Pameran

Suatu hari perusahaan Liam mengadakan pameran maket dalam rangka mempromosikan perusahaan mereka, sekaligus dalam rangka menarik minat orang-orang untuk menggunakan tenaga arsitek perusahaan mereka. Jadilah acara tersebut, acara kolaborasi gabungan dari berbagai macam perusahaan arsitektur, yang berlomba dalam menampilkan maket terbaik mereka, termasuk Liam.

Sebelum pergi Liam menemui teman-teman kosnya. Yang kebetulan mereka juga sedang berkumpul untuk menikmati sarapan pagi mereka. Dengan sarapan nasi goreng buatan Rere. Liam sangat menikmati sarapan paginya itu. Sangat pas rasanya di lidah Liam.

"Enak juga, buatan siapa nih?" tanya Liam seraya menikmati sarapan paginya itu. Rere melirik ke arahnya.

"Gue yang masak. Enak, karna gratis. Beruntung kita bisa sarapan pagi gratis berkat anak saudagar sembako ada di sini," tukas Rere pada Miko yang badannya paling tambun di kos nya itu. Miko tersenyum nyengir sambil terus menikmati sarapan paginya dengan mulut yang penuh nasi.

Liam hanya tersenyum geli melihatnya. Sedangkan Angel terus menatap Liam sedari tadi. Betapa dia mengagumi garis wajah pria blasteran Indo-Jerman itu. Sangat manis dan memikat, dengan hidung tipis mancungnya dan tubuh yang jenjang, cukup alasan bagi kaum hawa untuk jatuh cinta.

Hanya Renata yang mampu berpaling dan tidak menyadari ketampanan Liam, karena rasa kesalnya membuat Renata menutup hatinya untuk mengagumi ketampanan Liam. Yang ada hanya rasa kesal tiap kali bertemu, karena di tagih hutang terus oleh Liam. Sedangkan Liam ia semakin suka menggoda Renata, apa lagi saat melihat ia kesal dan marah, membuat Liam merasa sangat terhibur.

"Eh, ambilin tuh baju gue di kamar. Inget, ya. Jangan di rusak. Kerjain sepenuh hati. Jangan lo rusak baju gue kayak handphone gue, ntar utang lo bisa beranak pinak," ingat Liam. Renata hanya bisa mendengus kesal. Sedangkan Lusi hanya terkekeh melihat reaksi Renata.

Liam dan Renata sepakat membayar hutangnya dengan cara melayani kebutuhan Liam selama dia di kos itu. Renata hanya bisa pasrah dengan syarat itu, di suruh bayar pun dia juga tidak punya uang. Nenek nya dalam keadaan sakit di kampung, jadi dia harus pandai berhemat untuk memenuhi kebutuhannya dan adiknya yang sedang sekolah di bangku SMA sekarang.

"Ntar malam ke acara gue, ya," ucap Liam pada semuanya di tengah acara sarapan pagi mereka, tepat di saat Liam menyelesaikan sarapan paginya.

"Gue sama Lusi kerja. Kita masuk shift siang sampe malam," ucap Renata cuek dan ketus, Liam menatapnya sekilas dan tidak peduli dengan raut kesal Renata.

"Kalo habis kerja masih sempat, kok. Kita mampir pulang kerja, Li," ucap Lusi cepat.

"Kita bisa kok," jawab Miko semangat, Liam dan Miko pun melakukan tos seraya tersenyum.

"Gue juga kerja, Li!" jawab Angel yang merasa bersalah tidak bisa memenuhi undangan Liam itu, padahal itu salah satu kesempatan yang baik untuknya bisa lebih dekat dengan Liam, pekerjaannya di salah satu bank swasta cukup menguras waktunya, kadang dia juga harus pulang larut malam karena pekerjaannya.

"Ya udah mana yang punya waktu luang aja, nggak maksa juga" ucap Liam melirik ke arah Renata, seraya beranjak pergi dengan menenteng maketnya bersiap untuk berangkat kerja.

Setelah Liam pergi.

"Kayak gitu tuh cowok yang patut di contoh. Kerja rajin, tekun, pagi-pagi udah berangkat buat cari duit. Nggak kayak si buntelan ini, pagi-pagi habis sarapan tidur kayak uler habis nelen," sindir Lusi pada Miko yang tampak santai tidak peduli, dia terus menikmati sarapannya yang sudah nambah untuk kesekian kalinya.

...***...

Di tempat pameran malam itu. Tampak maket buatan Liam di lirik oleh beberapa orang pengunjung, Liam dengan senang hati memberi penjelasan untuk maketnya. Pembawaan Liam yang ramah dan supel membuat pengunjung nyaman dengan penjelasan Liam.

Di tengah-tengah acara tampak Laura yang juga hadir di sana. Dengan gaun merah cantiknya, membuat aura kecantikkannya semakin terpancar. Punggung mulusnya terlihat jelas malam itu dengan model gaun terbuka. Dia sengaja tampil secantik mungkin malam itu demi manarik perhatian Liam kembali.

Dia terus menatap Liam yang tengah menjelaskan maketnya pada pengunjung. Wajah itu sangat tampan dan ramah, yang paling Laura sukai adalah karakter Liam yang tidak suka menyakiti wanita, sekalipun dia sudah pernah menyelingkuhi Liam berkali-kali, tidak sekalipun Liam bicara kasar padanya atau meninggalkannya, Liam selalu bersedia menerimanya kembali. Dan kali ini pun juga harus begitu, Liam harus bisa menerimanya kembali, namun dia juga tidak bisa melepas Gio. Dia ingin memiliki Liam dan Gio sekaligus. Itu lah rencana Laura saat ini.

Saat ada kesempatan dia segera menemui Liam, Liam menyambutnya dengan senyuman ramah. Liam sudah menduga, Laura akan datang pada acaranya. Wanita itu tetap selalu bisa memikat lawan jenisnya dengan tampilan anggunnya yang tidak bisa di tolak. Namun kali ini sepertinya Laura tidak menyadari, jika diam-diam Liam mulai ingin benar-benar menjauhinya untuk tidak kembali lagi padanya.

"Gio mana?" tanya Liam basa-basi. Masih berusaha terlihat biasa di hadapan Laura.

"Dia lagi ada kerjaan katanya, makanya aku ke sini sendirian," terang Laura, Liam pun mengangguk mengerti.

"Maket kamu bagus, ya," puji Laura, Liam hanya tersenyum.

Mereka pun mengobrol cukup akrab. Terlihat Laura terus berusaha memikat Liam kembali, membuat cinta Liam padanya jangan sampai hilang. Dia tidak ingin Liam berpaling darinya. Dia ingin Liam selalu mencintainya.

Tidak Lama terlihat Miko dan Robert pun datang. Mereka berdua ini memang selalu luang waktunya karena merupakan mahasiswa abadi yang entah kapan wisudanya. Di sela itu semua mereka kadang juga bekerja secara freelance temporary worker, yang bekerja sebagai pengganti posisi pekerja yang sedang cuti. Jika sedang tidak ada pekerjaan mereka biasanya akan menganggur luntang-lantung tak karuan. Walau sebenarnya Miko juga merupakan anak seorang saudagar yang berkecukupan, tapi dia nyaman menjalani hidup begini bersama sahabat kentalnya Robert, si ceking berkaca mata.

Liam Pun menghampiri mereka dan meninggalkan Laura yang tampak kesal itu. Dia merasa Miko dan Robert mengganggu dia dan Liam. Sedangkan Liam tampak senang dengan kehadiran 2 teman barunya itu. Setidaknya dia tidak hanya berduaan bersama Laura saja.

Tidak lama tampak Renata dan Lusi pun datang, masih mengenakan seragam mereka. Mereka tampak risih dengan pakaian mereka. Karena tamu undangan di sana tampak mengenakan gaun malam yang cantik dan berstelan formal semua.

"Ya ampun, kita salah kostum deh kayaknya," bisik Lusi mulai tidak percaya diri.

"Nggak papa, pede aja lagi," ucap Liam berusaha membuat kedua gadis itu agar nyaman. Liam melirik Renata yang tampak celingak-celinguk melihat sekitar. Laura semakin merasa di abaikan dengan kehadiran teman kos Liam itu. Apa lagi dengan kehadiran Renata, membuat rasa kesal Laura semakin memuncak.

"Hay, kamu datang juga?" sapa Bimo membuat Laura kaget yang datang tiba-tiba, entah dari mana asalnya.

"Lo, ah. Ngagetin aja," ucap Laura kaget seraya memukul pelan bahu Bimo, di sambut tawa terkekeh Bimo.

"Eh, Bim. Cewek itu siapa, sih?" selidik Laura pada Renata

"Ooo... Itu? Itu Renata, temen kosnya Liam. Eh, Liam belum cerita, ya? kalo dia ngekos sekarang. Nyokapnya lagi di Milan terus mau ke Jerman juga beberapa bulan katanya. Jadi dia mutusin ngekos aja sampe nyokapnya balik," terang Bimo. Sekarang Laura mengerti, bahwa Renata hanya teman kos Liam. Dia mulai merasa tenang. "Kayaknya itu juga gara-gara dia putus sama lo, deh. Dia patah hati, makanya dia kabur dari rumahnya. Dia nyari suasana tenang juga," terang Bimo lagi, membuat Laura tersenyum, ternyata Liam belum melupakannya.

"Eh, gue nggak bisa lama nih, lagi ngurus itu juga," ucap Bimo pamit, lalu ia pun kembali menghampiri maketnya.

Liam pun sama, ia juga sedang sibuk dengan pengunjung, dia tampak melayani tanya jawab bersama pengunjung lain. Sedangkan teman-temannya tadi sibuk berkeliling melihat-lihat maket yang ada di acara pameran tersebut.

BERSAMBUNG...

Episodes
1 Malapetaka Sebuah Skandal
2 Tidak Bisa Sendiri
3 Kembali
4 Memulainya Kembali Dari Awal
5 Kepergian Frans selamanya
6 Hati yang Hancur
7 Liam dan Renata
8 Cinta Sebelah Pihak
9 Tragedi Pertemuan
10 Tanggungjawab
11 Orang Pengganti
12 Cemburu
13 Pameran
14 Di Buntuti
15 Akhiri Saja
16 Keputusan
17 Kesepakatan Terselubung
18 Pungguk Kesepian
19 Pelindungmu
20 Cinta Tau Kemana Tempat Ia Berlabuh
21 Laura Si Menyebalkan
22 Kepulangan Anin
23 Awalan yang Sempurna
24 Anin dan Renata
25 Restu
26 Rencana Pernikahan
27 Hari Pernikahan Semakin Dekat
28 PERSAHABATAN
29 Pernikahan
30 Curiga
31 Pase Kehidupan Pernikahan.
32 Tamu Tidak Terduga
33 Drama Lidya
34 Rencana Pindah
35 Kehadiran Yang Mengancam
36 Lidya dan Masa Lalunya
37 Kontraksi Palsu
38 Hati Seorang Ibu
39 Kunjungan Terselubung
40 Akan Datang Tamu Istimewa
41 Hukuman Bagi Lidya
42 Kunjungan Lidya
43 Kunjungan Rekan Kerja
44 Ibuku Bukan Pembantu
45 Perjalanan Liam Dan Lidya
46 Sampai Di Tempat Tujuan
47 Cerita Lidya
48 Hal Tak Terduga
49 Pilihan
50 Yang Terbaik Bukan Yang Terburuk
51 Kehancuran Liam
52 Provokasi Anin
53 Lepaskan Jika Menyakitkan
54 Mencari Kepastian
55 Memulai Lembaran Baru
56 Salah Nomer
57 Kenakalan Laura
58 Bayangan Yang Mengganggu
59 Menjemputnya Kembali
60 Kedatangan Argio
61 Kedatangan Renata
62 Titip Rindu Untuknya
63 Lampu Hijau
64 Liam Yang Menyebalkan
65 Kenangan Buruk
66 Liam Menemui Renata
67 Rindu Yang Sulit
68 Ayo Kita Mulai Lagi
69 Cinta diantara mereka
70 Cinta Perantara
71 Hatiku Milikmu
72 Mencoba Memahaminya
73 Pembicaraan Pria Dewasa
74 Rindu
75 Jangan Pergi
76 Malam Yang Panas
77 Kehidupan Yang Sempurna
78 Tembok Yang Tinggi
79 Menghabiskan Waktu Bersama
80 Kejanggalan
81 Malam yang indah
82 Hari Yang Menyenangkan
83 Rahasia yang Terungkap
84 Aku Mohon
85 Ceritanya
86 Lidya Menemui Anin
87 Kebenaran
88 Pintu Hati
89 Kesempatan
90 Kepergian Lidya
91 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Malapetaka Sebuah Skandal
2
Tidak Bisa Sendiri
3
Kembali
4
Memulainya Kembali Dari Awal
5
Kepergian Frans selamanya
6
Hati yang Hancur
7
Liam dan Renata
8
Cinta Sebelah Pihak
9
Tragedi Pertemuan
10
Tanggungjawab
11
Orang Pengganti
12
Cemburu
13
Pameran
14
Di Buntuti
15
Akhiri Saja
16
Keputusan
17
Kesepakatan Terselubung
18
Pungguk Kesepian
19
Pelindungmu
20
Cinta Tau Kemana Tempat Ia Berlabuh
21
Laura Si Menyebalkan
22
Kepulangan Anin
23
Awalan yang Sempurna
24
Anin dan Renata
25
Restu
26
Rencana Pernikahan
27
Hari Pernikahan Semakin Dekat
28
PERSAHABATAN
29
Pernikahan
30
Curiga
31
Pase Kehidupan Pernikahan.
32
Tamu Tidak Terduga
33
Drama Lidya
34
Rencana Pindah
35
Kehadiran Yang Mengancam
36
Lidya dan Masa Lalunya
37
Kontraksi Palsu
38
Hati Seorang Ibu
39
Kunjungan Terselubung
40
Akan Datang Tamu Istimewa
41
Hukuman Bagi Lidya
42
Kunjungan Lidya
43
Kunjungan Rekan Kerja
44
Ibuku Bukan Pembantu
45
Perjalanan Liam Dan Lidya
46
Sampai Di Tempat Tujuan
47
Cerita Lidya
48
Hal Tak Terduga
49
Pilihan
50
Yang Terbaik Bukan Yang Terburuk
51
Kehancuran Liam
52
Provokasi Anin
53
Lepaskan Jika Menyakitkan
54
Mencari Kepastian
55
Memulai Lembaran Baru
56
Salah Nomer
57
Kenakalan Laura
58
Bayangan Yang Mengganggu
59
Menjemputnya Kembali
60
Kedatangan Argio
61
Kedatangan Renata
62
Titip Rindu Untuknya
63
Lampu Hijau
64
Liam Yang Menyebalkan
65
Kenangan Buruk
66
Liam Menemui Renata
67
Rindu Yang Sulit
68
Ayo Kita Mulai Lagi
69
Cinta diantara mereka
70
Cinta Perantara
71
Hatiku Milikmu
72
Mencoba Memahaminya
73
Pembicaraan Pria Dewasa
74
Rindu
75
Jangan Pergi
76
Malam Yang Panas
77
Kehidupan Yang Sempurna
78
Tembok Yang Tinggi
79
Menghabiskan Waktu Bersama
80
Kejanggalan
81
Malam yang indah
82
Hari Yang Menyenangkan
83
Rahasia yang Terungkap
84
Aku Mohon
85
Ceritanya
86
Lidya Menemui Anin
87
Kebenaran
88
Pintu Hati
89
Kesempatan
90
Kepergian Lidya
91
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!