Luka (2)

...----------------...

El menarik nafas lega setelah terdengar kata cut dari sutradara. Dia tersenyum dan sedikit membungkuk ke arah kru dan host bahkan peserta yang lain. Ini merupakan syuting terakhir mereka setelah hampir empat minggu berada di daerah ini, sebuah daerah di pedalaman Sumatra Barat.

Hampir empat minggu berada di alam terbuka, berteman dengan nyamuk, dan di nyanyikan lagu penghantar tidur saat malam dari jangkrik dan hewan-hewan malam lainnya. El bersyukur karena bisa melewati proses syuting ini sampai selesai. Walau sempat terjadi beberapa masalah kecil, tapi semua bisa berakhir dengan segala baik.

Untuk sampai ke desa tujuan, mereka Harus duduk berjam-jam dalam perahu kecil yang tidak memungkinkan penumpang untuk banyak bergerak. Dan masih harus berjalan kaki pada medan yang berat, panjang dan melelahkan untuk sampai di tempat tujuan. Hal itu juga berlaku untuk perjalanan pulang.

"Kok perasaan gue nggak enak yah, Na?"

"Nggak enak gimana?" Alena mendekati El, menyeka keringat gadis itu kemudian memberikan air minum untuknya "Ini minum dulu"

El meneguk air yang diberikan Alena "Nggak tau, gue ngerasa ada yang hilang disini" gadis itu memegang dadanya. "gue nggak tahu apa, tapi rasanya nggak enak banget"

"Ya udah, istirahat dulu. Siapin tenaga buat pulang, medannya juga berat" Alena memberi saran.

"Tenang aja gue bantu bawain tasnya El, lagi"

El dan Alena tersenyum pada satu-satunya pria tampan dalam tim ekspedisi untuk syuting kali ini. Salah satu solois pria terkenal di negeri ini. Pria yang beberapa kali menolong El saat kesulitan di perjalanan dengan medan yang berat untuk para wanita.

"Makasih lho. Nggak tau deh gimana jadinya kalau nggak ada kamu" Alena mewakili El mengucapkan terima kasih.

"Sama-sama, kan sebagai manusia harus saling membantu. Lagian masa iya aku biarin cewek kesusahan"

"Semoga pas balik gue bisa balas yah, Agam?" El menimpali.

"jadi model MV gue yah El?"

El mengangguk, mengiyakan. Dengan senyuman.

...----------------...

Tangan Kayden berhenti di udara, dia tidak jadi membuka pintu mobil saat melihat sosok yang dia kenal muncul seorang diri, tanpa di undang.

En tersenyum menatap sosok itu dengan tatapan menilai "apa yang buat lo kesini? Demi Elisa sekalipun lo nggak pernah kesini" En mengeluarkan pendapatnya, kali ini dia memakai bahasa informal

"Tolong berhenti mempersulit El, tolong berhenti menyiksa dia lagi" Ucap Ed to the point.

"Lo sekalipun nggak pernah memohon untuk Elisa" En menggeleng tidak percaya. Menatap tajam ke arah pria tidak tahu diri didepannya ini.

"lo sekalipun nggak ada dipihak dia" lanjut En mengingatkan.

"Lisa masih punya lo, Jerome dan papa untuk berada di pihak dia." Ed mengepalkan tangannya kuat sampai buku-buku tangannya memutih, "sementara El, satu-satunya pegangan yang dia punya baru saja pergi untuk selamanya, tanpa bisa bertemu untuk terakhir kali. Kalau bukan gue yang di pihak dia siapa lagi?"

En bisa melihat mata pria itu berkaca-kaca, hanya dengan satu kedipan mata bisa berubah menjadi kristal bening. Sebenarnya apa yang sudah terjadi tanpa dia sadari.

"Kalau suatu saat nanti, akhirnya lo tau ternyata semua nggak seperti yang lo pikir. Tolong jangan menyesal karena sudah menyia-nyiakan kesempatan untuk kenal El lebih baik"

Setelah mengucapkan deretan kalimat panjang itu, Ed berlalu pergi tanpa kata, tanpa ucapan basa basi karena sudah bertamu.

...----------------...

Alena hampir menjatuhkan handphone ditangannya, gadis itu gemetar dengan perasaan campur aduk.

Karena daerah tempat mereka syuting masih termasuk pedalaman, Handphone dan sejenisnya kehilangan fungsi selain memotret atau merekam video.

Mereka benar-benar putus hubungan dengan dunia luar. Tidak ada sinyal yang tersedia di daerah itu, hanya tersedia listrik yang untuk mengaksesnya pun harus menempuh jarak kurang lebih 1 km dari desa tempat mereka syuting, beberapa kru akan pergi secara terjadwal untuk mengisi daya semua peralatan elektronik mereka, dan kembali lagi ke desa. Begitu seterusnya sampai syuting berakhir.

Saat ini mereka sudah berada di Bagian kota, beristirahat sementara di hotel sebelum kembali ke ibukota.

Saat jaringan celuler dihidupkan, handphone gadis itu langsung diserbu dengan puluhan bahkan mungkin bisa mencapai ratusan notif.

Handphone Alena bahkan sampai hang dan harus di restart lagi.

'angkat telponnya!! liat pesan gw!! Demi Tuhan Alena kalian dimana? Opa kecelakaan'

'O**pa koma dan oma ikutan jatuh sakit, kalian di mana**?'

'O**pa meninggal, El. Demi Tuhan kalian dimana**?'

'Kalo udah liat chat gw, plis kasih kbar secepatny'

'oma hari ini meninggal, tolong jawab pesan gw, apa yang mesti gw lakuin'

Alena tidak bisa menahan air matanya, gadis itu jatuh terduduk di lantai. mati-matian membekap mulutnya, mencegah suara tangisnya keluar dan membangunkan El yang baru saja tertidur setelah hampir empat minggu tidak pernah tertidur dengan pulas.

Sekarang apa yang harus dia lakukan? dia harus memulai dari mana? bagaimana cara dia menyampaikannya pada El? Alena dilanda dilema besar. Sekarang bagaimana dengan El?

...----------------...

"Na, lo liat handphone gue nggak? Gue mau nelpon opa, nggak tahu kenapa tiba-tiba kangen banget" El yang terlihat lebih segar karena baru selesai mandi mendekati Alena yang sibuk mempacking barang-barang mereka, "kenapa udah di packing semua? Bukannya kita balik besok? Gue mau jalan-jalan nyari oleh-oleh dulu hari ini, buat tante Sonia sama opa dan oma"

Alena sejak tadi menunduk tidak merespon ucapan El, dia masih sibuk memasukkan barang-barang kedalam koper.

"Lo kenapa sih, Na? Apa jangan-jangan pak direktur udah nyuruh kita balik? Ada kerjaan dadakkan lagi?" El menyimpulkan sendiri "Elo sih, kan gue udah bilang kalo handphonenya jangan dulu di aktif'in"

Alena masih bergeming, tidak merespon. membuat El akhirnya ikut mensejajarkan badannya dengan sang manajer " Alena, lo kenapa sih? sakit yah?" tanya Gadis itu sambil mengguncang tubuh Alena.

Gerakkan El terhenti saat dia menyadari sesuatu "Na, lo nangis? Kenapa? Kenapa lo nangis?" Tanya El mulai panik "Alena liat gue, lo kenapa?" El berusaha membuat Alena menatapnya.

Tanpa diduga Alena malah langsung memeluk gadis itu erat. El yang tidak menduga akan dipeluk sedikit tersentak. tapi di detik berikutnya dia membalas pelukkan itu, tangannya menepuk pelan punggung Alena. Dia tidak mengerti apa yang membuat manajernya itu sampai seperti ini, tapi yang dia pahami, Alena adalah tipe orang yang nggak gampamg menangis apalagi sampai seperti ini.

"Maaf El, maaf" ucap Alena lirih.

Kening El berkerut "For What? Lagian seharusnya gue yang bilang maaf karena sudah buat lo masuk keluar hutan hampir sebulan" El tersenyum lebar.

"El?"

"Ya? kenapa, Na?"

Alena menahan tangisnya, dia melepas pelukan mereka, tangannya terulur untuk menggengam tangan El "lo masih punya gue, lo masih punya Elluv, lo juga punya Ed"

El diam, mengamati raut wajah Alena yang terlihat tidak sedang baik-baik saja. Entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak. Gadis itu diam, menunggu kelanjutan ucapan Alena.

"Oma sama opa udah pergi ke tempat yang jauh dari sini, mereka sudah bahagia di tempat itu"

Air mata El jatuh membasahi pipi, dia bukanlah anak kecil yang tidak bisa memahami arti dari ucapan itu.

"Karena mereka sudah bahagia, makanya lo juga harus bisa bahagia yah?" ucap Alena lagi, setengah berharap ucapannnya bisa terjadi pada El.

Gadis itu melepas genggaman Alena, dia berdiri masuk kembali ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya. Eleasha menyalahkan kembali shower yang baru beberapa menit yang lalu dia gunakkan.

Tubuh El merosot jatuh di lantai keramik yang dingin, dia menekuk kedua kaki kemudian memeluknya erat. Membiarkan cipratan Air shower mengenai tubuh, tidak peduli kalau dia baru saja mandi dan berganti pakaian.

Tangis El semakin keras, menyatu dengan suara air dari shower yang jatuh membentur lantai, menyatu dengan suara tangisan Alena yang sedang memanggil namanya sambil mengedor pintu.

Gadis ini bertanya- tanya kenapa takdir, begitu kejam padanya?

...----------------...

The Next Chapter>>>>

Dukung Author dengan like, komen juga vote

terima kasih🙏😊

Terpopuler

Comments

efvi ulyaniek

efvi ulyaniek

aq syedih...ikutan syedihhh bener

2024-12-18

0

Prahara Sea

Prahara Sea

kenapa takdir begitu kejam

2023-04-19

0

Rini

Rini

hiiikksss

2021-11-03

0

lihat semua
Episodes
1 Mimpi Buruk
2 Senyuman pertama di tahun penuh luka
3 Welcome to the (H)EL(L)
4 Tatapan Tajam
5 Perkenalan
6 Luka
7 Menyesal atau Masa bodoh
8 Hening
9 Tantangan
10 Prahara itu datang lagi
11 skandal
12 Circle
13 Masuk dalam pelukkan
14 Trauma
15 Bad girl is you
16 Apa semudah itu membuat orang jatuh hati?
17 Luka (2)
18 Selayaknya hubungan ibu dan putrinya
19 Bunga Lily
20 Poker Face
21 Awal
22 Pelukkan Untuk Ed
23 Pelukkan untuk Ed (2)
24 Liontin dengan inisial nama gadis itu
25 Lupa dengan alarm tanda bahaya
26 Masuk Jurang
27 Hilang
28 Terekam dalam ingatan
29 Visual Kayden Abraham
30 Mulai bergeser
31 Sebuah bahu untuk bersandar
32 Cepat bangun, El. Cepat sehat
33 Topeng
34 Menangis tanpa suara
35 Menghapus no panggilan cepat.1
36 Eduard akhirnya memilih
37 Amarah dan benci vs rasa bersalah yang tidak pernah habis
38 Dress berwarna soft lilac
39 Berharap bisa dilupakan
40 Wajah mereka memang memiliki kesamaan
41 Kekacauan
42 Cerita hari ini apa bisa berbeda?
43 Masih belum terlambat
44 Berurusan dengan orang yang salah
45 Keputusan
46 Lepaskan atau tidak?
47 Fakta
48 No: 3091
49 Kini bisa saling melepaskan
50 lLY
51 Kita akan menikah
52 Nama panggilan
53 Sorotan
54 Satu hari yang tenang
55 Kisah kita sudah selesai
56 Seutuhnya, sesungguhnya, dan sebenar-benarnya
57 Dibawah Pengaruh obat
58 Bra merah
59 Tanda
60 Salah
61 Jarak
62 Sebuah kartu As
63 kenyataan menyakitkan
64 Selamat tidur Ily
65 Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
66 Bayaran untuk nyawa
67 Satu langkah lebih dekat (jauh)
68 Malam pertama untuk Eleasha
69 Kerinduan yang terpendam
70 Terluka Parah
71 Semanis Martabak manis
72 Sakit di tempat yang sama
73 Emosi telah menghancurkan semua
74 Akankah ada akhir yang bahagia untuknya juga?
75 Sebuah surat
76 Kabar buruk
77 KOMA
78 Merubah situasi
79 Bangun En, peluk gue
80 Siuman
81 Si cantik yang penuh luka
82 Tanggung jawab
83 Pulang ke rumah
84 Keajaiban yang menyakitkan
85 Lebih buruk
86 'Penyakit'
87 Marco
88 Rasa sakit yang tak seberapa
89 Can't believe
90 Can't believe
91 Can’t erase
92 it's (not) over now (?)
93 Tidak bisa lupa
94 mohon bersabar
95 Sudahi perang ini disini
96 Tidak mau kehilangan
97 Dia hadir karena cinta
98 Satu-satunya
99 Diantara kita
100 Cinta dalam tanggung jawab
101 Aku mohon sama kamu
102 Seberapa pantas
103 Sosok yang dirindukan
104 Pelangimu sudah datang
105 It's all coming back to me
106 Kesempatan Kedua
107 Tatapan mereka bertemu
108 Maaf dan Terima kasih
109 Ketakutan
110 Cinta dan Benci hanya terpisah oleh sebuah lapisan tipis
111 Dear future baby
112 World meet baby Kai
113 Debaran pertama
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Mimpi Buruk
2
Senyuman pertama di tahun penuh luka
3
Welcome to the (H)EL(L)
4
Tatapan Tajam
5
Perkenalan
6
Luka
7
Menyesal atau Masa bodoh
8
Hening
9
Tantangan
10
Prahara itu datang lagi
11
skandal
12
Circle
13
Masuk dalam pelukkan
14
Trauma
15
Bad girl is you
16
Apa semudah itu membuat orang jatuh hati?
17
Luka (2)
18
Selayaknya hubungan ibu dan putrinya
19
Bunga Lily
20
Poker Face
21
Awal
22
Pelukkan Untuk Ed
23
Pelukkan untuk Ed (2)
24
Liontin dengan inisial nama gadis itu
25
Lupa dengan alarm tanda bahaya
26
Masuk Jurang
27
Hilang
28
Terekam dalam ingatan
29
Visual Kayden Abraham
30
Mulai bergeser
31
Sebuah bahu untuk bersandar
32
Cepat bangun, El. Cepat sehat
33
Topeng
34
Menangis tanpa suara
35
Menghapus no panggilan cepat.1
36
Eduard akhirnya memilih
37
Amarah dan benci vs rasa bersalah yang tidak pernah habis
38
Dress berwarna soft lilac
39
Berharap bisa dilupakan
40
Wajah mereka memang memiliki kesamaan
41
Kekacauan
42
Cerita hari ini apa bisa berbeda?
43
Masih belum terlambat
44
Berurusan dengan orang yang salah
45
Keputusan
46
Lepaskan atau tidak?
47
Fakta
48
No: 3091
49
Kini bisa saling melepaskan
50
lLY
51
Kita akan menikah
52
Nama panggilan
53
Sorotan
54
Satu hari yang tenang
55
Kisah kita sudah selesai
56
Seutuhnya, sesungguhnya, dan sebenar-benarnya
57
Dibawah Pengaruh obat
58
Bra merah
59
Tanda
60
Salah
61
Jarak
62
Sebuah kartu As
63
kenyataan menyakitkan
64
Selamat tidur Ily
65
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
66
Bayaran untuk nyawa
67
Satu langkah lebih dekat (jauh)
68
Malam pertama untuk Eleasha
69
Kerinduan yang terpendam
70
Terluka Parah
71
Semanis Martabak manis
72
Sakit di tempat yang sama
73
Emosi telah menghancurkan semua
74
Akankah ada akhir yang bahagia untuknya juga?
75
Sebuah surat
76
Kabar buruk
77
KOMA
78
Merubah situasi
79
Bangun En, peluk gue
80
Siuman
81
Si cantik yang penuh luka
82
Tanggung jawab
83
Pulang ke rumah
84
Keajaiban yang menyakitkan
85
Lebih buruk
86
'Penyakit'
87
Marco
88
Rasa sakit yang tak seberapa
89
Can't believe
90
Can't believe
91
Can’t erase
92
it's (not) over now (?)
93
Tidak bisa lupa
94
mohon bersabar
95
Sudahi perang ini disini
96
Tidak mau kehilangan
97
Dia hadir karena cinta
98
Satu-satunya
99
Diantara kita
100
Cinta dalam tanggung jawab
101
Aku mohon sama kamu
102
Seberapa pantas
103
Sosok yang dirindukan
104
Pelangimu sudah datang
105
It's all coming back to me
106
Kesempatan Kedua
107
Tatapan mereka bertemu
108
Maaf dan Terima kasih
109
Ketakutan
110
Cinta dan Benci hanya terpisah oleh sebuah lapisan tipis
111
Dear future baby
112
World meet baby Kai
113
Debaran pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!