Bab 4

Mereka yang tak Kasatmata selalu ada di sekitar kita. Namun, tak semua dari kita memahami kehadiran mereka.

***

"Sebenarnya... Ada hal lain yang membuat semua ini terjadi, " Jawabnya berhati-hati. "Ada yang bilang, mereka telah menjadi tumbal, pak" Lanjutnya sambil menunduk kembali.

'Brakk'

Sebuah suara mengejutkan pria personalia itu hingga terkaget-kaget. Jericho marah hingga mengebrak meja kerjanya.

" Jawaban macam apa ini! Anda adalah personalia disini selama bertahun-tahun, kenapa jawaban anda sama sekali tidak masuk akal? " Jericho sangat murka mendengar jawaban dari personalianya yang bernama pak Hendra tersebut. Baginya hal klenik tersebut hanyalah usapan jempol semata. Ini sudah era digital yang modern, mana mungkin hal semacam itu masih terus hidup. Jericho mengusap mukanya untuk berpikir jernih lalu melanjutkan lagi ucapannya.

"Kalau menurut anda ini tumbal, lalu siapa yang melakukannya? Anda pikir itu ulah keluarga saya? "

"Em, saya tidak berpikir begitu,pak. Tapi... " Pak Hendra takut melanjutkan ucapannya. Dia sangat memahami ketidakpercayaan pimpinannya ini. Dia orang berpendidikan apalagi jebolan luar negeri, sudah tentu memiliki pola pikirnya lebih idealis dan realistis. "Tapi bisa jadi ini ulah pesaing bisnis kita. " Lanjutnya memberanikan diri.

"Tolonglah, pak Hendra. Jangan isi pikiran bapak dengan hal-hal negatif seperti itu. Bila memang ini kecelakaan kerja, tolong dicari penyebabnya supaya tidak terulang lagi. Jangan coba menyalahkan pihak lain yang belum tentu bersalah. "Jericho berupaya berpikir se realistis mungkin untuk menjaga nalarnya agar tetap berimbang. Sedangkan pak Hendra masih terdiam mendengar ucapan atasan nya tanpa berani memandang nya.

" Saya tidak punya banyak waktu disini, saya harus mengecek ke tempat lain sekarang. " Jericho bangkit dari duduknya diikuti pak Hendra yang juga berdiri lalu keluar dari ruangan itu.

"Pak, tunggu. Laporan saya belum anda baca, " Suara seorang perempuan menghentikan langkah Jericho. Dia menoleh ke asal suara, dia memberi kode kepada pak Hendra untuk pergi meninggalkan nya terlebih dahulu. Perempuan itu keluar dari ruangan yang berada tepat di sebelah ruangannya. Tak tertulis keterangan apapun di pintu itu.

Perempuan berwajah bulat itu tersenyum kepada atasannya, perempuan yang memiliki tinggi sekitar seratus empat puluh sentimeter itu menyodorkan buku laporan bersampul kuning, dibagian depan tertulis nama; SEKERTARIS : MIRNA SARI DEVI.

"Kenapa tidak kamu antar ke ruangan saya tadi? " Tanya Jericho tanpa mengalihkan matanya dari lembar per lembar buku laporan itu.

"Maaf, pak. Tadi belum selesai. " Jawabnya

Jericho mulai kesal kepada perempuan itu karena ternyata buku itu adalah hanyalah kumpulan kertas HVS kosong yang di jilid dan diberi sampul. Hanya beberapa lembar di halaman pertama yang terisi oleh teks.

"Kamu buang- buang waktu saya saja. " Seru Jericho kemudian menutup buku itu dengan kasar tapi perempuan di hadapannya justru menghilang. 'pasti dia sedang sembunyi', batinnya kesal. Dengan emosi Jericho membuka pintu ruangan yang pasti milik perempuan tadi, namun tidak bisa. Pintu itu terkunci. Dia yakin perempuan itu sengaja menguncinya.

"Bapak sedang apa? " Tanya pria berseragam khas office boy kepada Jericho.

"Perempuan jahil itu pasti ada di dalam sana. Hey kamu, tolong buka pintunya! " Desak Jericho dengan tubuhnya di pintu itu. Pria office boy itu hanya melonggo menyaksikan Jericho.

"Pak, ruangan ini sudah kosong sejak tiga bulan lalu. "

"Apaa??? " Seru Jericho tak percaya. Dia langsung berhenti mendesak pintu itu terbuka.

"Iya, pak. Semenjak mbak Mirna, sekertaris pak Adi meninggal dunia ruangan ini kosongkan oleh beliau, " Jelas office boy itu kepada Jericho.

"Memangnya Mirna meninggal karena apa?" Rasa penasaran Jericho semakin memuncak.

"Itu, pak. Dia... " ucapan nya terhenti, dia menelan salivanya berat sambil bergidik memandang pintu dihadapannya.

"Ayo cepat jawab! " Seru Jericho.

"Di ... dia meninggal karena bunuh diri, pak. " Jawab office boy itu cepat. "Oleh pak Adi kemudian ruangan kerjanya ini di kosongkan, " Jelasnya lagi.

'Astaga, ' Batin Jericho tak percaya. Bulu kuduk nya langsung berdiri. Jadi apakah dia tadi bertemu dengan hantu?? Tanpa berpikir panjang lagi Jericho pergi dari tempat itu menuju perusahaan nya yang lain. Menaruh buku laporan dari Mirna ke tempat sampah.

Terpopuler

Comments

senja

senja

tadi Pak Hendra ngeliat Jeri bicara sm hantu kah?

2022-03-25

2

Ida

Ida

mirip kenyataan....

2022-02-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!