Bab 8. Babysitter

“Pagi banget lo datang, ngapain? Ini minggu, gue gak ke rumah sakit.” Judes Laura saat menemukan kehadiran Kaivan di rumah, duduk di sofa ruang tamu yang entah dipersilahkan oleh siapa karena seingatnya saat akan mandi tadi papinya sudah pergi ke rumah sebelah untuk sarapan.

“Semalam aja manis banget, sekarang judesnya udah kumat lagi aja,” cibir Kai. Meskipun sudah bisa memperkirakannya tetap saja Kai sedikit kecewa, karena sebelumnya ia sudah berharap kekasihnya itu tetap manis seperti semalam. Tapi … ya sudahlah, lambat laun juga Kai yakin Laura akan luluh.

“Bod*!” Laura melenggang pergi melewati Kai begitu saja, keluar dari rumahnya. Ia berniat akan ke rumah sebelah menyusul sang papi untuk sarapan.

“Mau ke mana, Yank, hey?”

“Minta makan,” jawab Laura sedikit berteriak, karena jaraknya dengan Kaivan sudah lumayan jauh. Dan Laura tidak berniat menghentikan langkahnya.

“Aku masakin aja gimana?” kata Kai begitu berhasil menyamakan langkah kakinya.

“Kalau mau niat masakin nanti siang aja, sekarang gue udah keburu lapar. Nunggu lo masak bisa-bisa gue keburu mati,” ujarnya seraya mendelik.

“Sejak kapan kamu jadi maniak makan gini, perasaan dulu makannya jarang-jarang?” Kai kembali mengingat masa-masa pacarannya saat remaja dulu. Laura bukan tipe perempuan yang banyak makan dan mudah lapar, tapi sepertinya sekarang sudah berubah.

“Itu dulu, sekarang beda lagi. Pacar aja gue pengennya beda, sial aja gue malah balik lagi sama lo,” Laura mendengus kesal saat kembali mengingat bagaimana semalam dirinya menyetujui kembali pada laki-laki yang menjadi mantannya itu. Sial, apa benar-benar tidak ada laki-laki yang mau sama gue selain Kai? Batin Laura kesal.

“Itu namanya takdir, sayang,” kekeh Kai geli melihat wajah kesal kekasihnya. Laura terlihat semakin menggemaskan, dan rasanya Kai gatal ingin mencium bibir cemberut perempuan cantik itu. Sayangnya Kai tidak berani karena kini berada di sarang singa. Bisa-bisa Kai habis oleh Leo dan bodyguard Laura yang lainnya jika nekad mencium.

“Gue mau minta Tuhan rubah takdir gue nanti, seenggaknya gue minta jodoh yang lain,” ucap Laura tanpa berpikir, dan Kai yang mendengar itu langsung berdiri di depan, menghentikan langkah Laura.

“Jangan coba-coba minta jodoh lain, ya, Yank. Sejak dulu Tuhan sudah menakdirkan aku sebagai jodoh kamu. Gak bisa di ganggu gugat!” bantah Kai tidak terima dengan kalimat Laura sebelumnya. Enak saja kekasihnya itu mau minta jodoh lain, di pikir martabak apa yang bisa minta rasa keju atau coklat.

Laura hanya mencebikkan bibirnya lalu mendorong tubuh Kai menjauh karena ia akan masuk ke rumah sang bunda, perutnya sudah benar-benar lapar saat ini, dan menanggapi Kai sama saja dengan membunuh cacing-cacing di perutnya sendiri.

“Halo Aunty, mau jam berapa kita pergi?” tanya Nathael membuat Laura yang baru saja masuk ke ruang makan mengerutkan keningnya.

“Pergi ke mana?” heran Laura yang seingatnya hari ini ia tidak mempunyai jadwal apalagi janji kemanapun dengan siapa pun itu, termasuk ponakannya. Bahkan dengan kedatangan Kai saja Laura akan menolak jika seandainya laki-laki itu mengajaknya pergi keluar. Laura hanya ingin menikmati hari minggunya seperti biasa, bersantai sambil menonton drama korea dan menikmati camilan yang sudah dirinya persiapkan.

“Papa bilang, Aunty sama Uncle Kai mau ngajakin El sama Bang Nath jalan-jalan ke time zone hari ini, gimana, sih, kalian PHP, ya,” cemberut Nathael dengan kedua tangan di lipat di depan dada. Laura langsung menoleh ke arah kakak iparnya itu, kemudian mendengus kesal saat melihat Rapa pura-pura tidak mendengar.

“Lo yang janjiin itu sama Bang Rapa?” Kai langsung menggelengkan kepalanya cepat sebelum menerima semburan amarah dari kekasihnya itu. Lagi pula ia memang tidak mengucapkan apalagi menjanjikan sesuatu. Tahu nomor Rapa saja tidak. Dan lagi, jika ingin mengajak Laura pergi Kai memilih pergi berdua dari pada harus membawa dua bocah itu. Yang ada nanti Kai tidak bisa berbuat iya-iya pada Laura.

“Hari ini Aunty mau di rumah aja, time zone-nya juga tutup. Jadi lain kali aja Aunty ajak kalian ke sana.”

“Bohong itu dosa loh, Nty, Nanti Tuhan marah. Memangnya Aunty mau masuk neraka?”

Laura mendengus kesal mendengar penuturan bocah sepuluh tahun itu. Tatapan tajamnya ia layangkan pada Rapa yang anteng dengan makanannya. Berbagai gerutuan, makian dan sumpah serapah sudah banjir di dalam hati Laura yang ditujukan pada kakak iparnya, namun dasarnya Rapa, pria tiga anak itu tidak sama sekali merasa bersalah. Malah cengiran polos menyebalkan yang di tampilkannya, membuat Laura harus banyak-banyak mengucap sabar untuk dirinya sendiri.

“Oke kita pergi,” putus Laura pada akhirnya, tentu saja dengan amat sangat terpaksa. “Jam sebelas,” lanjutnya tegas, tidak ingin ada protesan dari keponakan kembarnya itu.

“Kenapa gak sekarang aja, sih, Nty?” anak Rapa memang tidak mengerti dengan tatapan dilarang protes milik Laura, tetap saja bocah itu mengeluarkan protesannya, tidak puas dengan keputusan Laura yang memilih berangkat siang. Itu masih lama, sedangkan Nathan juga Nathael sudah tidak sabar ingin segera bermain.

“Jam segini Mall masih tutup, El!” gemas Laura ingin sekali menimpuk keponakan satunya itu. Andai tidak ada orang tuanya, Laura pastikan satu jitakan mendarat di kening Nathael. Jangan tanya kenapa ia melakukan itu, karena Nathael memang benar-benar mengesalkan, percis seperti ayahnya, Rapa.

“Memangnya Mall buka jam berapa?” tanya bocah itu lagi seakan belum puas. Laura yang hendak menyuapkan nasi gorengnya urung dan hendak menjawab, tapi sebelum itu terjadi Kai sudah lebih dulu mengambil alih. Kai bisa melihat bagaimana kesalnya gadis itu, jadi ia berusaha untuk meredam. Bisa bad mood seharian perempuan itu jika tidak segera di tangani. Bukan apa-apa masalahnya pasti Kai yang kena batunya.

“Terus kenapa kita perginya harus jam sebe—”

“Mau pergi apa enggak!” ujar Laura menghentikan kalimat Nathael. Meskipun kesal karena hari minggunya kacau, Laura masih tetap menjaga suaranya agar tidak memarahi sang ponakan. Ia juga tidak ingin kena marah para orang tua yang sejak tadi menyaksikan.

“Oke jam sebelas,” Nathael pasrah. “Yang penting tetap pergi, karena Papa bilang mau bikin dedek bayi, dan El sama Bang Nath harus main sama Aunty biar dedek bayinya cepat jadi,” lanjutnya dengan wajah polos, membuat semua orang yang ada di meja makan itu tersedak, terlebih Rapa yang sudah melayangkan tatapan protesnya pada sang putra, dan Queen dengan tatapan tajamnya siap membunuh suaminya itu.

“Emang benar-benar lo, ya, Bang!” murka Laura menatap kakak iparnya itu penuh permusuhan.

***

“Hari minggu itu jatahnya gue istirahat, males-malesan di rumah bukan malah jadi babysitter gini. Cukup di rumah sakit aja gue berhadapan sama bocah, di rumah gak usah.”

Keluhan yang lebih pantas di sebut gerutuan itu sudah berlangsung sejak setengah jam yang lalu, setelah lelah mengikuti ponakannya berkeliling mencoba berbagai permainan yang di tawarkan di Mall, dan sekarang mereka sudah berada di time zone, tujuan sesungguhnya kedua bocah laki-laki berusia sepuluh tahun itu.

Yang membuat Laura menggerutu adalah keaktifan Nathan dan Nathael. Si kembar itu benar-benar seperti lupa daratan, bagai burung yang baru saja lepas dari sangkarnya, bebas terbang kemanapun dirinya mau. Membuat Laura kelelahan karena harus mengikuti setiap langkah ponakannya. Jika sedikit saja lengah dapat di pastikan bocah menyebalkan itu akan hilang. Itu akan semakin membuat Laura lelah karena harus mencari, belum lagi di omeli orang tua si bocah.

Cukup, Laura tidak ingin lagi mengacaukan hari minggu yang seharusnya tenang malah berakhir dengan jangar.

“Sabar Yank, anggap aja ini latihan sebelum kita punya anak nanti,” Kai membawa kepala Laura ke pundaknya, menyandarkannya di sana sambil ia beri usapan lembut untuk menenangkan kekasihnya itu.

“Gak akan gue biarin anak-anak gue semenyebalkan mereka,” dengus Laura menatap kedua ponakannya yang asyik dengan permainan balapan motornya. Kai tidak lagi menanggapi, memilih untuk terus memberi usapan lembut di kepala Laura agar perempuan itu rileks.

“Mau es krim gak?” tawar Kai ketika melihat anak kecil yang di tuntun ibunya masuk ke time zone sambil menjilati es krim di tangan. Itu memberi Kai ide untuk memperbaiki mood kekasihnya.

“Strawberry, ya,” ucapnya sambil menarik kepala dari bahu Kai

“Ponakan kamu?”

“Udah mereka gak usah di beliin, gak akan benar makannya kalau sambil main, nanti aja,” jawab Laura yang diangguki mengerti oleh Kai. Laki-laki itu lalu pergi setelah mengusak lembut kepala Laura, berlari menuju penjual es krim yang ada di lantai bawah. Cukup jauh memang, tapi tak apa, sejauh apa pun itu akan Kai arungi demi Laura. Ck, bucin maksimal.

“Kai?” panggilan itu menghentikan langkah Kai, ia menoleh dan mendapati Prisil di sana, berjalan dengan senyum yang terukir ke arahnya. Kai berdecak malas. Sejak hari dimana semua kebenaran terungkap dan Kai terlanjur di tinggalkan Laura, sejak saat itulah Kai malas bertemu dengan wanita rubah itu.

Inginnya Kai tenggelamkan saja Prisil ke dalam sumur, tapi ia urungkan karena tidak ingin menghabiskan masa hidupnya di jeruji besi.

“Gak bisa ya, kita pura-pura gak kenal aja? Gue males liat muka lo,” ujar Kai tanpa hati, membuat senyum Prisil seketika sirna, namun Kai mana peduli. “Ini terakhir kalinya lo manggil gue, Sil. Besok-besok kalau gak sengaja liat mending lo urungin deh untuk manggil gue sebelum lo malu.”

Setelah mengucapkan itu Kai pergi dari hadapan Prisil, melanjutkan langkahnya untuk membeli es krim yang Laura inginkan. Untung saja antriannya tidak terlalu panjang jadi Kai bisa segera kembali. Lama-lama meninggalkan Laura tidak baik untuk kesehatannya, buktinya saat ini saja jantungnya hampir copot melihat seorang pria sudah duduk di samping Laura, berusaha mengajak ngobrol.

“Yank, es krimnya,” Kai berdiri di depan Laura, menyerahkan es krim di tangannya.

“Makasi,” ucapnya dengan manis, membuat Kai melongo tidak percaya. Ia bahkan sampai mencubit lengannya sendiri untuk memastikan bahwa barusan bukan hanya sekedar mimpi.

“Oh iya, Mas-nya tadi nanya cowok saya ‘kan? Ini suami saya, kenalin namanya Kaivan Putra Wirasman. Maaf ya, Mas Anda salah ajak perempuan kenalan. Saya sudah available,” ucap Laura panjang lebar sambil tersenyum ke arah laki-laki yang masih duduk di sampingnya, sukses membuat orang itu malu dan pergi begitu saja.

“Duh makin cinta deh aku sama kamu,” Kai mencubit gemas kedua pipi Laura setelah melihat kepergian laki-laki yang tadinya sempat ingin ia hajar.

“Gak usah besar kepala!” galak Laura memperingati. “Gue juga kalau gak terpaksa ogah banget ngakuin lo,” lanjutnya seraya memutar bola mata.

“Apa pun alasannya aku tetap senang, kok,” ujar Kai dengan senyum terukir lebar. “Makasi sayang.” Tambahnya di akhiri dengan kecupan singkat di pelipis sang kekasih. Sepertinya mencuri-curi ciuman di pelipis gadis itu sudah menjadi hobi Kai, karena sejak malam di reuni itu Kai sudah sukses berkali-kali.

Terpopuler

Comments

Fa Rel

Fa Rel

laura adek quenn apa rapa sih thor kok kebanyakan pandu lira bkn leo

2022-04-08

1

Merry Do Rego

Merry Do Rego

mumpung ada kesempatan kai😂😂😂

2021-07-09

0

Ayu Arthamobilindo

Ayu Arthamobilindo

ahai ke bys mencuri dlm kesempitan

2021-05-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Laki-laki Itu
2 Bab 2. Penolakan
3 Bab 3. Jangan Berharap
4 Bab 4. Terus Berusaha
5 Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6 Bab 6. Tentang Masa Lalu
7 Bab 7. Reuni SMA
8 Bab 8. Babysitter
9 Bab 9. Gengsi
10 Bab 10. Demam
11 Bab 11. Ketakutan Kai
12 Bab 12. Ancaman Kai
13 Bab 13. I Love You Too
14 Bab 14. Anak Cabe
15 Bab 15. Lamaran
16 Bab 16. Terlantar
17 Bab 17. Masa Lalu Kai
18 Ba 18. Derita Rapa
19 Bab 19. Patah Hati Masal
20 Bab 20. Batal Tunangan (?)
21 Bab 21. Menyebalkan
22 Bab 22. Mengenang
23 Bab 23. Menggemaskan
24 Bab 24. Duo Kurbel
25 Bab 25. Terancam
26 Bab 26. Hari Melelahkan
27 Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28 Bab 28. Menyetok Pelukan
29 Bab 29. Berjuang Sendirian
30 Bab 30. Menyulut Emosi
31 Bab 31. Ijab Kobul
32 Bab 32. Ide Pernikahan
33 Bab 33. Sosok Menyeramkan
34 Bab 34. Drama Lama
35 Bab 35. Tidak Percaya Diri
36 Bab 36. Pesanan
37 Bab 37. Gaun Pengantin
38 Bab 38. Masih Ada Waktu
39 Bab 39. Bahagia Sederhana
40 Bab 40. Pengalaman Pertama
41 Bab 41. Supermarket
42 Bab 42. Sweet Night
43 Bab 43. Suka Kamu
44 Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45 Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46 Bab 46. Janji Kai
47 Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48 Bab 48. Kesembuhan Leo
49 Bab 49. Perdebatan Kecil
50 Bab 50. Melepaskan
51 Bab 51. Ngidam Laura
52 Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53 Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54 Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55 Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56 Bab 56. Rencana Kepulangan
57 Bab 57. Back Home
58 Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59 Bab 59. Poor Rasya
60 Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61 Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62 Bab 62. Rencana Kai
63 Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64 Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65 Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66 Bab 66. Resmi Kehilangan
67 Bab 67. Sosok Bidadari
68 Bab 68. Cita-cita Terbesar
69 Bab 69. Keributan
70 Bab 70. Tidak Tahu Diri
71 Bab 71. Mari Lupakan
72 Bab 72. Ancaman Baru
73 Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74 Bab 74. Keresahan
75 Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76 Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77 Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78 Bab 78. Terlampau Santai
79 Bab 79. Objek Cemburu
80 Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81 Bab 81. Memalukan
82 Bab 82. Nyaman
83 Bab 83. Kehidupan Baru
84 Bab 84. Kabar Bahagia
85 Bab 85. Ngidam
86 Bab 86. Salah Pilih Lawan
87 Bab 87. Berlebihan
88 Bab 88. Nasib Bawahan
89 Bab 89. Ceroboh
90 Bab 90. Good Night
91 Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92 Bab 92. Masalah Rasya
93 Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94 Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95 Bab 95. Khawatir Berlebihan
96 Bab 96. Night Moment
97 Bab 97. Gangguan
98 Bab 98. Bodyguard
99 Bab 99. Perasaan Andra
100 Bab 100. Membiasakan Diri
101 Bab 101. Tak Sabar
102 Bab 102. Kenyataan
103 Bab 103. Kena Imbas
104 Bab 104. Emosi Andra
105 Bab 105. Bikin Elus Dada
106 Bab 106. Julid
107 Bukan Update!!!
108 Bab 107. Tragedi
109 Bab 108. Meresahkan
110 Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111 Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112 Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113 Bab 112. Kepanikan
114 Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115 Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116 Bab 115. Tendangan Pertama
117 Bab 116. Jangan Pergi
118 Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119 Bab 118. Bad Mood
120 Bab 119. Mode Judes
121 Bab 120. Kuliner Malam
122 Bab 121. Pak Bakpau
123 Bab 122. Secinta Itu Memang
124 Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125 Bab 124. Kegalauan Andra
126 Bab 125. Miko Dan Maura
127 Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128 Bab 127. Derita Belum Usai
129 Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130 Bab 129. Suami Siaga
131 Bab 130. Melahirkan
132 Bab 131. Malaikat Baru
133 Bab 132. Janji Kai
134 Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135 Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136 Bab 135. Hampir Kebablasan
137 Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138 Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139 Bab 138. Geram
140 Bab 139. Kisah Tersembunyi
141 Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142 Bab 141. Sultan Mah Bebas
143 Bab 142. Beruntung Memilikimu
144 Bab 143. Tak Sabar
145 Bab 144. Menjelang Hari H
146 Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147 Bab 146. Kondangan
148 Bab 147. Kegugupan Rasya
149 Bab 148. Ijab Kobul
150 Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151 Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152 Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153 Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154 Bab 153. Good Wife And Good Mom
155 Bab 154. Pemicu Kehancuran
156 Bab 155. Tak Berarti
157 Bab 156. Alasan
158 Bab 157. Demi Sahabat
159 Bab 158. Ganti Rugi
160 Bab 159. Sambutan Kepulangan
161 Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162 Bab 161. Tingkah Menjijikan
163 Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164 Bab 163. Kepedulian Rapa
165 Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166 Bab 165. Rahasia Andra
167 Bab 166. Terungkap
168 Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169 Bab 168. Bidadari Pelindung
170 Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171 Bab 170. Resah
172 Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173 Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174 Bab 173. Story Maura-Miko
175 Bab 174. Story Rasya
176 Bab 175. Story Rasya #2
177 Bab 176. Story Rasya #3
178 Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179 Bab 178. Story Andra
180 Bab 179. Story Andra #2
181 Bab 180. Story Andra #3
182 Bab 181. Story Andra #4
183 Bab 182. Story Andra-Dini
184 Bab 183. Bonus Chapter
185 Bab 184. Bonus Chapter #2
186 Bab 185. Bonus Chapter #3
187 Bab 186. Bonus Chapter #4
188 Bab 187. Bonus Chapter #5
189 Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190 Info
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Bab 1. Laki-laki Itu
2
Bab 2. Penolakan
3
Bab 3. Jangan Berharap
4
Bab 4. Terus Berusaha
5
Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6
Bab 6. Tentang Masa Lalu
7
Bab 7. Reuni SMA
8
Bab 8. Babysitter
9
Bab 9. Gengsi
10
Bab 10. Demam
11
Bab 11. Ketakutan Kai
12
Bab 12. Ancaman Kai
13
Bab 13. I Love You Too
14
Bab 14. Anak Cabe
15
Bab 15. Lamaran
16
Bab 16. Terlantar
17
Bab 17. Masa Lalu Kai
18
Ba 18. Derita Rapa
19
Bab 19. Patah Hati Masal
20
Bab 20. Batal Tunangan (?)
21
Bab 21. Menyebalkan
22
Bab 22. Mengenang
23
Bab 23. Menggemaskan
24
Bab 24. Duo Kurbel
25
Bab 25. Terancam
26
Bab 26. Hari Melelahkan
27
Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28
Bab 28. Menyetok Pelukan
29
Bab 29. Berjuang Sendirian
30
Bab 30. Menyulut Emosi
31
Bab 31. Ijab Kobul
32
Bab 32. Ide Pernikahan
33
Bab 33. Sosok Menyeramkan
34
Bab 34. Drama Lama
35
Bab 35. Tidak Percaya Diri
36
Bab 36. Pesanan
37
Bab 37. Gaun Pengantin
38
Bab 38. Masih Ada Waktu
39
Bab 39. Bahagia Sederhana
40
Bab 40. Pengalaman Pertama
41
Bab 41. Supermarket
42
Bab 42. Sweet Night
43
Bab 43. Suka Kamu
44
Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45
Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46
Bab 46. Janji Kai
47
Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48
Bab 48. Kesembuhan Leo
49
Bab 49. Perdebatan Kecil
50
Bab 50. Melepaskan
51
Bab 51. Ngidam Laura
52
Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53
Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54
Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55
Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56
Bab 56. Rencana Kepulangan
57
Bab 57. Back Home
58
Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59
Bab 59. Poor Rasya
60
Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61
Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62
Bab 62. Rencana Kai
63
Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64
Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65
Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66
Bab 66. Resmi Kehilangan
67
Bab 67. Sosok Bidadari
68
Bab 68. Cita-cita Terbesar
69
Bab 69. Keributan
70
Bab 70. Tidak Tahu Diri
71
Bab 71. Mari Lupakan
72
Bab 72. Ancaman Baru
73
Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74
Bab 74. Keresahan
75
Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76
Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77
Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78
Bab 78. Terlampau Santai
79
Bab 79. Objek Cemburu
80
Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81
Bab 81. Memalukan
82
Bab 82. Nyaman
83
Bab 83. Kehidupan Baru
84
Bab 84. Kabar Bahagia
85
Bab 85. Ngidam
86
Bab 86. Salah Pilih Lawan
87
Bab 87. Berlebihan
88
Bab 88. Nasib Bawahan
89
Bab 89. Ceroboh
90
Bab 90. Good Night
91
Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92
Bab 92. Masalah Rasya
93
Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94
Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95
Bab 95. Khawatir Berlebihan
96
Bab 96. Night Moment
97
Bab 97. Gangguan
98
Bab 98. Bodyguard
99
Bab 99. Perasaan Andra
100
Bab 100. Membiasakan Diri
101
Bab 101. Tak Sabar
102
Bab 102. Kenyataan
103
Bab 103. Kena Imbas
104
Bab 104. Emosi Andra
105
Bab 105. Bikin Elus Dada
106
Bab 106. Julid
107
Bukan Update!!!
108
Bab 107. Tragedi
109
Bab 108. Meresahkan
110
Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111
Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112
Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113
Bab 112. Kepanikan
114
Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115
Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116
Bab 115. Tendangan Pertama
117
Bab 116. Jangan Pergi
118
Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119
Bab 118. Bad Mood
120
Bab 119. Mode Judes
121
Bab 120. Kuliner Malam
122
Bab 121. Pak Bakpau
123
Bab 122. Secinta Itu Memang
124
Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125
Bab 124. Kegalauan Andra
126
Bab 125. Miko Dan Maura
127
Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128
Bab 127. Derita Belum Usai
129
Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130
Bab 129. Suami Siaga
131
Bab 130. Melahirkan
132
Bab 131. Malaikat Baru
133
Bab 132. Janji Kai
134
Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135
Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136
Bab 135. Hampir Kebablasan
137
Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138
Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139
Bab 138. Geram
140
Bab 139. Kisah Tersembunyi
141
Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142
Bab 141. Sultan Mah Bebas
143
Bab 142. Beruntung Memilikimu
144
Bab 143. Tak Sabar
145
Bab 144. Menjelang Hari H
146
Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147
Bab 146. Kondangan
148
Bab 147. Kegugupan Rasya
149
Bab 148. Ijab Kobul
150
Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151
Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152
Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153
Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154
Bab 153. Good Wife And Good Mom
155
Bab 154. Pemicu Kehancuran
156
Bab 155. Tak Berarti
157
Bab 156. Alasan
158
Bab 157. Demi Sahabat
159
Bab 158. Ganti Rugi
160
Bab 159. Sambutan Kepulangan
161
Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162
Bab 161. Tingkah Menjijikan
163
Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164
Bab 163. Kepedulian Rapa
165
Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166
Bab 165. Rahasia Andra
167
Bab 166. Terungkap
168
Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169
Bab 168. Bidadari Pelindung
170
Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171
Bab 170. Resah
172
Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173
Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174
Bab 173. Story Maura-Miko
175
Bab 174. Story Rasya
176
Bab 175. Story Rasya #2
177
Bab 176. Story Rasya #3
178
Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179
Bab 178. Story Andra
180
Bab 179. Story Andra #2
181
Bab 180. Story Andra #3
182
Bab 181. Story Andra #4
183
Bab 182. Story Andra-Dini
184
Bab 183. Bonus Chapter
185
Bab 184. Bonus Chapter #2
186
Bab 185. Bonus Chapter #3
187
Bab 186. Bonus Chapter #4
188
Bab 187. Bonus Chapter #5
189
Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!