Bab 2. Penolakan

Setelah berbasa-basi cukup lama yang semula berlangsung di ruang tamu kini berpindah ke ruang makan, karena jam sudah menunjukkan pukul delapan, itu artinya makan malam sudah sedikit terlambat. Dan kini obrolan kembali di sambung sambil menikmati hidangan yang tersaji. Percakapan ringan seputar aktivitas harian Kai yang sebagai bos di sebuah restoran bintang lima dengan cabang yang sudah tersebar di mana-mana, juga mengenai pekerjaan Laura di rumah sakit sampai pada akhirnya sebuah pertanyaan terlontar dari mulut Angga yang membuat Laura hampir saja tersedak.

“Jadi bagaimana, apa kalian menerima perjodohan ini?”

“Tidak!”

“Ya,”

Laura dan Kai menjawab bersamaan dan setelahnya kedua orang itu saling melempar tatapan. Laura dengan sorot tajam sarat akan protesan sedangkan Kai dengan senyum manisnya. Ya, karena pria itulah yang menjawab ‘ya’ untuk perjodohan ini.

“Baiklah, karena jawaban kalian berbeda, maka kami putuskan untuk kalian berkenalan lebih dulu, saling mendekatkan diri. Setelah itu baru kalian boleh putuskan akan melanjutkannya atau tidak. Keputusan ada di tangan kalian sepenuhnya. Kami para orang tua tidak akan memaksa.” Pandu memutuskan dengan bijak, dan itu mendapat anggukan setuju dari para paruh baya lainnya.

Tapi tetap saja Laura tidak setuju, bukan ini yang diinginkannya. Laura ingin sebuah akhir. Ia ingin perjodohan ini tidak berlanjut dengan atau tanpa melakukan pendekatan. Laura tidak mau bertemu dengan pria itu lagi. Sungguh. Meskipun dulu Kaivan pernah menjadi sosok yang membuatnya bahagia, tidak membuat Laura ingin mengulang kisah itu lagi. Sudah cukup sekali, dulu.

***

Harapan tidak lagi ingin bertemu nyatanya tidak terkabul karena justru setelah malam itu Laura malah semakin terjebak. Kai benar-benar keras kepala dan tidak tahu malu. Penolakan Laura diacuhkannya, dan pria itu malah makin getol menemui Laura, entah itu di rumah datang menawarkan tumpangan berangkat kerja atau ke rumah sakit untuk mengajaknya makan siang dan menjemputnya pulang. Dan hari ini sudah tepat satu minggu Kai menjadi supir pribadi Laura yang amat tidak diharapkan.

“Lo bisa berhenti gak sih, Kai? Gue gak butuh lo antar jemput kayak gini karena gue masih mampu nyetir sendiri,” keluh Laura saat lagi dan lagi mendapati laki-laki itu sudah nangkring di depan lobi rumah sakit tempatnya bekerja.

“Aku tahu, tapi aku gak akan biarin calon istriku nyetir sendiri,” jawabnya membuat Laura memutar bola mata jengah.

“Stop bermimpi Kai, karena sampai kapanpun gue gak akan sudi jadi istri lo!”

“Kita lihat saja nanti,” cuek Kaivan seraya mengedikkan bahunya. Tidak sama sekali merasa tersinggung dengan kalimat kasar Laura. “Yuk pulang, bentar lagi hujan pasti turun,” lanjut laki-laki tampan itu setelah melihat awan mendung yang menghiasi langit sore ini.

Laura mendesah lelah, lalu melangkah dan masuk ke dalam mobil yang pintunya sudah Kaivan bukakan. Duduk dengan terpaksa di bangku penumpang depan karena untuk hari ini Laura malas jika harus kembali berdebat seperti hari-hari sebelumnya dengan pria itu, karena pada akhirnya Kaivan selalu saja bisa memaksanya untuk ikut. Jadi, percuma saja menghabiskan tenaga untuk menolak jika pada akhirnya tetap kalah juga.

“Makan dulu ya,” kata Kai begitu laki-laki itu duduk di balik kemudi dan siap melajukan mobilnya, keluar dari area rumah sakit.

“Gak! Gue mau langsung pulang.” Tolak Laura tanpa berpikir.

“Ta—”

“Langsung pulang atau gue naik taksi?!” ancam Laura tak main-main, bahkan tangannya sudah siap membuka pintu mobil, namun dengan cepat Kai mencegah dan dengan pasrah menyetujui keinginan perempuan itu. Padahal maunya Kai menghabiskan waktu lebih lama dengan Laura, ia ingin mengobrol, membahas waktu sepuluh tahun setelah perpisahan mereka. Jujur hingga saat ini Kaivan masih memiliki rasa yang sama untuk perempuan itu, dan perlu di ketahui bahwa hingga saat ini Kaivan enggan menganggap Laura sebagai mantannya.

***

“Gak usah mampir!” peringat Laura galak saat Kaivan baru saja menghentikan mobilnya tepat di pekarangan rumah milik Leo.

“Kenapa?” heran Kai mengerutkan sebelah alisnya.

“Gue pengen istirahat, cape,” jawab Laura masih dengan wajah juteknya.

“Padahal aku pengen numpang makan dulu, lapar tahu Yank,” melasnya tidak tahu malu, membuat Laura memutar bola matanya.

“Gue gak peduli!” ujarnya lalu turun dari mobil Kaivan tanpa mengatakan apa pun lagi, melenggang masuk ke dalam rumah dengan santainya, meninggalkan Kaivan yang menganga di tempatnya semula, di balik kemudi. Setelahnya Kai menggeleng dengan seulas senyum geli, sebelum kemudian melajukan mobilnya kembali menuju apartemennya.

Kai memutuskan untuk langsung pulang dan berjuang lagi besok, meluluhkan Laura yang entah sejak kapan menjadi keras seperti ini. Padahal dulu saat mereka baru mengenal dan memutuskan pacaran Laura adalah sosok yang lembut, tenang, dan juga penyayang. Tapi sekarang dia berubah menjadi jutek, keras kepala, dan dingin. Kaivan nyaris tidak mengenalinya jika saja hatinya tidak bergetar setiap kali berada di samping perempuan cantik itu. Namun seberapapun Laura berubah, Kai akan tetap menikahi perempuan itu, karena sejak dulu hingga sekarang perasaannya tidak pernah berubah untuk Laura.

“Waktu sepuluh tahun memang tidak singkat, wajar jika kamu menjadi seperti sekarang. Aku akui, aku salah saat itu,” ucap Kai memahami sikap Laura sekarang, setelah pertemuannya satu minggu lalu. Bahkan perempuan itu berpura-pura tidak mengenalnya di depan para orang tua.

Tak apa, biar Kai ingatkan lagi seiring berjalannya waktu.

Ia pastikan Laura mengingat setiap momen mereka selama pacaran. Dimana pernah ada bahagia diantara mereka meski pada akhirnya kandas akibat hadirnya sebuah gangguan yang dinamakan orang ketiga. Bodohnya Kai saat itu mau-mau saja terjebak titisan medusa dan berakhir dengan kehilangan Laura yang tulus mencintainya, yang mengerti akan dirinya dan selalu menjadi penyemangatnya dikala beban dan juga kesedihan melingkupinya akibat sang papa yang lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan anaknya sendiri. Kai memang laki-laki, tapi bukan berarti dirinya tidak boleh merasa sakit dan kecewa saat orang tua satu-satunya mengabaikan keberadaannya.

***

Laura masuk ke dalam rumahnya yang sepi karena memang hanya dirinya dan sang papi yang tingga di rumah besar ini, sedangkan kakak dan keponakannya tinggal di rumah sebelah, rumah Lyra. Laura memang sesekali menginap di sana, tapi tidak sesering itu karena menurutnya rumah milik Leo lebih nyaman, dan lagi di rumah ini ia bisa lebih dekat dengan sang mami yang sudah lama tiada karena memang semua kenangan tentang Luna seakan tidak hilang sedikitpun dari rumah ini.

Tujuan utama Laura adalah mandi, membersihkan tubuh lengket dan lelahnya sebelum kemudian turun untuk makan malam yang akan di lakukan di rumah Lyra. Sejak Luna tiada, mereka memang lebih sering numpang makan di rumah sebelah, terlebih setelah Queen menikah dengan anak tetangga itu, membuat Leo memutuskan untuk makan malam di sana setiap harinya. Tapi tidak jarang juga Laura memilih untuk makan di rumah jika ia merasa terlalu lelah atau malas. Dan malam ini, berhubung ia malas memasak, Laura memilih menyelesaikan dengan cepat acara bersih-bersihnya dan melesat menuju rumah sebelah untuk minta makan. Perutnya sudah keroncongan saat ini.

Sebenarnya biasanya Laura akan langsung pulang ke rumah Lyra, namun berhubung tadi Kaivan yang mengantarnya jadilah Laura memilih untuk langsung pulang ke rumah papinya. Karena jika ke rumah sang bunda sudah pasti Kai akan di suruh mampir seperti hari-hari sebelumnya. Laura malas.

Bunda, Ayah, papi dan juga kakak serta keponakannya sudah duduk di kursi masing-masing, memenuhi meja makan bulat yang cukup besar dengan hidangan yang menggiurkan tersaji di sana.

“Selamat malam semua,” sapa Laura saat tiba di ruang makan, dan mereka yang ada di sana serempak membalas, terkecuali dua bocah kembar yang sudah asyik dengan makanannya. Bahkan mereka tidak sedikitpun menghiraukan kedatangannya, membuat Laura mencebikkan bibir lalu melayangkan jitakan kecil ke kepala belakang dua keponakan kembarnya.

“Apa sih Aunty, sakit tahu,” ujar Nathael dengan bibir cemberut sedangkan si datar Nathan hanya mendelik kesal.

“Kalian kalau udah di depan makanan lupa sekeliling,” cibir Laura kemudian mendekati satu keponakan perempuannya yang masih berusia lima tahun, Arabella namanya. Anak ketiga dari kelahiran kedua Queen, kakak Laura satu-satunya.

“Hallo princess,” sapa Laura pada gadis kecil cantik itu seraya melayangkan kecupan di pipi bulatnya, sebelum kemudian Laura mengambil duduk di sampingnya. Kursi yang masih kosong memang di sana, karena Laura lebih suka duduk di samping keponakan perempuannya dari pada di samping si kembar menyebalkan, Nathan dan Nathael.

“Tumben udah segar?” tanya Lyra saat menyadari bahwa Laura sudah berpenampilan segar. Tidak seperti biasanya yang pulang selalu dalam keadaan lesu dan sedikit berantakan.

“Iya, tadi Ela langsung pulang ke rumah, mandi dulu baru deh ke sini,” jawab Laura seraya menyendokkan nasi ke dalam piringnya yang masih kosong.

“Gak bareng Kai memangnya?” papi Leo ikut bertanya.

“Bareng, makanya Ela pulang ke rumah, karena kalau ke sini Bunda pasti nyuruh Kai mampir,” jujur dan ringan Laura menjawab tanpa sama sekali merasa bersalah. Membuat Rapa dan Queen, sang kakak dan iparnya menoleh.

“Loh, memangnya kalau Bunda minta dia mampir kenapa?” heran Rapa dengan satu alis terangkat menatap adik iparnya itu.

“Males.” Jawab Laura singkat.

“Kamu gak suka Kai? Dulu kamu satu sekolah 'kan sama dia?” kali ini Queen ikut bertanya. Laura menggeleng kemudian mengangguk.

“Kenapa gak suka? Padahal dia ganteng loh, sopan, baik juga anaknya,” bunda Lyra mengerutkan keningnya.

“Itu aja gak cukup buat modal jatuh cinta,” Laura kemudian mengedikkan bahunya singkat. Dan mulai melahap makan malamnya. Tidak ingin terlalu jauh membahas tentang Kaivan yang dianggap baik oleh keluarganya. Mereka tidak tahu saja bagaimana Kaivan dulu.

“Gak ada alasan untuk aku suka sama mantan yang pernah mengecewakan.” Lanjut Laura membatin seraya tersenyum pedih. Sepuluh tahun sudah berlalu, namun rasa sakit dan kecewa itu masih terekam jelas dalam ingatannya.

Terpopuler

Comments

chaeunwoo

chaeunwoo

yank..yank..yank.. palalu peyank

2022-01-14

0

Merry Do Rego

Merry Do Rego

ohhhhhh aku ingat nih Angga adik kelasx lyra pandu Leo Luna Amel Devi, sama laki satu lagi aku lupa🤭🤭🤭

Angga itukan dlu suka sama lyra😂😂😂
tpi setelah tau lyra dah hubungan sama pandu, cintax Angga patah😂😂😂

n setelah itu ceritax Angga dewasa, angga menikah punya anak si kaivan, TPI mamax kaivan meninggal 🥺🥺🥺

pasti prempuan xg DTG bersama Angga makan MLM d rmh lyra xg brnma indah itu istri kedua angga

2021-07-06

1

Indahindah15

Indahindah15

ohhh kebalik wkkwkwk. ternyata ini adiknya queen. brati yg uda nikah adiknya rapa. ehh iya ding adiknya rapa yang namanya ratu yg uda nikah. sama bima ya kalau ga salah

2021-06-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Laki-laki Itu
2 Bab 2. Penolakan
3 Bab 3. Jangan Berharap
4 Bab 4. Terus Berusaha
5 Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6 Bab 6. Tentang Masa Lalu
7 Bab 7. Reuni SMA
8 Bab 8. Babysitter
9 Bab 9. Gengsi
10 Bab 10. Demam
11 Bab 11. Ketakutan Kai
12 Bab 12. Ancaman Kai
13 Bab 13. I Love You Too
14 Bab 14. Anak Cabe
15 Bab 15. Lamaran
16 Bab 16. Terlantar
17 Bab 17. Masa Lalu Kai
18 Ba 18. Derita Rapa
19 Bab 19. Patah Hati Masal
20 Bab 20. Batal Tunangan (?)
21 Bab 21. Menyebalkan
22 Bab 22. Mengenang
23 Bab 23. Menggemaskan
24 Bab 24. Duo Kurbel
25 Bab 25. Terancam
26 Bab 26. Hari Melelahkan
27 Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28 Bab 28. Menyetok Pelukan
29 Bab 29. Berjuang Sendirian
30 Bab 30. Menyulut Emosi
31 Bab 31. Ijab Kobul
32 Bab 32. Ide Pernikahan
33 Bab 33. Sosok Menyeramkan
34 Bab 34. Drama Lama
35 Bab 35. Tidak Percaya Diri
36 Bab 36. Pesanan
37 Bab 37. Gaun Pengantin
38 Bab 38. Masih Ada Waktu
39 Bab 39. Bahagia Sederhana
40 Bab 40. Pengalaman Pertama
41 Bab 41. Supermarket
42 Bab 42. Sweet Night
43 Bab 43. Suka Kamu
44 Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45 Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46 Bab 46. Janji Kai
47 Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48 Bab 48. Kesembuhan Leo
49 Bab 49. Perdebatan Kecil
50 Bab 50. Melepaskan
51 Bab 51. Ngidam Laura
52 Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53 Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54 Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55 Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56 Bab 56. Rencana Kepulangan
57 Bab 57. Back Home
58 Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59 Bab 59. Poor Rasya
60 Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61 Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62 Bab 62. Rencana Kai
63 Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64 Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65 Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66 Bab 66. Resmi Kehilangan
67 Bab 67. Sosok Bidadari
68 Bab 68. Cita-cita Terbesar
69 Bab 69. Keributan
70 Bab 70. Tidak Tahu Diri
71 Bab 71. Mari Lupakan
72 Bab 72. Ancaman Baru
73 Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74 Bab 74. Keresahan
75 Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76 Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77 Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78 Bab 78. Terlampau Santai
79 Bab 79. Objek Cemburu
80 Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81 Bab 81. Memalukan
82 Bab 82. Nyaman
83 Bab 83. Kehidupan Baru
84 Bab 84. Kabar Bahagia
85 Bab 85. Ngidam
86 Bab 86. Salah Pilih Lawan
87 Bab 87. Berlebihan
88 Bab 88. Nasib Bawahan
89 Bab 89. Ceroboh
90 Bab 90. Good Night
91 Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92 Bab 92. Masalah Rasya
93 Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94 Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95 Bab 95. Khawatir Berlebihan
96 Bab 96. Night Moment
97 Bab 97. Gangguan
98 Bab 98. Bodyguard
99 Bab 99. Perasaan Andra
100 Bab 100. Membiasakan Diri
101 Bab 101. Tak Sabar
102 Bab 102. Kenyataan
103 Bab 103. Kena Imbas
104 Bab 104. Emosi Andra
105 Bab 105. Bikin Elus Dada
106 Bab 106. Julid
107 Bukan Update!!!
108 Bab 107. Tragedi
109 Bab 108. Meresahkan
110 Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111 Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112 Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113 Bab 112. Kepanikan
114 Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115 Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116 Bab 115. Tendangan Pertama
117 Bab 116. Jangan Pergi
118 Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119 Bab 118. Bad Mood
120 Bab 119. Mode Judes
121 Bab 120. Kuliner Malam
122 Bab 121. Pak Bakpau
123 Bab 122. Secinta Itu Memang
124 Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125 Bab 124. Kegalauan Andra
126 Bab 125. Miko Dan Maura
127 Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128 Bab 127. Derita Belum Usai
129 Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130 Bab 129. Suami Siaga
131 Bab 130. Melahirkan
132 Bab 131. Malaikat Baru
133 Bab 132. Janji Kai
134 Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135 Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136 Bab 135. Hampir Kebablasan
137 Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138 Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139 Bab 138. Geram
140 Bab 139. Kisah Tersembunyi
141 Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142 Bab 141. Sultan Mah Bebas
143 Bab 142. Beruntung Memilikimu
144 Bab 143. Tak Sabar
145 Bab 144. Menjelang Hari H
146 Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147 Bab 146. Kondangan
148 Bab 147. Kegugupan Rasya
149 Bab 148. Ijab Kobul
150 Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151 Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152 Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153 Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154 Bab 153. Good Wife And Good Mom
155 Bab 154. Pemicu Kehancuran
156 Bab 155. Tak Berarti
157 Bab 156. Alasan
158 Bab 157. Demi Sahabat
159 Bab 158. Ganti Rugi
160 Bab 159. Sambutan Kepulangan
161 Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162 Bab 161. Tingkah Menjijikan
163 Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164 Bab 163. Kepedulian Rapa
165 Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166 Bab 165. Rahasia Andra
167 Bab 166. Terungkap
168 Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169 Bab 168. Bidadari Pelindung
170 Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171 Bab 170. Resah
172 Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173 Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174 Bab 173. Story Maura-Miko
175 Bab 174. Story Rasya
176 Bab 175. Story Rasya #2
177 Bab 176. Story Rasya #3
178 Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179 Bab 178. Story Andra
180 Bab 179. Story Andra #2
181 Bab 180. Story Andra #3
182 Bab 181. Story Andra #4
183 Bab 182. Story Andra-Dini
184 Bab 183. Bonus Chapter
185 Bab 184. Bonus Chapter #2
186 Bab 185. Bonus Chapter #3
187 Bab 186. Bonus Chapter #4
188 Bab 187. Bonus Chapter #5
189 Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190 Info
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Bab 1. Laki-laki Itu
2
Bab 2. Penolakan
3
Bab 3. Jangan Berharap
4
Bab 4. Terus Berusaha
5
Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6
Bab 6. Tentang Masa Lalu
7
Bab 7. Reuni SMA
8
Bab 8. Babysitter
9
Bab 9. Gengsi
10
Bab 10. Demam
11
Bab 11. Ketakutan Kai
12
Bab 12. Ancaman Kai
13
Bab 13. I Love You Too
14
Bab 14. Anak Cabe
15
Bab 15. Lamaran
16
Bab 16. Terlantar
17
Bab 17. Masa Lalu Kai
18
Ba 18. Derita Rapa
19
Bab 19. Patah Hati Masal
20
Bab 20. Batal Tunangan (?)
21
Bab 21. Menyebalkan
22
Bab 22. Mengenang
23
Bab 23. Menggemaskan
24
Bab 24. Duo Kurbel
25
Bab 25. Terancam
26
Bab 26. Hari Melelahkan
27
Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28
Bab 28. Menyetok Pelukan
29
Bab 29. Berjuang Sendirian
30
Bab 30. Menyulut Emosi
31
Bab 31. Ijab Kobul
32
Bab 32. Ide Pernikahan
33
Bab 33. Sosok Menyeramkan
34
Bab 34. Drama Lama
35
Bab 35. Tidak Percaya Diri
36
Bab 36. Pesanan
37
Bab 37. Gaun Pengantin
38
Bab 38. Masih Ada Waktu
39
Bab 39. Bahagia Sederhana
40
Bab 40. Pengalaman Pertama
41
Bab 41. Supermarket
42
Bab 42. Sweet Night
43
Bab 43. Suka Kamu
44
Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45
Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46
Bab 46. Janji Kai
47
Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48
Bab 48. Kesembuhan Leo
49
Bab 49. Perdebatan Kecil
50
Bab 50. Melepaskan
51
Bab 51. Ngidam Laura
52
Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53
Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54
Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55
Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56
Bab 56. Rencana Kepulangan
57
Bab 57. Back Home
58
Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59
Bab 59. Poor Rasya
60
Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61
Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62
Bab 62. Rencana Kai
63
Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64
Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65
Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66
Bab 66. Resmi Kehilangan
67
Bab 67. Sosok Bidadari
68
Bab 68. Cita-cita Terbesar
69
Bab 69. Keributan
70
Bab 70. Tidak Tahu Diri
71
Bab 71. Mari Lupakan
72
Bab 72. Ancaman Baru
73
Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74
Bab 74. Keresahan
75
Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76
Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77
Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78
Bab 78. Terlampau Santai
79
Bab 79. Objek Cemburu
80
Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81
Bab 81. Memalukan
82
Bab 82. Nyaman
83
Bab 83. Kehidupan Baru
84
Bab 84. Kabar Bahagia
85
Bab 85. Ngidam
86
Bab 86. Salah Pilih Lawan
87
Bab 87. Berlebihan
88
Bab 88. Nasib Bawahan
89
Bab 89. Ceroboh
90
Bab 90. Good Night
91
Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92
Bab 92. Masalah Rasya
93
Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94
Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95
Bab 95. Khawatir Berlebihan
96
Bab 96. Night Moment
97
Bab 97. Gangguan
98
Bab 98. Bodyguard
99
Bab 99. Perasaan Andra
100
Bab 100. Membiasakan Diri
101
Bab 101. Tak Sabar
102
Bab 102. Kenyataan
103
Bab 103. Kena Imbas
104
Bab 104. Emosi Andra
105
Bab 105. Bikin Elus Dada
106
Bab 106. Julid
107
Bukan Update!!!
108
Bab 107. Tragedi
109
Bab 108. Meresahkan
110
Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111
Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112
Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113
Bab 112. Kepanikan
114
Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115
Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116
Bab 115. Tendangan Pertama
117
Bab 116. Jangan Pergi
118
Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119
Bab 118. Bad Mood
120
Bab 119. Mode Judes
121
Bab 120. Kuliner Malam
122
Bab 121. Pak Bakpau
123
Bab 122. Secinta Itu Memang
124
Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125
Bab 124. Kegalauan Andra
126
Bab 125. Miko Dan Maura
127
Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128
Bab 127. Derita Belum Usai
129
Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130
Bab 129. Suami Siaga
131
Bab 130. Melahirkan
132
Bab 131. Malaikat Baru
133
Bab 132. Janji Kai
134
Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135
Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136
Bab 135. Hampir Kebablasan
137
Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138
Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139
Bab 138. Geram
140
Bab 139. Kisah Tersembunyi
141
Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142
Bab 141. Sultan Mah Bebas
143
Bab 142. Beruntung Memilikimu
144
Bab 143. Tak Sabar
145
Bab 144. Menjelang Hari H
146
Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147
Bab 146. Kondangan
148
Bab 147. Kegugupan Rasya
149
Bab 148. Ijab Kobul
150
Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151
Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152
Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153
Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154
Bab 153. Good Wife And Good Mom
155
Bab 154. Pemicu Kehancuran
156
Bab 155. Tak Berarti
157
Bab 156. Alasan
158
Bab 157. Demi Sahabat
159
Bab 158. Ganti Rugi
160
Bab 159. Sambutan Kepulangan
161
Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162
Bab 161. Tingkah Menjijikan
163
Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164
Bab 163. Kepedulian Rapa
165
Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166
Bab 165. Rahasia Andra
167
Bab 166. Terungkap
168
Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169
Bab 168. Bidadari Pelindung
170
Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171
Bab 170. Resah
172
Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173
Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174
Bab 173. Story Maura-Miko
175
Bab 174. Story Rasya
176
Bab 175. Story Rasya #2
177
Bab 176. Story Rasya #3
178
Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179
Bab 178. Story Andra
180
Bab 179. Story Andra #2
181
Bab 180. Story Andra #3
182
Bab 181. Story Andra #4
183
Bab 182. Story Andra-Dini
184
Bab 183. Bonus Chapter
185
Bab 184. Bonus Chapter #2
186
Bab 185. Bonus Chapter #3
187
Bab 186. Bonus Chapter #4
188
Bab 187. Bonus Chapter #5
189
Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!