Bab 1

Bandara Internasional Soekarno-Hatta

Drtt ... Drrt... Drrt

"Halo, ada apa? Aku baru saja tiba. Sorry, baru on. "

"Ah, kakak. Aku sudah menunggumu di tempat parkir. Apa perlu aku menghampirimu sekarang?"

"Hahh, aku kan sudah bilang. Tidak usah menjemputku, aku akan naik taxi. "

"Jadi kakak menolak jemputan ku? Baiklah, aku akan pulang sendirian. "

"Eits, jangan begitu. Oke, Oke, aku akan pulang denganmu. "

"Baiklah, aku share loc ya."

Pria muda bernama Jericho itu mendengus kesal sambil memasukan gadgetnya kedalam saku jaketnya. "Dasar anak nakal! " Umpatnya lirih kepada adik bungsunya yang baru saja menelponnya. Bukan tanpa alasan, itu karena dia sangat menyayangi adik bungsunya ini. Dia tahu adiknya baru saja bisa menyetir mobil. Dia tidak ingin hal buruk terjadi pada adiknya yang masih pemula.

Setelah sepuluh menit berjalan kaki, akhirnya dia sampai di parkiran. Seorang gadis yang tak asing di matanya menyambutnya dengan senyuman yang manis. Kedua tangannya terbuka lalu mendaratkan pelukan yang erat di tubuh Jericho. Dia pun membalasnya, kerinduan bertahun-tahun lamanya kini terobati. Meskipun sering menghubungi kakaknya dengan sambungan video namun tetap saja, melihat seseorang dengan nyata itu lebih menyenangkan.

"Mobilnya aku ambil alih, " Seru Jericho yang langsung nyelonong duduk di kursi kemudi. Adiknya hanya menurut saja meskipun sebenarnya dia ingin menunjukan kemampuan menyetir nya kepada sang kakak. Dia sangat paham pada kakaknya ini, dia orang yang keras. Sekali dia bilang tidak boleh, itu adalah larangan keras yang wajib di turuti meskipun dia sadar, jikalau dirinya sering melanggar itu.

Mobil mewah berwarna metalik yang mereka kendarai menyusuri jalanan kota yang padat. Ditengah kemacetan yang membosankan, Jericho mengedarkan pandangannya pada tepi jalanan yang juga penuh dengan lalu lalang orang, pedagang kaki lima juga para gelandangan. Jakarta tak banyak berubah, batinnya. Lima tahun menempuh kuliah di Inggris, diam-diam Jericho merindukan kebisingan kota ini juga penghuninya. Entah apa yang dapat dia bagi pada kotanya dengan gelar Magister yang dia miliki sekarang.. Entahlah.

Jarak antara kediaman orang tuanya dan bandara sebenarnya tidak terlalu jauh. Bila jalanan tidak padat, tiga puluh menit saja sudah sampai ke tujuan. Namun, bila macet begini bisa dua kali lipat bahkan lebih.

Dengan rasa penat yang menumpuk di badan karena perjalanan jauh. Jericho membuka pintu mobilnya. Dia telah sampai di rumah orang tuanya. Rumah mewah dengan arsitektur modern, nampak mentereng diantara rumah lainnya. Siapapun yang melihatnya pasti setuju jika menyebut rumah ini seperti istana. Bukan hanya terlihat mewah dengan fasilitas 'wah', namun beberapa pelayan juga tinggal di rumah ini.

Tanpa perlu aba-aba beberapa pelayanan berdiri menyambut Jericho dan adiknya. Menanyakan barang apa yang perlu mereka bawakan kedalam. Sedangkan dikejauhan, lebih tepatnya di dapur. Beberapa pelayan sudah menyiapkan minuman untuk mereka berdua.

Ada rasa senang juga sedih ketika Jericho menginjakkan kaki dirumah ini. Rasa duka, kehilangan orang tersayang. Terasa seperti embun basah yang meraupi mukanya. Lalu hatinya tak merelakan semua ini terjadi. Tapi hidupnya harus tetap berjalan apapun keadaannya.

"Mama ada dimana? " Tanya Jericho kepada salah satu pelayannya.

"Nyonya besar sedang menikmati kopi di balkon, tuan. " Jawab pelayan berseragam hitam dengan corak berwarna putih. Dia adalah Kepala pelayan disini. "Apa perlu saya memanggilnya? " Lanjut pelayan itu lagi.

"Tidak perlu, biar aku menghampirinya sendiri. " Dengan semangat Jericho menaiki anak tangga menuju balkon dilantai tiga rumahnya. Balkon itu di disain seperti mini cafe dengan lampu ornamen dan pemandangan kota yang cantik, sengaja dibuat demikian untuk membuat nyaman keluarga itu ketika berkumpul.

Kepulangan Jericho dari Inggris tak diketahui oleh sang mama. Dia sengaja memberinya kejutan. Hanya kakak dan adiknya saja yang tahu tentang kepulangannya ini. Mendengar kabar kematian sang papa sepuluh hari lalu membuat Jericho amat bersedih, ditambah lagi kabar dari adiknya bahwa sang mana sering murung dan mengurung diri membuatnya ingin buru-buru pulang.

Di kejauhan Jericho melihat siluet seorang perempuan yang tengah berdiri di tepi balkon. 'Itu pasti mama, ' batin Jericho senang. Ingin sekali rasanya dia segera mendarat kan pelukan padanya.

"Mama, aku pulang. " Seru Jericho lantang.

Namun perempuan yang dia panggil mama itu tiba-tiba berdiri menaiki pagar dan terjun tanpa mengucapkan apapun.

"Oh, nooo. Mamaaa... " Teriak Jericho sambil berlari ke tepi balkon. Air matanya turun tanpa diminta. Dia panik dan takut dengan apa yang dilihatnya barusan. Matanya nanar mencari tubuh mamanya di lantai dasar sana. Terasa oleh Jericho seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Membuatnya amat terkejut.

"Jer, ini mama. Kenapa kamu teriak?? "

Eits, sabar ya pembaca. Tunggu lanjutan ceritanya dibab selanjutnya yaa. 😃

Terpopuler

Comments

LUCKY Sholeha

LUCKY Sholeha

nyimak

2022-02-19

1

Ida

Ida

terkejut...

2022-02-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!