Bab 12. Ancaman Kai

Laura tersenyum lega saat mendapati demam Kai sudah turun, dan wajah pria itu pun sudah tidak sepucat kemarin. Tanpa membangunkannya Laura turun dari tempat tidur dan melangkah menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi, setelah itu Laura menuju dapur untuk membuat sarapan. Papinya akan datang sebentar lagi, mengantarkan pakaian yang dirinya minta kemarin. Dan benar saja, tidak sampai tiga puluh menit Laura berada di dapur bel apartemen Kai sudah berbunyi dan Leo berdiri tampan di depan pintu dengan gayanya yang sok cool.

“Bikin sarapan gak, Dek?” suara pertama yang Leo lontarkan membuat Laura mendengus sebal. Bukannya menanyai keadaannya atau keadaan Kai, papinya itu malah bertanya soal sarapan. Benar-benar ayah menyebalkan!

“Lagi dibuat sarapannya, yuk masuk,” ajak Laura mempersilahkan sang papi yang tanpa sungkan melangkah masuk ke dalam apartemen Kai, menatap sekeliling dan berusaha menilai interiornya.

“Ini bukan kamu yang beres-beres ‘kan, Dek?” tanya Leo sedikit curiga melihat bagaimana rapinya apartemen Kai. Leo takut anaknya disini di jadikan pembantu oleh pria yang belum menjadi menantunya itu.

“Boro-boro buat beres-beres di tinggal ke kamar mandi aja Kai udah uring-uringan. Yang ada tangan aku pegel nih dia peluk mulu!” Laura mendengus seraya memperlihatkan tangan putihnya yang terdapat jejak garis-garis kemerahan bekas rambut Kai.

“Ck, manja emang tuh bocah,” decak Leo lalu memilih mendudukkan diri di kursi meja makan sambil menunggu sarapan siap, sedangkan Laura melanjutkan acara memasaknya.

Pagi ini sup ayam, tahu goreng, dan tumis sosis yang menjadi menu sarapannya di kediaman Kai. Laura sudah seperti seorang istri saja jika seperti ini.

“Semalam kamu gak di apa-apain 'kan sama dia?” Leo kembali membuka suaranya setelah mengambil dengan lancang buah di dalam kulkas milik Kai.

“Di apa-apain gimana maksud Papi?” kening Laura mengerut tak paham menoleh ke arah sang papi yang sudah kembali duduk di kursinya dengan buah anggur di tangan.

“Masa gak ngerti, sih, biasanya orang dewasa berada dalam satu ruangan yang sama berdua-duaan ngelakuin apa?” Laura mengedikkan bahunya, tanda bahwa dirinya tidak tahu. Entah itu benar atau hanya pura-pura. “Ck, payah gitu aja gak paham!” cibir Leo kemudian, lalu melanjutkan menyuapkan anggur yang baru diambilnya.

“Ya memangnya ngapain?” polos Laura.

“Udahlah gak usah di lanjutin, Papi udah lapar banget nih. Udah selesai belum masaknya?” ucapnya mengalihkan. Leo yakin tidak ada yang terjadi semalam.

Sebagai orang tua tentu saja Leo cemas membiarkan anaknya berduaan bersama seorang laki-laki dewasa. Bukan tidak mungkin jika sesuatu yang iya-iya terjadi. Meskipun keduanya memiliki hubungan, tetap saja keduanya belum legal. Bisa di benci istrinya ia jika membiarkan Laura di buat hamil lebih dulu.

“Udah Pi, sebentar.” Kata Laura yang sedang memindahkan masakan terakhirnya ke dalam piring. Setelahnya Laura menata semua yang dimasaknya di meja makan, dan jangan di tanya bagaimana ekspresi Leo saat ini, kedua matanya berbinar dan pria itu dengan tidak sabarnya memberikan piring di depannya kepada sang putri, meminta Laura untuk mengambilkan nasi.

“Papi gak mau nunggu Kai?” tanya Laura saat menerima piring dari Leo.

“Gak usahlah, dia juga belum bangun ‘kan? Papi keburu lapar, dan lagi pagi ini ada meeting di kantor. Papi harus cepat,” Laura mengangguk saja sebagai respons, lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan sang papi, menemani pria tercintanya itu sarapan. Sedangkan dirinya akan makan nanti setelah mandi dan bersiap berangkat ke rumah sakit. Tadinya Laura akan meminta cuti tapi karena keadaan Kai sudah lebih baik sekarang jadi, tidak ada alasan untuk Laura meninggalkan pekerjaannya.

Melihat bagaimana lahapnya Leo makan sambil memuji-muji masakannya, Laura diam-diam menyunggingkan senyum. Ia jadi ingat masa kecilnya, masa dimana masih ada sang mami diantara mereka. Leo yang memang begitu doyan makan akan selalu lahap menyantap, terlebih jika itu masakan istrinya. Dan seperti sekarang ini, berbagai macam pujian dilontarkannya, membuat sang mami saat itu tidak hentinya tersenyum. Andai mami masih ada. Batin Laura.

***

Setelah Leo pergi, Laura masuk ke dalam kamar Kai dan melihat bahwa laki-laki itu masih tertidur dengan nyenyaknya, membuat Laura akhirnya memutuskan untuk mandi lebih dulu sebelum membangunkan pria itu. Dengan membawa handuk dan paper bag berisi pakaiannya yang di bawakan Leo, Laura masuk ke kamar mandi dan tidak lupa untuk mengunci pintu agar tidak ada kejadian memalukan seperti di novel-novel, seperti Kai tiba-tiba membuka pintu misalnya. No, itu terlalu memalukan. Laura dengan cepat menggelengkan kepalanya, lalu membasuh tubuhnya dengan air hangat di shower.

Hanya menghabiskan waktu kurang dari tiga puluh menit untuk Laura mandi, setelahnya dia keluar dengan pakaian lengkap dan melihat bahwa Kai sudah duduk di tepian ranjang dengan kepala menunduk, mungkin rasa pusing itu masih ada. Wajar untuk ukuran seseorang yang baru sembuh. Laura berjalan mendekat lalu mengarahkan telapak tangannya pada kening sang kekasih yang sudah tidak lagi panas.

“Mandi gih, gue udah siapin air hangatnya. Berendam sebentar aja biar badan lo rileks,” ucap Laura dengan nada lembut. Entah kenapa sejak kemarin Laura merasa keketusannya menghilang. Mungkin karena Kai yang sedang sakit, atau juga karena Laura sudah mulai luluh. Entahlah.

“Kamu mau kerja?” tanya Kai mendongakkan kepalanya agar bisa menatap wajah cantik Laura yang segar. Perempuan itu hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu melangkah menuju sofa di mana tasnya berada untuk mengambil make up yang selalu dirinya bawa untuk jaga-jaga jika ada acara mendadak atau hal semacam ini. Laura tidak mungkin tampil dengan wajah polos dan kucel. Setidaknya ada bedak, lipstick dan parfum di dalam tasnya.

“Gak bisa libur?” Laura yang mulai menyapukan bedak di wajahnya menoleh ke arah Kai yang masih terduduk di tempat semula. Keningnya terkerut seakan tengah mengatakan ‘memangnya kenapa’. “Aku masih kangen,” jawab Kai yang seolah mengerti.

“Pasien gue banyak Kai di rumah sakit, gue gak bisa gitu aja meninggalkan tanggung jawab gue pada mereka. Lagi pula lo juga sudah lebih baik ‘kan?” Kai mengangguk pelan.

“Maaf, bukan gak mau nemenin lo, tapi pekerjaan gue gak bisa di tinggal. Sepulang kerja nanti gue ke sini deh,” janji Laura yang tidak tega melihat wajah lesu sang kekasih. Di saat sakit Kai memang lebih sensitif, manja dan juga kekanakan. Beruntung Laura sudah terbiasa menghadapi anak-anak yang sakit, jadi tahu bagaimana cara membujuk Kai.

“Gak akan bohong?” tanya Kai memastikan. Laur menggeleng dengan senyum kecil yang terukir, meyakinkan laki-laki dewasa itu. Setelahnya wajah ceria Kai terbit, dan pria itu langsung bangkit dari duduknya menghampiri Laura yang duduk di sofa. Satu kecupan singkat Kai curi di pipi kiri Laura lalu setelahnya masuk ke dalam kamar mandi dengan langkah percis seperti anak kecil yang gembira karena dijanjikan mainan baru oleh orang tuanya.

Laura hanya menggeleng dengan seulas senyum dikelum. Semakin hari Kai semakin manis. Sikap arogan dan kasarnya yang dulu telah sepenuhnya tiada. Laura penasaran bagaimana sepak terjang Kai hingga berubah seperti ini. Namun yang pasti ada campur tangan Indah di dalamnya, ibu tiri laki-laki itu terlihat begitu tulus menyayangi Kai, jadi sepertinya tebakan Laura tidak salah. Sikap Kai yang dulu hanyalah bentuk pelampiasan atas perhatian yang tidak didapatkannya. Sekarang Laura bersyukur Kai bisa hidup lebih baik.

“Nih minum obatnya dulu,” Laura memberikan butir obat berwarna putih yang sama dengan yang semalam dirinya berikan kepada Kai begitu mereka menyelesaikan sarapan. Beruntung tidak hanya obat untuk anak-anak saja yang Laura siapkan dalam tas dokternya.

“Obatnya gak bisa di ganti, ya, Yank?” tanya Kai yang terlihat enggan menatap obat di depannya.

“Di ganti gimana?” alis Laura terangkat satu.

“Ganti sama cium, ini pait, Yank,” rengeknya menjijikan.

“Dicium tawon apa sandal jepit?” tanya Laura seraya mengacungkan sandal yang dikenakannya. Tatapan tajamnya tertuju pada Kai.

“Di cium kamu lah, Yank, masa iya sandal jepit,” ucap Kai menggoda kekasihnya itu, seolah tidak paham dengan tatapan mengancam Laura.

“Gue suntik mati baru tau rasa, lo!” ujar Laura mendelik kesal. sedangkan Kai terkekeh puas karena berhasil membuat Laura kesal. Jujur saja, wajah kesal yang bercampur dengan malu dan salah tingkah Laura terlihat menggemaskan di mata Kai. Perempuan itu terlihat semakin cantik dengan rona merah di pipinya.

“Beneran gak bisa di ganti nih, Yank?” kembali Kai menggoda Laura, menatap obat dan perempuan itu secara bergantian.

“Kai!!” panggil Laura penuh peringatan.

“Apa sayang?” senyum manis yang memesona itu terbit di bibir Kai, menambah kekesalan Laura yang wajahnya sudah semakin memerah.

“Kayaknya lo benar-benar udah sembuh,” kata Laura menghela napasnya pelan, menyandarkan punggung di sandaran kursi makan lalu melipat kedua tangannya di depan dada, menatap Kai dengan serius. “Jadi gak perlu deh gue datang lagi sore nanti,” tambahnya seraya mengangguk-angguk kecil.

Namun kalimatnya itu malah membuat Kai panik dan dengan segera menelan obat yang diberikan Laura sebelum perempuan itu benar-benar mengurungkan niatnya untuk kembali datang sore nanti. Kai masih merindukan kekasihnya itu, dan inginnya sekarang pun ia menghabiskan waktu berdua, hanya saja Kai tidak bisa egois, banyak nyawa dan kesembuhan yang menggantung di pundak Laura.

“Obatnya udah aku minum, awas aja kalau pulang kerja nanti gak ke sini!” ancam Kai membuat Laura memutar bola matanya malas.

“Memangnya apa yang akan lo lakuin?” tantang Laura.

“Aku seret kamu ke KUA sekarang juga!”

Terpopuler

Comments

Modish Line

Modish Line

sadis bgt Laura 😁😁😁😁

2023-05-29

1

sailor moon🍌

sailor moon🍌

ngakak bgt🤣

2021-09-07

0

ekha

ekha

bang kai..aku rindu😂😂

2021-03-07

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Laki-laki Itu
2 Bab 2. Penolakan
3 Bab 3. Jangan Berharap
4 Bab 4. Terus Berusaha
5 Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6 Bab 6. Tentang Masa Lalu
7 Bab 7. Reuni SMA
8 Bab 8. Babysitter
9 Bab 9. Gengsi
10 Bab 10. Demam
11 Bab 11. Ketakutan Kai
12 Bab 12. Ancaman Kai
13 Bab 13. I Love You Too
14 Bab 14. Anak Cabe
15 Bab 15. Lamaran
16 Bab 16. Terlantar
17 Bab 17. Masa Lalu Kai
18 Ba 18. Derita Rapa
19 Bab 19. Patah Hati Masal
20 Bab 20. Batal Tunangan (?)
21 Bab 21. Menyebalkan
22 Bab 22. Mengenang
23 Bab 23. Menggemaskan
24 Bab 24. Duo Kurbel
25 Bab 25. Terancam
26 Bab 26. Hari Melelahkan
27 Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28 Bab 28. Menyetok Pelukan
29 Bab 29. Berjuang Sendirian
30 Bab 30. Menyulut Emosi
31 Bab 31. Ijab Kobul
32 Bab 32. Ide Pernikahan
33 Bab 33. Sosok Menyeramkan
34 Bab 34. Drama Lama
35 Bab 35. Tidak Percaya Diri
36 Bab 36. Pesanan
37 Bab 37. Gaun Pengantin
38 Bab 38. Masih Ada Waktu
39 Bab 39. Bahagia Sederhana
40 Bab 40. Pengalaman Pertama
41 Bab 41. Supermarket
42 Bab 42. Sweet Night
43 Bab 43. Suka Kamu
44 Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45 Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46 Bab 46. Janji Kai
47 Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48 Bab 48. Kesembuhan Leo
49 Bab 49. Perdebatan Kecil
50 Bab 50. Melepaskan
51 Bab 51. Ngidam Laura
52 Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53 Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54 Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55 Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56 Bab 56. Rencana Kepulangan
57 Bab 57. Back Home
58 Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59 Bab 59. Poor Rasya
60 Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61 Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62 Bab 62. Rencana Kai
63 Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64 Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65 Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66 Bab 66. Resmi Kehilangan
67 Bab 67. Sosok Bidadari
68 Bab 68. Cita-cita Terbesar
69 Bab 69. Keributan
70 Bab 70. Tidak Tahu Diri
71 Bab 71. Mari Lupakan
72 Bab 72. Ancaman Baru
73 Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74 Bab 74. Keresahan
75 Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76 Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77 Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78 Bab 78. Terlampau Santai
79 Bab 79. Objek Cemburu
80 Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81 Bab 81. Memalukan
82 Bab 82. Nyaman
83 Bab 83. Kehidupan Baru
84 Bab 84. Kabar Bahagia
85 Bab 85. Ngidam
86 Bab 86. Salah Pilih Lawan
87 Bab 87. Berlebihan
88 Bab 88. Nasib Bawahan
89 Bab 89. Ceroboh
90 Bab 90. Good Night
91 Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92 Bab 92. Masalah Rasya
93 Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94 Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95 Bab 95. Khawatir Berlebihan
96 Bab 96. Night Moment
97 Bab 97. Gangguan
98 Bab 98. Bodyguard
99 Bab 99. Perasaan Andra
100 Bab 100. Membiasakan Diri
101 Bab 101. Tak Sabar
102 Bab 102. Kenyataan
103 Bab 103. Kena Imbas
104 Bab 104. Emosi Andra
105 Bab 105. Bikin Elus Dada
106 Bab 106. Julid
107 Bukan Update!!!
108 Bab 107. Tragedi
109 Bab 108. Meresahkan
110 Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111 Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112 Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113 Bab 112. Kepanikan
114 Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115 Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116 Bab 115. Tendangan Pertama
117 Bab 116. Jangan Pergi
118 Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119 Bab 118. Bad Mood
120 Bab 119. Mode Judes
121 Bab 120. Kuliner Malam
122 Bab 121. Pak Bakpau
123 Bab 122. Secinta Itu Memang
124 Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125 Bab 124. Kegalauan Andra
126 Bab 125. Miko Dan Maura
127 Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128 Bab 127. Derita Belum Usai
129 Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130 Bab 129. Suami Siaga
131 Bab 130. Melahirkan
132 Bab 131. Malaikat Baru
133 Bab 132. Janji Kai
134 Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135 Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136 Bab 135. Hampir Kebablasan
137 Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138 Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139 Bab 138. Geram
140 Bab 139. Kisah Tersembunyi
141 Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142 Bab 141. Sultan Mah Bebas
143 Bab 142. Beruntung Memilikimu
144 Bab 143. Tak Sabar
145 Bab 144. Menjelang Hari H
146 Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147 Bab 146. Kondangan
148 Bab 147. Kegugupan Rasya
149 Bab 148. Ijab Kobul
150 Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151 Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152 Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153 Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154 Bab 153. Good Wife And Good Mom
155 Bab 154. Pemicu Kehancuran
156 Bab 155. Tak Berarti
157 Bab 156. Alasan
158 Bab 157. Demi Sahabat
159 Bab 158. Ganti Rugi
160 Bab 159. Sambutan Kepulangan
161 Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162 Bab 161. Tingkah Menjijikan
163 Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164 Bab 163. Kepedulian Rapa
165 Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166 Bab 165. Rahasia Andra
167 Bab 166. Terungkap
168 Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169 Bab 168. Bidadari Pelindung
170 Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171 Bab 170. Resah
172 Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173 Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174 Bab 173. Story Maura-Miko
175 Bab 174. Story Rasya
176 Bab 175. Story Rasya #2
177 Bab 176. Story Rasya #3
178 Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179 Bab 178. Story Andra
180 Bab 179. Story Andra #2
181 Bab 180. Story Andra #3
182 Bab 181. Story Andra #4
183 Bab 182. Story Andra-Dini
184 Bab 183. Bonus Chapter
185 Bab 184. Bonus Chapter #2
186 Bab 185. Bonus Chapter #3
187 Bab 186. Bonus Chapter #4
188 Bab 187. Bonus Chapter #5
189 Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190 Info
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Bab 1. Laki-laki Itu
2
Bab 2. Penolakan
3
Bab 3. Jangan Berharap
4
Bab 4. Terus Berusaha
5
Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6
Bab 6. Tentang Masa Lalu
7
Bab 7. Reuni SMA
8
Bab 8. Babysitter
9
Bab 9. Gengsi
10
Bab 10. Demam
11
Bab 11. Ketakutan Kai
12
Bab 12. Ancaman Kai
13
Bab 13. I Love You Too
14
Bab 14. Anak Cabe
15
Bab 15. Lamaran
16
Bab 16. Terlantar
17
Bab 17. Masa Lalu Kai
18
Ba 18. Derita Rapa
19
Bab 19. Patah Hati Masal
20
Bab 20. Batal Tunangan (?)
21
Bab 21. Menyebalkan
22
Bab 22. Mengenang
23
Bab 23. Menggemaskan
24
Bab 24. Duo Kurbel
25
Bab 25. Terancam
26
Bab 26. Hari Melelahkan
27
Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28
Bab 28. Menyetok Pelukan
29
Bab 29. Berjuang Sendirian
30
Bab 30. Menyulut Emosi
31
Bab 31. Ijab Kobul
32
Bab 32. Ide Pernikahan
33
Bab 33. Sosok Menyeramkan
34
Bab 34. Drama Lama
35
Bab 35. Tidak Percaya Diri
36
Bab 36. Pesanan
37
Bab 37. Gaun Pengantin
38
Bab 38. Masih Ada Waktu
39
Bab 39. Bahagia Sederhana
40
Bab 40. Pengalaman Pertama
41
Bab 41. Supermarket
42
Bab 42. Sweet Night
43
Bab 43. Suka Kamu
44
Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45
Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46
Bab 46. Janji Kai
47
Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48
Bab 48. Kesembuhan Leo
49
Bab 49. Perdebatan Kecil
50
Bab 50. Melepaskan
51
Bab 51. Ngidam Laura
52
Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53
Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54
Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55
Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56
Bab 56. Rencana Kepulangan
57
Bab 57. Back Home
58
Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59
Bab 59. Poor Rasya
60
Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61
Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62
Bab 62. Rencana Kai
63
Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64
Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65
Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66
Bab 66. Resmi Kehilangan
67
Bab 67. Sosok Bidadari
68
Bab 68. Cita-cita Terbesar
69
Bab 69. Keributan
70
Bab 70. Tidak Tahu Diri
71
Bab 71. Mari Lupakan
72
Bab 72. Ancaman Baru
73
Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74
Bab 74. Keresahan
75
Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76
Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77
Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78
Bab 78. Terlampau Santai
79
Bab 79. Objek Cemburu
80
Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81
Bab 81. Memalukan
82
Bab 82. Nyaman
83
Bab 83. Kehidupan Baru
84
Bab 84. Kabar Bahagia
85
Bab 85. Ngidam
86
Bab 86. Salah Pilih Lawan
87
Bab 87. Berlebihan
88
Bab 88. Nasib Bawahan
89
Bab 89. Ceroboh
90
Bab 90. Good Night
91
Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92
Bab 92. Masalah Rasya
93
Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94
Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95
Bab 95. Khawatir Berlebihan
96
Bab 96. Night Moment
97
Bab 97. Gangguan
98
Bab 98. Bodyguard
99
Bab 99. Perasaan Andra
100
Bab 100. Membiasakan Diri
101
Bab 101. Tak Sabar
102
Bab 102. Kenyataan
103
Bab 103. Kena Imbas
104
Bab 104. Emosi Andra
105
Bab 105. Bikin Elus Dada
106
Bab 106. Julid
107
Bukan Update!!!
108
Bab 107. Tragedi
109
Bab 108. Meresahkan
110
Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111
Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112
Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113
Bab 112. Kepanikan
114
Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115
Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116
Bab 115. Tendangan Pertama
117
Bab 116. Jangan Pergi
118
Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119
Bab 118. Bad Mood
120
Bab 119. Mode Judes
121
Bab 120. Kuliner Malam
122
Bab 121. Pak Bakpau
123
Bab 122. Secinta Itu Memang
124
Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125
Bab 124. Kegalauan Andra
126
Bab 125. Miko Dan Maura
127
Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128
Bab 127. Derita Belum Usai
129
Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130
Bab 129. Suami Siaga
131
Bab 130. Melahirkan
132
Bab 131. Malaikat Baru
133
Bab 132. Janji Kai
134
Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135
Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136
Bab 135. Hampir Kebablasan
137
Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138
Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139
Bab 138. Geram
140
Bab 139. Kisah Tersembunyi
141
Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142
Bab 141. Sultan Mah Bebas
143
Bab 142. Beruntung Memilikimu
144
Bab 143. Tak Sabar
145
Bab 144. Menjelang Hari H
146
Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147
Bab 146. Kondangan
148
Bab 147. Kegugupan Rasya
149
Bab 148. Ijab Kobul
150
Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151
Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152
Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153
Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154
Bab 153. Good Wife And Good Mom
155
Bab 154. Pemicu Kehancuran
156
Bab 155. Tak Berarti
157
Bab 156. Alasan
158
Bab 157. Demi Sahabat
159
Bab 158. Ganti Rugi
160
Bab 159. Sambutan Kepulangan
161
Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162
Bab 161. Tingkah Menjijikan
163
Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164
Bab 163. Kepedulian Rapa
165
Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166
Bab 165. Rahasia Andra
167
Bab 166. Terungkap
168
Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169
Bab 168. Bidadari Pelindung
170
Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171
Bab 170. Resah
172
Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173
Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174
Bab 173. Story Maura-Miko
175
Bab 174. Story Rasya
176
Bab 175. Story Rasya #2
177
Bab 176. Story Rasya #3
178
Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179
Bab 178. Story Andra
180
Bab 179. Story Andra #2
181
Bab 180. Story Andra #3
182
Bab 181. Story Andra #4
183
Bab 182. Story Andra-Dini
184
Bab 183. Bonus Chapter
185
Bab 184. Bonus Chapter #2
186
Bab 185. Bonus Chapter #3
187
Bab 186. Bonus Chapter #4
188
Bab 187. Bonus Chapter #5
189
Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!