Marsa yang terus saja memaksa Nari agar datang ke pesta tersebut. Membuat Nari akhirnya mengiyakan, karna dia sudah sangat kesal dan bosan mendengar ocehan Marsa yang menginginkan Nari datang.
"Kamu siap-siap dikontrakan ku aja ya Nar," ujar Marsa.
Nari menggeleng dia tidak bisa, karna harus pulang dulu. Sekarang dia bukanlah wanita lajang yang bebas, ada suami yang harus di urusnya. Jadi dia harus memasakan untuk suaminya barulah datang ke pesta tersebut.
"Maaf kak, kalau itu aku ga bisa. Aku harus pulang dulu ke panti bantuin ibu masak buat adik-adik. Tapi kakak tenang aja aku bakalan datang kok, kita ketemuan di pesta," bohong Nari, terpaksa karna tidak mungkin dia menceritakan bahwa dirinya sudah menikah. Apalagi mas Argian mengingatkan agar pernikahan ini disembunyikan jangan sampai ada yang mengetahuinya.
"Kamu hati-hati di jalannya. Nanti kabari aku kalau kamu otw ke pestanya," ucap Marsa.
Nari mengangguk, lalu segera menyetop angkutan. Segera pulang, karena hari sudah sore.
.
"Nari!" seru Bi Sri dari arah dapur.
"Ada apa bi?" tanya Nari menghampiri.
"Tadi tuan, pulang sebentar. Terus pesan sama bibi suruh bilang ke non, kalau tuan malam ga pulang," ucap Bi Sri.
"Ga pulang, mas Argi ada bilang ga sama bibi kalau mau kemana gitu?"
"Gaada non, tuan cuman bilang gitu aja, terus tuan juga bilang non gausah nungguin,"
'Kemana ya, kira-kira mas Argi,' batin Nari, bukannya dia hanya ingin tahu tujuan suaminya kemana. Dan ia juga takut jika suaminya pergi ke tempat hiburan, dia tidak ingin suaminya minum-minuman seperti itu.
"Yaudah bi, kalau gitu makasih udah ngasih tahu. Aku ke atas dulu bi," ucap Nari melenggang pergi naik ke lantai atas.
Sampai diatas Nari masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia bersiap-siap memakai baju yang pernah di pijamkan oleh Denara padanya yang belum dikembalikannya. Karna Argian tidak akan pulang jadinya Nari memutuskan tidak memasak makan malam. Dia akan langsung menuju tempat pesta ulang tahun.
Saat turun ke bawah terlihat sepi, Nari berpikir mungkin Bi Sri telah kembali ke pavilium. Jadi dia memutuskan untuk langsung saja keluar, ia memilih untuk naik taxi.
"Ga apa-apalah, sekali-kali aku naik taxi," ujarnya.
Melambaikan tangannya menyetopkan taxi dan masuk. Supir taxi segera menjalan mobilnya setelah ia memberi tahu kemana tujuannya. Sesampainya di hotel AZ Pranaja yang sangat mewah, bahkan Nari tercengang saat memasuki hotel tersebut.
"Kak sa cantik banget," puji Nari saat melihat tampilan temannya.
"Makasih Nari cantik, kamu juga cantik malam ini," ujar Marsa memuji balik.
"Oh iya kak, kak May ga dateng ya?" tanyanya.
"Biasa, Maya ga suka acara beginian. Pasti banyak alasannya sakit perut lah, cape lah," kekeh Marsa menyebutkan alasan Maya.
Sepanjang jalan menuju ballroom hotel mereka saling mengobrol. Hingga tanpa sengaja ia bertabrakan, sampai kepala terbentur dada bidang yang keras.
"Awhh," ringis Nari.
"Maaf! Saya tidak sengaja, apa ada yang sakit?" tanya pria yang tidak sengaja menabrak Nari.
"Nar, nar kamu ditanyain sama pangeran," Marsa menepuk bahu Nari memberitahunya. Sambil mata Marsa tidak berkedip sedikitpun menatapa pria dihadapan mereka.
"Pangeran? Siapa kak?" tanya Nari bingung.
"Depan kamu," jawab Marsa
Nari mendongak menatapnya, sama seperti Marsa dirinya sempat terpesona. Tapi buru-buru menghentikan tatapannya, karna dia sadar bukanlah gadis lajang. Ia harus menjaga mata dan hatinya hanya untuk suaminya. Walaupun suaminya belum menerimanya sebagai istri.
"Apa ada yang sakit?" ulang pria tersebut menanyakannya lagi.
Nari secepatnya menggeleng, bahwa tida ada yang sakit. Lalu Nari menarik tangan Marsa untum segera menuju ke ballroom.
"Menarik," pria tersebut tersenyum tipis.
.
Acara ulang tahun pun dimulai dengan pemotongan kue setelah tadi Azka berpidato sedikit, berbicara tentang kata-kata untuk Ibundanya tersayang yang telah merawatnya hingga sebesar ini.
"Kak sa, aku mau ke toilet udah kebelet banget," ujar Nari.
"Mau aku temani ngga?" tanya Marsa menawari.
"Gausah kak sa, aku juga tahu dimana letak toiletnya," Nari segera melangkah cepat ke toilet, selesai itu ia langsung keluar dari dalam toilet. Mata Nari mengelilingi seluruh ballroom hotel mencari keberadaan Marsa yang entah kemana tidak terlihat. Tapi saat matanya melihat ke arah orang yang dikenalnya.
"Bukannya itu mas Argi," Nari mengucek matanya kembali. "Benar itu mas Argi, tapi sama siapa? Siapa perempuan itu?" pertanyaan bermunculan dalam otaknya, mencoba menebak-nebak tetapi dia takut menjadi fitnah nantinya.
Disana kedua orang tersebut tengah tertawa dan tangan Mas Argian melingkari pinggang perempuan tersebut dengan begitu eratnya. Dia melihat sesekali suaminya mencium pipi perempuan itu.
"Apa itu kekasih mas Argi," gumannya kembali, "Ngga, ini ga bisa di biarin," Nari ingin menghampiri tetapi suara seseorang menghentikannya.
"Nari," seru Bunda Aisyah memanggilnya.
"Bu Aisyah," balas Nari.
"Bunda senang kamu datang ke pesta putra tante. Oh ya, kamu kesini datang sama siapa?" tanya Bunda Aisyah.
"Aku datang sama kak Marsa bu, tapi entah kemana orangnya menghilang begitu saja," ujar Nari.
"Aku pamit dulu bu, mau cari kak Marsa," pamit Nari tapi langkah terhenti karna suara Bunda Aisyah.
"Tunggu Nari, bunda mau kenalin kamu sama anak bunda. Bentar lagi dia kesini" ucap Bunda Aisyah lalu memanggil putranya dengan melambaikan tangannya.
"Ada apa bunda?" tanya Azka yang sudah berdiri di hadapan Bunda Aisyah, sedangkan Nari menunduk.
"Ini bunda mau ngenalin kamu sama seseorang, yang sering bunda ceritakan sama kamu," tutur Bunda Aisyah.
Seketika Nari mendongak dan terkejut, bola matanya membulat ketika melihat putra dari bunda Aisyah. Pria tersebut adalah tadi yang tidak sengaja menabraknya.
"Kamu," "Kamu," serempak mereka berbicara berbarengan.
"Kalian saling kenal?" tanya Bunda Aisyah.
"Ngga bun, tadi aku ga sengaja nabrak gadis ini," beritahu Azka.
"Oh gitu, yaudah gih kenalan," kata Bunda Aisyah.
"Azka Pranaja," Azka mengulurkan tangannya, lalu dibalas oleh gadis depannya.
"Nari," singkatnya. "Bu, aku kesana dulu mau nyamperin kak Marsa," pamitnya lalu segera berjalan menghampir Marsa.
Bunda Aisyah mengangguk, lalu tatapan Bunda Aisayh beralih pada putranya, yang tersenyum-senyum melihat kepergian Nari.
"Hehh! Kenapa ini anak bunda senyum-senyum... Hayo, kamu naksir ya sama Nari," goda bunda Aisyah.
"Emang bunda setuju," ucap Azka.
"Kalau sama Nari, bunda setuju banget. Karna bunda udah kenal dia lama, intinya dia gadia yang baik lemah lembut, bicaranya sopan," ujar bunda Aisyah.
"Kok bunda bisa kenal dia," Azka penasaran.
"Bunda lupa ngasih tahu kamu, Nari udah kerja di toka bunda udah lama banget," beritahu bunda Aisyah.
"Pantes aja, bunda udah kenal lama," balas Azka, keduanya belum mengetahui jika sebenarnya gadis yang mereka bicarakan telah menjadi istri orang.
Lalu mereka berjalan menyambut tamu kolega bisnisnya. Sebenarnya ini bukan hanya pesta ulang tahun, tetapi juga peresmian hotel barunya yaitu 'Hotel AZ Pranaja'. Hanya saja pestanya di satuin dengan acara ulang tahunnya.
****
Follow ig aku yuk guys : @antiloversn
Bersambung. . .
Follow juga ya!!
Like, comennt, rate 5. jangan lupa gifts+vote nya.
Terimakasih💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Rosni Lim
Semangat
2021-05-25
0
Ilan Irliana
mg nari m azka z y k....biar beda kek novel2 laen...nari jg brhak bhgia..
2021-05-22
4
FatayatulNASA Tarik-SDA
kasian nari kalo argian gk ingt kalo udah prawanin nari..
qo argian bodoh bnget ya prcaya aja ma pcrnya.. uda dtinggalin tnpa alasan juga
2021-05-22
0