Argian mengusahakan menyelesaikan pekerjaan secepatnya. Dia tidak ingin membuat seseorang menunggu terlalu lama. Karena ini waktu yang tepat untuk mengingat kembali masa-masa dulu saat kebersamaan mereka.
Sebutlah dia pria bodoh yang masih mengharapkan cinta mantannya. Walapun sebenarnya tidak ada kata putus diantara mereka. Saat Ginara meninggalkannya, Ginara tidak mengucapkan satu patah katapun. Hanya pergi tanpa berpamitan padanya.
Apalagi dia dengan gampangnya mengucap kata memaafkan. Seolah-olah itu adalah hal sepele menurutnya. Pantaslah kalian berkata Argian memang pria bodoh yang dengan gampangnya memaafkan seseorang yang pergi darinya tanpa pamit dan kembali tanpa diundang.
Begitulah cinta buta mengalahkan segala-galanya. Apa yang tidak terlihat pun bisa dipercaya.
.
.
Pekerjaannya diselesaikan dengan cepat. Karena Argian tidak ingin mengulur waktu terlalu lama, jika dirinya harus kembali ke rumah untuk sekedar bersiap.
Beruntunglah Argian memiliki kantor dengan ruangan Ceo mewah yang difasilitasi kamar. Menjadikan Argian menaruh beberapa lembar pakaian didalam walk in closet yang berada didalam kamar pribadi diruanganya. Untuk memudahkannya berganti jika ada hal penting yang membuatnya tidak bisa pulang.
Pria itu masuk kedalam kamar mandi membersihkan tubuhnya. Dia pun bersiap dengan setelan santai, kaos abu-abu muda dilapisi jas coklat muda dan celana kain berwarna sama dengan jas yaitu coklat muda.
Argian berdiri didepan cermin menyisir rambutnya. Menatanya dengan rapi. Merasa penampilan sudah oke! Argian bergegas turun kebawah menggunakan lift yang membawanya langsung ke basemant dimana mobil terparkir.
.
.
Disinilah sekarang Argian berada didepan pintu Apartement sederhana milik Ginara. Argian membunyikan bel.
Terdengarlah suara orang berjalan didalam, lalu terbukalan pintu Apertemant. Berdirilah wanita yang akan dijemputnya, melihat penampilan wanita begitu anggun dengan mengunakan dres santai.
"Eung, Gian jangan memandang seperti ingin menerkam saja," kekeh Ginara sadar akan tatapan pria didepannya.
"Ehem! Ayo," ajak Argian, ia berdehem untuk mengendalikan dirinya.
Ginara menggandeng tangan Argian, tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu. Dirinya juga merasa hubungan mereka belum berakhir.
Didalam perjalanan menuju ke cafe, Ginara tidak berhenti tersenyum. Entah kenapa hari ini dia merasa sangata bahagia, karna akhirnya bisa berjalan berdua lagi bersama Argian.
Mobil pun berhenti diparkiran, Argian duluan turun dan membuka pintu disebelahnya. Barulah Ginara turun, mereka berjalan bersama menuju tempat duduk.
"Gi, kita duduk disana," ucap Ginara.
"Kenapa harus disana," balas Argian.
Ginara malah mengeryitkan keningnya menatap Argian dengan tatapan menuntut.
"Jangan bilang kamu lupa, tempat dimana kita sering duduk saat berkunjung disini," ambek Ginara cemberut.
"Hei, jangan ngambek gitu. Aku hanya bercanda saja, mana mungkin aku melupakannya," ujar Argian. Wajah Ginara akhirnya kembali senang.
Kedua pasangan tersebut pun melangkah dan mendudukan diri disana. Pelayan datang mengantarkan buku menu.
"Gian, pesanan kamu seperti biasakan?" tanya Ginara.
Argian menjawab dengan memberikan anggukan. Ginara pun mengatakan pada pelayan pesanannya dan Argian. Setelah mencatat pesanan mereka, pelayan tersebut bergegas pergi untuk membuatkannya.
"Suasana cafe ini masih sama ya," kata Ginara mata mengelilingi melihat-lihat.
"Iya, cuma ada beberapa yang diganti," sahut Argian juga mata mengelilingi melihat-lihat.
"Tapi tempat dimana kita duduk, tidak berubah sedikitpun," ujar Ginara.
Ginara berbalik menghadap Argian. Mata keduanya saling menatap, seolah-olah memancarkan suatu gejolak perasaan.
"Gian," "Gina," kedunya berbicara berbarengan.
"Kamu duluan saja Gian," kata Ginara mengalah.
"Tidak dimana-mana ladies first," ucap Argian.
"Oke! Aku ingin hubungan kita kembali seperti dulu, tapi jika kamu menginginkannya juga," tukas Ginara memberanikan diri mengatakannya.
Tanpa diduga Argian membawa kedua tangan Ginara kedalam genggamannya. Lalu tersenyum.
"Aku juga menginginkannya," bales Argian.
Semudah itukah Argian menerima semuanya. Tanpa memikirkan status yang bukan lagi seorang lajang, melainkan pria beristri. Tidakah dia mengingat pernikahannya, atau pernikahannya hanya sekedar main-main untuknya.
Ginara mendengar jawaban Argian merasa bahagia. Karna akhirnya prianya kembali menjadi miliknya sepenuhnya. Ginara yang ingin memeluk, tidak jadi, akibat kedatangan pelayan yang mengantar pesanan mereka.
"Silahkan dinikmati kak," pelayan tersebut meletakkan pesanan diatas meja. Selesai dengan tugasnya, segera pergi meninggalkan kedua orang pelanggan cafe.
Argian dan Ginara, menikmati pesanan mereka sambil mengobrol. Membahas tetang mereka dulu waktu masih SMA. Sampai lupa waktu bahwa jam sudah menunjukkan pukul 21:00.
Saat cafe ingin tutup mereka secepatnya keluar sehabis membayar tagihannya. Dalam perjalanan mengantar Ginara ke Apartement. Malah tidak jadi, karna Ginara mengajak Argian pergi ke club.
"Gian, gimana kita lanjutkan pergi ke club," usul Ginara.
"Tidak, aku tidak ingin kita pergi ketempat seperti itu," dengan tegas Argian menolak usulan Ginara.
"Ayolah, sekali ini saja," kekeh Ginara dan menampilkan wajah memohonnya.
Argian akhirnya mengiyakan ajakan Ginara. "Tapi aku tidak ingin kita minum alkohol,"
"Oke, deal!" kata Ginara tersenyum penuh kelicikan. Karna tidak mungkin dia kesana, tidak meminum-minuman itu.
'Kita lihat saja nanti, aku akan membuatmu meminum-minuman itu,' batinnya.
Sampailah kedua ditempat dimana orang-orang bersenang-senang menikmati musik dan hal lainnya. Telinga Argian berdengung mendengar suara musik begitu nyaringnya.
"Kamu duduk disini sebentar, aku ingin kesana," kata Ginara, tapi Argian memegang pergelangan tangannya.
"Aku ikut," risih Argian tidak betah berada ditempat ini.
"Hanya sebentat Giam, tunggulah!" Ginara segera pergi ke mini bar. Ia pun memesan minuman dengan Alkohol tinggi.
Setelah minuman dipesannya jadi, Ginara berjalan menuju ketempat Argian duduk.
"Ini," Ginara menyerahkan satu gelas pada Argian.
"Aku tidak ingin minum," tolak Argian.
"Pleaseee! Mau ya, sekali ini aja temani aku minum," rayu Ginara.
Pada akhirnya Argian juga meminum-minuman tersebut dan ini pertama kalinya dirinya ketempat ini dan merasakan minuman tersebut.
Argian menjadi ketagihan dan malah asik menambah meminum-minumannya, sedangkan Ginara entah kemana bergabung dengan orang-orang yang berjoget-joget meliukan tubuh mereka.
Hingga tidak terasa sudah sangat larut malam. Kedua orang berpakaian hitam seperti bodyguard, sedari tadi memgawasi Argian yang banyak minum. Melihat seorang wanita seksi ingin menghampiri Argian. Kedua orang berpakai hitam itu segera mencegat wanita itu.
"Pergilah! Jangam ganggu boss kami atau anda akan tahu sendiri akibatnya,"
Melihat keadaan Argian sepertinya sudah sangat mabuk berat. Mereka berdua pun membawa paksa Argian, menuju keluar dari dalam club. Sebenarnya Argian juga tidak berontak ataupun menolak, karena kepalanya sudah sangat berat. Bahkan dia melupakan Ginara yang masih berada didalam.
Kedua bodyguard tersebut memasukan Argian ke dalam mobil. Lalu menjalan mobil menuju pulang. Ditengah perjalanan bodyguard yang tidak menyetir menerima telpon dari boss mereka.
"*Bagaimana, apa Argian sudah kalian bawa keluar dari tempat laknat itu,"
"Siap, sudah boss. Sekarang tuan muda Argian sedang tidak sadarkan diri, akibat terlalu banyak minum*"
"Bawa saja dia pulang kerumah, karna istrinya sudah menunggunya,"
Setelah itu telpon diputuskan secara sepihak oleh perempuan yang berada ditempat lainnya. Dan satu orang lainnya merasa lega mendengarnya.
****
Follow ig aku yuk guys : @antiloversn
Bersambung. . .
Follow juga ya!!
Like, comennt, rate 5. jangan lupa gifts+vote nya.
Terimakasih💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Ana Ekawati
lega deh. untung g d kasih obat
2022-11-05
0
Eka Pricilia
aku yakin itu pasti suruhan ne"nya
2022-05-31
0
Siti Ningsih
lanjut tor
2022-05-24
0