Bab 7. Reuni SMA

“Silahkan tuan putri,” Kai membukakan pintu mobil untuk Laura yang malam ini tampil begitu cantik dalam balutan gaun berwarna biru lembut sepanjang mata kaki tanpa lengan. Rambutnya di biarkan tergerai indah, dan hanya berhiaskan jepit rambut Mutiara. Make up yang menempel di wajahnya hanya make up tipis natural, tapi sukses membuat Laura secantik bidadari, bahkan sepertinya bidadari pun kalah cantik oleh Laura malam ini.

“Yakin nih gak mau gandeng,” goda Kai begitu Laura hendak melangkahkan kaki menuju hotel yang ada di depannya, tempat dimana acara reuni diselenggarakan.

Dengan terpaksa Laura menautkan tangannya di lengan Kaivan dan berjalan bersama menuju lobi hotel, lalu masuk ke dalam lift bersama beberapa orang lainnya yang sudah lebih dulu menunggu. Setibanya di ballroom lantai lima belas, gugup itu mulai Laura rasakan apalagi saat melihat orang-orang yang cukup dirinya ingat memanggil Kai, menyuruhnya untuk menghampiri.

Awalnya Laura tidak ingin ikut, tapi Kai tidak mau melepaskannya, jadilah disini Laura berdiri sekarang, di depan kedua teman Kaivan yang masih Laura ingat wajah dan namanya. Rasya dan Andra, sahabat dekat Kai sejak SMA dulu. Dan tidak menyangka bahwa hingga saat ini mereka masih bersahabat. Padahal setahu Laura semua akan berpencar setelah sama-sama sukses.

“Siapa nih Kai yang lo gandeng? Cantik, boleh kali kenalin sama gue,” ujar Andra tersenyum manis pada Laura yang membuang muka.

“Lo gak kenal?” tanya Kai pada sahabatnya itu. Andra dan Rasya menatap lamat-lamat, membuat Laura risi karenanya, dan semakin mengeratkan cengkeramannya di tangan Kai.

“Kayak kenal sih, tapi gue lupa. Memangnya dia siapa, Kai?” Rasya menggaruk kepala belakangnya saat tidak juga dapat mengingat sosok dalam gandengan Kaivan.

“Calon istri gue,” ucap Kai, langsung mendapat cubitan dari Laura. Namun Kai sendiri malah tertawa karenanya.

“Serius lo, Kai?” heboh Andra sampai menarik perhatian yang lainnya. Orang-orang yang semula sibuk dengan aktivitasnya masing-masing mulai menghampiri Kai, Rasya dan Andra. Semua menatap penasaran ke arah Laura sambil menyapa Kai dengan akrab. Laura tahu Kai memiliki banyak teman di tengah tempramennya yang buruk, mereka tetap solid dan menjadi teman yang care, meski tidak semuanya. Tapi Laura cukup iri dengan itu, pasalnya ia tidak memiliki teman satu pun. Pernah dulu, namun sayangnya yang dianggapnya sahabat itu bermuka dua.

“Lo Laura ‘kan?” salah satu dari mereka ternyata mengenali dirinya, Laura hanya tersenyum kecil sebagai respons, namun tidak menyangka bahwa mereka akan berubah heboh terutama Andra dan Rasya yang sempat tidak mengenali.

“Lo beneran Laura?” ulang Andra memastikan.

“Iya,” singkat Laura menjawab dengan seulas senyum di bibir. Membuat beberapa dari mereka terpesona sampai lupa bagaimana menutup mulut dan bernapas.

“An**r, kok makin cantik!" seru Rasya, satu diantara beberapa orang yang terpesona akan Laura. Kai yang menyadari tatapan kagum teman-temannya itu pun dengan segera menarik Laura, menyembunyikan perempuan itu dalam pelukannya, sekaligus memberi tahu semua orang yang ada di sana bahwa Laura adalah miliknya. Ya, meskipun ajakan balikannya belum juga di’iya’kan.

“Punya gue, ingat!” tegas Kai penuh peringatan. “Awas deh lo pada minggir, calon istri gue pegel berdiri terus dari tadi,” lanjut Kai meminta teman-temannya itu memberi jalan untuk dirinya dan Laura.

“Lo apa-apaan sih, Kai!” gerutu Laura pelan.

“Apa-apaan gimana maksudnya, sayang?” alis Kai terangkat sebelah, tidak paham dengan maksud dari ucapan perempuan cantik itu.

“Ngakuin gue sebagai calon istri, ingat ya gu—”

“Emangnya kamu yakin gak mau nikah sama aku?” potong Kai cepat. Ia tidak mau mendengar kembali penolakan tak langsung Laura yang sudah sering kali dilontarkannya.

“Y—ya bu—bukan gi—”

“Oke fix, berarti kamu mau nikah sama aku,” lagi Kai memotong kalimat Laura dengan cepat, kali ini di susul dengan satu kecupan singkat di pelipis Laura, membuat perempuan itu mematung, dan menatap Kai dengan sorot mata sulit diartikan.

“Aku sadar sudah mengecewakan kamu di masa lalu, La, tapi di masa sekarang dan masa yang akan datang aku berjanji untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Sejak dimana kamu mengakhiri hubungan kita dulu, sejak saat itu pula lah penyesalan muncul dan menghantuiku selama sepuluh tahun ini. Aku sadar kesalahanku dulu tidak bisa begitu saja kamu maafkan, tapi tolong, beri aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku mencintaimu, sejak dulu hingga sekarang dan di masa yang akan datang cinta ini hanya milik kamu seorang. Aku tidak akan memintamu untuk percaya, aku hanya minta sebuah kesempatan untuk aku membuktikannya. Laura, apa kamu mau memberiku kesempatan kedua?” ungkap Kai dengan sungguh-sungguh. Matanya menatap tepat iris Laura dengan kening yang saling bersentuhan, elusan lembut Kai berikan di pipi mulus perempuan cantik itu. Kai menunggu jawaban Laura saat ini.

“Kai ….”

“Please say yes!” mohon Kaivan dengan raut memelas.

Laura memejamkan matanya sejenak, menarik dan membuang napasnya perlahan, lalu …

“Oke, terakhir,” jawab Laura pada akhirnya. Mata Kai membulat, kedua sudut bibirnya terangkat sempurna, dan hampir saja sebuah teriakan gembira meluncur jika saja tidak cepat-cepat Laura membungkam mulutnya.

“Kamu serius ‘kan La?” tanya Kaivan untuk memastikan. Laura mengangguk yakin dengan senyum tipis terukir manis. “Terima kasih, sayang.” Bisik Kai benar-benar bahagia, bahkan saking bahagianya kini Kai memeluk Laura begitu erat, membuat perempuan itu sesak karenanya.

“Kai—”

“Maaf sayang,” cengir Kai melepaskan pelukannya, lalu membawa Laura menuju meja bundar yang masih kosong, tidak sama sekali memedulikan berpasang-pasang mata yang memperhatikan tingkah aneh mereka. Lebih tepatnya tingkah aneh Kai, karena Laura tentu normal-normal saja.

“Mau minum apa? Aku ambilin,”

“Orange jus,” singkat Laura menjawab. Kai mengangguk lalu bangkit dari duduknya.

“Tunggu sebentar, jangan ke mana-mana,” pesan Kaivan seraya mengusak pelan rambut Laura. Perempuan itu hanya memutar bola mata jengah, meski tidak dapat di bohongi bahwa hatinya berdesir hangat dengan perhatian sederhana yang Kai berikan.

Niat Kai yang semula hanya akan mengambil minum teralihkan dengan berbagai kue yang terhidang di meja panjang yang di khususkan untuk menjamu tamu undangan. Kai bukan pecinta manis seperti kue-kue itu, namun keberadaan cup cake strawberry diantara kue-kue lainnya menarik perhatian Kai, karena itu adalah kesukaan Laura.

Saat mereka pacaran dulu, Kai sering kali membeli kue seperti itu untuk Laura, dan mumpung sekarang ada, Kai tidak akan mengabaikannya. Kekasihnya itu pasti senang ia bawakan kue kesukaannya.

“Hai Kai,” sapa seorang perempuan, membuat Kai yang tengah mengambil beberapa kue menoleh ke asal suara.

“Oh, hai Sil,” balas Kai seadanya, lalu melangkah mengambil dua gelas minuman. Tidak lagi menghiraukan perempuan yang menyapanya barusan. Namun Kai tidak mengira bahwa perempuan itu akan mengikutinya.

“Lo kerepotan kayaknya, boleh gue bantu,” kata Prisil - perempuan yang beberapa detik lalu menyapa Kai.

“Gak perlu, gue bisa kok,” jawab Kai yang lagi dan lagi tanpa respons berarti.

“Lo datang sama siapa?” tidak menyerah, Prisil kembali bertanya pada Kaivan yang sudah melangkahkan kaki kembali menuju mejanya, yang kini sudah di isi kedua sahabatnya, dan sialnya kedua bujangan itu malah melancarkan aksi menggoda Laura, membuat rahang Kai mengeras dan ia menambah laju langkahnya, mengabaikan celotehan kepo Prisil.

“Siapa yang izinin kalian berdua goda-goda calon istri gue?!” tajam Kai pada dua sahabatnya.

“Yaelah, Kai, pelit amat lo sama sohib sendiri. Perasaan si amat juga gak kenal lo,” delik Andra sebal.

“Bod*!” Kai lalu duduk di samping Laura setelah menyimpan minuman dan juga piring berisi kue yang di ambilnya. “Cup cake strawberry. Kamu masih suka ‘kan?” tanya Kai dengan suara berubah lembut. Laura mengangguk antusias, dengan segera mengambil kue di piring dan melahapnya tanpa lebih dulu mengucapkan terima kasih. Kai hanya bisa geleng-geleng kepala, sudah tahu bagaimana Laura jika sudah dihadapkan dengan makanan kesukaannya satu itu.

“Pelan-pelan makannya, sayang, nih sampai belepotan gini,” tangan Kai terulur menyeka sudut bibir Laura yang terdapat whipcream.

Apa yang dilakukan Kai tersebut sukses membuat Laura mematung, Andra dan Rasya melongo sedangkan perempuan yang tadi mengikuti Kai mengepalkan tangannya, sebelum kemudian melangkah menghampiri sambil mengulas senyum.

“Hai, boleh gue gabung?” tanyanya dengan sok akrab. Andra dan Rasya yang tahu siapa perempuan itu langsung memutar bola matanya malas. Nenek sihir berwajah bidadari memulai aksi. Itulah yang ada dalam pikiran mereka.

Kai hendak menolak, tapi Laura lebih dulu mempersilahkan. Kai di buat bingung sendiri. Ia masih ingat beberapa hari lalu saat di rumah sakit Laura masih terlihat membenci perempuan yang dulu dianggapnya sahabat. Lalu kenapa sekarang Laura bisa bersikap biasa aja? Apa mungkin kekasihnya itu sudah memaafkan Prisil?

“Lo Laura ‘kan?” Prisil menunjuk Laura dengan mulut terbuka, terkejut.

“Iya,” jawab Laura tersenyum manis. “Halo Prisil, lama tidak bertemu. Gimana kabar lo?” sapa Laura seperti teman lama yang baru kembali bertemu.

“Ah, baik, gue baik,” Prisil memaksakan senyumnya. “Kalian balikan?” lanjutnya bertanya, menunjuk Kai dan Laura bergantian.

“Kami gak pernah putus,” jawab Laura tenang, mengejutkan Kai dan kedua sahabatnya.

“Bu—bukannya waktu itu ….”

“Kami cuma pura-pura putus saat itu. Gue sengaja minta Kai buat ngasih kesempatan lo jadi pacarnya karena gue tahu lo suka sama Kai, sampai segala cara lo lakuin termasuk laporin gue yang enggak-enggak,” Laura menarik kedua sudut bibirnya semakin lebar, senyum manis yang entah mengapa malah membuat suasana di meja itu jadi menyeramkan, Andra dan Rasya sampai bergidik mendengarnya.

“Sebagai sahabat bukannya gue begitu baik?” lanjutnya menohok tepat harga diri Prisil. Wajah perempuan itu memerah, antara kesal dan malu.

Sementara Laura kembali mengalihkan perhatiannya pada makanan yang Kai bawa, tidak lagi memedulikan mantan sahabatnya itu.

“Ini enak banget loh, Ay, beda banget sama yang biasa kamu beli,” komentar Laura pada cup cake yang sedang dinikmatinya.

“Masa sih,” Kai mencuri satu gigitan cake di tangan Laura, memanfaatkan sandiwara yang dimainkan kekasihnya itu. Kapan lagi coba Laura bersikap manis seperti ini. Pikir Kai mengelum senyum. “Tapi lebih enak buatanku deh, Yank, soalnya kan aku buatnya pakai cinta,” kedip Kai genit, membuat wajah Laura bersemu merah, dan Kai gemas melihatnya, sayang jika ia tidak mengecupnya. Sekali lagi Kai mencuri kesempitan dalam kesempatan.

Terpopuler

Comments

keyla

keyla

terbalik,kesempatan dlm kesempitan🤣🤣

2023-01-01

0

Taufan Kamilah

Taufan Kamilah

anjay keren abis si kai memanfaatkan kesempatan. baca juga terikat Mumtaz ya

2021-11-03

0

AzaleaQueenza

AzaleaQueenza

laura waktu kecil kayaknya indigo

2021-10-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Laki-laki Itu
2 Bab 2. Penolakan
3 Bab 3. Jangan Berharap
4 Bab 4. Terus Berusaha
5 Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6 Bab 6. Tentang Masa Lalu
7 Bab 7. Reuni SMA
8 Bab 8. Babysitter
9 Bab 9. Gengsi
10 Bab 10. Demam
11 Bab 11. Ketakutan Kai
12 Bab 12. Ancaman Kai
13 Bab 13. I Love You Too
14 Bab 14. Anak Cabe
15 Bab 15. Lamaran
16 Bab 16. Terlantar
17 Bab 17. Masa Lalu Kai
18 Ba 18. Derita Rapa
19 Bab 19. Patah Hati Masal
20 Bab 20. Batal Tunangan (?)
21 Bab 21. Menyebalkan
22 Bab 22. Mengenang
23 Bab 23. Menggemaskan
24 Bab 24. Duo Kurbel
25 Bab 25. Terancam
26 Bab 26. Hari Melelahkan
27 Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28 Bab 28. Menyetok Pelukan
29 Bab 29. Berjuang Sendirian
30 Bab 30. Menyulut Emosi
31 Bab 31. Ijab Kobul
32 Bab 32. Ide Pernikahan
33 Bab 33. Sosok Menyeramkan
34 Bab 34. Drama Lama
35 Bab 35. Tidak Percaya Diri
36 Bab 36. Pesanan
37 Bab 37. Gaun Pengantin
38 Bab 38. Masih Ada Waktu
39 Bab 39. Bahagia Sederhana
40 Bab 40. Pengalaman Pertama
41 Bab 41. Supermarket
42 Bab 42. Sweet Night
43 Bab 43. Suka Kamu
44 Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45 Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46 Bab 46. Janji Kai
47 Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48 Bab 48. Kesembuhan Leo
49 Bab 49. Perdebatan Kecil
50 Bab 50. Melepaskan
51 Bab 51. Ngidam Laura
52 Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53 Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54 Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55 Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56 Bab 56. Rencana Kepulangan
57 Bab 57. Back Home
58 Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59 Bab 59. Poor Rasya
60 Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61 Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62 Bab 62. Rencana Kai
63 Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64 Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65 Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66 Bab 66. Resmi Kehilangan
67 Bab 67. Sosok Bidadari
68 Bab 68. Cita-cita Terbesar
69 Bab 69. Keributan
70 Bab 70. Tidak Tahu Diri
71 Bab 71. Mari Lupakan
72 Bab 72. Ancaman Baru
73 Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74 Bab 74. Keresahan
75 Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76 Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77 Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78 Bab 78. Terlampau Santai
79 Bab 79. Objek Cemburu
80 Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81 Bab 81. Memalukan
82 Bab 82. Nyaman
83 Bab 83. Kehidupan Baru
84 Bab 84. Kabar Bahagia
85 Bab 85. Ngidam
86 Bab 86. Salah Pilih Lawan
87 Bab 87. Berlebihan
88 Bab 88. Nasib Bawahan
89 Bab 89. Ceroboh
90 Bab 90. Good Night
91 Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92 Bab 92. Masalah Rasya
93 Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94 Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95 Bab 95. Khawatir Berlebihan
96 Bab 96. Night Moment
97 Bab 97. Gangguan
98 Bab 98. Bodyguard
99 Bab 99. Perasaan Andra
100 Bab 100. Membiasakan Diri
101 Bab 101. Tak Sabar
102 Bab 102. Kenyataan
103 Bab 103. Kena Imbas
104 Bab 104. Emosi Andra
105 Bab 105. Bikin Elus Dada
106 Bab 106. Julid
107 Bukan Update!!!
108 Bab 107. Tragedi
109 Bab 108. Meresahkan
110 Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111 Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112 Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113 Bab 112. Kepanikan
114 Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115 Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116 Bab 115. Tendangan Pertama
117 Bab 116. Jangan Pergi
118 Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119 Bab 118. Bad Mood
120 Bab 119. Mode Judes
121 Bab 120. Kuliner Malam
122 Bab 121. Pak Bakpau
123 Bab 122. Secinta Itu Memang
124 Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125 Bab 124. Kegalauan Andra
126 Bab 125. Miko Dan Maura
127 Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128 Bab 127. Derita Belum Usai
129 Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130 Bab 129. Suami Siaga
131 Bab 130. Melahirkan
132 Bab 131. Malaikat Baru
133 Bab 132. Janji Kai
134 Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135 Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136 Bab 135. Hampir Kebablasan
137 Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138 Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139 Bab 138. Geram
140 Bab 139. Kisah Tersembunyi
141 Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142 Bab 141. Sultan Mah Bebas
143 Bab 142. Beruntung Memilikimu
144 Bab 143. Tak Sabar
145 Bab 144. Menjelang Hari H
146 Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147 Bab 146. Kondangan
148 Bab 147. Kegugupan Rasya
149 Bab 148. Ijab Kobul
150 Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151 Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152 Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153 Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154 Bab 153. Good Wife And Good Mom
155 Bab 154. Pemicu Kehancuran
156 Bab 155. Tak Berarti
157 Bab 156. Alasan
158 Bab 157. Demi Sahabat
159 Bab 158. Ganti Rugi
160 Bab 159. Sambutan Kepulangan
161 Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162 Bab 161. Tingkah Menjijikan
163 Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164 Bab 163. Kepedulian Rapa
165 Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166 Bab 165. Rahasia Andra
167 Bab 166. Terungkap
168 Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169 Bab 168. Bidadari Pelindung
170 Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171 Bab 170. Resah
172 Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173 Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174 Bab 173. Story Maura-Miko
175 Bab 174. Story Rasya
176 Bab 175. Story Rasya #2
177 Bab 176. Story Rasya #3
178 Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179 Bab 178. Story Andra
180 Bab 179. Story Andra #2
181 Bab 180. Story Andra #3
182 Bab 181. Story Andra #4
183 Bab 182. Story Andra-Dini
184 Bab 183. Bonus Chapter
185 Bab 184. Bonus Chapter #2
186 Bab 185. Bonus Chapter #3
187 Bab 186. Bonus Chapter #4
188 Bab 187. Bonus Chapter #5
189 Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190 Info
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Bab 1. Laki-laki Itu
2
Bab 2. Penolakan
3
Bab 3. Jangan Berharap
4
Bab 4. Terus Berusaha
5
Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6
Bab 6. Tentang Masa Lalu
7
Bab 7. Reuni SMA
8
Bab 8. Babysitter
9
Bab 9. Gengsi
10
Bab 10. Demam
11
Bab 11. Ketakutan Kai
12
Bab 12. Ancaman Kai
13
Bab 13. I Love You Too
14
Bab 14. Anak Cabe
15
Bab 15. Lamaran
16
Bab 16. Terlantar
17
Bab 17. Masa Lalu Kai
18
Ba 18. Derita Rapa
19
Bab 19. Patah Hati Masal
20
Bab 20. Batal Tunangan (?)
21
Bab 21. Menyebalkan
22
Bab 22. Mengenang
23
Bab 23. Menggemaskan
24
Bab 24. Duo Kurbel
25
Bab 25. Terancam
26
Bab 26. Hari Melelahkan
27
Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28
Bab 28. Menyetok Pelukan
29
Bab 29. Berjuang Sendirian
30
Bab 30. Menyulut Emosi
31
Bab 31. Ijab Kobul
32
Bab 32. Ide Pernikahan
33
Bab 33. Sosok Menyeramkan
34
Bab 34. Drama Lama
35
Bab 35. Tidak Percaya Diri
36
Bab 36. Pesanan
37
Bab 37. Gaun Pengantin
38
Bab 38. Masih Ada Waktu
39
Bab 39. Bahagia Sederhana
40
Bab 40. Pengalaman Pertama
41
Bab 41. Supermarket
42
Bab 42. Sweet Night
43
Bab 43. Suka Kamu
44
Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45
Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46
Bab 46. Janji Kai
47
Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48
Bab 48. Kesembuhan Leo
49
Bab 49. Perdebatan Kecil
50
Bab 50. Melepaskan
51
Bab 51. Ngidam Laura
52
Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53
Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54
Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55
Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56
Bab 56. Rencana Kepulangan
57
Bab 57. Back Home
58
Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59
Bab 59. Poor Rasya
60
Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61
Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62
Bab 62. Rencana Kai
63
Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64
Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65
Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66
Bab 66. Resmi Kehilangan
67
Bab 67. Sosok Bidadari
68
Bab 68. Cita-cita Terbesar
69
Bab 69. Keributan
70
Bab 70. Tidak Tahu Diri
71
Bab 71. Mari Lupakan
72
Bab 72. Ancaman Baru
73
Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74
Bab 74. Keresahan
75
Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76
Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77
Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78
Bab 78. Terlampau Santai
79
Bab 79. Objek Cemburu
80
Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81
Bab 81. Memalukan
82
Bab 82. Nyaman
83
Bab 83. Kehidupan Baru
84
Bab 84. Kabar Bahagia
85
Bab 85. Ngidam
86
Bab 86. Salah Pilih Lawan
87
Bab 87. Berlebihan
88
Bab 88. Nasib Bawahan
89
Bab 89. Ceroboh
90
Bab 90. Good Night
91
Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92
Bab 92. Masalah Rasya
93
Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94
Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95
Bab 95. Khawatir Berlebihan
96
Bab 96. Night Moment
97
Bab 97. Gangguan
98
Bab 98. Bodyguard
99
Bab 99. Perasaan Andra
100
Bab 100. Membiasakan Diri
101
Bab 101. Tak Sabar
102
Bab 102. Kenyataan
103
Bab 103. Kena Imbas
104
Bab 104. Emosi Andra
105
Bab 105. Bikin Elus Dada
106
Bab 106. Julid
107
Bukan Update!!!
108
Bab 107. Tragedi
109
Bab 108. Meresahkan
110
Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111
Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112
Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113
Bab 112. Kepanikan
114
Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115
Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116
Bab 115. Tendangan Pertama
117
Bab 116. Jangan Pergi
118
Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119
Bab 118. Bad Mood
120
Bab 119. Mode Judes
121
Bab 120. Kuliner Malam
122
Bab 121. Pak Bakpau
123
Bab 122. Secinta Itu Memang
124
Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125
Bab 124. Kegalauan Andra
126
Bab 125. Miko Dan Maura
127
Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128
Bab 127. Derita Belum Usai
129
Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130
Bab 129. Suami Siaga
131
Bab 130. Melahirkan
132
Bab 131. Malaikat Baru
133
Bab 132. Janji Kai
134
Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135
Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136
Bab 135. Hampir Kebablasan
137
Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138
Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139
Bab 138. Geram
140
Bab 139. Kisah Tersembunyi
141
Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142
Bab 141. Sultan Mah Bebas
143
Bab 142. Beruntung Memilikimu
144
Bab 143. Tak Sabar
145
Bab 144. Menjelang Hari H
146
Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147
Bab 146. Kondangan
148
Bab 147. Kegugupan Rasya
149
Bab 148. Ijab Kobul
150
Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151
Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152
Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153
Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154
Bab 153. Good Wife And Good Mom
155
Bab 154. Pemicu Kehancuran
156
Bab 155. Tak Berarti
157
Bab 156. Alasan
158
Bab 157. Demi Sahabat
159
Bab 158. Ganti Rugi
160
Bab 159. Sambutan Kepulangan
161
Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162
Bab 161. Tingkah Menjijikan
163
Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164
Bab 163. Kepedulian Rapa
165
Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166
Bab 165. Rahasia Andra
167
Bab 166. Terungkap
168
Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169
Bab 168. Bidadari Pelindung
170
Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171
Bab 170. Resah
172
Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173
Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174
Bab 173. Story Maura-Miko
175
Bab 174. Story Rasya
176
Bab 175. Story Rasya #2
177
Bab 176. Story Rasya #3
178
Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179
Bab 178. Story Andra
180
Bab 179. Story Andra #2
181
Bab 180. Story Andra #3
182
Bab 181. Story Andra #4
183
Bab 182. Story Andra-Dini
184
Bab 183. Bonus Chapter
185
Bab 184. Bonus Chapter #2
186
Bab 185. Bonus Chapter #3
187
Bab 186. Bonus Chapter #4
188
Bab 187. Bonus Chapter #5
189
Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!