BAB 16

Mereka bertiga berbincang begitu asyik, di dalam ruangan hingga waktu tidak terasa sudah sore. Suara ketukan pintu terdengar, rangga pun menyuruh orang yg ada di luar sana masuk. Tak lama almira masuk.

“Selamat sore tuan, mohon maaf mengganggu” ujar almira yang kini matanya tertujudu pada lisa yang tengah tertidur sofa dengan beralskan paha rangga. Dimas dan lisa yg melihat nya merasa ini adalah sebuah kebetulan yang menguntungkan.

“Saya ijin pamit pulang, semua pekerjaan saya sudah selesai” ucap almira.

“Tunggu aku, kau pulang bersama ku” jawab rangga.

“Tidak perlu tuan, saya mau ada keperluan di luar sebentar” jawab almira, ‘sebenernya apa sih mau nya pak rangga, pacarnya lagi asyik-asyikan gitu masi mau nganterin aku pulang’ batin almira.

“Kalau aku bilang tunggu, tunggu” jawab rangga.

“Tapi jika saya harus tunggu bapak manti saya terlambat” jawab almira dengan nada kesal. Kini lisa dan dimas yang menyaksikan itu saling menatap, dan tersenyum. Lisa bisa dengan cepat mengetahui bahwa kaka nya itu memang sudah menyukai almira, dan begitu pun dengan almira, ia tau almira kini tengah cemburu.

“Kamu bukan punya janji dengan tuan alex kan almira?” tanya dimas sengaja memancing emosi rangga.

" Tuan Alex ?" tanya rangga

"Iya, tadi tuan alex menhubungi almira, dan sempat menanyakan no pribadi almira, untung nya aku cepat datang" jawab dimas.

Rangga yang mendengar nya, mengangkat tangannya, dan memberi isyarat supaya almira masuk. Almira yang menerima perintah dengan tatapan yang tajam segera menghampirinya.

“Bukankah aku sudah bilang kepada mu tentang tuan alex ?” tanya rangga penuh penekanan.

“Ii-ya pak” jawab almira setengah gemetar, ia mulai meremas tangannya, ia kesal kepada rangga tapi ia juga tak bisa berbuat apa-apa.

“Tunggu aku, dan aku akan mengantar mu, paham” jawab rangga. Almira pun menganggukan kepala nya dan berlalu ke mejanya.

“Kakak suka sama gadis itu ya?” tanya lisa pada rangga.

“Kenapa ?” tanya rangga balik,

“tidak apa-apa, jika kaka suka, kaka harus mengatakan nya dengan cepat, seperti nya kaka cantik itu banyak sekali fans nya, kalau kaka kelamaan nati dia di rebut orang” tutur lisa sambil tersenyum. Sedangkan rangga hanya terdiam

“Apa kamu menyukai nya?” tanya rangga.

“Iya, dia cantik, bahkan lebih cantik dari ka danisa, kalau kaka nanti nikah sama dia , keponakan ku pasti akan sangat menggemaskan, iya kan sayang?” ucap lisa sambil berdiri dan duduk di sebelah dimas.

“Tentu” jawab dimas sambil membelai kepala lisa.

“Tapi” ucap rangga lalu terdiam

“Ka , sampai kapan kaka akn terus seperti ini, ka danisa itu cinta kaka yang sudah pergi, ka danisa sudah tenang

disana ka, kaka tidak bisa terus menyakiti diri kaka dan hati kaka” ucap lisa. Rangga hanya tersenyum.

Mereka bertiga pun mengakhiri percakapan mereka, dan berlalu pergi keluar ruangan. Namun saat mereka sampai di meja almira, almira sudah tidak ada disana. Dimas dan rangga mencoba menghubungi almira, namun tidak ada jawaban. Akhirnya dimas memutuskan untuk melihat cctv, untuk memastikan apakah almira pulang, atau sedang pergi ke suatu tempat. Saat Dimas sedang memeriksa cctv, dia melihat seorang mirip almira, sedang duduk menikamati kopi, di depan nya ada beberapa karyawan dari widjaya grup juga. Rangga langsung pergi kebawah di  ikuti dimas dan lisa.

***

“Aku sudah menyuruh mu untuk mengunggu di atas bukan?” tanya rangga yang langsung meraih tangan almira.

“Pak rangga” jawab orang-orang yang berada di depan almira, namun rangga sama sekali tidak menoleh ke arah

mereka.

“Ayo pulang” ujar rangga, sambil menggenggam pergelangan tangan almira.  Almira langsung bangkit dari duduknya, ia pamit dan langsung pergi meninggalkan café tersebut. Perlakuan rangga pun sontak membuat orang-orang yang melihat nya bertanya-tanya.

“Sakit pak” almira mencoba melepaskan tangan nya dari tangan rangga, namun cengkraman rangga begitu erat.

“Aku sudah bilang, aku tidak suka kamu dekat-dekat dengan laki-laki lain” ujar rangga, dia terus mencengkram lengan almira, membawanya kedalam mobil.

“Pak andi, bapak pulang naik taksi saja, biar saya yang bawa mobil nya” ucap rangga, setelah menyuruh almira masuk. Pak andi pun menganggukan kepalanya. Dan rangga melajukan mobil nya.

Dimas dan lisa yang melihat tingkah nya merasa bersalah, sekaligus Bahagia. Akhirnya ia bisa melihat kemabli rangga yang dulu, meraka sudah bisa melihat bahwa hati rangga kini sudah benaar-benar mulai terbuka.

Terpopuler

Comments

Lasmi Kasman

Lasmi Kasman

udah mulai bucin

2021-05-30

0

nobita

nobita

dia cemburu pd adiknya Rangga.. wkwkwk

2021-04-10

0

Wina Ningsih

Wina Ningsih

yg posesif gini gw suka...

2021-04-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!