Sekarang Adel dan Devan sama-sama berdiri di luar kelas, suasana tiba-tiba menjadi canggung.
Adel yang ingin bertanya karena ingin mendengar penjelasan dari Devan mengurungkan niatnya karena dia masih kesal dengan Devan dan dia meihat Devan seperti sedang memikirkan sesuatu dan tidak ingin ia ganggu.
Devan yang ingin menjelaskan pada Adel mengurungkan niatnya karena dia melihat Adel memalingkan mukanya dan seperti tidak ingin melihat Devan dan pada akhirnya mereka terus seperti itu sampai pelajaran Bu Ana selesai dan sampai saat waktunya pulang.
“Aku pulang duluan ya,” ucap Adel pada kedua sahabatnya.
Kini Adel sudah ada di pinggir jalan, tidak akan ada yang menjemputnya hari ini dan kakeknya pun sedang ada urusan, terpaksa Adel harus naik bus. Namun, sebelum itu dia ingin berjalan-jalan kecil, dia ingin menghilangkan semua masalanya dengan menyusuri sepanjang jalan yang ia lewati.
Ditengah-tengah perjalanan, langkah kakinya terhenti. Adel melihat seseorang yang tidak ingin dia lihat lagi, seorang laki-laki yang membuat ia memutuskan untuk pindah sekolah.
Adel mencoba menghindarinya dengan berbalik arah, namun sayangnya dia tidak berhasil. Langkah laki-laki itu lebih cepat darinya dan sekarang laki-laki itu memegang tangan Adel dengan kuat sampai tangan Adel terlihat kemerahan.
“Adel!” ucap laki-laki itu memegang erat tangan Adel.
“Putra, lepasin. Kita udah gak punya urusan lagi,” ucap Adel berusaha melepaskan genggaman laki-laki itu.
“Del, aku tau ini semua salahku. Aku minta maaf, aku hilaf. Aku ingin kita memulai hubungan kita kembali dari nol,” ucap laki-laki yang disebut Putra tadi.
Putra adalah mantan pacar Adel sebelum Adel pindah sekolah, dia sekarang ada di Jakarta karena ada urusan keluarga. Dia sebenarnya hanya iseng saja ada di pinggir jalan itu, dia hanya ingin melihat-lihat saja namun tidak pernah terduga jika ia akan menemukan Adel disana dan akhirnya ia mendekati Adel meminta untuk balikan.
”Lepasin, aku gak mau sama kamu lagi, aku udah bener-bener kecewa sama kamu. Sekarang lebih baik kamu pergi dari sini atau aku akan teriak dan buat warga bawa kamu ke kantor polisi,” ucap Adel terpaksa karena ia ketakutan, Putra yang ia kenal tidak pernah sekasar itu.
Namun, tiba-tiba datang seorang laki-laki dari belakang Adel, laki-laki itu memegang tangan Putra, berusaha melepaskan genggaman Putra dari tangan Adel.
“Lepasin cewek gue!” ucap Devan mengagetkan Adel.
“Devan?” ucap Adel tak sadar.
Karena genggaman Devan yang kuat membuat Putra melepaskan tangan Adel.
“Ohh, jadi gini. Pantes gak mau, udah punya yang baru ya. Murahan banget sih lo Del, baru putus udah punya cowok baru,” ucap Putra kasar.
Karena kekasaran ucapan Putra, Devan marah dan dia mendaratkan sebuah pukulan tepat di pipi Putra, sekarang Putra memiliki bekas pukulan di wajahnya.
“Devan kamu apa-apaan sih?” ucap Adel marah melihat hal itu.
“Ohh, mau pakai kekerasan? Oke, gue terima,” jawab Putra dengan disertai sebuah pukulan, namun sebelum pukulan itu sampai, Fatur mencegahnya dan memutarbalikan tangan Putra dan hampir saja tangan Putra patah.
“Ahh!” ucap Putra kesakitan.
“Sebelum lo sakiti bos, lo hadapi dulu kita,” ucap Kribo menuturkan.
“Ahh, punya geng ternyata. Dasar pengecut! Beraninya keroyokan,” ucap Putra.
“Keroyokan atau satu lawan satu pun gue gak pernah takut sama lo,” ucap Devan marah, Adel kini hanya diam menyaksikan pertengkaran mereka.
“Oke kalo gitu, gue gak mau buat masalah baru buat Adel. Gimana kalo gini, kita balap mobil! Kalo lo menang, gue gak bakal ganggu Adel lagi, tapi kalo gue yang menang Adel harus mau balikan sama gue dan lo gak usah ganggu dia lagi,” ucap Putra serius.
Adel yang mendengarnya marah, dia gak mau jadi bahan taruhan. Dia berusaha menghentikan pertengkaran itu dan saat Adel melangkah maju mendekati mereka, dia dihentikan Fatur.
“Del, lo sebaiknya diam. Biar Devan yang selesaikan,” ucap Fatur menghentikan Adel dan Adel pun terdiam.
“Oke! Gue terima tantangan lo, tapi gue gak mau balap liar. Kita ketemu jam 4 sore di sirkuit ujung kota!” ucap Devan serius.
“Oke! Gue pergi duluan. Bye Adel,” ucap Putra genit dan segera meninggalkan Adel.
“Sini! Gue antar lo pulang,” ucap Devan sedikit memaksa.
“Gak usah, bisa sendiri,” ucap Adel menolak.
“Naik!” Devan yang terus memaksa Adel membuat Adel tidak bisa menolak. Sekarang Adel sudah duduk di jok belakang motor Devan. Mereka langsung menuju rumah Adel dan setelah sampai,
“Gue mau lo liat balapan itu, gue jemput lo nanti!” ucap Devan dan sepertinya itu adalah sebuah paksaan.
Beberapa jam telah berlalu, sudah hampi jam 4 dan Devan sudah berada di luar rumah Adel. Devan benar-benar menjemput Adel dan membawa Adel ke sirkuit.
Setelah sampai, mereka melihat Putra sudah sampai duluan. Disana juga sudah ada Fatur dan Kribo.
“Ahh, baru sampai. Gue kira lo gak ada nyali buat balap sama gue, gak nyangka nyali lo besar juga,” ucap Putra yang membuat Devan kesal.
“Gak usah banyak basa-basi, kita mulai sekarang.” ucap Devan memulai balapan.
Terlihat Devan memang punya banyak pengalaman dengan mobil, sekarang dia mempimpin balapan. Namun, Putra tidak selemah itu, dia juga sering balapan mobil dan Adel pun sebenarnya sering menemani Putra balapan.
Pertarungan kedua laki-laki itu sangat sengit, tinggal satu putaran lagi dan kini Putra yang memimpin namun beberapa saat sebelum sampai di garis finish, Devan melajukan mobilnya sampai menyusul Putra dan akhirnya dia menang.
Adel lega karena dia tidak perlu berurusan dengan Putra lagi tapi dia masih sangat marah karena dia dijadikan bahan taruhan.
“Oke, gue ngaku kalah, lo emang jago. Seperti kesepakatan kita, gue gak bakalan ganggu Adel lagi,” ucap Putra meninggalkan Adel dan Devan.
“Heh Adel, gue kira cowok itu cuma main-main sama lo, ternyata dia lakuin apapun demi lindungi lo. Lo gak boleh kehilangan dia, sebenarnya gue tadi cuma main-main sama dia, tapi gak disangka dia beneran anggap serius perkataan gue. Ya udah, gue pulang ya!” ucap Putra berbisik.
Adel terkejut mendengarnya ternyata Putra hanya ingin melihat seberapa besar Devan ingin melindungi Adel.
Tapi Adel masih benar-benar marah sama Devan karena dia dijadikan bahan taruhan, kini Adel bergegas meninggalkan sirkuit tanpa sepengetahuan Devan dan yang lainnya, dia sedang tidak ingin berbicara dengan Devan.
Adel menyusuri sepanjang jalan yang ia lewati, dia selalu melakukan itu ketika suasana hatinya sedang buruk namun ditengah perjalan ia dihadang oleh segerombol preman, preman itu terlihat sangat menakutkan. Adel berusaha menghindar namun percuma, sekarang dia dikelilingi para preman itu.
“Hai gadis cantik! Sini dong main sama abang!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Puan Harahap
pria idola hadir, 15 like n bintang 5 mendarat
Salam dan mampir ya thor ke
⚘PRIA IDOLA DAN
MENIKAHI PRIA URAKAN⚘
yuk saling vote n dukung
2021-03-11
0
Desrayanii
5 Like buatmuu 💕
2020-12-09
0
Little Peony
Semangat selalu thor
2020-11-24
0