BAB 10

Sampai di ruangan, almira langsung duduk, dimas ke ruangan nya, begitu pun juga rangga. Namun sebelum

mereka pergi , almira terlebih dahulu menanyakan kepada mereka apakah ingin disiapkan kopi atau tidak. Dimas dan rangga sama-sama menjawab untuk membelikan coffee di café bawah saja, namun rangga menyuruh almira untuk menyuruh OB saja yang membelikannya. Almira pun melakukan perintah yang diberikan rangga kepadanya

Di dalam ruangan rangga. Ia masi terlihat begitu bingung dengan perubahan suasana hari almira, bagaimana bisa ia menghilangkan rasa takut nya dalam satu malam. Sehingga ia memutuskan untuk mengawasi almira dari cctv yang ada di ruangan nya. Rangga mengawasi cctv itu dengan sangat serius, ia bisa melihat dengan jelas almira lewat cctv itu, almira tengah melamun di meja nya, sesekali tangannya memegang pipi lalu mengusap wajah nya, Rangga tau betul Gerakan itu adalah saat seseorang menghapus air matanya. Namun tak lama kemudian seorang OB masuk dengan membawakan 2 minuman, dengan sigap almira langsung berdiri tersenyum dengan begitu cantik dan mengucapkan terima kasih kepada OB tersebut. Saat menyaksikan itu semua, entah kenapa hati nya terasa sakit, ia tau betul bagaimana rasanya saat harus tersenyum di depan orang saat hati kita begitu terluka.

Tak lama ketukan pintu terdengar, Rangga menyuruh masuk, dan almira pun terlihat berjalan ke arahnya, “Kopinya

pak” ucap almira sambil meletakan kopi di atas mejanya. Saat akan pergi meninggalkan meja rangga riba-tiba memegang tangan almira dan melihat ke arah almira. Tatapan mereka beradu, tiba-tiba dada almira berdegup kencang, ia langsung menundukan pandangan nya

“apa masih sakit?” tanya rangga pada almira. Almira hanya terdiam tidak mengerti dengan pertanyaan yang di

katakan rangga

“Pipi mu, apa masi sakit ?” jelas rangga. Almira menggelengkan kepala nya dan tersenyum “sudah tidak pak”.

“Jika masi terasa sakit, dan ingin menangis, kau boleh menangis disini, tidak aka nada yang tau, hanya ada

aku” ucap rangga yang penuh dengan kehangatan. “Tidak aka nada yang berani masuk ke ruangan ku , jika tidak aku ijinkan masuk termasuk dimas” lanutnya

Almira kini sudah tidak bisa menahan air mata yang ada di pelupuk matanya , tangisnya pecah, dadanya begitu

sangat sesak, bayangan bayangan kejadian semalam terus muncul di pikiran almira. Entah apa yang akan terjadi jika rangga tidak datang, mungkin ia bisa gila. Begitu pikirnya.

Rangga yang melihat nya, berjalan ke arah almira lalu memeluknya,itu membuat tangis almira semakin pecah. “Saya takut pak, saya takut, seandainya saat itu bapak tidak datang, saya tidak tau akan seperti apa jadinya” ucap almira lirih. Rangga menepuk punggung almira, ia membiarkan almira menangis di pelukannya, ia membayangkan bagaimana jika almira adalah adik kesayangan nya, dia pasti tidak akan memaafkan laki-laki berengsek itu. Almira kini sudah mulai tenang, terdengar suara ketukan pintu dari luar, almira langsung menarik tubuhnya, dan menyeka sisa air matanya. “Sudah lebih lega?” tanya rangga. Almira hanya mengangguk

“Pergilah ke ruangan itu, nanti akan aku ketuk jika orang di luar sana sudah selesai urusan nya dengan ku” ujar rangga, almira pun mengikuti apa kata rangga, ia masuk ke sebuah ruangan yang merupakan sebuah kamar yg di sediakan untuk beristirahat rangga , jika sewaktu-waktu dia harus lembur dan kelelahan.

“Masuk” ujar rangga, Dimas pun masuk ke ruangan rangga. Ia langsung menunjuk ke meja almira, ia tau almira tadi berjalan ke ruangan rangga, dan belum melihatnya kembali, sebenarnya dimas enggan mengganggu tapi karena ada dokumen yang harus di tanda tangani urgent , mau tidak mau dia haru mengetuk pintu itu

“Kemana almira” bisik dimas.

“Di dalam” jawab rangga sambil tetap focus pada dokumen yang ada di tangan nya.

Dimas melihat bahun rangga yang basah, ia pun tersenyum ‘Sudah lama ya rangga, semoga ini awal yang baik’ ucap dimas dalam hati.

Setelah selesai menandatangani dokumen, dimas pamit pergi untuk menyerahkan dokumen ini dan mengurus

pembatalan kerja sama mereka dengan Andrew. Rangga pun menganggukan kepalanya tanda setuju. Sebelum dimas pergi meninggalkan kantor , ia menghampiri security “jika ada telpon masuk untuk pak rangga, lalu tidak ada jawaban dari sekertaris nya, bilang saja mereka pak rangga sibuk, dan jika ada orang yang ingin bertemu dengan pak rangga katakana pak rangga sedang tidak ada di tempat, mengerti ?” ujar dimas, yang di balas anggukan oleh receptionist tersebut.

Dimas begitu senang, saat ia melihat noda basah di bahu rangga, ia tahu noda itu bekas tangisan, dan sudah

pasti saat orang menangis rangga sedang memeluknya, bagi dimas ini adalah awal yang baik. Bagaimana tidak, seteleh kepergian danisa rangga terus menutup hatinya , bersikap dingin dan acuh kepada siapapun, hingga membuat orang disekeliling nya khawatir. Tapi hari ini, bahkan dia meminjamkan bahu nya untuk almira, dan membiarkan almira menangis di pelukannya.

***

“Kamu boleh keluar” ujar rangga sambil mengetuk pintu nya. Tapi tidak ada jawaban dari dalam sana. Akhirnya rangga pun masuk karena takut terjadi sesuatu pada almira. Saat ia masuk, ia melihat almira yang tengah tertidur di sofa, rangga pun menghampirinya, membopong badan almira dan memindahkan nya ke tempat tidur, ia menatap lekat wajah almira, ‘benar kata Andrew dia memang cantik’ batin rangga, ia mengelus pipi almira, entah kenapa melihat wajah almira yang sedang tertidur Lelap membawa ketenangan sendiri untuk hati rangga. Setelah puas ia memandangi almira, ia langsung beranjak pergi dan kembali ke meja kerjanya dan melanjutkan pekerjaannya.

1 jam telah berlalu, sudah waktu nya makan siang. Rangga mengirim pesan kepada dimas, untuk menyuruh siapapun membelikan makan siang untuk 2 orang, dimas tentu sudah tau untuk siapa makanan  yang satunya. Tak lama seorang OB mengetuk pintu ruangan rangga , dan masuk dengan membawakan beberapa hidangan makan siang, ia letakan di meja makan yang sudah tersedia. Ruangan rangga memang cukup besar, disana ada kamar untuk nya beristirahat, kamar mandi lengkap dengan shower, lemari untuk menyimpan pakaian gantinya, ruang meeting kecil, meja kerja, sofa dan meja makan.

Setelah semua makanan terhidang, OB itu pun meninggalkan ruangan rangga. Rangga bangkit dari duduknya berjalan ke ruangan istirahatnya, saat ia membuka pintu, almira sedang berdiri dengan wajah yang cemas.

“Maafkan saya pak, tadi saya ketiduran” ujar almira sambil menundukan kepalanya. ‘aduh bisa bisanya aku tidur di tempat tidur nya pak rangga’ batin almira. Rangga pun yang melihat nya hanya tersenyum.

“nanti saya akan ganti seprai nya pak, sekali lagi maafkan saya lancing sudah tidur di tempat tidur bapak” ujar almira kembali. Rangga mencoba menahan senyum nya saat melihat almira yang ketakutan.

“sudah tidak perlu, tadi aku yang memindahkan mu kesana, karena kamu tertidur di kursi, ayo keluar” ujar rangga. Almira pun terkejut mendengar perkataan rangga, ia mengikuti almira keluar. Saat almira bergegas pergi ke luar ruangan, rangga kembali manarik tangan almira yang menimbulkan gemuruh kembali di hati almira

"mau kemana ?" tanya rangga, masi memegangi tangan almira

“Ke meja saya pak” jawab almira,

“temani saya makan dulu” ujar rangga. Rangga masi memegang tangan almiran dan membawa nya ke meja makan, dan menyuruh nya duduk, sedangkan almira saat ini sedang menenangkan hati nya yang berdebar begitu kencang ‘duh aku koq jadi degdegan gini ya’ batin almira.

Rangga kini duduk berhadapan almira, ia tengah menikmatai makan siang nya namun matanya tak berpaling

memandang almira, ia menyadari sesuatu, ntah kenapa selama ini setelah kepergian danisa ia begitu enggan menyentuh seorang perempuan, tapi kali ini memegang pegelangan dania dan menggegam tangannya memberikan kenyaman sendiri, hingga membuat nya candu ingin terus menggenggam tangannya.

Terpopuler

Comments

malirisia

malirisia

visualny thor

2021-06-18

0

Lasmi Kasman

Lasmi Kasman

visualnya kak

2021-05-30

0

Arni Khayanti

Arni Khayanti

cakeeep

2021-05-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!