Aku mengamati sosok gadis imut yang nampak kebingungan mencari-cari sesuatu. Setelah kutanya dia sedang mencari sepedanya yang tiba-tiba hilang.
Senja kehilangan sepedanya.
Siapa yang tega mengambil sepedanya. Apakah orang itu tidak punya hati?? Dengan keadaannya yang seperti ini kenapa masih ada orang yang tega sekali. Dia hanya memiliki sepeda untuk bisa ke sekolah.
Aku yakin sekali pasti ada orang yang sengaja mengambil sepeda milik Senja. Kasihan sekali nampak wajahnya sayu dan lemas.
Aku mengantarnya pulang, aku selalu iba melihat gadis ini. Aku suka kegigihannya dan aku suka juga dengan wajah imutnya. Pikiranku kembali tak karuan ketika didekatnya.
Tak lama sampailah didepan rumahnya. Dia masih kelihatan lemas.
"Senja, udah jangan terlalu dipikirin ya, nanti pasti ada jalan keluarnya"
Aku mengusap-usap rambutnya.
"Hmmmmm" dia mengangguk-anggukan kepalanya.
Dia turun dari motorku, aku segera pamit padanya.
Aku berencana membelikan sepeda untuknya. Tapi pasti dia akan menolaknya. Aku harus cari cara agar dia mau menerimanya.
Aku parkirkan motorku di garasi samping rumahku.
Kubuka pintu depan dan betapa terkejutnya aku melihat ada Gisca dirumahku. Dia bersama wanita sekitar umur 40 tahunan. Mungkin itu Mamanya
"Ehhh Dhevan, sini" mama melambaikan tangan padaku.
"Kamu pasti udah kenal kan, ini Gisca katanya satu sekolah sama kamu, dan ini tante Dira, Mamanya Gisca, teman SMA mama dulu"
Aku mengulurkan tanganku menyalami tante Dira.
"Dhevan tante" kataku
"Ganteng ya Dew, anak kamu"
"Iya dong siapa dulu Mamanya" mama dan tante Dira tertawa.
"Udah dulu ya Ma, Dhevan keatas dulu"
"Ganti baju sana, abis itu kita makan bareng Tante Dira sama Gisca"
Aku ngeloyor aja pergi menuju kamar.
"Dhev, Dhev dengerkan Mama bilang apa"
"Iya" jawabku acuh
Entah kenapa aku kurang menyukai Gisca, mau sekedar teman atau apa pun aku kurang suka padanya. Dia gadis yang sombong, hanya wajahnya saja yang cantik!
Aku bermalas-malasan dikamar. Aku malas kalau harus makan siang bersama mereka. Tak lama kemudian pintu kamarku ada yang ngetok.
TOK TOK TOK
"Dhev, ini aku Gisca. Tante Dewi menyuruhku memanggilmu"
Aku kaget dan terduduk dipinggir ranjangku. Aku berjalan menuju pintu. kubuka sedikit pintu kamarku. Aku tidak mau dia melihat-lihat isi kamarku.
"Ada apa" tanyaku ketus
"Makan siangnya udah siap, kamu disuruh turun kebawah"
Aku turun kebawah dengan malas. Sampai dimeja makan aku fokus pada makananku. Aku tidak menggubris keberadaan mereka.
"Maaf ya Gis, Anak tante emang gitu cuek" kata Mama
"Iya gak pa pa tante"
Setelah selesai makan siang aku izin ke Mama mau kerumah Anjar.
"Masih ada Gisca kok kamu malah pergi"
"Aku ada urusan Ma"
Tampak kulihat wajah Gisca kesal.
Aku mengambil kunci motor dan berlalu pergi meninggalkan mereka.
Rumah Anjar bagiku seperti rumah keduaku. Orang tuanya pun memperlakukan ku seperti anaknya sendiri.
"Om, Tante Anjar dimana?"
"Ada tuh di kamarnya Dhev" Kata Mama Anjar.
Diantara Rio, Arka dan Arjar aku lebih dekat dengan Anjar
"Woyyy buka pintunya ngapain dikunci segala" kugedor-gedor pintu kamar Anjar. Tak berapa lama pintu terbuka.
"Lagi nonton BF ya lu, sampai dikunci pintunya" kataku sambil masuk kekamarnya.
"Wuuuuu kepoo"seru Anjar
Aku melihat dilayar TV nya sesuai dugaanku. Haha
Kami biasanya berkumpul nonton bareng kalau nggak ya main PS.
"Njar, besok temenin gue beli sepeda ya"
"Bukannya lu udah punya ngapain beli lagi"
"Bukan buat gue tapi buat senja"
"Uhuuuukk" tiba-tiba Anjar keselek
"Kenapa lu"
"Lu suka ya sama Senja?"
"Nggak tau Njar, gue belum tau pasti. Yang penting besok temenin gue beli sepeda"
"Lahhhh, lu tuh suka sama dia, dari cara lu mandang dia aja bisa kebaca"
"Udah kayak paranormal lu"
"Hahaaaaa" kami tertawa
***
Pagi-pagi aku berangkat sekolah. Hari ini adalah pembagian Rapor dan pengumuman rangking kelas.
Aku menghampiri Senja, dan ternyata kata Bi Yani, dia sudah berangkat jam enam tadi naik angkot.
Harusnya aku chat dia tadi malam jadi gak kayak gini jadinya.
Aku bergegas melajukan motorku dengan cepat. Setelah sampai aku melihat sosok Senja sedang duduk termenung ditaman depan sekolah.
"Heiiiiii pagi-pagi udah bengong"
Dia kaget dan memukul pundakku karena kesal telah membuatnya kaget.
"Aduwwwww"
"Syukurin, ngagetin aja sih"
"Lagian, pagi-pagi cewek imut udah bengong aja"
Dia melirik jam tangannya.
"Masuk ke kelas aja yuk" ajaknya
"yukkk"
Kami berdua berjalan beriringan menuju ruang kelas kami. Karena hari ini pembagian rapor, ruangan kelas nampak ramai sekali.
Mereka sedang bercanda dengan teman masing-masing. Tak berapa lama kemudian wali kelas kami masuk.
"Pagi anak-anak"
"Pagi buuuuu"
"Baiklah untuk mempersingkat waktu, ibu akan bacakan pemegang nilai tertinggi umum untuk kelas 1"
"Dan... nilai tertinggi umum jatuh kepada SENJA ZEVALIN PUTRI" Suara tepuk tangan dengan riuh.
"Selamat ya Senja, pertahankan nilaimu" kata Bu Nita
Aku melirik kearah Senja, aku bangga dengan keberhasilannya. Aku kagum padanya.
"Dan untuk juara umum kedua jatuh kepada ALVARO ADITYA, kelas 1B"
"Untuk juara ketiga yaitu DHEVAN GANESHA WIJAYA"
Namaku dipanggil, aku juga bangga pada diriku sendiri. Tepuk tangan riuh mengisi ruang kelas kami.
Acara dilanjutkan dengan pemberian hadiah dan pembagian rapor.
"Selamat ya" aku mengulurkan tanganku pada Senja
"Makasih Dhev"
"Aku bangga padamu"
"Aku juga bangga padamu"
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Raulan Rajahukguk
Anak-Nya pintar juga
2022-02-07
0