Linna yang mengetahui kabar tentang sahabatnya berencana untuk menjenguk.
“Aku ke kamar dulu ya mah?” ucap Adel dengan mengambil tas ranselnya dan menuju kamarnya.
Setelah sampai di kamar, Adel segera pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Badannya sudah tidak nyaman karena banyak sekali yang dia lakukan hari ini.
Adel keluar dari kamar mandinya dan langsung merebahkan badannya di kasur yang empuk dan nyaman, dia berfikir ada apa dengan dia hari ini.
“Aku kenapa ya hari ini? Kok rasanya aku gak seneng liat Devan sama Bianca bersama, padahal mereka kan selalu bersama. Dan lagi kenapa Devan tadi tiba-tiba pergi? Ahh sudahlah, aku pusing memikirkannya, aku ingin istirahat.”
Adel merebahkan dirinya tidak begitu lama, karena adzan magrib telah berkumandang dan dia harus segera mengambil air wudu untuk solat.
*****
“Halo Del! Halo Din! Selamat pagi!” sapa Mia ceria.
“Halo Mia!” jawab Adel dan Dina berbarengan.
Hari ini Mia sangat ceria, itu karena dia membuat kemajuan dengan Fatur. Mia dan Fatur sudah jadian, tepatnya kemarin hari Kamis.
“Wahh, yang bener lo, Mia?” tanya Dina gak percaya.
“Gue gak nyangka kemajuan lo cepet banget, Fatur yang nembak lo?” lanjut Dina dengan antusias.
“Ya iya lah dia, masa gue sih!” seru Mia.
“Udah-udah, kita bicarakan lagi nanti ya. Sekarang pelajaran mau dimulai,” ucap Adel mengakhiri percakapan yang bising ini.
Kini bel masuk berbunyi, semua siswa mulai fokus pada pelajaran tapi Mia malah main lirik dengan Fatur, kalau bukan Dina yang menyadarkan mungkin Mia sudah dipanggil kedepan dan dihukum berdiri diluar bersama Fatur.
“Ehh temen-temen, gue duluan ya. Gue mau ke kantin sama Fatur,” ucap Mia semangat.
“Tega lo Mia, ngebiarin kita dan malah pergi ama orang lain,” ucap Dina dengan nada kesal juga dengan nada bercanda.
“Udah lah biarin aja, kita berdua aja ke kantinnya,”
Mia sudah sampai di kantin duluan, sepertinya dia hanya ingin berduaan dan gak mau diganggu karena itulah Adel dan Dina memutuskan untuk mencari meja yang lain.
Namun, seluruh meja di kantin sudah penuh, hanya tersisa 1 meja yaitu mejanya Devan. Satu meja hanya muat 4 orang dan karena Fatur pergi dengan Mia, akhirnya tinggal 2 kursi tersisa dan Adel terpaksa duduk dengan Devan.
“Boleh duduk disini ya? Soalnya meja yang lain udah penuh,” tanya Adel sopan.
Tapi Adel hanya menerima anggukan saja sebagai jawaban.
Adel ingin memulai percakapan dengan Devan, karena dari tadi mereka hanya diam tak berkutik. Akhirnya, Adel memberanikan diri untuk bertanya.
“Hmm,, jangan lupa nanti sore kita belajar bareng di rumahku. Adit udah aku kasih tau tadi,” jelas Adel.
“Iya gue tau!” jawab Devan ketus.
“Kribo, gue udah selesai. Yu cabutt!” ucap Devan dengan nada kesal dan kini Devan sudah jauh dari pandangan Adel.
Adel yang melihat sikap Devan kebingungan, entah apa yang terjadi pada Devan dan itu membuat Adel risih.
*****
Bel pulang telah berbunyi, semua siswa pulang dan kini Adel pun sudah pulang.
Kini Devan dan Adit sudah ada di depan rumah Adel.
“Beneran ini rumah Adel? Bukannya ini rumah tante Linna dan Kepala Sekolah, kalo begitu Adel itu …” pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada diri Devan setelah dia sampai di rumah Adel.
“Devan? Adit? Udah sampai? Yuk masuk!'' ucap Adel ketika membuka pagar rumahnya dan itu menghentikan Devan yang dari tadi terus bertanya-tanya.
“Del, ini rumah kamu, besar juga,” ucap Adit ketika sampai di dalam rumah Adel.
“Kita belajarnya di taman belakang aja ya! Supaya lebih adem dan semangat belajarnya,” seru Adel.
Kini Adel, Devan dan Adit tengah belajar, mereka fokus pada apa yang mereka pelajari sampai pada saat…
“Del, orang tuamu mana?” tanya Adit karena dia penasaran.
“Ohh,, ayahku ada di Bandung dia lagi pulang dulu kerumahnya disana. Ibuku sedang menjenguk tante Desi, katanya sih tante Desi itu sahabat karib ibuku, dan eyang, sepertinya eyang belum pulang,” jelas Adel.
“Tunggu tunggu, yang lo maksud tante Desi itu mamah gue?” tanya Devan yang terkejut karena perkataan Adel.
“Iya! Emang kenapa?”
“Berarti lo anak dari tante Linna?”
“Iya!” bukannya Adel yang menjawab tapi malah kakek Adel dari belakang yang menjawab.
Devan dan Adit terkejut mendengar suara itu karena mereka merasa suara itu sangat familiar. Ketika mereka berbalik ke belakang..
“Kepala sekolah?” tanya Adit tak percaya. Dibanding dengan Adit, Devan lebih tak percaya.
“Ternyata memang dia!”
*****
Adit dan Devan tidak langsung pulang, mereka diminta kakek Adel untuk makan malam dan sebelumnya mereka ngobrol bersama kakek Adel alias kepala sekolah.
Setelah semuanya selesai, Adit dan Devan berpamitan. Kini mereka ada di dekat pintu dan Adel mengantar mereka ke depan.
“Tunggu!”
“Ada apa eyang?”
“Eyang ingin bicara sebentar dengan Devan dan kamu antar Adit ke depan duluan!” ucap sang kakek.
“Baik eyang,”
Adel mengantarkan Adit sampai teras depan rumahnya dan di sisi lain Adel penasaran apa yang dibicarakan Devan dan kakeknya.
“Sekarang kamu sudah mengetahuinya, bukan? Saya harap kamu akan memperlakukan Adel dengan baik!” ucap kakek Adel, dan Adel hanya mendengar samar-samar dia tidak tau apa yang dibicarakan mereka berdua.
“Eyang, apa udah selesai ngobrolnya?” tanya Adel karena hari sudah malam.
“Udah sayang, sebentar lagi kesana,” jawab sang kakek.
“Ayo cepat pulang. Ingat, jangan sampai Adel ataupun yang lainnya tau!” bisik kakek Adel.
“Del, antar Devan ke depan!”
“Baik eyang,” jawab Adel dan dia menjalankan apa yang di perintahkan.
Kini Devan sudah pulang, dia sudah merebahkan dirinya pada kasur yang empuk, dia sudah lelah namun otaknya tidak mau berhenti memikirkan kejadian hari ini. Dia benar-benar tak habis pikir bahwa Adel memang orang itu.
Orang yang Devan cari-cari selama ini.
"Pantas saja sapu tangan itu ada padanya, ternyata memang dia!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Clara
Semangat Thor
2021-04-07
2
Puan Harahap
pria idola hadir kk
Salam dan mampir ya thor ke
⚘PRIA IDOLA DAN
MENIKAHI PRIA URAKAN⚘
yuk saling vote n dukung
2021-03-11
0
Esti. W
lanjuut...
2020-10-31
0