Gadis yang membuat hatiku porak poranda ada tepat di depan mataku. Aku menatap lekat-lekat wajahnya. Dia luar biasa cantik dengan rambut dicepol rapi, memakai kebaya berwarna pink dan bawahan rok batik. Dia juga memakai high heel seperti wanita dewasa pada umumnya.
Terpesona, aku terpesona
Memandang (mandang) Wajahmu yang manis
Terpesona, aku terpesona
Menatap (menatap) wajahmu yang manis
Begitulah kira-kira lirik yang pantas untukku ketika aku melihat wajahnya.
Hari ini adalah hari kelulusanku di SMA ini. Aku bahagia bercampur sedih. Sedih karena aku harus melanjutkan kuliah keluar negeri menyusul kakakku Dhita!
Itu artinya aku tidak bisa lagi melihat Senja, dan harus jauh darinya.
Ada kabar terbaik dari Mama bahwa Senja mendapatkan beberapa tawaran dari kampus terkemuka di indonesia.
Kira-kira dia akan mengambil tawaran itu atau tidak pikirku. Apa pun itu aku yakin senja punya pilihan yang menurutnya baik.
Kami semua berkumpul di ruang aula yang besar ini. Nama Senja dan namaku dipanggil sebagai juara satu dan dua. Yang lebih membuatku kaget dia mendapat nilai tertinggi dikota ini. Benar-benar sebuah prestasi yang membanggakan.
Aku mencuri-curi pandang pada wajah cantik itu. Aku menyuruh Anjar untuk mencuri foto ketika aku dan Senja sedang di depan. Aku berdiri tepat disampingnya.
Bukan aku namanya kalau tidak mengambill moment untuk bisa dekat dengannya. haha
Bisa kucium wangi parfum bunga lily yang dia pakai. Akan aku ingat aroma parfum ini.
Setelah selesai acara kelulusan, kami yang mendapat nilai tinggi disekolah termasuk aku dan Senja dipanggil untuk keruang BP. Untuk para wali yang mendampingi anaknya diperbolehkan untuk pulang terlebih dahulu.
Aku melihat Senja duduk diruang BP, kemudian aku juga duduk dikursi lain tidak jauh darinya.
Bu nita sebagai guru BP memulai percakapan dengan kami semua. Satu persatu dari kami dijelaskan secara detail.
"Senja, karena kamu memegang nilai tertinggi disekolah kita, bahkan di kota ini. Kamu mendapatkan tawaran atau bisa disebut beasiswa untuk kuliah di semua fakultas di UI dan beberapa Universitas terkemuka lainnya" jelas bu Nita.
Senja nampak tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagia bercampur haru.
"Kami semua bangga atas kegigihan mu Senja"
Bu Nita memeluk Senja sambil mengusap usap punggungnya. Bu Nita terharu dengan perjuangannya. Karena hanya Senja lah yang bisa dibilang anak kurang mampu yang bisa bersaing dengan siswa-siswa yang notabene anak-anak orang kaya.
Entah kenapa disudut mataku nampak akan keluar butiran air. Buru-buru aku menyekanya.
"Senja ini formulir silahkan diisi, fakultas dan Universitas apa yang akan kamu pilih" Bu Nita menyerahkan beberapa lembar kertas dari Universitas yang akan memberi beasiswa padanya.
"Nah untuk kamu Dhevan, karena Bu Dewi sudah memberi tahu kalau kamu akan kuliah di Paris maka untuk formulirnya kamu bisa memintanya sendiri"
Aku melihat tatapan kaget Senja mendengar kalau aku akan kuliah ke Paris.
Bu Nita melanjutkan penjelasannya ke beberapa teman kami. Aku melihat wajah Senja memerah, dia izin sebentar untuk keluar dari ruang BP.
Tak lama aku mengikutinya, kudengar suara sesegukan dilorong menuju toilet sekolah. Suasana nampak sepi, karena semua siswa dan para wali siswa sudah pulang.
Kenapa dia menangis. Hal apa yang membuatnya sampai menangis seperti itu.
Aku tidak bisa berpikir panjang, yang ada dipikiranku, aku tidak bisa melihat Senjaku menangis seperti ini.
Kudekati tubuh yang tengah terguncang karena tangisan itu. Dia nampak kaget melihat kedatanganku. Aku mengusap air mata yang membasahi wajah cantiknya. Semakin ku usap semakin banyak air matanya keluar. Kenapa ini?
SHHHHHH
Aku berusaha menenangkannya, kutangkup wajahnya dengan kedua tanganku.
"Kenapa kamu menangis?"
Tiba-tiba dia memelukku dengan erat dan menangis didadaku. Aku biarkan dia seperti itu, sampai dia merasa tenang.
Dengan wajah sembabnya dia bertanya kepadaku.
"Kamu akan kuliah di Paris?" tanyanya dengan mata berkaca-kaca.
Aku tidak bisa menjawabnya, Aku hanya mengangguk kecil. Ternyata yang membuatnya menangis seperti ini karena aku akan kuliah keluar negeri. Aku senang karena itu berarti dia sedih akan kehilanganku. Tapi aku juga sedih karena tidak bisa lagi bertemu dengannya.
"Minggu depan aku akan berangkat"
Air matanya kembali mengalir dipipinya.
"Maafkan aku, sudah membuatmu sakit hati karena ucapanku"
Dia tertunduk, aku usap lagi air mata itu.
"Tidak apa-apa" jawabku
Entah setan apa yang merasukiku, aku terbawa suasana. Berdua dengannya dan sama-sama merasakan rasa sedih yang luar biasa. Karena nanti aku tidak bisa lagi melihat wajahnya. Aku memegang wajahnya dan..
CUPPPPPP
Kukecup bibir kecil itu, aku menunduk. Aku siap menerima kemarahannya. Tapi ternyata dia cuma diam. Kami berdua berdiri bersandar pada tembok.
Kami sama-sama diam tanpa kata. Setelah kurasa cukup tenang aku mengajaknya kembali keruang BP.
***
"Dhev, semua perlengkapan sudah kamu siapkan?" tanya Mama
"Udah Ma"
"Jangan sampai ada yang tertinggal ya"
Aku berencana kuliah di Paris Perancis bukan tanpa alasan. Mama dan Papa dari dulu menyuruhku agar aku meneruskan bisnis Papa.
Papa Memiliki beberapa perusahaan, sedangkan Mama mempunyai bisnis Mall, Sekolah sampai restoran. Aku akan mengambil jurusan bussiness di Paris.
Aku akan tinggal di apartemen bersama kakakku. Kembali aku teringat Senja, aku sentuh bibirku. Meskipun bukan yang pertama tapi ini yang pertama membuat hatiku berdebar. Dia wanita satu-satunya yang sudah menguasai hatiku.
Siang ini aku berangkat ke Paris. pukul satu siang aku harus sudah di bandara.
Aku berjalan mondar-mandir dirumah.
"Dhev, kamu tuh kenapa. Bolak-balik aja" Seru Mama
"Buruan masuk mobil, jam satu harus udah di bandara loh"
"Iya Ma, tunggu sebentar aja"
Aku berharap Senja datang menemuiku sebelum aku berangkat ke Paris. Padahal saat itu aku sudah mengatakan jadwal keberangkatanku.
Apa mungkin dia lupa.
"Dhev, sudah jam 12, ayo berangkat" kata Mama membuyarkan lamunanku.
Dengan wajah lesu aku masuk ke mobil, pandanganku mengedar kearah gerbang rumah. Tapi tetap saja aku tidak melihat sosok yang kutunggu.
Aku sedih karena Senja tidak datang. Sudahlah mungkin aku tidak penting baginya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Raulan Rajahukguk
gelisah hati ku
2022-02-07
0