Bab 12 (Pov Elisa)

Manusia bisa menjadi seperti iblis jahat tanpa harus bersekutu , saat mereka dengan tega menumpahkan darah manusia lain yang tak bersalah.

-

Aku menutup pintunya perlahan, tak sanggup menyaksikan kekejaman para serdadu menghabisi noni-noni Belanda. Meskipun suara-suara tangisan mereka begitu mengiris hati dan memekakkan telinga.

Sekarang aku bingung harus bagaimana kembali ke dunia nyataku, biasanya setelah mendapatkan informasi, tubuh halus ku langsung kembali ke raga. Aku takut untuk pergi dari ruangan ini untuk mencari jalan keluar. Aku takut tidak bisa kembali ke dalam ragaku. Aku takut tak bisa melihat adikku lagi. Aku takut terjebak dan mati.

"Tolong saya, "

Muncul suara perempuan dari arah belakangku, aku pun menoleh ke asal suara. Seorang perempuan dengan gaun putih berlumuran darah berjalan ke arahku. Wajah cantiknya nampak begitu pucat. Rasanya aku ingin lari tapi ke arah mana aku pun tak tahu. Perempuan di hadapanku ialah perempuan yang baru saja di tebas kepalanya oleh serdadu jepang. Kenapa dia bisa satu ruangan denganku? Oh, Tuhan, tolong aku.

"Tolong ban tu Sa ya mencari ayah sa ya. Nippong su dah membunuh ka mi. Ka mi ingin per gi bersama-sa ma. " Ucap perempuan itu dengan logat Belandanya.

"Maafkan saya, sepertinya saya tidak bisa membantu kamu. "

Selesai aku berucap, tiba-tiba muncul cahaya putih berkilauan di sebelah kananku. Tak lama kemudian aku terhisap masuk kedalamnya. Hanya sepersekian detik, aku sudah berada di tempat lain. Aku melihat ke segala arah. Tempat asing lagi. Ya Tuhan, apa-apaan ini. Aku berada di sebuah hutan, iya hutan dengan pohon yang besar juga tinggi. . Bahkan ukuran pohonnya jarang aku jumpai karena besarnya. Ada sebuah bangunan lapang tanpa atap yang di penuhi dengan banyak orang. Di hadapanku aku melihat orang-orang dengan pakaian zaman kerajaan. Kebanyakan dari mereka tidak mengunakan alas kaki. Mereka melakukan kegiatan berdagang. Setelah aku perhatian dengan seksama ternyata ini memang semacam pasar.

Aku senyum-senyum sendiri memperhatikan mereka. Aku adalah orang modern yang hidup ratusan tahun setelah mereka lalu kini aku berada dalam era mereka. Beruntungnya, mereka tak melihatku karena aku bersembunyi dibalik sebuah pohon yang sangat besar, kedua tanganku tak akan cukup untuk melingkar pohon ini.

Tak lama kemudian sebuah anak panah melesat, menancap tepat pada pohon yang menjadi tempatku bersembunyi. 'Ya Tuhan, ini ada apa? ', seru batin ku mulai ketakutan. Di kejauhan terdengar lengkingan suara kuda serta suara derap langkahnya. Orang-orang mulai lari kocar kacir. Anak-anak mulai menangis ketakutan, memanggil ibu-bapaknya. Ada pula yang membunyikan kentongan sebagai peringatan bahaya. Dari arah datangnya anak panah tadi muncul puluhan pasukan berkuda yang menghunus kan pedangnya yang tajam. Seolah siap membunuh siapa saja yang ia lalui. Aku bergidik ngeri, sedari tadi menyaksikan manusia membantai manusia. " Ya Tuhan, aku ingin pulang. "

Air mataku menetes perlahan. Tak sanggup melihat pembunuhan lagi dan lagi. Aku teringat keluargaku yang tewas dibunuh perampok. Aku tak sanggup melihatnya. Aku berlari ke arah hutan, berharap menemukan jalan keluar ataupun portal untuk kembali. Aku terus berlari dan berlari sampai tanpa aku sadari "Aaaaaaahh". Kakiku tersandung akar pohon.

-

" El, bangunlah, El. ingat adikmu Erik menunggumu. "

Suara itu.

Aku hafal betul pemilik suara itu.

-

Nantikan episode selanjutnya yaa, akan ada pov Jericho.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!