Mendengar suara yang sangat familiar itu, Dina dan Mia segera mengok ke belakang untuk mengilangkan rasa penasaran mereka
“Tunggu! Apa aku gak salah liat, anda kan..?” tanya Mia tercengang
“Kepala sekolah!” lanjut Dina
“Jadi Adel adalah cucu anda pak..?” dengan penasarannya Dina bertanya
“Kenapa lo gak bilang Del, tau gini bisa lebih sopan," ucap Mia menunduk takut di cap buruk
"Udah, kalian gak usah terlalu formal, ini kan di rumah." ucap kakek Adel
"Iya pak!"
“Gak usah panggil pak kalau disini, panggil saja eyang sama seperti Adel,” kakek Adel meminta
“Baiklahh eyang!” Mia dan Dina menjawab berbarengan
Percakapan mereka dimulai dan itu memberikan kesan yang indah pada Mia dan Dina begitupun dengan Adel dan kakeknya.
*****
Setelah weekend berlalu, kini para murid harus kembali ke sekolah untuk belajar dan Adel pun hari ini masuk sekolah
“Heh udah sembuh dia!” ucap Kribo setelah dia melihat Adel datang masuk gerbang.
“Ciee,, sekarang mah dianter pake mobil” ucap Mia menggoda
“Apaan sih, udah ah!” ucap Adel
“Udahlah jangan digoda mulu, baru sembuh tau, ntar sakit lagi,” ujar Dina membela Adel
Percakapan mereka terhenti saat bel masuk berbunyi, suasana ceria kelas yang dirindukan Adel akhirnya kembali, dia tidak betah kalau harus terus di rumah dan lagi dia harus menyusul pelajaran yang sudah tertinggal.
“Nih,, buku catatan gue!” seseorang memberikan buku catatannya kepada Adel, dia sangat tidak menyangka dengan perilaku orang itu
“Untuk apa ini Devan?” Adel bertanya tidak mengerti
“Udahlah, gak usah so’ gak butuh. Lagian lo gini juga karena kelakuan temen gue, gue cuma mau minta maaf atas nama mereka,” ujar Devan yang hanya alasan saja, sebernarnya dia sedikit merasa bersalah atas kejadian waktu itu, kejadian yang membuat Adel sampai tidak masuk sekolah
Adel merasa aneh dengan sikap Devan, tapi dia juga membutuhkan buku catatan itu. Adel akhirnya menerima pinjaman buku dari Devan, betapa terkejutnya Adel saat melihat isi buku Devan, sangat lengkap dan rapi, padahal dia orang yang lebih suka mendengarkan daripada membaca dan menulis.
“Ehh, buku siapa nih?” tanya Dina datang dari luar pintu kelas yang diikuti Mia dibelakang
“Buku Devan,” ujar Adel menjawab
"What? Gak salah?” tanya Mia tak percaya
“Setau gue, si Devan gak pernah tuh ngasih buku catatannya sama orang. Apalagi cewek!!” ujar Dina menjelaskan
Devan memang dikenal tidak pernah meminjamkan buku catatannya kepada siapapun termasuk Bianca, karena dia tidak suka orang lain menyentuh barang-barangnya, apalagi barang pribadinya. Tapi, kali ini berbeda, dia malah memberikan buku catatannya pada Adel. Mungkin sesuatu sudah terjadi pada diri Devan (Kuch Kuch Kota Hai gitu😁)
Hari berlalu silih berganti, tidak terasa sudah satu bulan Adel pindah dari sekolah lamanya. Kini Adel sudah semakin terbiasa dengan orang-orang di sekitarnya termasuk orang-orang di sekolah barunya, akhir-akhir ini Adel merasa aneh, dia merasa ada sesuatu yang beda dengan Devan hari demi hari, entah apa itu Adel tidak tahu namun memang ada yang aneh dengan Devan, dia sedikit lembut.
“Pagi anak-anak!!” ucap seorang guru, Bu Ana.
“Pagi bu!!” jawab semua siswa serempak
“Hari ini ibu ingin mengumumkan sesuatu, 3 minggu lagi akan ada olimpiade fisika dan seperti biasa sekolah akan memilih 3 orang siswa untuk mewakili sekolah kita dan ibu akan menyebutkan nama-namanya,” ujar Bu Ana membuat semua siswa penasaran
“Heh Bianca, siap-siap lo harus belajar keras. Pasti lo yang akan dipilih dan pastinya itu dengan Devan, ya gak guyss?” ujar Risa di sebelah Bianca
“Heh, gak usah di ragukan lagi kali, gue yang pasti kepilih” dengan sombongnya Bianca berbicara
“Baiklah, ibu akan membacakan 3 nama siswa yang akan ikut olimpiade. Pertama adalah Aditya dari kelas 12 Fisika 2, Devan Putra Anggara dari 12 Fisika 1 dan … Adelia Kirana Putri dari kelas 12 Fisika 1. Kalian yang akan ikut olimpiade, ibu harap kalian bisa bekerja sama” ucap Bu Ana, dan apa yang di ucapkan Bu Ana membuat semua orang tercengang, baru saja Adel pindah 1 bulan dan dia sudah terpilih untuk olimpiade.
Adel memang sempat kaget tapi dia juga sangat senang, dia memang suka dengan olimpiade seperti ini, dia sangat suka ketika dia harus belajar bersama dan memang di sekolah lamanya Adel selalu terpilih.
“Hah, gak salah? Kok malah si anak baru itu sih yang terpilih dan kenapa gak lo,” ucap Risa kaget saat mendengar apa yang di ucapkan Bu Ana
“Heh anak baru, ternyata lo suka ngerebut posisi orang ya. Awas aja!! Jangan harap lo bisa kabur dari gue,” bisik Bianca kesal
Disisi lain Devan sangat malas, bukan karena mengikuti olimpiade ini dengan Adel, tapi karena memang ada orang yang sangat Devan benci dan dia sekarang harus bekerja sama dengan orang itu, Aditya.
“Devan, Adel, ibu titip sama kalian ya. Kalian jangan mempermalukan nama sekolah kita” tutur Bu Ana yang langsung di lanjut dengan pembelajaran
Setelah mendengar perkataan Bu Ana, Adel mencari kelas Adit
“Maaf permisi, ada Adit,” ucap Adel yang sudah ada di depan pintu kelas Adit
“Ada apa Del?” tanya Adit lembut
“Ada yang ingin aku bicarakan soal olimpiade,” ucap Adel
“Ohh olimpiade, boleh! Tapi jangan disini dong, kita ke kantin yu biar lebih enak ngobrolnya,” ajak Adit
“Hmm, oke. Tapi tunggu, kita juga harus memanggil Devan untuk bicara,” ujar Adel
Adel tidak tau ada masalah apa antara Adit dan Devan, dia dengan polosnya mengajak Devan untuk bergabung, dan itu ditolak mentah-mentah oleh Devan
“Ngapain ngajak gue, males banget,”
Devan dari tadi terlihat cemberut, dia sepertinya tidak suka dengan situasi ini
Tapi Adel tetap melanjutkan percakapan, Adel bertanya kapan dan dimana mereka harus belajar bersama karena waktunya pun sudah gak banyak lagi
"Ngapain minta pendapat gue, tanya aja sama si teladan" jawaban yang diberikan Devan benar benar membuat Adel kesal
Dia sebelumnya tidak tau ada konfilk apa antara Devan dan Adit tapi karena Adit menceritakan semuanya akhirnya Adel tau kenapa alasannya.
Masa lalu…. Selalu saja tentang masa lalu…
*****
Percakapan Adel, Devan dan Adit tak berlangsung lama, karena terlihat Devan yang sedari tadi tidak senang dengan percakapan ini. Mereka hanya berbicara seperlunya saja.
“Ya udah deh, jadi kesimpulannya kita akan belajar bersama selepas pulang sekolah hari ini di kafe dekat taman kota. Jam 4 sore ya! Jangan lupa!” perkataan Adel untuk mengakhiri percakapan yang menyeramkan itu
“Ya! gue denger!” jawaban Devan yang sangat singkat
Devan meninggalkan Adel sendiri dengan Adit di kantin sekolah
“Ya udah Del, karena udah ada kesepakatan, kita kembali ke kelas masing-masing. Oh iya, mau gue anter?” tanya Adit
“Gak usah, aku bisa sendiri kok. Lagian juga bentar lagi bel bunyi. Aku duluan ya. Dah!” jawab Adel
Adel kembali ke kelasnya, dia tidak menyadari kalau Adit masih memperhatikannya
“Heh, manisnya!” bisik Adit tersenyum
Adel sudah sampai di kelasnya, dia melihat Devan yang masih cemberut. Dia sepertinya masih kesal dan itu malah membuat Adel kesal juga
“Kenapa sih tu orang?” tanya Adel berbisik
“Ada apa Del, dateng-dateng langsung ngomel” tanya Dina penasaran
“Hah? Bukan apa-apa kok!” jawab Adel singkat dan langsung membuka buku pelajaran karena bel sudah berbunyi dan guru sudah datang
*****
Bel pulang sudah berbunyi, waktunya para siswa untuk beristirahat dari pembelajaran.
“Del, kita makan-makan dulu yuk!” ajak Mia semangat
“Heem Del, jarang-jarang loh kita makan bareng diluar” tutur Dina menambahkan
“Hmm,, maaf nih, bukannya gak mau tapi aku hari ini ada janji. Aku harus belajar buat olimpiade nanti sama Devan dan Adit” ujar Adel menjelaskan
“Ohh ya udah deh. Gak papa, lain kali aja. Ya udah kalo gitu kita duluan yah!” jawab Mia meninggalkan Adel dengan diikuti Dina
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Dewi Pratysta
sampe sini ceritanya bagus, aku suka... visualnya thor...
semangat biat authornya
2021-05-06
0
Puan Harahap
pria idola hadir thor
Salam dan mampir ya thor ke
⚘PRIA IDOLA DAN
MENIKAHI PRIA URAKAN⚘
yuk saling vote n dukung
2021-03-11
0
R_armylove ❤❤❤❤
lanjut ka
2021-02-18
0