Aku terkejut ketika melihat Mama dan Papanya Dhevan duduk diteras. Mereka tampak terkejut melihat kedangan kami berdua. Aku salah tingkah, tertunduk dan bergegas ke dapur menemui ibu.
"Kamu kenapa nja?" tanya ibu ketika sampai di dapur.
Mukaku pucat, aku merasa bersalah karena sudah dekat dengan anak majikan ibuku.
"Tidak apa-apa bu"
"Kamu sakit" ibu nampak cemas
"Gak kok bu, Senja baik-baik aja"
"Senja beresin belanjaan ini dulu ya" aku mengalihkan pembicaraan.
"Iya"
Tampak seseorang mendekatiku ketika aku membereskan belanjaan.
"Aku bantuin ya nja"
Aku menoleh kearah suara itu, dan ternyata Dhevan sudah duduk disebelahku.
"Ehhh jangan-jangan" tolak ku
"Nggak pa pa, aku bantuin milih-milihin"
"Tidak usah mas Dhevan, biar Senja yang beresin" kata ibu
"Nggak pa pa bi, kan cuma milih-milih gini aja"
Aku tidak bisa menolak kata-katanya, Ku biarkan dia membantuku menaruh sayur-sayuran yang kami beli dari pasar tadi.
Ibu nampak memperhatikan kedekatan kami berdua. Aku tidak tahu harus bagaimana, aku hanya diam seribu bahasa. Memang Dhevan begitu baik denganku. Aku tidak tahu apa itu arti semua kebaikannya. Aku hanya merasa mungkin dia kasian padaku.
***
Ke esokan harinya aku dirumah bersama Shanum. Ibu sudah ke rumah bu Dewi. Aku dan Shanum sedang di depan rumahku. ketika kulihat ada suara motor berhenti di depan rumah. Aku melongok kan kepala melihat siapa yang datang.
Dhevan datang menghampiri kami berdua.
" Hai Shanum, Senja" sapa Dhevan
Dia tampan sekali. Hatiku berdebar-debar ketika melihatnya. Dia memakai celana jeans dan kaos panjang berwarna biru dengan motif garis-garis dibagian lengannya. Aku terpesona! Haha
Buru-buru aku menunduk, aku mengutuki pikiranku sendiri. Kenapa mata dan hatiku tidak bisa diajak kompromi.
"Hai kak" jawab Shanum
" Mau gak kalau kakak ajak jalan-jalan?"
Shanum dengan cepat mengangguk kan kepalany, dia kegirangan.
" Dekkkk, jangan seperti itu" aku pura-pura cemberut.
Padahal dalam hati kecilku, aku mau!
" Kakak nggak keberatan kan?" tanya Shanum ke Dhevan
"Tentu saja, sama sekali nggak keberatan"
Katanya sambil menyentuh hidung Shanum.
"Ayo, sana ganti baju dulu" pintanya
Shanum lari masuk kerumah, dia benar - benar bahagia ketika Dhevan mengajak untuk jalan-jalan.
" Hei, kenapa kamu diam aja, ayo ganti baju sana"
"Ta-pi, aku"
"Aku tunggu sepuluh menit ya, kalau gak"
"Kalau gak apa?" Dia tersenyum.
"Kalau gak aku akan mencubit pipimu seperti ini"
"Aduhhhhh, sakit Dhev" aku mengusap - usap pipiku yang dicubitnya.
"Makanya jangan menolak, kasian tuh Shanum udah seneng banget"
Akhirnya aku masuk ke kamar untuk ganti baju. Aku memakai kaos putih, celana jeans panjang. Rambut ku ikat kuncir kuda. Meskipun penampilanku tidak akan bisa selevel denganya. Tapi kurasa tidak jelek -jelek amat. Hehe
Kami bertiga menuju sebuah taman rekreasi di kota kami. Kami bertiga masuk ke tempat itu. Dan Shanum sudah jalan duluan dan berjingkrak-jingkrak senang. Maklum kami baru pertama kali ke tempat rekreasi yang cukup populer di kota ini.
"Kakak, aku mau naik wahana itu"
Dia menunjuk sebuah bianglala yang cukup besar.
"Kamu berani?" kata Dhevan
Shanum mengangguk-angguk semangat.
"Baiklah kalau begitu, kita kesana"
Dan tiba-tiba Dhevan menggandeng tanganku. Tanganku dan tangannya dalam satu genggaman. kurasa jantungku hendak loncat keluar. Baru kali ini, aku benar-benar bahagia.
Ya Tuhan kenapa hatiku sebahagia ini.
Kami bertiga naik bianglala dan dilanjut naik wahana-wahana yang Shanum pilih. Aku dan Dhevan mengikuti apa yang diinginkan adikku. Dan tak terasa sore hari pun tiba. kami bertiga pulang dengan hati yang senang.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Raulan Rajahukguk
seru nih
2022-02-07
0