Bab 20. Batal Tunangan (?)

Malam pertunangan akhirnya tiba, Laura yang baru saja selesai dirias oleh Dania -saudara ipar kakaknya- mencengkram erat gaun cantik berwarna nude yang membalut tubuh rampingnya. Sesekali Laura melirik jam yang tertempel di dinding, menunggu dengan gugup kedatangan Kaivan yang malam ini akan menyematkan cincin sebagai tanda pengikat hubungan mereka.

Acara memang akan dilangsungkan satu jam lagi, tapi entah mengapa Laura merasa cemas, takut dan juga perasaan lain yang menghantuinya hingga membuatnya tidak bisa duduk dengan tenang dan itu menyebabkan sepupu-sepupunya yang menemani Laura di kamar berdecak. Menganggap bahwa Laura terlalu berlebihan hanya untuk tunangan saja. Tapi mereka tidak tahu bahwa bagi Laura ini memang sangat mendebarkan.

Hubungannya dengan Kai baru terjalin belum lama ini, meski di masa lalu mereka pernah memiliki kisah indah sekaligus buruk. Tapi tidak membuat Laura siap sepenuhnya untuk melangsungkan sebuah pertunangan yang mana akan membawa hubungan mereka naik ke level yang lebih serius. Sesungguhnya Laura belum sepenuhnya bisa menerima Kai, memaafkan pria itu dan melupakan masa lalu mereka.

Alasannya menerima pertunangan ini beberapa waktu lalu karena ia merasa bahwa tidak siap jika harus benar-benar kehilangan seorang Kaivan. Perasaannya yang dulu terkubur perlahan dibangunkan oleh perubahan Kai, kelembutannya dan ketulusan pria itu, tapi bayangan pengkhianatan dulu ikut membayangi, yang membuat Laura masih sedikit memiliki keraguan. Dan sekarang ia dilanda kebingungan antara mundur atau justru melanjutkan pertunangan.

Andai masa lalu itu tidak ada, mungkin Laura akan menjadi perempuan paling bahagia malam ini. Sayangnya Kai sempat menggores luka yang kadang kala menjadi alasan Laura menutup hati dari pria manapun sampai membuat dirinya menjomlo hingga sepuluh tahun. Tidak menyangka bahwa sosok itu lagi yang akan membukanya.

“Dek, kamu baik-baik aja ‘kan?” Queen yang sejak tadi memperhatikan adiknya itu menegur, khawatir sekaligus heran dengan diamnya Laura yang terlihat menyimpan beban besar.

“Tidak sebaik itu,” jujur Laura. Queen bangkit dari ranjang, berjalan menghampiri Laura yang duduk seorang diri di kursi rias. Perlahan Queen mengelus pundak adik tercintanya itu, lalu memeluknya dengan penuh kasih sayang.

“Mau cerita ke Kakak? Mungkin kita masih ada waktu,” tanya lembut Queen melirik jam di pergelangan tangannya. Queen berusaha menjadi kakak yang baik dan mengerti akan kegelisahan yang adiknya itu alami, mengingat selama ini ia belum benar-benar bisa menjadi seorang kakak yang melindungi adiknya. Laura terlalu mandiri. Dan mungkin inilah saatnya Queen berperan. Membantu kegelisahan yang Laura rasakan menjelang pertunangannya.

“Apa kamu tidak mencintai Kai?” mulai Queen untuk memancing perasaan Laura yang mungkin tengah dilanda kebingungan akan keputusannya. “Jika memang tidak, lebih baik jangan paksakan,” ucap Queen setelah berdetik-detik terlewat tanpa ada jawaban dari sang adik. “Kakak tahu masa lalu memang menyakitkan, tapi tidak menutup kemungkinan di masa depan semua itu akan terus menghantui. Kamu tahu bukan bahwa dulu Kakak juga pernah merasakan kecewa?” Laura menoleh dan menatap kakaknya dengan raut yang masih belum bisa tergambarkan.

“Tapi dari kecewa itu Kakak belajar memahami keadaan, memahami perasaan dan memahami arti kehadiran. Dari kecewa Kakak belajar mendewasakan diri, berpikir lebih luas, dan menilai bukan hanya dari satu sudut. Menyadari kekurangan yang kita miliki, dan berusaha memperbaiki diri untuk tidak kembali tersakiti. Kesempatan kedua memang sulit kita berikan karena kepercayaan sudah pernah dipatahkan, tapi jangan jadikan itu sebagai pertimbangan sebab tidak semua keraguan akan mengacu pada penyesalan. Siapa tahu ini awal dari kebahagiaan yang akan kamu genggam hingga maut datang. Semua orang berhak memiliki kesempatan, Dek, termasuk Kai. Tapi kalau hatimu memang sudah tidak lagi sepaham, lebih baik batalkan. Jangan paksakan jika memang kamu tidak menginginkannya. Biar kita semua terluka dan kecewa sekarang, yang penting tidak ada penyesalan di masa yang akan datang.”

Queen mengelus rambut Laura dengan hati-hati, tidak ingin tatanannya yang sudah di percantik rusak akibat elusan tangannya.

“Masih ada waktu jika kamu memang ingin membatalkannya,” ucap Queen kembali melirik jam di pergelangan tangannya. Laura masih menatap kakak kandung satu-satunya itu dengan tatapan yang masih tidak dapat di pahami. Namun Queen tetap memberikan senyum menenangkan lalu kembali memeluk adik tersayangnya itu di tambah dengan kecupan di puncak kepala Laura.

“Kami semua menyayangimu, Dek. Kakak yakin, Ayah, Bunda dan Papi akan menerima keputusanmu, begitu juga dengan keluarga Kai,” bisik Queen meyakinkan. “Ambilah langkah yang menurutmu baik. Kakak percaya kamu tidak akan salah.”

***

Di lantai bawah kediaman Leo, tamu-tamu undangan mulai berdatangan dan bercengkrama dengan si tuan acara untuk beberapa saat sebelum menikmati jamuan yang tersedia. Tidak lama rombongan dari Kai tiba dan Lyra, Leo juga Pandu menjadi orang pertama yang menyambut kedatangan calon besannya. Tidak ingin ketinggalan Levin-Devi ikut serta karena terlalu penasaran akan calon keluarga barunya.

“Menurut Mama, calon suaminya Ela gimana?” bisik Levin pada istrinya.

“Ganteng,” jawab Devi tanpa mengalihkan tatapan dari sosok yang melangkah semakin masuk ke gubuk Leo yang sudah di hias cantik seperti layaknya ballroom-ballroom hotel bintang lima. Mendengar jawaban itu Levin menggeram kesal, lalu memutar tubuh Devi agar menghadapnya.

“Gak usah muji laki-laki lain di depan aku!” peringat Levin tajam.

“Aku mujinya sambil belakangin kamu loh, Pa. Gak di depan,” polos Devi menjawab, membuat gigi Levin gemeletuk, kesal dengan tingkah pura-pura polos istrinya.

“Pokoknya gak boleh puji-puji pria lain. Aku gak suka!” tegas Levin dengan bibir mengerucut. Membuat Devi memutar bola matanya malas. Udah aki-aki masih posesif aja. Cibir Devi dalam hati.

“Aku cuma jawab pertanyaan kamu. Kan Papa sendiri tadi yang tanya gimana calon suaminya Ela, ya aku jawab ganteng. Ingat Pa kita itu gak boleh berbohong, dosa!" ucap Devi seraya melayangkan cengirannya, lalu melangkah menyusul Lyra dan yang lainnya yang sudah bercengkrama dengan calon besan.

Tidak lama mereka mengobrol karena waktu terus berjalan dan acara memang sudah harus di mulai. Leo menggiring calon besannya ke halaman belakang dimana tempat acara akan di selenggarakan. Orang-orang sudah menunggu dan memuji meriahnya acara pertunangan ini. Kai sendiri berjalan sambil celingukan mencari sang pujaan hati yang sejak sore kemarin tidak dirinya temui.

Rindu itu sudah menggebu dan ingin segera menyerbu, memeluk kekasih hatinya sambil melayangkan bisikan syahdu yang ia yakini akan membuat Laura tersipu. Tapi hingga tiba di kursi yang disediakan untuknya dan rombongan sosok cantik yang dirindu belum juga terlihat keberadaannya.

Ada rasa takut dan juga cemas yang mulai Kai rasakan saat ini, apalagi begitu MC memberitahukan bahwa acara akan segera di mulai, tapi sosok Laura belum juga masuk ke tempat yang disediakan. Sedangkan keluarga perempuan itu sudah lengkap berkumpul, mengisi kursinya masing-masing.

Kai mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan menghubungi nomor Laura dengan cepat, tapi suara operator yang malah merespons pangggilan Kai, mengatakan bahwa nomor Laura sedang tidak aktif. Kecemasan itu semakin menghantui dan takut merajai hati dan pikirannya. Kai merasa bahwa acara malam ini tidak akan berjalan dengan lancar.

“Kamu kenapa Kai?” tanya Indah sedikit berbisik saat melihat kepanikan di wajah putranya.

“Laura mana, Ma. Kenapa dia belum datang juga?” Indah mengelus punggung Kai dengan lembut, menenangkan putra semata wayangnya yang mulai tidak tenang dalam duduknya. Sejujurnya Indah pun mulai merasa cemas, takut Laura melarikan diri dari pertunangan ini. Tapi ia berusaha tenang, tidak ingin membuat anaknya semakin gelisah. Namun tetap saja semakin berlangsungnya acara semakin membuat perasaan khawatir itu menyesakkan dadanya.

Indah tidak bisa membayangkan bagaimana terpukulnya Kai jika sampai sang pujaan hati benar-benar melarikan diri. Sebagai orang tua Indah sudah menggantungkan harapan pada Laura, tapi jika kegagalan ini benar-benar terjadi tidak ada alasan untuk ia membenci mengingat masa lalu anaknya memang melukai hati.

“Kamu tenang ya, sayang, mungkin Laura masih bersiap di dalam,” ucap Indah masih berusaha menenangkan putranya.

“Apa Mama yakin?” dengan berat Indah menganggukkan kepalanya. “Bagaimana kalau Laura malah melarikan diri?” bungkam, Indah tidak bisa menjawab pertanyaan Kai, karena sejak tadi itu jugalah yang tengah ia cari.

Indah melirik ke arah sebelahnya, tempat yang disediakan untuk keluarga dari pihak Laura. Satu kursi yang seharusnya di isi oleh Laura masih tetap kosong sejak tadi bahkan hingga sambutan dari Leo dan Angga selesai dilakukan. Sekarang adalah waktunya kedua pasangan yang akan bertunangan menaiki panggung yang ada di seberang kolam renang.

Kai bangkit dari duduknya setelah memeluk sang mama untuk meminta kekuatan. Langkah Kai terasa berat, matanya terus menjelajah ke semua arah, mencari sosok cantik yang dinanti. Namun hingga kakinya menyentuh tangga menuju panggung kecil yang di sediakan sosok itu tidak juga dirinya temukan, membuat Kai menunduk lesu. Sedih, kecewa dan juga tidak percaya karena pada akhirnya ia akan berdiri seorang diri di depan para tamu undangan yang sejak awal antusias dan penasaran pada pasangan baru yang akan menjadi bintangnya malam ini.

Menarik dan membuang napasnya terlebih dulu, Kai berusaha tegar menginjakan kaki pada undakan tangga menuju panggung. Kepalanya tidak lagi ia tundukkan, tapi raut lesu jelas tidak dapat di sembunyikan. Itu membuat para undangan keheranan, sedangkan Indah semakin ketakutan di tempatnya. Takut anaknya tidak bisa menerima semua kegagalan ini.

Panggilan untuk Laura kembali MC lontarkan dengan waktu yang terus berjalan dan kai semakin menundukkan kepalanya dengan sesak yang seakan membunuhnya perlahan. Panggilan ketiga untuk Laura membuat Kai pasrah jika memang kegagalan yang harus dirinya terima, tapi suara ketukan sepatu di lantai menggema mengisi suasana hening yang tiba-tiba tercipta membuat semua orang mengalihkan pandangannya, termasuk Kai yang berdiri lesu di atas panggung di temani MC, Angga dan Leo.

Perlahan senyum lega terbit di bibir Kai saat dapat melihat siapa sosok yang sedang berjalan anggun ke arah panggung. Tidak ingin hanya menunggu, Kai berlari menghampiri Laura yang benar-benar sudah membuatnya jantungan, memeluk perempuan cantik itu dengan erat sambil membisikan kata-kata syukur dan terima kasih karena akhirnya Laura datang juga.

“Aku pikir kamu melarikan diri,” bisik Kai yang masih enggan melepaskan pelukannya.

“Niatnya memang seperti itu, tapi setelah berpikir ulang aku sadar bahwa bersama yang lain belum tentu aku nyaman,” balas Laura dengan berbisik pula, lalu mendorong tubuh Kai untuk melepaskan pelukannya. Semua orang melirik ke arah mereka, dan itu memalukan.

“Jadi hanya sekedar nyaman?” tanya Kai sedikit kecewa.

Laura mengangguk dengan senyum manis yang mengukir di bibirnya. “Karena untuk cinta tidak pernah ada yang mampu meraihnya selain kamu.” raut sedih yang semula Kai tampilkan berubah dengan senyum penuh kebahagiaan.

Sekali lagi Kai manarik Laura ke dalam pelukannya sebelum mengajak gadis itu menuju panggung dan menyematkan cincin sebagai tanda pengikat hubungan mereka di depan semua tamu undangan yang hanya di hadiri keluarga besar dan teman-teman dari Kai juga Laura yang tidak seberapa banyaknya.

“Akhirnya kamu menjadi milikku,” ucap Kai selesai melepaskan kecupan di kening Laura, setelah saling menyematkan cincin di jari manis pasangan.

“Baru setengah, karena sebagiannya lagi masih milik Papi,” kata Laura dengan senyum yang terus terukir, menandakan bahwa dia bahagia malam ini.

“Gak apa-apa sebentar lagi juga seluruhnya,” balas Kai tak kalah bahagianya. Satu kecupan hampir Kai daratkan di pipi Laura, namun sebuah tarikan lebih dulu memisahkan mereka.

“Nyosor mulu lo, bocah, gue tenggelemin baru tahu rasa lo!” dengus Leo menarik putri bungsunya itu menjauh dari Kai. Kalimat Leo yang tidak lepas dari mic itu dapat dengan jelas tamu undangan dengar dan sukses saja mereka tertawa apalagi melihat wajah nelangsa Kai saat sang belahan jiwa di bawa turun calon mertua.

Terpopuler

Comments

Rafa Fernandy

Rafa Fernandy

calon mertua g ada akhlak

2021-07-09

0

Ayu Arthamobilindo

Ayu Arthamobilindo

haaaa Leo dr dl posesif bg

2021-05-23

1

moemoe

moemoe

😂😂😂😂 leo dri dluu yaa

2021-03-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Laki-laki Itu
2 Bab 2. Penolakan
3 Bab 3. Jangan Berharap
4 Bab 4. Terus Berusaha
5 Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6 Bab 6. Tentang Masa Lalu
7 Bab 7. Reuni SMA
8 Bab 8. Babysitter
9 Bab 9. Gengsi
10 Bab 10. Demam
11 Bab 11. Ketakutan Kai
12 Bab 12. Ancaman Kai
13 Bab 13. I Love You Too
14 Bab 14. Anak Cabe
15 Bab 15. Lamaran
16 Bab 16. Terlantar
17 Bab 17. Masa Lalu Kai
18 Ba 18. Derita Rapa
19 Bab 19. Patah Hati Masal
20 Bab 20. Batal Tunangan (?)
21 Bab 21. Menyebalkan
22 Bab 22. Mengenang
23 Bab 23. Menggemaskan
24 Bab 24. Duo Kurbel
25 Bab 25. Terancam
26 Bab 26. Hari Melelahkan
27 Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28 Bab 28. Menyetok Pelukan
29 Bab 29. Berjuang Sendirian
30 Bab 30. Menyulut Emosi
31 Bab 31. Ijab Kobul
32 Bab 32. Ide Pernikahan
33 Bab 33. Sosok Menyeramkan
34 Bab 34. Drama Lama
35 Bab 35. Tidak Percaya Diri
36 Bab 36. Pesanan
37 Bab 37. Gaun Pengantin
38 Bab 38. Masih Ada Waktu
39 Bab 39. Bahagia Sederhana
40 Bab 40. Pengalaman Pertama
41 Bab 41. Supermarket
42 Bab 42. Sweet Night
43 Bab 43. Suka Kamu
44 Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45 Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46 Bab 46. Janji Kai
47 Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48 Bab 48. Kesembuhan Leo
49 Bab 49. Perdebatan Kecil
50 Bab 50. Melepaskan
51 Bab 51. Ngidam Laura
52 Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53 Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54 Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55 Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56 Bab 56. Rencana Kepulangan
57 Bab 57. Back Home
58 Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59 Bab 59. Poor Rasya
60 Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61 Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62 Bab 62. Rencana Kai
63 Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64 Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65 Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66 Bab 66. Resmi Kehilangan
67 Bab 67. Sosok Bidadari
68 Bab 68. Cita-cita Terbesar
69 Bab 69. Keributan
70 Bab 70. Tidak Tahu Diri
71 Bab 71. Mari Lupakan
72 Bab 72. Ancaman Baru
73 Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74 Bab 74. Keresahan
75 Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76 Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77 Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78 Bab 78. Terlampau Santai
79 Bab 79. Objek Cemburu
80 Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81 Bab 81. Memalukan
82 Bab 82. Nyaman
83 Bab 83. Kehidupan Baru
84 Bab 84. Kabar Bahagia
85 Bab 85. Ngidam
86 Bab 86. Salah Pilih Lawan
87 Bab 87. Berlebihan
88 Bab 88. Nasib Bawahan
89 Bab 89. Ceroboh
90 Bab 90. Good Night
91 Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92 Bab 92. Masalah Rasya
93 Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94 Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95 Bab 95. Khawatir Berlebihan
96 Bab 96. Night Moment
97 Bab 97. Gangguan
98 Bab 98. Bodyguard
99 Bab 99. Perasaan Andra
100 Bab 100. Membiasakan Diri
101 Bab 101. Tak Sabar
102 Bab 102. Kenyataan
103 Bab 103. Kena Imbas
104 Bab 104. Emosi Andra
105 Bab 105. Bikin Elus Dada
106 Bab 106. Julid
107 Bukan Update!!!
108 Bab 107. Tragedi
109 Bab 108. Meresahkan
110 Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111 Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112 Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113 Bab 112. Kepanikan
114 Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115 Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116 Bab 115. Tendangan Pertama
117 Bab 116. Jangan Pergi
118 Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119 Bab 118. Bad Mood
120 Bab 119. Mode Judes
121 Bab 120. Kuliner Malam
122 Bab 121. Pak Bakpau
123 Bab 122. Secinta Itu Memang
124 Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125 Bab 124. Kegalauan Andra
126 Bab 125. Miko Dan Maura
127 Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128 Bab 127. Derita Belum Usai
129 Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130 Bab 129. Suami Siaga
131 Bab 130. Melahirkan
132 Bab 131. Malaikat Baru
133 Bab 132. Janji Kai
134 Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135 Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136 Bab 135. Hampir Kebablasan
137 Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138 Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139 Bab 138. Geram
140 Bab 139. Kisah Tersembunyi
141 Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142 Bab 141. Sultan Mah Bebas
143 Bab 142. Beruntung Memilikimu
144 Bab 143. Tak Sabar
145 Bab 144. Menjelang Hari H
146 Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147 Bab 146. Kondangan
148 Bab 147. Kegugupan Rasya
149 Bab 148. Ijab Kobul
150 Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151 Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152 Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153 Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154 Bab 153. Good Wife And Good Mom
155 Bab 154. Pemicu Kehancuran
156 Bab 155. Tak Berarti
157 Bab 156. Alasan
158 Bab 157. Demi Sahabat
159 Bab 158. Ganti Rugi
160 Bab 159. Sambutan Kepulangan
161 Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162 Bab 161. Tingkah Menjijikan
163 Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164 Bab 163. Kepedulian Rapa
165 Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166 Bab 165. Rahasia Andra
167 Bab 166. Terungkap
168 Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169 Bab 168. Bidadari Pelindung
170 Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171 Bab 170. Resah
172 Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173 Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174 Bab 173. Story Maura-Miko
175 Bab 174. Story Rasya
176 Bab 175. Story Rasya #2
177 Bab 176. Story Rasya #3
178 Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179 Bab 178. Story Andra
180 Bab 179. Story Andra #2
181 Bab 180. Story Andra #3
182 Bab 181. Story Andra #4
183 Bab 182. Story Andra-Dini
184 Bab 183. Bonus Chapter
185 Bab 184. Bonus Chapter #2
186 Bab 185. Bonus Chapter #3
187 Bab 186. Bonus Chapter #4
188 Bab 187. Bonus Chapter #5
189 Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190 Info
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Bab 1. Laki-laki Itu
2
Bab 2. Penolakan
3
Bab 3. Jangan Berharap
4
Bab 4. Terus Berusaha
5
Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6
Bab 6. Tentang Masa Lalu
7
Bab 7. Reuni SMA
8
Bab 8. Babysitter
9
Bab 9. Gengsi
10
Bab 10. Demam
11
Bab 11. Ketakutan Kai
12
Bab 12. Ancaman Kai
13
Bab 13. I Love You Too
14
Bab 14. Anak Cabe
15
Bab 15. Lamaran
16
Bab 16. Terlantar
17
Bab 17. Masa Lalu Kai
18
Ba 18. Derita Rapa
19
Bab 19. Patah Hati Masal
20
Bab 20. Batal Tunangan (?)
21
Bab 21. Menyebalkan
22
Bab 22. Mengenang
23
Bab 23. Menggemaskan
24
Bab 24. Duo Kurbel
25
Bab 25. Terancam
26
Bab 26. Hari Melelahkan
27
Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28
Bab 28. Menyetok Pelukan
29
Bab 29. Berjuang Sendirian
30
Bab 30. Menyulut Emosi
31
Bab 31. Ijab Kobul
32
Bab 32. Ide Pernikahan
33
Bab 33. Sosok Menyeramkan
34
Bab 34. Drama Lama
35
Bab 35. Tidak Percaya Diri
36
Bab 36. Pesanan
37
Bab 37. Gaun Pengantin
38
Bab 38. Masih Ada Waktu
39
Bab 39. Bahagia Sederhana
40
Bab 40. Pengalaman Pertama
41
Bab 41. Supermarket
42
Bab 42. Sweet Night
43
Bab 43. Suka Kamu
44
Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45
Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46
Bab 46. Janji Kai
47
Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48
Bab 48. Kesembuhan Leo
49
Bab 49. Perdebatan Kecil
50
Bab 50. Melepaskan
51
Bab 51. Ngidam Laura
52
Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53
Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54
Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55
Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56
Bab 56. Rencana Kepulangan
57
Bab 57. Back Home
58
Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59
Bab 59. Poor Rasya
60
Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61
Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62
Bab 62. Rencana Kai
63
Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64
Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65
Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66
Bab 66. Resmi Kehilangan
67
Bab 67. Sosok Bidadari
68
Bab 68. Cita-cita Terbesar
69
Bab 69. Keributan
70
Bab 70. Tidak Tahu Diri
71
Bab 71. Mari Lupakan
72
Bab 72. Ancaman Baru
73
Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74
Bab 74. Keresahan
75
Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76
Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77
Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78
Bab 78. Terlampau Santai
79
Bab 79. Objek Cemburu
80
Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81
Bab 81. Memalukan
82
Bab 82. Nyaman
83
Bab 83. Kehidupan Baru
84
Bab 84. Kabar Bahagia
85
Bab 85. Ngidam
86
Bab 86. Salah Pilih Lawan
87
Bab 87. Berlebihan
88
Bab 88. Nasib Bawahan
89
Bab 89. Ceroboh
90
Bab 90. Good Night
91
Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92
Bab 92. Masalah Rasya
93
Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94
Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95
Bab 95. Khawatir Berlebihan
96
Bab 96. Night Moment
97
Bab 97. Gangguan
98
Bab 98. Bodyguard
99
Bab 99. Perasaan Andra
100
Bab 100. Membiasakan Diri
101
Bab 101. Tak Sabar
102
Bab 102. Kenyataan
103
Bab 103. Kena Imbas
104
Bab 104. Emosi Andra
105
Bab 105. Bikin Elus Dada
106
Bab 106. Julid
107
Bukan Update!!!
108
Bab 107. Tragedi
109
Bab 108. Meresahkan
110
Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111
Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112
Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113
Bab 112. Kepanikan
114
Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115
Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116
Bab 115. Tendangan Pertama
117
Bab 116. Jangan Pergi
118
Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119
Bab 118. Bad Mood
120
Bab 119. Mode Judes
121
Bab 120. Kuliner Malam
122
Bab 121. Pak Bakpau
123
Bab 122. Secinta Itu Memang
124
Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125
Bab 124. Kegalauan Andra
126
Bab 125. Miko Dan Maura
127
Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128
Bab 127. Derita Belum Usai
129
Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130
Bab 129. Suami Siaga
131
Bab 130. Melahirkan
132
Bab 131. Malaikat Baru
133
Bab 132. Janji Kai
134
Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135
Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136
Bab 135. Hampir Kebablasan
137
Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138
Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139
Bab 138. Geram
140
Bab 139. Kisah Tersembunyi
141
Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142
Bab 141. Sultan Mah Bebas
143
Bab 142. Beruntung Memilikimu
144
Bab 143. Tak Sabar
145
Bab 144. Menjelang Hari H
146
Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147
Bab 146. Kondangan
148
Bab 147. Kegugupan Rasya
149
Bab 148. Ijab Kobul
150
Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151
Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152
Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153
Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154
Bab 153. Good Wife And Good Mom
155
Bab 154. Pemicu Kehancuran
156
Bab 155. Tak Berarti
157
Bab 156. Alasan
158
Bab 157. Demi Sahabat
159
Bab 158. Ganti Rugi
160
Bab 159. Sambutan Kepulangan
161
Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162
Bab 161. Tingkah Menjijikan
163
Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164
Bab 163. Kepedulian Rapa
165
Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166
Bab 165. Rahasia Andra
167
Bab 166. Terungkap
168
Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169
Bab 168. Bidadari Pelindung
170
Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171
Bab 170. Resah
172
Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173
Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174
Bab 173. Story Maura-Miko
175
Bab 174. Story Rasya
176
Bab 175. Story Rasya #2
177
Bab 176. Story Rasya #3
178
Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179
Bab 178. Story Andra
180
Bab 179. Story Andra #2
181
Bab 180. Story Andra #3
182
Bab 181. Story Andra #4
183
Bab 182. Story Andra-Dini
184
Bab 183. Bonus Chapter
185
Bab 184. Bonus Chapter #2
186
Bab 185. Bonus Chapter #3
187
Bab 186. Bonus Chapter #4
188
Bab 187. Bonus Chapter #5
189
Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!