Hari berganti hari, dan tahun berganti tahun. Tibalah saatnya kami diakhir masa putih abu-abu.
Aku sudah tidak terlalu terbawa suasana dengan memikirkan Dhevan. Aku fokus pada sekolahku dan hasilnya selama kelas XI sampai XII semester satu aku memegang nilai tertinggi lagi. Aku ranking satu umum.
Dhevan kembali bisa mendapat ranking tiga bahkan dua. Itu sudah membuatku bangga melihatnya. Sekarang dia tidak lagi gonta-ganti pacar. Tapi Gisca tetap saja mendekatinya. Mengikutinya kemana pun dia pergi. Dan sepertinya Dhevan sudah mulai terbiasa dekat dengan Gisca. Atau mungkin mereka memang ada hubungan spesial.
Sudahlah itu urusan mereka bukan urusanku!
Aku bahagia, yah meskipun hubunganku dan Dhevan stuck sampai disitu. Teman bukan, mantan pacar apalagi tapi saling diam seolah-olah pernah ada rasa. Aku dan dia masih saling diam, tidak bertegur sapa.
Semester terakhir dikelas XII ini aku benar-benar sibuk. Sibuk les dan belajar sepanjang hari. Setiap hari aku ke perpustakaan, tak jarang aku melihat Dhevan juga disana.
Senyum kecil menghiasi bibirku ketika melihat dia sedang belajar diperpustakaan. Aku mencuri-curi pandang. Kulihat wajah tampannya dan kusimpan dalam-dalam.
D-H-E-V-A-N
Nama yang akan selalu kuingat, nama yang selalu membuat jantungku berdebar kencang.
Hari ini adalah ujian akhir sekolah, aku bisa menyelesaikan semuanya. Mudah-mudahan nilaiku memuaskan dan aku bisa melanjutkan sekolah. Aku berharap bisa mendapat beasiswa.
Sudah tiga hari berturut-turut ujian nasional berlangsung Aku memijit dahiku. Lumayan membuat kepalaku panas pikirku.
Tepat pukul 11.00 ujian telah selesai. Aku melongok keluar, kulihat awan mendung menutupi langit siang ini.
Sepertinya hujan akan turun. Aku segera mengambil sepeda warna pink pemberian Dhevan.
Kulihat sepeda itu, kusentuh stang nya. Kau sudah menemaniku selama dua tahun lebih. Aku teringat Dhevan.
Makasih Dhev, kamu begitu baik padaku. Dan maafkan aku sudah membuatmu sakit hati karena ucapanku.
Buru-buru ku usap air mata yang ada disudut mataku. Ku kayuh sepedaku. Dan benar saja tak lama hujan turun dengan derasnya.
Aku turun dari sepeda, aku kebingungan mencari tempat berteduh. Rambut dan bajuku mulai basah.
Tiba-tiba hujan tak lagi membasahi wajahku. Ku dongakan wajahku dan melihat seseorang memegang payung agar aku tidak kehujanan. Aku melihat tangan kokoh yang memegang payung.
DHEVAN!
Mata kami bertemu, kulihat matanya. Mata yang nampak menyiratkan kesedihan. Aku tak tahu kesedihan apa yang dia rasakan. Dia menarik tanganku dan menuntun sepedaku. Kami berjalan menuju sebuah ruko. Kami berteduh diruko itu.
Kami berdua terdiam tanpa kata. Aku bingung mau memulai bicara, ada rasa canggung. Kami menunggu hujan reda. Beberapa orang tengah berteduh di depan ruko itu.
Lima belas menit kemudian hujan reda. Aku memutuskan untuk pulang.
"Makasih ya Dhev"
Dia menarik bibirnya dan mengangguk kecil, bukan senyum tepatnya tapi sekedar tanda menjawab ucapanku.
Aku mengambil sepeda dan kukayuh kembali. Tak berapa lama dia lewat membawa motornya.
***
Malam ini aku, shanum dan ibu sedang berbincang-bincang sambil nonton tv.
"Senja, ibu mau nanya. Apa rencanamu setelah lulus ini?"
Aku duduk mendekati ibu.
"Ibu bolehkah Senja melanjutkan untuk kuliah, Senja akan berusaha agar dapat beasiswa"
"Bila mendapatkan beasiswa, Senja ingin melanjutkan kuliah, tapi bila tidak Senja akan mencari kerja bu"
Ibu terharu mendengar kata-kataku. Ibu menggenggam tanganku dengan erat.
"Maafkan ibu ya nak, tidak bisa membuatmu bahagia"
"Senja udah bahagia kok bu, punya ibu yang kuat seperti ibu"
"Maafkan ibu tidak bisa membiayai sekolahmu"
Ibu menangis dan memelukku.
"Ibu tidak boleh seperti itu, Senja bisa sekolah sampai SMA aja udah bersyukur"
"Setelah kamu lulus, kita harus kerumah Bu Dewi dan berterima kasih padanya"
"Iya bu, nanti kita kesana, Senja juga mau mengucapkan terima kasih karena Bu Dewi, Senja bisa sekolah".
***
Pengumuman kelulusan pun tiba, kami semua dinyatakan lulus. Untuk acara kelulusan akan dilangsungkan sekaligus dengan pengumuman nilai siswa-siswa kelas XII.
Aku memakai brukat berwarna baby pink, dipadukan dengan rok batik panjang dengan sedikit belahan dibagian depan. Dengan sedikit polesan make up diwajahku membuatku nampak cantik dan anggun. Aku menyewa kebaya dari salon dekat rumahku.
"Cantik banget kamu nja" kata ibu memujiku
"Wahhh, kakak cantik kayak princess" kata Shanum
Aku tersenyum simpul melihat wajahku di cermin.
"Ayo nanti kita terlambat" ajak ibu
Kami bertiga berjalan menuju jalan raya, begitu ada angkot lewat ibu segera memberhentikannya.
Lima belas menit kemudian sampailah kami di Sekolah.
Semua siswa-siswa dan para wali siswa berkumpul di aula sekolah. Tampak suasana yang sangat ramai. Semua datang membawa mobil. Karena memang sekolah ini sekolah favorite dikota kami. Wajar kalau kebanyakan yang sekolah disini dari kalangan menengah keatas.
Aku melihat Dhevan memakai jas berwarna hitam dan rambutnya disisir rapi. Dia tampak luar biasa tampan. Aku mengutuki pikiranku, ibu mengajakku mendekati Bu Dewi dan Pak Wijaya.
"Hai Bi Yani, sini"
Ibu dan aku menyalami Bu Dewi dan saling berpelukan.
kemudian gantian menyalami Pak Wijaya. Dan tibalah Dhevan, dia menatap lekat ke wajahku. Aku terganggu dengan tatapan matanya, dan akhirnya jantungku berdegub kencang tak terkendali.
Aku mengulurkan tanganku padanya. Dia membalasnya tapi tetap terdiam. Kami semua memasuki aula, Bu Dewi dan Pak Wijaya duduk di depan karena memang mereka adalah ketua yayasan sekolah kami.
Pengumuman segera dimulai, aku terharu ketika namaku dipanggil sebagai juara umum pertama sekaligus mendapat nilai tertinggi dikota ini. Tepuk tangan seluruh orang-orang yang hadir membuat suasana meriah.
Aku mendengar nama Dhevan dipanggil sebagai juara dua. Aku senang mendengarnya, dan juara ketiga diambil oleh kelas XIIC.
Kami bertiga dipanggil untuk maju kedepan. Penyerahan piagam penghargaan beserta hadiah dari sekolah kami.
Aku menangis terharu, akhirnya perjuanganku selama ini tidak sia-sia.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Raulan Rajahukguk
mantap
2022-02-07
0
opo
bagus bngt
2021-03-29
3
Ani Sumarni
keren.... suka sma ânak yg berfrestasi
2021-03-29
3