Bab 16

Setiap orang memiliki kedudukan sama, yang membedakan adalah tanggung jawabnya.

***

Pov Author

Butuh waktu kurang lebih dua jam bagi Jericho dan Elisa menempuh perjalanan udara dari Jakarta hingga sampai di bandara Internasional Syamsudin Noor kota Banjarmasin. Setibanya di sana mereka sudah di jemput oleh sopir pribadi sang kakak untuk menuju kediamannya. Sesuai rencana Jericho dan Elisa akan menginap di sana untuk dua hari kedepan. Seperti dugaan Elisa, rumah Evelyn May Aditama tak jauh berbeda dengan rumah orang tuanya. Mewah, itulah kesan pertama yang Elisa dapatkan. Hati kecil Elisa menciut, menyimpan keraguan, apakah dirinya akan di terima dengan baik oleh si empunya rumah. Perasaan seorang jelata meraung-raung dalam hatinya.

Belum sampai mereka mengetuk pintu rumah atau menekan bel, si empunya rumah sudah membukakan pintu, menyambut tamunya dengan senyum sumringah. Perempuan cantik berkulit putih bersih, berambut lurus sesiki dengan perut besarnya terlihat elegan dalam balutan dress berwarna hijau tosca.

"Jericho, Adikku, " Sambutnya lalu mendaratkan pelukan ketubuh Jericho yang jauh lebih tinggi dari pada dirinya. Senyum mereka berdua merekah, memanglah ini pertemuan yang sangat mereka idamkan. Terlihat Jericho membungkukkan badannya demi menyentuh perut buncit kakaknya.

"Hi junior, i'm your uncle. Let's get out from your mama! I will playing with you everyday in Jakarta (Hai junior, aku adalah pamanmu. Cepatlah keluar dari perut mamamu! Aku akan mengajakmu bermain sepanjang hari di Jakarta ) " ucap Jericho kepada calon keponakannya. Sedangkan kakaknya memukul pundak Jericho.

"Sebentar lagi aku akan keluar, uncle. Kita bermain di sini saja ya, Jakarta itu jauh. " Jawab Evelyn kepada adiknya. Jericho lalu tertawa sambil berulang kali mengelus perut kakaknya. "Hai, kita belum berkenalan. Aku Evelyn, panggil saja aku kakak, usiamu pasti terpaut jauh dariku, " Ucapnya ramah sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Perkenalkan saya Elisa, sekertaris pribadi pak Jericho. " Balas Elisa sambil membalas jabat tangan Evelyn. Saat tangan mereka saling bersentuhan, mata batin Elisa menangkap sesosok mahluk menyeramkan sedang menggerayangi perut besar milik Evelyn. Mahluk itu menarik sesuatu dari dalam sana lalu melahap nya dengan senang. Astaga. Kemampuan ini kembali lagi, kan sudah ditutup tempo hari. Gerutu Elisa di dalam hati, semenjak kejadian di pabrik tekstil waktu itu, ahli spiritual menutup mata batinnya. Hari-hari menjadi manusia normal sudah buyar. Seru Elisa lagi.

"Aduhh, " Seru Evelyn tiba-tiba memegang perutnya.

"Ada apa, kak? " Tanya Elisa khawatir.

"Akhir-akhir ini perutku sering sakit tiba-tiba, dokter bilang itu kontraksi palsu. Tapi tidak apa-apa nanti juga hilang sendiri sakitnya kalau belum tiba waktunya melahirkan. Ayo kita masuk, aku sudah siapkan makanan untuk kalian. " Evelyn mengiring kedua tamunya kedalam rumah mewahnya. Berulang kali Jericho mengelus perut kakaknya. Sambil berkata; "Junior, jangan nakal yaa, kasihan mamamu, sayang"

Elisa berjalan di belakang dua bersaudara itu, memperhatikan dengan sesama kedua orang itu di ikuti oleh sosok mahluk yang sama. Mahluk bertubuh hitam besar dan berbulu dengan rambut acak-acakan, mata besar yang melotot, sepasang taring yang panjang serta jari tangan yang menghitam. Kok bisa sama sih? Kenapa pula hanya mereka berdua yang di ikuti? sedangkan orang lain tidak. Pasti ada yang tidak beres. Seru Elisa dalam hati.

-

Kira-kira ada apa yaa?? Jangan lupa tunggu kelanjutannya para reader. Salam santun dari author. 🙏

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***