BAB 4

Keesokan harinya..

“Pagi bu” Almira sudah rapih

dengan pakaian nya, kali ini ia menggunakan kemeja berwarna pastel di padukan

dengan rok berwarna hitam, rambutnya di ikat ke atas.

“Kamu mau kemana ? Gimana kemarin

interview nya ? semalam ibu ke kamar kamu, kamu sudah tidur” tanya maya.

Maya adalah ibu dari almira ,

seorang perempuan yang bekerja dengan keras untuk bisa membiayai putri semata

wayang nya, ia membuka sebuah warung makan sunda untuk bisa menghidupi dia dan

almira.

“Lancar bu,alhamdulillah almira keterima, dan hari

ini almira udah mulai kerja, kemarin almira cape banget bu, maapin almira ya

gak bisa bantu ibu beres-beres di warung” jawab almira.

“Alhamdulillah kalau keterima,

kamu yang semangat kerja nya ya, nak” tutur maya sambil membelai kepala almira

“Iya bu, do’ain almira, supaya

bisa bahagiain ibu ya , supaya ibu gak perlu jualan lagi” jawab almira sambil

memeluk ibu nya. “Bu Almira berangkat dulu ya , takut kesiangan” ucap almira

setelah ia menghabiskan sarapannya.

“Kamu mau bawa bekal makan siang gak ?” tanya maya

“Besok aja bu, sekarang kan ibu

juga belum siapin” jawab almira sambil mencium tangan maya.

***

Kini almira sudah sampai di lobby

kantor, seperti biasa ia diantar oleh abang ojek online yang selalu siap siaga

mengantar nya, ( haha namanya juga ojol yak ). Namun sebelum ia naik ke lantai

6 , ia harus terlebih dulu menghampiri receptionist karena ia belum memiliki

kartu access. Setelah mendapatkan kartu access ia berjalan ke lift, saat pintu lift

akan tertutup sesorang menekan tombol lift hingga pintunya terbuka kembali, dan

orang itu adalah dimas.

“Selamat pagi pak dimas” ucap almira

sambil menundukan kepala nya. “Pagi” jawab dimas, ia melihat kartu acces yang

menggantung dengan tulisan visitor

“Kamu belum dapat kartu acces?” tanya dimas.

“Iya pak belum , kemarin saya

langsung pulang, lupa juga tanyakan ke bu ayu” jawab almira. Dimas hanya

menganggukan kepalanya.

Tak lama mereka tiba di lt 6, dan

langsung berjalan ke ruangan.

“Kamu langsung ke ruangan bu ayu

ya, langsung minta kartu access dan id pengenal, hari ini akan ada meeting

dengan client jam 10, jangan sampai kamu tidak memakai id pengenal kamu” ucap

dimas sambil berlalu.

Almira pun bergegas ke ruangan

HRD, setelah ia bertanya ke salah satu OB yang sedang membersihkan ruangan. Almira,

memang belum sama sekali tau letak ruangan-ruangan yang ada disini , karena

kemarin dia hanya di perkenalkan kepada dimas dan rangga selebih nya tidak ada.

“Selamat pagi, apakah bu ayu nya

ada ?” tanya almira setelah sebelumnya mengetuk pintu yang terbuka.

“Ada mba disana, langsung masuk

saja” jawab seorang perempuan yang baru saja sampai di mejanya.

Almira pun mengangguk dan pergi

ke salah satu meja di ujung ruangan tersebut.

“Permisi bu ayu, tadi saya di

minta pak dimas menghadap ibu agar bisa mendapatkan kartu access dan id

pengenal, beliau bilang akan ada meeting dengan client sehingga saya harus

menggunakan id pengenal” jelas almira.

“Oh iya, saya lupa kemarin, kamu

ikut saya untuk di foto terlebih dahulu ya” jawab ayu.

Almira pun mengikuti ayu kesebuah

ruangan, melakukan foto untuk id dan kartu access,di bantu salah satu karyawan

HRD, “Almira Prandita” ucap rara, seorang karyawan bagian HRD yang tadi

membantu almira untuk berfoto.

“Iya mba” jawab almira sambil

tersenyum. “Aku rara” jawab rara sambil mengulurkan tangannya yg disambut oleh

almira, “emang yaa kalau orang udh cantik mau foto dadakan aja tetep cantik”

ucap rara sambil memberikan id dan kartu access yang sudah jadi. Disana tertera

nama Almira prandita dan foto dirinya. Benar apa yang di bilang rara, foto yang

terpampang di kartu access dan id almira masi terlihat sangat cantik meskipun

di ambil alakadarnya. Almira hanya tersenyum dan pamit keruangan nya.

Saat ia masuk ruangan, ia melihat

rangga sudah berdiri di mejanya. Ia bergegas menghampiri rangga.

“Selamat pagi pak, ada yang bisa

saya bantu?” tanya almira.

“Dimana dimas? Saya keruangan nya

tapi dia tidak ada di tempat” tanya rangga

“Tadi pak dimas sudah datang pak,

lalu menyuruh saya ke ruangan bu ayu untuk memintakan kartu acsess dan id

pengenal, ini saya baru kembali dari ruangan bu ayu, sebentar ya pak saya coba

hubungi beliau” jawab almira yang gugup tapi mencoba tenang.

“Tidak perlu, biar saya yang

hubungi dia, kamu buatkan kopi saja, simpan di meja saya” ucap rangga yang

langsung berlalu meninggalkan meja almira. Almira menghela nafas, melihat wajah

rangga yang begitu telihat kaku membuat almira ketakutan apalagi mengingat dosa

nya kemarin.

Begitulah  Rangga Widjaya laki-laki

penerus perusahaan keluarga widjaya, memliki wajah tampan tapi mempunyai sikap yang dingin, seorang

pengusaha muda yang terlahir dari keluarga kaya, kemampuan dalam bisnis membuat

semua orang kagum kepada Rangga. Banyak sekali perempuan yang tergila gila kepada ketampanan nya, namun sikap dingin rangga

membuat tidak ada satu wanita pun yang bisa mendekatinya, rangga selalu membuat

dinding penghalang yang tinggi untuk semua orang, dan tak ada yang bisa

melewatinya kecuali dimas.

Ya, Dimas adalah satu-satunya

sahabat rangga dan satu satunya  orang

yang bisa melewati dinding itu, dia bisa melihat sisi lain dari rangga, bukan

rangga yang dingin, melainkan rangga yang penuh dengan kehangatan, penuh dengan

kasih sayang dan kebaikan. Persahabata mereka sejak kecil membuat dimas dan

rangga sudah seperti saudara sendiri.

***

Terpopuler

Comments

Lasmi Kasman

Lasmi Kasman

Ayo Almira taklukkan Rangga

2021-05-30

0

Cute Girl

Cute Girl

like lagi

2021-04-28

0

Wina Ningsih

Wina Ningsih

tetap semangat almira....

2021-04-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!