BAB 19 - Sedih (POV) senja

Pukul 13.00 siang ini Dhevan akan berangkat ke Paris. Pagi ini jadwalku ke kampus yang kupilih untuk melengkapi data-data yang belum lengkap.

Aku mengambil fakultas kedokteran di Universitas Indonesia. Aku bersyukur bisa mendapatkan beasiswa full sampai aku lulus nanti.

Aku teringat Dhevan lagi. Aku harus cepat-cepat menyelesaikan urusanku. Kemudian aku akan menemuinya. Tak terasa mataku sudah memerah membayangkan kepergiannya.

Aku liat jam ditanganku sudah pukul 10.20, aku gusar membolak balik kertas yang kupegang.

Aku harus bertemu dengan bagian administrasi fakultas. Tapi ternyata aku harus menunggu karena orang yang ditunggu belum datang juga.

Kulirik jam tanganku lagi 11.00, karena memang kampus sedang suasana libur semester. jadi tak banyak yang datang.

Tak lama kemudian ibu berkaca mata yang ku tunggu datang juga. Aku bergegas masuk dan menyelesaikan data-data yang harus kulengkapi.

Tepat jam 11.30 aku bergegas keluar kampus. Dengan cepat aku memesan ojek online agar segera sampai.

"Bang cepat ya" pinta

"Siap neng"

Motor melaju dengan cepat menuju ke rumah Dhevan. Ternyata jalanan macet, aku tidak sabar melihat jalan yang macet itu.

Sekitar jam 12.05 aku sampai di depan rumah Dhevan. Aku segera membayar ongkos dan berlari menuju halaman rumah. Baru sampai di depan gerbang pak Security menyapaku.

"Senja, kamu kenapa berlari-lari seperti itu?"

"Pak, Dhevan udah berangkat belum" dengan nafas terengah-engah.

"Sudah, barusan aja"

Duniaku serasa runtuh aku tidak bisa bertemu dengannya. Air mataku sudah ingin keluar dari pelupuk mataku.

Dengan lemas aku bertanya lagi.

" Pak, kira-kira jadwal penerbangannya jam berapa?"

" Tadi, saya dengar ibu bilang jam satu nja"

Tak kuhiraukan lagi pak security itu aku bergegas lari dan memesan ojek online yang kebetulan lewat.

Tanpa pikir panjang aku menyuruhnya melajukan motornya menuju bandara. Jarak ke bandara memerlukan waktu kurang lebih 30 menit.

Aku masih ada waktu beberapa menit pikirku.

Kulihat lagi jam tanganku yang menunjukan 12.31. Aku mulai panik karena jalanan menuju bandara padat merayap.

Aku memutuskan untuk turun dari ojek. Setelah selesai membayar aku langsung berlari-lari. Tak kupedulikan keringat dan nafasku yang mulai terengah-engah.

Tak jauh kulihat pintu bandara nampak dari pandanganku. Aku tetap berlari agar cepat sampai dan bertemu dengannya.

Aku terengah-engah, security mendatangiku.

"Maaf mba, anda tidak boleh masuk, karena semua penumpang sudah menuju pesawat"

"Tapi pak, izinkan aku masuk sebentar. Aku ingin bertemu temanku"

Dan kulihat dibalik pintu kaca bandara Dhevan dari kejauhan nampak memakai kemeja abu-abu yang dibuka kancingnya dan memakai topi berwarna hitam.

"Dhev, Dhevan"

Aku melambai-lambaikan tanganku. Tapi dia tidak mengetahui keberadaanku.

"Dhev, Dhevann" aku memanggilnya dengan keras.

Tapi lama-lama dia hilang dalam pandanganku. Aku menangis tersedu-sedu.

Aku menangis karena tidak bisa bertemu dengannya, aku menangis karena tidak sempat mengatakan kalau dia adalah cinta pertamaku.

Aku terduduk didepan bandara. Kulihat sebuah pesawat tengah lepas landas. Aku lihat dengan perasaan sedih.

Selamat tinggal Dhevan.

Aku kembali menangis, tidak ku pedulikan tatapan orang-orang kepadaku.

***

Hanya rasa sakit dihatiku yang begitu membuatku menangis. Aku pulang dengan wajah tertunduk, kubuka pintu rumah tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Shanum melihatku dengan bingung.

"Kakak kenapa?" tanyanya

Aku tidak menjawabnya, kulangkahkan kaki ku menuju kamarku. Aku menangis lagi!

Sedih sekali cinta pertamaku hilang begitu saja. Tanpa sempat berpamitan satu sama lain.

Aku menangis dan kemudian aku tertidur sendiri.

***

Aku melihat wajahku dikaca, nampak wajah seorang gadis dengan wajah sedih dengan mata sembab.

Ibu masuk ke kamarku dan menyuruhku duduk ditepi ranjang.

" Senja, kamu kenapa?"

Bukannya menjawab tapi aku menangis dipangkuan ibuku. Ibu mengusap rambutku dengan lembut.

"Coba ceritakan ada apa sebenarnya"

"Aku tidak bisa bertemu dengan Dhevan bu, dia sudah pergi ke Paris" kataku lirih

Ibu menghela nafas panjang.

"Senja, ibu sudah pernah bilang kamu harus tau siapa kita ini, Ibu tidak tidak ingin kamu terluka nak, status mereka berbeda dengan kita. Dan bagaimana kalau sampai Bu Dewi tau"

Aku kembali menangis, tanpa mengelak pun aku tahu kalau ibu itu sebenarnya tahu kalau aku menyukai Dhevan.

"Siang ini kita kerumah Dhevan ya, kita bertemu dengan Bu Dewi dan Pak Wijaya, kita harus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, karena berkat Bu Dewi kamu bisa sekolah dan sekarang kuliah di kedokteran"

Aku tersenyum tipis meng-iyakan ibu.

"Sudah, kamu mandi dulu ya setelah itu makan dan kita kerumah Bu Dewi"

***

Aku dan ibu memasuki rumah Bu Dewi, aku merasa hampa melihat rumahnya. Tidak ada Dhevan dirumah itu.

Wajah ku sedih lagi ketika teringat dia. Hari ini Ibu izin kepada bu Dewi untuk berangkat jam 08.00. Kami langsung masuk menuju dapur. Ibu langsung berkutat memasak seperti biasanya.

"Bi Yani, Senja kalian sudah datang" sapa Bu Dewi

"Sudah bu, maaf ya bu kami telat" kata ibu

"Tidak apa-apa bi"

"Oya bu, setelah selesai masak kami ingin berbicara pada Bu Dewi dan Pak Wijaya"

"Oh boleh-boleh, nanti kita bicara, sekarang lanjutkan dulu ya masak nya"

"Baik bu"

***

Kami sedang berkumpul diruang keluarga Bu Dewi.

"Pak, Bu kami berterima kasih sekali atas bantuannya" suara ibu tercekat karena menahan tangis.

"Sudah membantu kesulitan kami. Sudah membiayai sekolah Senja sampai bisa lulus"

Air mata ibu pun mengalir membasahi pipinya.

Bu Dewi dan Pak Wijaya terlihat terenyuh mendengar setiap kata yang keluar dari mulut ibu.

Bu Dewi mendekati ibu mengusap-usap tangannya.

"Kami tidak bisa membalas kebaikan ibu dan bapak selama ini"

"Sekali lagi terima kasih, berkat pertolongan ibu bapak Senja bisa sekolah kedokteran dengan beasiswa"

Mereka nampak beradu pandang dan tersenyum penuh haru mendengar penjelasan ibu.

"Syukurlah bi, saya senang mendengarnya" Kata Bu Dewi memeluk ibu.

"Selamat, ya Senja. Berjuanglah sayang"

"Selamat ya bi, Senja. Semoga kesuksesan berpihak padamu" kata Pak Wijaya

"Kalian tidak usah merasa berhutang pada kami, karena memang bibi dan Senja pantas menerima itu. Kami hanya perantara saja, selebihnya itu hasil usaha senja" lanjutnya.

"Terima kasih pak, bu" kata ku

" Baiklah jangan sedih-sedih lagi" kata bu Dewi.

"Oya Senja, tadi Dhevan menitipkan ini untukmu"

Bu Dewi menyerahkan sebuah amplop berwarna putih padaku.

" Dia juga meminta maaf tidak bisa berpamitan denganmu, Bibi dan Shanum"

***

Terpopuler

Comments

Raulan Rajahukguk

Raulan Rajahukguk

apa kira kira isinya is

2022-02-07

0

Lilis Nurhayati

Lilis Nurhayati

jd penasaran apa yg Devan tulis ya

2021-04-24

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 -Namaku Senja Zevalin Putri (POV) Senja Setting waktu 2012
2 BAB 2 -Pertemuan Pertama (POV) Senja
3 BAB 3 -Aku melanjutkan sekolah (POV) Senja
4 BAB 4 -Bertemu dengannya lagi (POV) Dhevan
5 BAB 5 - Gadis imut (POV) Dhevan
6 BAB 6 - Wanita bodoh (POV) Senja
7 BAB 7 - Berteman (POV) Senja
8 BAB 8 - Hati tak karuan (POV) Senja
9 BAB 9 - Aku bangga padamu (POV) Dhevan
10 BAB 10 - Cinta Pertamaku (POV) Dhevan
11 BAB 11 - Sadar siapa aku (POV) Senja
12 BAB 12 - Menjauh (POV) Senja
13 BAB 13 - Kecewa (POV) Dhevan
14 BAB 14 - Berubah (POV) Senja
15 BAB 15 - Semakin jauh (POV) Dhevan
16 BAB 16 - Acuh (POV) Senja
17 BAB 17 - Kelulusan (POV) Senja
18 BAB 18 - Pergi (POV) Dhevan
19 BAB 19 - Sedih (POV) senja
20 BAB 20 - Hari-hariku (POV) Senja
21 BAB 21 - Mencari gadisku (POV) Dhevan
22 BAB 22 - Seorang direktur utama (POV) Dhevan
23 BAB 23 - Pertemuan part 1 (POV) Senja
24 BAB 24 - Pertemuan part 2 (POV) Dhevan
25 BAB 25 - Merawatmu (POV) Senja
26 BAB 26 - Cinta berbalas (POV) DHevan
27 BAB 27 - LDR (POV) Senja
28 BAB 28 - Kencan pertama (POV) Dhevan
29 BAB 29 - Kerikil (POV) Senja
30 BAB 30 - Cemburu (POV) Senja
31 BAB 31 - Marah (POV) Dhevan
32 BAB 32 - Bertemu (POV) Senja
33 BAB 33 - Dijebak (POV) Dhevan
34 BAB 34 - Rumit (POV) Dhevan
35 BAB 35 - Badai (POV) Senja
36 BAB 36 - Dipaksa (POV) Dhevan
37 BAB 37 - Tamu (POV) Senja
38 BAB 38 - Terungkap (POV) Dhevan
39 BAB 39 - Baikan (POV) Senja
40 BAB 40 - Dilema (POV) Senja
41 BAB 41 - Menculikmu (POV) Dhevan
42 BAB 42 - Ketahuan (POV) Senja
43 BAB 43 - Melamar (POV) Dhevan
44 BAB 44 - Minggat (POV) Senja
45 BAB 45 - Lampu Hijau (POV) Dhevan
46 BAB 46 - Menemukannya (POV) Dhevan
47 BAB 47 - Berdua (POV) Senja
48 BAB 48 - Pulang (POV) Senja
49 BAB 49 - Melamar Lagi (POV) Dhevan
50 BAB 50 - Hari-hari sebelum pernikahan (POV) Senja
51 BAB 51 - Akhirnya Nikah! (POV) Senja
52 BAB 52 - Malam Pertama yang Gagal (POV) Dhevan
53 BAB 53 - Berhasil (POV) Dhevan
54 BAB 54 - Malam-malam indah (POV) Dhevan
Episodes

Updated 54 Episodes

1
BAB 1 -Namaku Senja Zevalin Putri (POV) Senja Setting waktu 2012
2
BAB 2 -Pertemuan Pertama (POV) Senja
3
BAB 3 -Aku melanjutkan sekolah (POV) Senja
4
BAB 4 -Bertemu dengannya lagi (POV) Dhevan
5
BAB 5 - Gadis imut (POV) Dhevan
6
BAB 6 - Wanita bodoh (POV) Senja
7
BAB 7 - Berteman (POV) Senja
8
BAB 8 - Hati tak karuan (POV) Senja
9
BAB 9 - Aku bangga padamu (POV) Dhevan
10
BAB 10 - Cinta Pertamaku (POV) Dhevan
11
BAB 11 - Sadar siapa aku (POV) Senja
12
BAB 12 - Menjauh (POV) Senja
13
BAB 13 - Kecewa (POV) Dhevan
14
BAB 14 - Berubah (POV) Senja
15
BAB 15 - Semakin jauh (POV) Dhevan
16
BAB 16 - Acuh (POV) Senja
17
BAB 17 - Kelulusan (POV) Senja
18
BAB 18 - Pergi (POV) Dhevan
19
BAB 19 - Sedih (POV) senja
20
BAB 20 - Hari-hariku (POV) Senja
21
BAB 21 - Mencari gadisku (POV) Dhevan
22
BAB 22 - Seorang direktur utama (POV) Dhevan
23
BAB 23 - Pertemuan part 1 (POV) Senja
24
BAB 24 - Pertemuan part 2 (POV) Dhevan
25
BAB 25 - Merawatmu (POV) Senja
26
BAB 26 - Cinta berbalas (POV) DHevan
27
BAB 27 - LDR (POV) Senja
28
BAB 28 - Kencan pertama (POV) Dhevan
29
BAB 29 - Kerikil (POV) Senja
30
BAB 30 - Cemburu (POV) Senja
31
BAB 31 - Marah (POV) Dhevan
32
BAB 32 - Bertemu (POV) Senja
33
BAB 33 - Dijebak (POV) Dhevan
34
BAB 34 - Rumit (POV) Dhevan
35
BAB 35 - Badai (POV) Senja
36
BAB 36 - Dipaksa (POV) Dhevan
37
BAB 37 - Tamu (POV) Senja
38
BAB 38 - Terungkap (POV) Dhevan
39
BAB 39 - Baikan (POV) Senja
40
BAB 40 - Dilema (POV) Senja
41
BAB 41 - Menculikmu (POV) Dhevan
42
BAB 42 - Ketahuan (POV) Senja
43
BAB 43 - Melamar (POV) Dhevan
44
BAB 44 - Minggat (POV) Senja
45
BAB 45 - Lampu Hijau (POV) Dhevan
46
BAB 46 - Menemukannya (POV) Dhevan
47
BAB 47 - Berdua (POV) Senja
48
BAB 48 - Pulang (POV) Senja
49
BAB 49 - Melamar Lagi (POV) Dhevan
50
BAB 50 - Hari-hari sebelum pernikahan (POV) Senja
51
BAB 51 - Akhirnya Nikah! (POV) Senja
52
BAB 52 - Malam Pertama yang Gagal (POV) Dhevan
53
BAB 53 - Berhasil (POV) Dhevan
54
BAB 54 - Malam-malam indah (POV) Dhevan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!