Hari ini langit begitu cerah, tapi aku
masih merasa galau akan kejadian kemarin.
Wanita itu sudah berada dikampung ini.
Mau tak mau aku harus menjaga Annisa
dengan lebih baik.
Bukannya aku mencoba memisahkan
anak dengan ibu kandungnya. Tapi kalau
ibu kandungnya tega meninggalkannya.
Apakah masih pantas seorang wanita itu
di panggil ibu?.
"Buk, aku berangkat narik dulu ya.
Jangan sampai Nissa keluar rumah.
Aku harus mastiin kalo kemaren itu
beneran dia apa bukan," terangku pada ibu.
Ibu hanya mengangguk tanda setuju.
"Ayaaaaahhhh.....," Nissa memanggil
sambil berlari menghampiriku.
"Nissa pengen esklim yah. Yang laca
cokkat sm stlobeli....ya...ya.....," mintanya
berbinar khas balita sambil meloncat
kegirangan.
"Iya....iya...nanti ayah belikan...tapi Nissa
harus janji kalo gak boleh main diluar
rumah, sama nenek aja ya sayang!"
pintaku pada Nissa sembari tersenyum
sambil mencubit pipinya gemas.
"Hoye....Nissa makan esklim," sambil
mengangguk mengiyakan perkataanku.
"Ayah berangkat kerja dulu. Kamu gak
boleh nyusahin nenek ya! Assalamualaikum,"
lanjutku berpamitan sambil mengucapkan
salam.
Aku sudah bertekad tidak akan goyah dengan
keputusanku. Aku akan menjaga Annisa.
Gadis kecilku satu-satunya. Hanya dialah
tempatku berbagi rasa untuk saat ini.
......................
"Cuma kamulah yang setia menemaniku,"
elusku pada Motor butut kesayanganku.
Ku kendarai motor ke rumah majikan seperti
biasa. Hari ini hari sabtu. Mungkin nasib
akan berpihak padaku.
Kupanaskan kendaraan seperti biasa
sebelum berangkat mencari penumpang.
Terlihat Fatma dan mas Toni berjalan
beriringan menuju ke arahku.
"Lho...mas Yanto udah berangkat ya mas.
Kirain bareng berangkatnya," Fatma memulai
pembicaraan.
"Eihhh....mas Yanto?? tadi aku kemari udah
gak ada tuh orangnya. Duluan kali dia Fat,"
sambil mengernyit mendengar pertanyaan
Fatma.
"Ya udah deh aku duluan, takut telat nih,"
sambil berlalu meninggalkan aku dan
mas Toni.
"Wah...Fatma punya mobil baru ya mas?,
keren mobilnya," tanyaku pada mas Toni
sambil memandangi mobil yang keluar
dari halaman rumah.
"Tau tuh, belum sebulan kerja udah
di beliin mobil sama bapak. Ya ...emang
di ganti sih nanti sama Fatma, tapi kan
tetep aja resiko," Mas Toni menghela nafasnya.
"Gak usah kuatir mas. Mas Toni kan
mobilnya gak kalah keren," sahutku
menggodanya.
"Aku punya mobil gegara kebutuhan Lik.
Bukan karena gaya-gayaan kok. Kan
kerjaan bagian marketing harus keliling
nyari konsumen." Jelasnya panjang lebar
menyanggah perkataanku tadi.
"Percaya deh sama mas Toni. Aku duluan
mas. mumpung masih pagi," sambil
beranjak meninggalkan mas Toni
dari tempatnya berdiri.
"Hampir lupa Lik, nanti kamu bawa mobilku
sepulang narik ke bengkel mas Kadir ya!
mobilku butuh servis. Tolong kamu antarkan
kesana! aku sekarang masih ada urusan.
Malem baru pulang." Suruh mas Toni padaku.
"Siap mas. Tenang ajah....terima rebesss
pokonya," senyumku padanya.
Sambil menepuk pundakku. Mas Toni
tersenyum. Tak lupa mengucapkan
terimakasih dan kembali masuk kedalam
kerumahnya.
...----------------...
"Hari sabtu ini kayanya lumayan rame. Banyak
orang seliweran," gumamku sembari
melihat sekeliling sambil bersiul senang.
Tak kulewatkan kesempatan ini. Aku sudah
janji sama Nissa mau belikan dia eskrim.
"Kalau uangnya lebih kan bisa buat
tambahan beli eskrimnya tuh bocah." Batinku.
Angkot mulai terisi. Ada-ada saja tingkah
para penumpang. Ada yang bayar kurang
dari ongkos biasanya. Ada yang ganjen
padaku sambil tak segan memberi nomer
ponselnya.
Yang lebih parah lagi, ada
bapak-bapak bawa ayam mau dikasihkan
ke besannya di kota sampai-sampai
ayamnya membuang kotorannya di dalam
angkot. Dasar binatang emang gak punya
adab ya.....ha...ha...ha.
Walaupun begitu, aku tetap bersyukur
seperti biasa.
Tak lupa memberi pada
mereka yang membutuhkan walaupun tak
banyak. Setidaknya aku masih bisa makan
enak dan tidur dengan nyaman dirumah
orangtuaku.
Tidak seperti mereka yang menghabiskan
masa kecilnya dijalanan untuk berjualan koran.
...----------------...
Tap....tap....tap....
Terdengar suara langkah kaki tak sabar. Ketika
aku keluar dari mobilnya mas Toni.
Kulihat mas Kadir menghampiriku
dengan tergesa. Raut wajahnya seakan
gusar dan tak nyaman.
"Kenapa sih mas, ada setan ngikutin ya? kok
celingak-celinguk gak jelas gitu," ujarku
terkekeh.
"Jiahhh....kamu gitu amat ya! bentar lagi
maghrib Lik. Mulutmu jangan iseng..shuuutt,"
ucapnya menyuruhku diam.
"Udah anak 4 masih takut sama setan. Malu
sama bocilnya mas...ha....ha..," tawaku
mengejek mas Kadir.
"Udahlah, gak usah di bahas lagi. Ngapain
kamu kemari?," tanyanya tanpa basa-basi.
"Kalo kemari kan, pasti ada yang gak beres
sama kendaraan mas. Masa aku gak
beres mau di servis disini sih. Ogah kali,
bau oli....heh...he...," cengirku.
"Jadi, mobil Toni ada yang harus di servis
Lik? kenapa dia gak kesini sendiri?"
tanya mas Kadir bertubi-tubi.
"Biasa....orang sibuk. Mana sempet dia
kemari mas. Kerjaannya kan bilangnya
selalu numpuk. Makanya aku yang di suruh
bawa nih mobil," sambil menepuk
badan mobil.
"Ya udah. Siniin kuncinya! biar aku aja yang
bawa masuk," tawar mas Kadir.
Ku berikan kunci mobil mas Toni. Sudah jadi
bos tapi, mas Kadir tetep aja berangkat kerja
tiap hari membantu karyawannya.
Aku melihat sekeliling. Mencari Andi si
montir baru di bengkel ini. tak kulihat batang
hidungnya.
Tiba-tiba......
Jraaaassshhhhh.....
Terdengar suara angin ban mobil yang
kempes. Kucari asal suara itu. Disana, Andi
terlihat menaikkan dongkrak ban mobil
yang kempes tadi.
"Tadi aku cari gak kelihatan. Eh....malah
ada di bawah mobil," gumamku seorang diri.
"Kamu ngomong apa Lik. kesambet apa ya,"
mas Kadir berkata sambil mengusap pucuk
kepalaku.
"Hushh.....bener-bener dah mas Kadir nih.
Amit-amit mas. jangan sampe kesambet." sambil mengusap dadaku berkali-kali.
"Itu lho mas. Si Andi, aku tadi ngeliatin tuh
orang ada di mana. Tapi barusan aja nongol,"
terangku pada mas Kadir.
"Oh...Andi? emang kamu kenal dimana
Andi, Lik?"Tanya mas kadir penasaran.
"Kenal disini mas. Emang kenal dimana
lagi sih?" kernyitku heran.
"Ooo... kirain dari dulu kalian udah saling
kenal. Pantesan kamu biasa aja sama dia,"
lanjut mas Kadir lagi.
"Aku biasa aja sama Andi? Maksudnya
mas Kadir tuh apa ya? aku gak ngerti nih?"
tanyaku heran.
Mas kadir menghela nafasnya sebelum
melanjutkan perkataannya tadi.
"Jadi kemarin itu........," mas Kadir
menjelaskan secara rinci tentang apa yang
dilihatnya, semua kejadian kemarin yang
terjadi di bengkelnya.
Aku menyimak perkataan mas Kadir dan
hanya mengelus dada tak percaya. Aku
kaget tak menyangka. Ternyata, pria
yang dulu dicarinya di rumah
kampung sebelah itu.....Andi. Andilah
orangnya. Pria yang membawa istrinya
kabur meninggalkannya dan gadis kecilnya.
Aku pamit pulang pada mas Kadir. Beliau
menyadari raut wajahku yang berubah.
Kenapa mereka harus kembali kesini? apa
mereka mau mengolok-olokku karena
sekarang aku gak punya istri lagi? Atau
mereka mau menunjukkan kebahagiaannya
padaku?.
"Ah...entahlah, aku sudah tak peduli
lagi, pokoknya aku harus jaga jarak
dengan Andi." Aku bergumam.
Aku mampir sebentar di warung sebelah
rumah majikanku. Setelah membawa motor
bututku pergi dari rumah itu.
Ku belikan Nissa eskrim yang sudah ku
janjikan. Ternyata dunia ini emang selalu
penuh dengan kejutan. Tak disangka
ternyata orang yang menyakitiku ada
tepat di sebelahku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
AKHIRNYA MJ TAU KLO SI AAN LH PRIA SELINGKUHAN ISTRINYA...
2023-04-26
0
🎐Tsubaki
mas MJ buruan cari mama baru buat dek Nissa
2022-01-09
1
Legend of life
Baca dikit dulu
mau tahu kisah si supir jg sih
2021-10-11
0