Bab 10. Demam

“Nyusahin emang lo, Kai. Sakit bukannya pergi ke dokter malah telepon gue,” omel Laura sedetik setelah masuk ke dalam apartemen Kai.

Alih-alih merasa bersalah atau tersinggung, Kai malah justru mengulas senyumnya mendapat omelan itu dari sang kekasih. Ia merasa bahwa Laura sedang peduli, meskipun cara penyampaiannya terlalu kasar. Tak apa, Kai paham dengan gengsi dan kekeras kepalaan kekasihnya itu.

“Kamu kan juga Dokter, Yank, jadi aku gak salah panggil,” masih dengan senyum Kai berucap, menggeser tubuh lemahnya ke tengah ranjang agar Laura bisa duduk di tepiannya.

“Gue Dokter anak, bukan Dokter aki-aki kayak lo. Ibuprofen gak akan mempan buat lo,” delik Laura seraya menyentuh kening, pipi dan juga leher Kai untuk memastikan suhu tubuh pria itu.

Sebenarnya Laura tidak ingin mengomel, hanya saja saat melihat wajah Kai yang begitu pucat dan sayu membuat Laura marah, kesal juga sedih. Perasaannya campur aduk, antara khawatir dan juga jengkel karena bisa-bisanya di saat demam seperti ini pria itu memilih di apartemen seorang diri.

“Tente Indah tahu lo demam?” gelengan lemah yang Kai berikan membuat Laura lagi-lagi mendengus semakin kesal. “Terus makan lo tadi pagi gimana?”

“Aku sejak pagi tiduran, gak makan gak minum juga. Kepala aku terlalu berat untuk di ajak bangkit dan tubuh aku lemes banget. Untung aja gak kebelet ke toilet,” ucap Kai dengan suara lemahnya.

Satu jitakan Laura daratkan di kening Kai. “Lo mau mati!” Kai menggeleng lemah.

“Maunya nikah sama kamu,” ucapnya dengan senyum manis yang berhasil menggetarkan hati Laura. Bukan hanya itu saja, rasa hangat pun menjalar ke wajahnya dan sudah dapat di pastikan bahwa kini pipi Laura memerah layaknya tomat kelewat matang.

“Lagi sakit masih aja ngegombal,” cibir Laura kemudian membereskan alat-alat kesehatan yang di gunakan untuk memeriksa Kai, mengalihkan dari salah tingkahnya.

“Kamu mau ke rumah sakit lagi?” Laura yang sudah berbalik hendak melangkah, urung, menoleh pada sang kekasih dengan raut wajah yang sudah kembali datar.

“Ke dapur bikin bubur,” jawabnya, lalu melanjutkan langkah tanpa menghiraukan Kai lagi.

Sambil menelisik apartemen Kai, Laura membuka gorden dan juga jendela yang langsung memberikan pemandangan bangunan-bangunan tinggi, jalan raya juga lapangan golf yang luas membentang, cukup indah dan asri. Tempatnya juga nyaman. Laura yang baru pertama kali datang saja rasanya enggan untuk kembali, bukan karena ada Kai di dalamnya, tapi kesunyian ini yang ia sukai.

Teringat akan tujuannya, Laura segera meninggalkan pemandangan yang sedang dinikmatinya, melangkah menuju dapur dan mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat bubur ayam. Untung saja isi kulkas Kai lengkap, jadi Laura tidak harus repot-repot pergi ke supermarket dan membuang waktu lebih lama lagi.

Selesai membuat bubur ayam lengkap seperti di penjual, minus kerupuk, Laura membawanya ke kamar Kai, dan membangunkan laki-laki yang sedang terlelap itu untuk makan terlebih dulu.

Sebenarnya Kai tidak berselera untuk memakan apa pun saat ini, tapi akan sangat menjengkelkan untuk Laura jika hasil jerih payahnya tidak di terima Kai. Jadilah mau tidak mau Kai membuka mulutnya saat Laura menyuapi. Tak apa, kapan lagi mendapati Laura melakukan ini dengan suka rela.

“Kamu gak apa-apa gak pergi ke rumah sakit lagi?” tanya Kai sebelum menerima suapan selanjutnya dari sang kekasih.

“Lo mau gue pergi?” dengan cepat Kai menggeleng. “Gue balik setelah ini,” lanjut Laura tanpa menghiraukan gelengan pria di depannya.

“Jangan,” cegah Kai mencengkram tangan Laura yang kembali hendak menyendokkan bubur di mangkuk, seolah Laura akan pergi saat itu juga. “Please!” mohonnya dengan memelas.

“Lepas tangan lo, gue susah nyuapinnya,” gerakan mata Laura mengisyaratkan untuk tangan Kai melepaskan cengkramannya.

“Janji dulu kamu gak akan pergi setelah ini,” pinta Kai masih enggan melepaskan tangannya.

“Kai …."

“Janji dulu,” paksanya. Laura menghela napas lalu mengangguk. “Makasih,” riang Kai diakhiri dengan kecupan singkat di pipi Laura, membuat perempuan itu menjengit kaget dan langsung melayangkan tatapan tajamnya pada sang kekasih, tapi Kai malah justru memberikan cengirannya. “Aaa lagi dong, buburnya enak. Rasanya tidak berubah,” lanjutnya memuji dengan senyum manis terukir sempurna di bibirnya yang pucat.

Wajah Laura menghangat seketika. Kalimat Kai memang terdengar seperti gombalan, tapi entah mengapa tetap saja mampu membuat Laura bersemu. Dulu ia memang paling suka membawakan bekal untuk Kai dan mereka akan makan sama-sama di taman belakang atau di kelas. Pernah juga sekali Laura main ke rumah Kai saat laki-laki itu absen sekolah karena sakit dan Laura sengaja datang, membuatkan Kai bubur ayam seperti yang sekarang tengah laki-laki itu nikmati.

Pujian Kai selalu meluncur setiap kali menikmati makanannya, entah itu jujur atau hanya sekedar untuk menyenangkan hatinya, tapi yang jelas Laura senang Kai selalu berusaha menghargai setiap usahanya.

Selama mereka kenal, Laura tahu bagaimana sosok asli Kai, laki-laki itu tidak kasar seperti yang terlihat. Sikapnya hanya untuk melindungi dirinya sendiri sekaligus pemberontakan atas kasih sayang yang tidak dia dapatkan. Laura sangat mengerti akan hal itu karena ia pun sedikit pernah merasakannya.

Ia pernah merasa bahwa orang tuanya tidak menyayanginya saat hanya kakaknya yang begitu dimanjakan. Namun sekarang semua pikiran itu musnah dan rasa cemburunya sudah lama hilang. Laura cepat sadar bahwa dibalik semua itu ada alasan yang menjadi pendukung. Sama halnya seperti ayah Kai yang memiliki alasan dibalik pengabaiannya pada sang putra. Hanya saja saat itu Kai tidak mengerti, atau lebih tepatnya enggan mengerti. Tapi Laura senang karena pada akhirnya ayah dan anak itu bisa bersatu, Laura dapat melihat bagaimana Angga menyayangi Kai.

“Mau ke mana?” Kai menahan tangan Laura yang hendak bangkit dari duduknya.

“Ke dapur. Simpan ini,” jawab Laura seraya mengangkat nampan berisi mangkuk dan gelas yang isinya sudah berpindah ke perut Kai semua.

“Oh, ya udah,” Kai melepaskan cengkraman di lengan Laura. “Tapi jangan lama-lama, ya, temenin aku tidur disini,” ucapnya dengan nada manja. Membuat Laura memutar bola matanya. Jika sedang sakit Kai memang menyebalkan, lebih-lebih dari pasien Laura yang usianya masih anak-anak.

“Ck, nyusahin emang, lo!” dengus Laura kemudian benar-benar bangkit dan melangkah keluar dari kamar Kai menuju dapur untuk mencuci peralatan makan yang habis di gunakan. Setelahnya ia kembali ke kamar Kai, dan lagi-lagi Laura mendengus saat di lihatnya Kai bukannya istirahat tapi malah bermain ponsel.

Dengan cepat Laura merebutnya dan melempar benda pipih itu ke sofa yang ada di sudut kamar. Beruntung benda itu mendarat tepat sasaran jadi bisa di pastikan bahwa ponsel Kai tidak rusak.

“Yank ….”

“Tidur!” perintah Laura dengan tatapan tajamnya.

“Ta—”

“Tidur atau gue pulang!” ancam Laura, yang berhasil membuat Kai menurunkan tubuhnya yang semula bersandar pada kepala ranjang jadi berbaring, menatap nanar ponselnya yang tergeletak mengenaskan di sofa. Bukan karena di ponsel itu ada chat dari perempuan-perempuan pemujanya, melainkan game yang sedang dirinya mainkan sebentar lagi akan menang. Tapi sepertinya sekarang malah justru ia kalah.

“Maaf game, tapi ancaman calon istri lebih mengerikan dari pada kekalahan lo,” guman Kai dalam hati.

Melihat bagaimana Kai menurut, diam-diam Laura mengulas senyumnya. Ia gemas dan ingin sekali mencubit kedua pipi kekasihnya itu, tapi Laura tidak ingin citra jual mahal dan judesnya hancur dan membuat Kai besar kepala. Disini Laura sedang mempertahankan egonya. Ia ingin melihat kesungguhan Kai, penyesalan Kai, dan perubahan pria itu walau sebenarnya Laura tidak terlalu memedulikan itu. Tapi sebentar lagi saja, ia ingin tahu hingga mana batas sabar seorang Kaivan. Karena ini menyangkut masa depannya, masa depan mereka.

“Kalau aku tidur, kamu gak akan pulang ‘kan?” tanya Kai untuk memastikan.

“Sore gue pulang,” ucap Laura singkat, duduk di sisi kanan Kai yang kosong dan menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang lalu menyalakan ponselnya dan mulai memutar video-video mengenai kesehatan. Sebagai dokter Laura harus banyak-banyak belajar dan itu ia lakukan lewat apa pun, entah itu dari membaca, video-video atau dari sumber lain yang akan semakin membuat pengetahuannya di dunia kesehatan bertambah.

“Kok pulang? Nginep dong, Yank, emangnya kamu gak kasian ninggalin aku sendiri di saat sakit kayak gini?” rengek Kai seperti anak kecil, membuat acara menonton Laura terganggu. Perempuan itu lalu menoleh pada sang kekasih, menatapnya dengan satu alias terangkat.

“Semalam aja lo di rumah sendiri dalam keadaan sakit, tapi sampai siang ini masih hidup,” ucap Laura kejam.

Kai memajukan bibirnya tidak bisa menjawab kalimat pedas Laura. Tapi kemudian tanpa kata laki-laki itu melingkarkan tangannya di pinggang sang kekasih, memeluknya erat agar Laura tidak bisa beranjak meninggalkannya. Dan kelakuannya itu membuat Laura lagi-lagi terkejut dan meminta Kai segera melepaskan belitannya, namun Kai tidak sama sekali peduli. Ia malah justru semakin mengeratkan pelukannya, bahkan kepalanya yang semula berada di bantal dipindahkannya jadi ke pangkuan Laura.

“Dengan begini kamu gak bisa pergi, Yank,” ucap Kai seraya menenggelamkan wajahnya di perut Laura yang terlapisi bluss merah muda berbahan lembut, mencari posisi yang nyaman untuk dirinya tidur. Dan tidak butuh waktu lama kantuk sudah mulai menjemputnya. Entah itu karena efek obat yang Laura berikan beberapa menit lalu atau karena posisi nyamannya memeluk Laura, yang jelas Kai tersenyum dalam tidurnya. Apalagi saat sebuah elusan lembut ia rasakan di kepalanya. Kai hanya berharap bahwa ini bukan hanya sekedar mimpi indahnya saja. Semoga saja ketika bangun nanti wajah cantik Laura lah yang Kai temukan pertama kali.

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

Salam kenal ya kak..
10 like mendarat buat kk.
Lanjut up ya.

2021-04-23

1

Ratifah hanum

Ratifah hanum

mumpung sakit jadi bisa dimanja y kai...

2021-03-05

1

Nana_Yuu

Nana_Yuu

gue mau yang begitu tan😭😭😭

2021-02-26

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Laki-laki Itu
2 Bab 2. Penolakan
3 Bab 3. Jangan Berharap
4 Bab 4. Terus Berusaha
5 Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6 Bab 6. Tentang Masa Lalu
7 Bab 7. Reuni SMA
8 Bab 8. Babysitter
9 Bab 9. Gengsi
10 Bab 10. Demam
11 Bab 11. Ketakutan Kai
12 Bab 12. Ancaman Kai
13 Bab 13. I Love You Too
14 Bab 14. Anak Cabe
15 Bab 15. Lamaran
16 Bab 16. Terlantar
17 Bab 17. Masa Lalu Kai
18 Ba 18. Derita Rapa
19 Bab 19. Patah Hati Masal
20 Bab 20. Batal Tunangan (?)
21 Bab 21. Menyebalkan
22 Bab 22. Mengenang
23 Bab 23. Menggemaskan
24 Bab 24. Duo Kurbel
25 Bab 25. Terancam
26 Bab 26. Hari Melelahkan
27 Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28 Bab 28. Menyetok Pelukan
29 Bab 29. Berjuang Sendirian
30 Bab 30. Menyulut Emosi
31 Bab 31. Ijab Kobul
32 Bab 32. Ide Pernikahan
33 Bab 33. Sosok Menyeramkan
34 Bab 34. Drama Lama
35 Bab 35. Tidak Percaya Diri
36 Bab 36. Pesanan
37 Bab 37. Gaun Pengantin
38 Bab 38. Masih Ada Waktu
39 Bab 39. Bahagia Sederhana
40 Bab 40. Pengalaman Pertama
41 Bab 41. Supermarket
42 Bab 42. Sweet Night
43 Bab 43. Suka Kamu
44 Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45 Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46 Bab 46. Janji Kai
47 Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48 Bab 48. Kesembuhan Leo
49 Bab 49. Perdebatan Kecil
50 Bab 50. Melepaskan
51 Bab 51. Ngidam Laura
52 Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53 Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54 Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55 Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56 Bab 56. Rencana Kepulangan
57 Bab 57. Back Home
58 Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59 Bab 59. Poor Rasya
60 Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61 Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62 Bab 62. Rencana Kai
63 Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64 Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65 Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66 Bab 66. Resmi Kehilangan
67 Bab 67. Sosok Bidadari
68 Bab 68. Cita-cita Terbesar
69 Bab 69. Keributan
70 Bab 70. Tidak Tahu Diri
71 Bab 71. Mari Lupakan
72 Bab 72. Ancaman Baru
73 Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74 Bab 74. Keresahan
75 Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76 Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77 Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78 Bab 78. Terlampau Santai
79 Bab 79. Objek Cemburu
80 Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81 Bab 81. Memalukan
82 Bab 82. Nyaman
83 Bab 83. Kehidupan Baru
84 Bab 84. Kabar Bahagia
85 Bab 85. Ngidam
86 Bab 86. Salah Pilih Lawan
87 Bab 87. Berlebihan
88 Bab 88. Nasib Bawahan
89 Bab 89. Ceroboh
90 Bab 90. Good Night
91 Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92 Bab 92. Masalah Rasya
93 Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94 Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95 Bab 95. Khawatir Berlebihan
96 Bab 96. Night Moment
97 Bab 97. Gangguan
98 Bab 98. Bodyguard
99 Bab 99. Perasaan Andra
100 Bab 100. Membiasakan Diri
101 Bab 101. Tak Sabar
102 Bab 102. Kenyataan
103 Bab 103. Kena Imbas
104 Bab 104. Emosi Andra
105 Bab 105. Bikin Elus Dada
106 Bab 106. Julid
107 Bukan Update!!!
108 Bab 107. Tragedi
109 Bab 108. Meresahkan
110 Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111 Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112 Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113 Bab 112. Kepanikan
114 Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115 Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116 Bab 115. Tendangan Pertama
117 Bab 116. Jangan Pergi
118 Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119 Bab 118. Bad Mood
120 Bab 119. Mode Judes
121 Bab 120. Kuliner Malam
122 Bab 121. Pak Bakpau
123 Bab 122. Secinta Itu Memang
124 Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125 Bab 124. Kegalauan Andra
126 Bab 125. Miko Dan Maura
127 Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128 Bab 127. Derita Belum Usai
129 Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130 Bab 129. Suami Siaga
131 Bab 130. Melahirkan
132 Bab 131. Malaikat Baru
133 Bab 132. Janji Kai
134 Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135 Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136 Bab 135. Hampir Kebablasan
137 Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138 Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139 Bab 138. Geram
140 Bab 139. Kisah Tersembunyi
141 Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142 Bab 141. Sultan Mah Bebas
143 Bab 142. Beruntung Memilikimu
144 Bab 143. Tak Sabar
145 Bab 144. Menjelang Hari H
146 Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147 Bab 146. Kondangan
148 Bab 147. Kegugupan Rasya
149 Bab 148. Ijab Kobul
150 Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151 Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152 Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153 Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154 Bab 153. Good Wife And Good Mom
155 Bab 154. Pemicu Kehancuran
156 Bab 155. Tak Berarti
157 Bab 156. Alasan
158 Bab 157. Demi Sahabat
159 Bab 158. Ganti Rugi
160 Bab 159. Sambutan Kepulangan
161 Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162 Bab 161. Tingkah Menjijikan
163 Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164 Bab 163. Kepedulian Rapa
165 Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166 Bab 165. Rahasia Andra
167 Bab 166. Terungkap
168 Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169 Bab 168. Bidadari Pelindung
170 Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171 Bab 170. Resah
172 Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173 Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174 Bab 173. Story Maura-Miko
175 Bab 174. Story Rasya
176 Bab 175. Story Rasya #2
177 Bab 176. Story Rasya #3
178 Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179 Bab 178. Story Andra
180 Bab 179. Story Andra #2
181 Bab 180. Story Andra #3
182 Bab 181. Story Andra #4
183 Bab 182. Story Andra-Dini
184 Bab 183. Bonus Chapter
185 Bab 184. Bonus Chapter #2
186 Bab 185. Bonus Chapter #3
187 Bab 186. Bonus Chapter #4
188 Bab 187. Bonus Chapter #5
189 Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190 Info
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Bab 1. Laki-laki Itu
2
Bab 2. Penolakan
3
Bab 3. Jangan Berharap
4
Bab 4. Terus Berusaha
5
Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6
Bab 6. Tentang Masa Lalu
7
Bab 7. Reuni SMA
8
Bab 8. Babysitter
9
Bab 9. Gengsi
10
Bab 10. Demam
11
Bab 11. Ketakutan Kai
12
Bab 12. Ancaman Kai
13
Bab 13. I Love You Too
14
Bab 14. Anak Cabe
15
Bab 15. Lamaran
16
Bab 16. Terlantar
17
Bab 17. Masa Lalu Kai
18
Ba 18. Derita Rapa
19
Bab 19. Patah Hati Masal
20
Bab 20. Batal Tunangan (?)
21
Bab 21. Menyebalkan
22
Bab 22. Mengenang
23
Bab 23. Menggemaskan
24
Bab 24. Duo Kurbel
25
Bab 25. Terancam
26
Bab 26. Hari Melelahkan
27
Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28
Bab 28. Menyetok Pelukan
29
Bab 29. Berjuang Sendirian
30
Bab 30. Menyulut Emosi
31
Bab 31. Ijab Kobul
32
Bab 32. Ide Pernikahan
33
Bab 33. Sosok Menyeramkan
34
Bab 34. Drama Lama
35
Bab 35. Tidak Percaya Diri
36
Bab 36. Pesanan
37
Bab 37. Gaun Pengantin
38
Bab 38. Masih Ada Waktu
39
Bab 39. Bahagia Sederhana
40
Bab 40. Pengalaman Pertama
41
Bab 41. Supermarket
42
Bab 42. Sweet Night
43
Bab 43. Suka Kamu
44
Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45
Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46
Bab 46. Janji Kai
47
Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48
Bab 48. Kesembuhan Leo
49
Bab 49. Perdebatan Kecil
50
Bab 50. Melepaskan
51
Bab 51. Ngidam Laura
52
Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53
Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54
Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55
Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56
Bab 56. Rencana Kepulangan
57
Bab 57. Back Home
58
Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59
Bab 59. Poor Rasya
60
Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61
Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62
Bab 62. Rencana Kai
63
Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64
Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65
Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66
Bab 66. Resmi Kehilangan
67
Bab 67. Sosok Bidadari
68
Bab 68. Cita-cita Terbesar
69
Bab 69. Keributan
70
Bab 70. Tidak Tahu Diri
71
Bab 71. Mari Lupakan
72
Bab 72. Ancaman Baru
73
Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74
Bab 74. Keresahan
75
Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76
Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77
Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78
Bab 78. Terlampau Santai
79
Bab 79. Objek Cemburu
80
Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81
Bab 81. Memalukan
82
Bab 82. Nyaman
83
Bab 83. Kehidupan Baru
84
Bab 84. Kabar Bahagia
85
Bab 85. Ngidam
86
Bab 86. Salah Pilih Lawan
87
Bab 87. Berlebihan
88
Bab 88. Nasib Bawahan
89
Bab 89. Ceroboh
90
Bab 90. Good Night
91
Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92
Bab 92. Masalah Rasya
93
Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94
Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95
Bab 95. Khawatir Berlebihan
96
Bab 96. Night Moment
97
Bab 97. Gangguan
98
Bab 98. Bodyguard
99
Bab 99. Perasaan Andra
100
Bab 100. Membiasakan Diri
101
Bab 101. Tak Sabar
102
Bab 102. Kenyataan
103
Bab 103. Kena Imbas
104
Bab 104. Emosi Andra
105
Bab 105. Bikin Elus Dada
106
Bab 106. Julid
107
Bukan Update!!!
108
Bab 107. Tragedi
109
Bab 108. Meresahkan
110
Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111
Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112
Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113
Bab 112. Kepanikan
114
Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115
Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116
Bab 115. Tendangan Pertama
117
Bab 116. Jangan Pergi
118
Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119
Bab 118. Bad Mood
120
Bab 119. Mode Judes
121
Bab 120. Kuliner Malam
122
Bab 121. Pak Bakpau
123
Bab 122. Secinta Itu Memang
124
Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125
Bab 124. Kegalauan Andra
126
Bab 125. Miko Dan Maura
127
Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128
Bab 127. Derita Belum Usai
129
Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130
Bab 129. Suami Siaga
131
Bab 130. Melahirkan
132
Bab 131. Malaikat Baru
133
Bab 132. Janji Kai
134
Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135
Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136
Bab 135. Hampir Kebablasan
137
Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138
Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139
Bab 138. Geram
140
Bab 139. Kisah Tersembunyi
141
Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142
Bab 141. Sultan Mah Bebas
143
Bab 142. Beruntung Memilikimu
144
Bab 143. Tak Sabar
145
Bab 144. Menjelang Hari H
146
Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147
Bab 146. Kondangan
148
Bab 147. Kegugupan Rasya
149
Bab 148. Ijab Kobul
150
Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151
Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152
Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153
Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154
Bab 153. Good Wife And Good Mom
155
Bab 154. Pemicu Kehancuran
156
Bab 155. Tak Berarti
157
Bab 156. Alasan
158
Bab 157. Demi Sahabat
159
Bab 158. Ganti Rugi
160
Bab 159. Sambutan Kepulangan
161
Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162
Bab 161. Tingkah Menjijikan
163
Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164
Bab 163. Kepedulian Rapa
165
Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166
Bab 165. Rahasia Andra
167
Bab 166. Terungkap
168
Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169
Bab 168. Bidadari Pelindung
170
Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171
Bab 170. Resah
172
Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173
Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174
Bab 173. Story Maura-Miko
175
Bab 174. Story Rasya
176
Bab 175. Story Rasya #2
177
Bab 176. Story Rasya #3
178
Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179
Bab 178. Story Andra
180
Bab 179. Story Andra #2
181
Bab 180. Story Andra #3
182
Bab 181. Story Andra #4
183
Bab 182. Story Andra-Dini
184
Bab 183. Bonus Chapter
185
Bab 184. Bonus Chapter #2
186
Bab 185. Bonus Chapter #3
187
Bab 186. Bonus Chapter #4
188
Bab 187. Bonus Chapter #5
189
Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!