Tiba-tiba ada suara deritan pintu terbuka.

Fatma menghampiriku. Dia

membawa sebuah bungkusan plastik di

tangannya. Disodorkannya plastik tersebut

kepadaku.

"Lauk lebih buat kamu mas," katanya

tersenyum lebar.

"Aduh... aku gak enak nih Fat. Masak hampir

tiap hari dapat lauk terus. Kok jadi ngerepotin

kamu ya." Kataku tak enak hati.

Fatma menyunggingkan senyum manisnya.

"Gak repot kok mas, lha...ini aja lebihan lauk kok, lagian kalo berlebih nanti nyisa, gak ada yang makan mas." Tambahnya lagi.

"Makasih banyak Fat. Aku sudah banyak

dibantu olehmu dan keluargamu," ucapan

terimakasih yang tulus dariku.

"Ya udah.... aku pulang dulu, salam buat bapak

dan ibuk ya, hari ini gak bisa ngobrol bentar,"

lanjutku lagi.

Fatma hanya menganggukkan kepalanya.

Ku arahkan motor menuju rumah yang

berjarak sekitar 5 km dari rumah Fatma.

Aku kasian sama Fatma. Kenapa dia, yang

berpendidikan tinggi dan sebentar lagi mendapatkan pekerjaan serta umur yang

cukup untuk menikah. ma2sih saja melajang

sampai sekarang. Tidak mungkin dia seperti

ini hanya mau menungguku.

Bukankah pria yang mendekatinya juga bukan

dari sembarang orang. Pikiranku melayang

entah kemana.

Suara motorku yang berisik, mengalihkan

perhatian Annisa yang tengah bermain

bersama neneknya.

"Yeeyyyy...... Ayah udah pulang, Nissa bisa

minta gendong kalo gitu," matanya berbinar

sambil berlari menghampiriku di halaman

rumah.

" Aduh...duh... anak ayah kok tambah gede ajah

sih, makan apaan ya kok bisa tambah gede

kaya sekarang?" aku bertanya sambil

memajukan mulutku.

"Makan nasi dong Yah, o iya.... makan esklim

juga dong," jawabnya sambil terkekeh.

Dia melebarkan tangannya ke arahku, tanda

minta di gendong.

"Weiii....anak ayah tambah gede tambah berat

ya," ucapku sambil menggendong Nissa dan

mengelus elus kepalanya.

"Kan bental lagi Annissa mau sekolah Yah,"

seringainya lebar.

Kami masuk ke dalam rumah masih dengan

Nisa di punggungku. Ku berikan bungkusan

plastik dari Fatma tadi ke tangan ibu.

"Pasti dari Fatma ya nak?" ibuku sudah

menduganya.

"Siapa lagi buk, kalo bukan dia. Selama ini

cuma dia yang selalu ngasih bungkusan

plastik...he...he." kataku sambil menurunkan

Nissa dari punggungku.

"Nissa, jangan ganggu ayah ya nak! Biar ayah

mandi dulu. Udah sore banget ini," seru ibu

pada Nissa.

"Iya Yangti...tapi aku mau salim sama ayah

dulu, tadi kan aku langsung minta gendong,"

cengirnya dengan wajah yang lugu.

Setelah selesai dengan Nissa, aku beranjak ke

kamar mengambil handuk dan langsung

menuju ke kamar mandi di belakang rumah.

...----------------...

Kami bersenda gurau di dipan ruang tamu,

setelah makan malam selesai. Nissa yang

selalu berceloteh. Tak henti-hentinya membuat

kami tertawa dengan segala kelucuannya.

Malam ini, seperti biasa kami mulai tidur pada

pukul 9 malam.

Nissa sudah berada di alam mimpinya. Kubelai

wajah lugu dan polos itu. Aku akan melakukan

yang terbaik untuk masa depannya nanti.

Tiba-tiba......dertttttt.....derttttttt.....

Suara telepon genggam yang kuletakkan di

meja. Kulihat di layar sambil mengernyitkan

dahi.

"Ngapain ya pak Ahmad nelpon malem-

malem gini?" gumamku seorang diri.

"Assalamualaikum, ada apa pak?"

"Waalaikumsalam," jawab pak Ahmad dari

seberang telpon.

"Lik, bapak mau minta tolong! Toni belum

pulang. Tadi dia pamit telat pulang. Mampir

kerumah temennya. Kamu aja ya yang ngambil

angkot di bengkel kadir!"

"Oh...begitu ya pak. Ya sudah pak saya kesana

sekarang."

Ku ambil jaket dan kunci motor, kulajukan ke

arah bengkel mas Kadir.

Setibanya disana kulihat orang baru," pasti ini

karyawan baru mas kadir sepertinya," ucapku

dalam hati.

"Maaf mas ganggu. Saya mau ambil angkot

biru itu, di suruh pak Ahmad kesini," aku

berkata sambil terseyum dan menelisik wajah

di depanku.

"Oh... pasti mas yang namanya Malik ya. Mas

kadir udah pulang dari tadi mas."

"Saya montir baru disini. Kenalin dulu saya

Andi," sambil menjulurkan tangannya ke

arahku.

"Saya Malik mas. Jangan sungkan mas Andi,

panggil saja nama, gak usah pake

mas...he...he," cengirku lebar.

"Panggil juga aku Andi, kayanya kita seumuran

deh, biar cepet akrab gitu mas, eh....Lik,"

tambahnya lagi.

Setelah mengobrol sebentar, aku pamit pulang.

"Ini kuncinya jangan lupa Lik," sambil

menyerahkan kunci ke tanganku.

"Kelamaan ngobrol jadi kelupaan deh," ucapku

terkekeh.

"Kamu lanjutin beberes ajah dulu, nanti kan

aku mampir lagi ngambil motorku," lanjutku

lagi.

Andi hanya mengangguk tanda setuju.

Ku antarkan angkot ke rumah pak Ahmad.

Kuserahkan kunci nya pada beliau. Tanpa basa

basi aku langsung pamit pulang. Karena

malam sudah hampir larut.

Aku melangkah menuju bengkel. Mengambil

kembali motor yang kutitipkan disana.

Untunglah jarak dari rumah pak Ahmad dengan

bengkel tidak terlalu jauh. jadi selang sepuluh

menit kemudian. Aku sudah di depan bengkel.

"Andi, aku langsung pulang aja ya. Kasian

kamu, pasti udah capek seharian kerja."

"Santai aja napa Lik, lagian aku masuk sore

tadi, makanya aku pulang jam segini,"

sahutnya.

"Kapan-kapan kamu mampir ke rumah ya Di,

ngopi bareng gitu. Cerita-cerita hal seru," ajakku

padanya.

"Beres pokoknya, nyantai aja lah. Gue selalu

punya waktu. kalau di hari libur tapi...he...he..,"

cengirnya.

"Bisa aja lu," aku tertawa kecil.

"Ya sudah lah, aku pulang dulu.

Assalamualikum," aku memberi salam.

"Waalaikumsalam," jawabnya.

Ku kendarai motorku di kegelapan malam.

lampu lampu jalan sekitar tidak banyak. Tapi

lumayan buat di jadikan penerang di jalan.

Kulihat para pemuda memadati warung kopi

pinggir jalan.

"Dapet kenalan baru, dapet temen baru nih,"

gumamku seorang diri sambil melajukan

motorku dengan lebih cepat.

Terpopuler

Comments

Sutikno 23

Sutikno 23

ambil mobil baru diservis dan pulang

2022-09-30

0

Reo Hiatus

Reo Hiatus

hubungan nissa dan ayahnya baik ya

2022-05-21

0

🎐Tsubaki

🎐Tsubaki

Ganbaree authoooorr..
yang semangat ya nulisnya..

2022-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 PROLOG
2 Bab 2. Montir baru
3 Bab 3. Dialah Fatma.
4 Bab 4. PSG -- Persatuan supir gesrek
5 Bab 5. Sekelebat bayangan masalalu.
6 Bab 6. Penyesalan
7 Bab 7. kejutan
8 Bab 8. Kesempatan
9 Bab 9. Tidak mau tahu.
10 Bab 10. Membujuk
11 Bab 11. Tak dihiraukan
12 Bab 12. Menghindar.
13 Bab 13. Berkenalan
14 Bab 14. Rumah sakit
15 Bab 15. Terungkap
16 Pengumuman......cuplikan sekilas
17 Bab 16. Cemburu
18 Bab 17. Perasaan
19 Bab 18. Sakit Hati
20 Bab 19. Kenyamanan semu
21 Bab 20. Insiden kecil
22 Bab 21. Lancang
23 Bab 22. Khawatir
24 Bab 23. Lelucon kecil
25 Bab 24. Mainan baru.
26 Bab 25. Kecurigaan
27 Bab 26. Tertangkap
28 Bab 27. Musibah keluarga Wiguna
29 Bab 28. Awal mula
30 Bab 29. Keputusan Zainab.
31 Bab 30. Menuju awal baru
32 Bab 31. Sebuah pengalaman baru
33 Bab 32. Memikirkan
34 Bab 33. Tergiur
35 Bab 34. Sudah ketagihan.
36 Bab 35. Naik turunnya kehidupan
37 36. Bertemu pria tak dikenal.
38 Bab 37. Harus bertahan
39 Bab 38. Sepenggal kisah Elisa
40 Bab 39. Kemanakah aku harus pergi
41 Bab 40. Keinginan
42 Bab 41. Awal kekecewaan
43 Bab 42. Elisa dimasa lalu
44 Bab 43. Kesalahan pertama kami
45 Bab 44. Marshella
46 Bab 45. Rahasia Marshella
47 Bab 46. Kisah singkat Marshella
48 Bab 47. Amarah Elisa
49 Bab 48. Pencarian Fatma menemukan titik terang.
50 Bab 49. Sumiyati bernafas dengan lega.
51 Bab 50. Dendi dan keluarganya.
52 Bab 51. Kebahagiaanku kembali perlahan
53 Bab 52. Kisah singkat Cipto Cahyono
54 Bab 53. Lingkungan kosan
55 Bab 54. Kenyamanan Fatma.
56 Bab 55. Pertengkaran ibu dan anak tiri
57 Bab 56. Rencana yang telah disusun.
58 Bab 57. Berkelanjutan
59 Bab 58. Rencana jebakan
60 Bab 59. Visual Supir untuk sang nyonya
61 Bab 60. Menjalankan rencana jebakan.
62 Bab 61. Pertolongan Elisa
63 Bab 62. Bertemu di rumahsakit.
64 Bab 63. Sudah sadar kembali
65 Bab 64. Kekecewaan yang mendalam
66 Bab 65. Penyitaan hak milik
67 Bab 66. Kecemburuan Alexandra Cahyono.
68 Bab 67. Sembuh total.
69 Bab 68. Ujian datang tanpa henti
70 Bab 69. 2nd Male lead muncul kepermukaan
71 Bab 70. Menjalankan keinginan Sandra
72 Bab 71. Fatma yang berusaha move on
73 Bab 72. Sarapan bersama Shella
74 Bab 73. Berkenalan dengan Evans Anderson
75 Bab 74. Usaha Rexy kembali pada Sandra.
76 Bab 75. Pertemuan pertama Malik dengan Rexy
77 Bab 76. Cipto yang mulai berbicara
78 Bab 77. Kesalahan terbesar dalam hidup
79 Bab 78. Rexy yang khawatir
80 Bab 79. Alexandra yang cemburu
81 Bab 80. Marshella yang sudah tidak ketakutan
82 Bab 81. Kabar yang mengejutkan
83 Bab 82. Malik bersedih
84 Bab 83. Rencana licik kedua Sandra
85 Bab 84. Kecurigaan Marwah terbukti.
86 Bab 85. Cipto yang mulai terpancing
87 Bab 86.
88 Bab 87. Tawaran Evans
89 Bab 88. Cipto punya rencana lain
90 Bab 89.
91 Bab 90. Kegundahan Shella
92 Bab 91. Evans yang sedang galau.
93 Bab 92. Area permainan
94 Bab 93. Tak sengaja bertemu
95 Bab 94. Keputusan Cipto
96 Bab 95. Kehilangan kesempatan dan pekerjaan
97 Bab 96. Tak ada lagi kesempatan
98 Bab 97. Pulang kampung
99 Bab 98. Bertemu dengannya lagi
100 Bab 99. Kesialan Sandra
101 Bab 100. Pertemuan kembali dengan Malik
102 Bab 101. Kesedihan Elisa yang berlanjut
103 Bab 102. Rencana Jessy selanjutnya
104 Bab 103. Mulai melangkah tanpa mu
105 Bab 104. Pengintaian Rexy
106 Bab 105.
107 Bab 106. Rahasia bunda Marwah
108 Bab 107. Menyerah atau bertindak
109 Bab 108. Acara peresmian apotek baru
110 Bab 109. Kesedihan Elisa yang terulang
111 Bab 110. Takdir yang menentukan segalanya
112 Bab 111. Kehidupan yang mulai berubah
113 Bab 112. Kebahagiaan Elisa
114 Bab 113. Masih berencana
115 Bab 114. Rencana Evans yang berhasil
116 Bab 115. Patah hati
117 Bab 116. Cerita dibalik kedatangan Elisa
118 Bab 117. Cerita dibalik kedatangan Elisa part2
119 Bab 118. Jebakan
120 Bab 119. Akhirnya tertangkap.
121 Bab 120. Mendekati anakmu
122 Bab 121. Meyakinkan Annisa
123 Bab 122. Rencana pernikahan
124 Bab 123. Fatma dan Evans telah halal.
125 Bab 124. Janji suci pernikahan
126 Bab 125. Honeymoon
127 Pengumuman bonus chapter
128 B. C Setahun Kemudian.
129 B.C Part 2.
130 B.C Part 3
131 B. C Part 4
132 Bonchap End
133 PENGUMUMAN NOVEL BARU
134 Pengumuman
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1 PROLOG
2
Bab 2. Montir baru
3
Bab 3. Dialah Fatma.
4
Bab 4. PSG -- Persatuan supir gesrek
5
Bab 5. Sekelebat bayangan masalalu.
6
Bab 6. Penyesalan
7
Bab 7. kejutan
8
Bab 8. Kesempatan
9
Bab 9. Tidak mau tahu.
10
Bab 10. Membujuk
11
Bab 11. Tak dihiraukan
12
Bab 12. Menghindar.
13
Bab 13. Berkenalan
14
Bab 14. Rumah sakit
15
Bab 15. Terungkap
16
Pengumuman......cuplikan sekilas
17
Bab 16. Cemburu
18
Bab 17. Perasaan
19
Bab 18. Sakit Hati
20
Bab 19. Kenyamanan semu
21
Bab 20. Insiden kecil
22
Bab 21. Lancang
23
Bab 22. Khawatir
24
Bab 23. Lelucon kecil
25
Bab 24. Mainan baru.
26
Bab 25. Kecurigaan
27
Bab 26. Tertangkap
28
Bab 27. Musibah keluarga Wiguna
29
Bab 28. Awal mula
30
Bab 29. Keputusan Zainab.
31
Bab 30. Menuju awal baru
32
Bab 31. Sebuah pengalaman baru
33
Bab 32. Memikirkan
34
Bab 33. Tergiur
35
Bab 34. Sudah ketagihan.
36
Bab 35. Naik turunnya kehidupan
37
36. Bertemu pria tak dikenal.
38
Bab 37. Harus bertahan
39
Bab 38. Sepenggal kisah Elisa
40
Bab 39. Kemanakah aku harus pergi
41
Bab 40. Keinginan
42
Bab 41. Awal kekecewaan
43
Bab 42. Elisa dimasa lalu
44
Bab 43. Kesalahan pertama kami
45
Bab 44. Marshella
46
Bab 45. Rahasia Marshella
47
Bab 46. Kisah singkat Marshella
48
Bab 47. Amarah Elisa
49
Bab 48. Pencarian Fatma menemukan titik terang.
50
Bab 49. Sumiyati bernafas dengan lega.
51
Bab 50. Dendi dan keluarganya.
52
Bab 51. Kebahagiaanku kembali perlahan
53
Bab 52. Kisah singkat Cipto Cahyono
54
Bab 53. Lingkungan kosan
55
Bab 54. Kenyamanan Fatma.
56
Bab 55. Pertengkaran ibu dan anak tiri
57
Bab 56. Rencana yang telah disusun.
58
Bab 57. Berkelanjutan
59
Bab 58. Rencana jebakan
60
Bab 59. Visual Supir untuk sang nyonya
61
Bab 60. Menjalankan rencana jebakan.
62
Bab 61. Pertolongan Elisa
63
Bab 62. Bertemu di rumahsakit.
64
Bab 63. Sudah sadar kembali
65
Bab 64. Kekecewaan yang mendalam
66
Bab 65. Penyitaan hak milik
67
Bab 66. Kecemburuan Alexandra Cahyono.
68
Bab 67. Sembuh total.
69
Bab 68. Ujian datang tanpa henti
70
Bab 69. 2nd Male lead muncul kepermukaan
71
Bab 70. Menjalankan keinginan Sandra
72
Bab 71. Fatma yang berusaha move on
73
Bab 72. Sarapan bersama Shella
74
Bab 73. Berkenalan dengan Evans Anderson
75
Bab 74. Usaha Rexy kembali pada Sandra.
76
Bab 75. Pertemuan pertama Malik dengan Rexy
77
Bab 76. Cipto yang mulai berbicara
78
Bab 77. Kesalahan terbesar dalam hidup
79
Bab 78. Rexy yang khawatir
80
Bab 79. Alexandra yang cemburu
81
Bab 80. Marshella yang sudah tidak ketakutan
82
Bab 81. Kabar yang mengejutkan
83
Bab 82. Malik bersedih
84
Bab 83. Rencana licik kedua Sandra
85
Bab 84. Kecurigaan Marwah terbukti.
86
Bab 85. Cipto yang mulai terpancing
87
Bab 86.
88
Bab 87. Tawaran Evans
89
Bab 88. Cipto punya rencana lain
90
Bab 89.
91
Bab 90. Kegundahan Shella
92
Bab 91. Evans yang sedang galau.
93
Bab 92. Area permainan
94
Bab 93. Tak sengaja bertemu
95
Bab 94. Keputusan Cipto
96
Bab 95. Kehilangan kesempatan dan pekerjaan
97
Bab 96. Tak ada lagi kesempatan
98
Bab 97. Pulang kampung
99
Bab 98. Bertemu dengannya lagi
100
Bab 99. Kesialan Sandra
101
Bab 100. Pertemuan kembali dengan Malik
102
Bab 101. Kesedihan Elisa yang berlanjut
103
Bab 102. Rencana Jessy selanjutnya
104
Bab 103. Mulai melangkah tanpa mu
105
Bab 104. Pengintaian Rexy
106
Bab 105.
107
Bab 106. Rahasia bunda Marwah
108
Bab 107. Menyerah atau bertindak
109
Bab 108. Acara peresmian apotek baru
110
Bab 109. Kesedihan Elisa yang terulang
111
Bab 110. Takdir yang menentukan segalanya
112
Bab 111. Kehidupan yang mulai berubah
113
Bab 112. Kebahagiaan Elisa
114
Bab 113. Masih berencana
115
Bab 114. Rencana Evans yang berhasil
116
Bab 115. Patah hati
117
Bab 116. Cerita dibalik kedatangan Elisa
118
Bab 117. Cerita dibalik kedatangan Elisa part2
119
Bab 118. Jebakan
120
Bab 119. Akhirnya tertangkap.
121
Bab 120. Mendekati anakmu
122
Bab 121. Meyakinkan Annisa
123
Bab 122. Rencana pernikahan
124
Bab 123. Fatma dan Evans telah halal.
125
Bab 124. Janji suci pernikahan
126
Bab 125. Honeymoon
127
Pengumuman bonus chapter
128
B. C Setahun Kemudian.
129
B.C Part 2.
130
B.C Part 3
131
B. C Part 4
132
Bonchap End
133
PENGUMUMAN NOVEL BARU
134
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!