Renata Auristela
Pagi-pagi sekali Renata sudah bangun, bersiap-siap dengan rutinitasnya di pagi hari. Sebelum pergi ke sekolah biasanya Renata mengerjakan pekerjaan rumah. Di rumah ini ada 3 keluarga yang hidup bersama.
Mereka hidup satu atap di rumah nenek Renata yang memang sekarang sudah menjanda sejak kakek Renata meninggal 10 tahun lalu. Jadi rumahnya sekarang ramai oleh anak bungsunya Ayu yang juga sudah menikah dan punya anak, serta Renata dan adiknya yang tinggal bersama nenek juga.
Karena hanya Renata yang sudah cukup besar dan mampu untuk bekerja, jadi pekerjaan rumah pun biasanya Renata lah yang banyak mengerjakannya, apalagi Renata dan adiknya di sana hanya menumpang semenjak di tinggal ibu nya yang entah kemana.
ya, semenjak ayah Renata meninggal karena gagal jantung, akibat shock atas kebangkrutan perusahaannya dan ibunya pun meninggalkan mereka bersama neneknya, demi mengejar kesenangannya sendiri.
Renata hidup bersama adiknya di rumah neneknya. Hidup Renata di tanggung neneknya dari hasil kebun dan jualan ketringan nya. karena itu, terkadang untuk mencukupi kebutuhan rumah ini, Ayu yang sudah bekerja lah yang menutupi kekurangannya, karena itu Ayu menjadi sangat vokal di rumah, dia dan suaminya seolah adalah pemilik rumah itu.
Renata kadang kesal selalu di suruh-suruh, sudah seperti babu mereka saja. Tapi Renata tidak punya pilihan lagi, ibu yang ia harapkan sudah terlalu sibuk dengan urusan dan dunia Nya. Mereka sudah tidak dianggapnya ada lagi, hanya nenek lah sekarang yang menjadi harapan mereka. Juga Ayu yang bekerja sebagai PNS dan suaminya yang seorang kontraktor.
Ayu juga sering kesal, melihat ibu Renata yang tidak memperdulikannya dan adiknya. Untuk melampiaskan kekesalannya dia sering kali mengomeli Renata dan marah-marah.
Seperti pagi ini, dia datang menemui Renata di dapur.
"Lihat nih vidio mami kamu sama suami orang. Gila ya dia, berani nyebar vidio dia sendiri kayak gini!" seru Ayu kesal.
Renata mengambil handphone Ayu itu dan melihat vidio itu. Terlihat di Vidio itu ibu nya sedang bermesraan bersama seorang laki-laki dengan sangat fulgar. Seketika jantung Renata rasanya berhenti berdetak, tak habis-habisnya ibunya membuat ulah. 'Ya tuhan, apa lagi ini. Aku sudah tidak sanggup lagi,' batin Renata. Renata segera berlari ke kamar, tidak ia pedulikan nenek nya yang baru datang dengan membawa adonan kue menyapanya.
Renata berlari ke kamar, di kamar Renata meluapkan semua, tangis nya pecah. Renata tidak punya siapa-siapa lagi selain ibunya tempat ia mengadu.
Dan sekarang itu yang di lakukan ibunya. 'Apa tidak bisa dia tidak membuat ulah, setidaknya biarkan aku memandang dia sebagai wanita terhormat karena ia ibuku, tapi itu pun tidak bisa ia lakukan,' batin Renata.
"Renata capek, Ma. Rere capek kayak gini terus. Kenapa Rere nggak punya mama kayak yang lain?" isak Rere sangat kecewa.
Sedangkan di dapur nenek dan tante Ayu nya masih mengobrol.
"Itu kenapa si Rere, Yu?" tanya nenek bingung.
"Ini, Buk. Mbak Lidya bikin ulah lagi, dia nyebar vidio mesumnya di group alumni dia. Ini untung cepet di hapus. Katanya di Jerman udah heboh, loh, buk," terang Ayu yang membuat nenek Renata mengelus dada.
Nenek segera menghampiri Renata di kamar yang memang dekat dapur dan kebetulan pintu kamar Renata pun terbuka, dia dapat melihat gadis itu tengah menangis kecewa. Dia menghampiri Renata yang terbaring dalam keadaan menangis.
"Udah, Re. Jangan terlalu di pikirkan tingkah mama mu itu. Kamu harus sekolah yang bener biar bisa mandiri cari kerja, kalau kalian mengharapkan ibu kalian, ya kayak gitu tingkahnya. Jadi kamu sekarang harus semangat sekolahnya dan cari kerja biar adikmu ndak jadi korban," nasehat nenek.
"Rere malu, Nek. Apa yang bisa Rere banggain dari diri Rere, semuanya Rere nggak punya. Miskin iya, Keluarga berantakan iya, terus mama sekarang kayak gitu pula ulahnya. Apa yang bisa bikin Rere berani menegakkan kepala di hadapan orang-orang, Nek. Semua Rere nggak punya," isak Rere sangat terpukul.
"Udah, Re. Sekolah aja yang bener, mungkin nanti masa depan kamu bisa bagus, kalo kamu punya pendidikan yang bagus," celetuk tante Ayu yang tengah berdiri didepan pintu kamar Renata.
Renata menatapnya. Walau dia bossy, tapi kadang masih bisa di jadikan keluarga, memang pada kenyataannya, hanya tante Ayu dan nenek lah yang ia miliki sekarang sebagai keluarga yang dapat ia andalkan.
***
Di lain sisi, di Jerman di kediaman Liam, tampak Liam yang terus mengurung diri di kamar. Bahkan saat makan malam pun Liam tidak turun, ayahnya pun mengantar makanannya ke kamar. Liam tengah tertidur di kamar. Tepatnya dia pura-pura tidur saat ayahnya datang. Dia sedang ingin sendirian dan tidak mau di ganggu dulu.
"Makan dulu walau sedikit," ucap ayahnya lalu beranjak akan pergi. Liam bangkit.
"Aku mau pulang, aku tidak bisa di sini lagi. Aku mau sama mama," ucap Liam tiba-tiba, hingga ayahnya menghentikan langkahnya sesaat dan setelah Liam selesai bicara, diapun kembali menutup pintu kamar Liam.
Frans bersandar di pintu kamar Liam, yang baru di tutupnya dengan memejamkan matanya. Dia tidak bisa mengendalikan Liam tanpa istrinya, tapi apa Anin mau kembali? Sekarang dia benar-benar tidak punya pilihan lain. Dia harus membujuk istrinya untuk kembali, dia tidak bisa menghancurkan Liam juga.
Dia segera mengambil handphone nya, dan akan menelpon Anin. Dia harus lakukan itu demi Liam. Liam sekarang anak tunggalnya, setelah dia kehilangan anaknya Tera. Hanya Liam harapannya sekarang.
Frans berjalan berlahan ke kamarnya, dia bersiap akan menelpon Anin sekarang. Dia menarik nafas panjang sebelum menelpon, Anin pasti akan marah besar padanya. Karena dia terlambat memberitahu kematian Tera, tapi dia harus hadapi itu. Dia sudah tidak punya pilihan lain lagi sekarang. Liam hanya menginginkan ibunya sekarang.
"Anin ... Tera sudah meninggal. Maaf aku tidak memberitahumu, karena aku tidak sanggup. Anin. Pulang lah, aku tidak bisa tanpamu. Kita akan kehilangan Liam juga jika terus begini. Anin aku mohon. Akan aku lakukan apapun, asalkan kau mau bersama kita disini. Aku tidak bisa tanpamu, semua berantakan. Aku mohon Anin," isak Frans dengan tangisnya yang pecah.
Sebagai seorang pria ini adalah titik terendahnya. Dia tidak pernah menangis tapi kali ini dia benar-benar sudah kehilangan arah.
Tidak ada jawaban dari seberang, antara istrinya sangat shock, marah dan tidak mau menemuinya. Atau tengah berpikir. Sudah lah tidak ada yang bisa dia lakukan, dia tidak mungkin menjemput istrinya ke Indonesia dalam keadaan Liam seperti ini. Mungkin sedikit waktu lagi akan dapat memperbaikinya.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Rere (IG : renitaaprilreal)
pengen kutimpuk tuh bapaknye
2021-06-30
1
Gethuk rindri
semangat thor ...
yg plg aku suka dr cerita²mu thor slalu cerita yg realistis gak cerita ceo² dan para sultan hehe
2021-06-03
2
Rita Resnawati
ceritanya bagus tdk bertele tele..ttp semangat ya Thorr..
2021-06-02
2