Bab 17. Masa Lalu Kai

“Berasa ngajak main anak-anak ya, Yank, padahal nikah aja kita belum,” kekeh Kai melihat bagaimana mereka berdua sibuk mengikuti Nathan dan Nathael yang antusias dengan berbagai permainan yang ada di Universal studio. Laura sampai kewalahan dan lelah mengikutinya. Untung ada Kai, jika tidak sudah pasti dua bocah itu hilang di keramaian.

“Gak apa-apalah hitung-hitung belajar,” respons Laura dengan santai, entah itu diucapkan dengan sadar atau tidak, yang jelas Kai senang kekasihnya tidak membantah seperti biasanya.

“Mau punya anak berapa kita nanti?” mengambil kesempatan dalam mood baik sang kekasih, Kai mulai memancing pembahasan serius tentang masa depan mereka. Karena Jujur saja Kai sudah ingin segera berumah tangga dengan gadis itu.

“Dua anak lebih baik,” lirik Laura seraya mengedipkan sebelah matanya kemudian bangkit dari duduk, melangkah menghampiri dua ponakannya yang masih asik bermain. Kai sendiri mengelum senyumnya sebelum menyusul sang kekasih. Harapan besar sudah mendapat lampu hijau, semoga tidak lama lagi ia bisa sepenuhnya memiliki sang terkasih.

Sisa hari mereka di Singapura tidak hanya dihabiskan di Universal studio saja, Laura mengajak dua ponakan dan kekasihnya menuju tempat-tempat lain yang menjadi favoritnya, tempat yang tentu saja sudah Laura kenal baik mengingat dirinya cukup lama tinggal di negara ini. Meskipun terlalu sibuk dengan kuliahnya, Laura tetap menyempatkan diri untuk mengeksplor tempat-tempat di Singapura ini bersama teman-temannya.

Tidak lupa Laura juga mengabadikan moment langka ini lewat foto yang langsung Kai unggah di media socialnya, sedangkan Laura lebih senang mengoleksinya sendiri di ponsel, tanpa membagikan setiap moment yang dirinya miliki pada dunia luar. Perbedaan yang berbanding terbalik dengan Kai.

Puas dengan bermain dan membeli oleh-oleh, keempatnya memutuskan untuk kembali ke apartement dan istirahat sebelum besok kembali pulang ke tanah air dan mulai melakukan aktivitas seperti biasanya. Nathan dan Nathael sudah tumbang begitu tiba, begitupun dengan Kai. Hanya Laura yang masih terlihat segar meskipun hanya sedikit.

Jam di dinding masih menunjukan pukul delapan malam, masih cukup siang untuk tertidur. Itu sebabnya Laura memilih mengemas barang-barang yang akan dirinya bawa pulang agar besok tidak terlalu kerepotan.

“Yank, kamu gak istirahat?” Kai berdiri di ambang pintu kamar Laura dengan wajah lesu yang begitu ketara.

“Iya nanti. Kamu kenapa ke sini? Lanjut istirahat sana,” Kai bukannya menuruti, laki-laki itu malah justru melangkah masuk dan duduk di samping Laura yang tengah mengemas oleh-oleh mereka ke dalam koper.

Sebenarnya oleh-oleh seperti ini sudah tidak aneh untuk keluarganya tapi Lyra juga Indah sebagai ibu-ibu ingin membagi para tetangga. Entahlah niatnya memberi atau pamer, Laura tidak paham dengan pemikiran para sesepuh.

“Mau bantu kamu aja,” kata Kai mulai membuka kantung belanjaan berisi mainan si kembar yang Kai beli kemarin tanpa Laura.

“Itu beli mainan sebanyak itu buat apa coba? Nathan sama El udah besar loh, gak pernah mainin yang gituan lagi,” mata Laura membulat melihat bermacam mainan yang dibeli ponakannya.

“Itu semua kamu yang bayar?” Kai hanya mengangguk sebagai jawaban. Laura berdecak seraya geleng kepala menatap mainan yang berhamburan di karpet berbulu tebal yang menjadi alas lantai kamarnya.

“Astaga, gak mungkin ini cuma abis sejuta dua juta. Gak mau tahu pokoknya ini semua harus Bang Rapa ganti. Tuh bocah nyebelin emang, gak beda jauh sama Emaknya, doyan belanja!” lanjut Laura mengomel.

“Gak apa-apa kali, Yank, kalau selagi ada uang,” santainya tidak terlalu mempermasalahkan ia habis berapa banyak uang untuk membeli semua barang-barang kurang berguna itu selagi calon ponakannya senang.

“Bukan masalah uangnya, aku tahu kamu punya lebih dari cukup, tapi gak bisa gitu dong nanti dia kebiasaan berani minta sama orang lain. Gak pokoknya, Bang Rapa harus ganti. Belum apa-apa udah diporotin aja, emang dasar dia tuh Abang kurang akhlak! Bisa banget ngemanfaatin orang,” omelnya bersungut-sungut.

Kai hanya memperhatikan dengan sesekali senyum. Dalam benaknya ia membayangkan bagaimana kehidupannya setelah menikah nanti. Pasti seru mendengar omelan-omelan Laura padanya yang susah dibilangin.

Terkadang Kai sulit percaya, seorang Laura yang sejak dulu dikenal dengan pribadi yang tenang dan cuek bisa secerewet ini. Mengomel untuk hal-hal yang menurutnya tidak terlalu penting.

“Ya udah iya, nanti minta ganti rugi Abang kamu,” ucap Kai mengalah, lalu memeluk kekasihnya itu dari belakang, membuat Laura yang hendak kembali mengeluarkan suaranya tersentak dan mengatupkan mulutnya dengan tubuh menegang.

“Ka- Kai ….”

“Apa sayang?” tanya Kai pura-pura tidak mengerti dengan kegugupan sang kekasih.

“Lep—”

“Biarin seperti ini dulu, please! Aku kangen, Yank, sepuluh tahun pisah dari kamu buat aku gak semangat jalani hidup. Setiap malam aku menyesali kebodohanku dan merutuki diri yang sudah mengecewakanmu. Rasanya seperti aku kehilangan jiwa, apalagi saat tahu kamu memilih untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Saat itu aku ingin menyerah pada hidupku karena merasa bahwa tidak ada orang yang benar-benar menyayangiku. Aku merasa bahwa hidupku percuma. Tapi beruntungnya Papa mulai mau meluangkan waktunya dan kehadiran Mama Indah menyadarkanku mengenai hidup yang berharga ini. Kasih sayang yang semula tidak pernah aku dapatkan akhirnya Mama Indah rela mencurahkannya untukku. Aku bersyukur, di tengah rasa frustrasiku beliau hadir, membantuku untuk menjadi lebih baik. Meredakan setiap emosi yang masih sulit aku kendalikan. Hingga saat ini, waktu mempertemukan kita kembali.”

Kai mengukir senyumnya, tidak menyangka bahwa Tuhan begitu baik kepadanya, mau memberikan kesempatan untuknya merasakan kebahagiaan yang sempurna, cinta yang tulus dan kasih sayang yang berlimpah. Jika semua anak merasakan semua itu di masa kecil mereka, maka Kai merasakan semuanya setelah beranjak dewasa. Tapi Kai tidak menyesali, Ia justru bersyukur setidaknya ia masih bisa merasakannya walau terlambat. Namun bukankah semuanya tidak ada yang terlambat? Ya, karena Tuhan memberikan apa-apa yang kita inginkan di waktu yang tepat. Hanya saja kita yang kadang tidak mensyukurinya.

“Kenapa Om Angga tiba-tiba mau meluangkan waktu untuk kamu? Bukannya kamu bilang kalau Om Angga bahkan jarang pulang ke rumah?” tanya Laura yang masih penasaran akan alasan dibalik ayah dari kekasihnya mau meluangkan waktu, sedangkan selama pacaran dengan Kai saat remaja dulu Laura selalu mendengar bahwa Kai kesepian. Laki-laki itu selalu mengeluh bahwa sang ayah yang tidak lagi pulang, dia hanya bersama pembantu rumah tangga sekaligus pengasuhnya sejak kecil.

“Dulu aku sempat akan terjatuh pada pergaulan yang semakin rusak,” Kai mendongakkan kepala mengingat masa kelamnya, masih dalam posisi memeluk Laura dari belakang karena dengan posisi seperti ini Kai merasa nyaman.

“Mak- maksudmu?” Laura menoleh agar dapat melihat wajah Kai yang berada tepat di pundaknya, keningnya mengerut sebagai tanda bahwa dirinya begitu penasaran akan cerita Kai sebelum perubahannya ini.

Laura tidak pernah mendengar kabar apa pun lagi tentang teman-teman semasa SMA-nya dulu karena ia memang tidak banyak mengenal mereka, paling hanya sekedar nama dan kedekatan biasa yang berhubungan dengan kelompok dan kelas. Kabar Kai apa lagi, karena saat itu Laura memang menutup semua akses untuk laki-laki itu, mulai dari memblokir nomor ponselnya hingga akun di media social. Semuanya tentang masa SMA-nya Laura tinggalkan termasuk perasaannya kepada Kai yang di kuburnya dalam-dalam. Itulah alasan kenapa Laura tidak tahu apa pun yang terjadi dengan pria itu.

“Dulu aku hampir jadi pecadu obat-obatan terlarang, beruntung Rasya dan Andra segera mencegahku dan melaporkanku pada Papa,” cerita Kai sedikit mengulas senyumnya, bersyukur karena ia memiliki dua sahabat yang begitu peduli kepadanya.

“Om Angga marah?” Laura semakin penasaran.

“Hampir pukulin aku malah,” Kai terkekeh pelan. “Tapi Si Rasya dengan berani balik marah sama Papa. Bahkan dia maki-maki Papa saat itu. Rasya dan Andra menyadarkan Papa bahwa apa yang terjadi padaku semua berawal dari pengabaiannya, sejak itu Papa mulai mau membuka dirinya, menyempatkan waktu untukku hingga akhirnya dia datang bersama Mama Indah, mengenalkannya sebagai calon Mamaku.” Lanjutnya mengenang bagaimana awal ia dikenalkan dengan wanita yang sekarang menjadi ibunya.

Awalnya Kai tentu tidak suka, ia menolak kehadiran wanita itu karena menganggap bahwa dengan adanya dia, sang papa akan kembali mengabaikannya. Namun Indah tidak menyerah, terus mendekati Kai, memberi kasih sayang dan juga perhatiannya hingga akhirnya Kai luluh dengan ketulusan ibu tirinya. Sampai sekarang Kai begitu menyayangi Indah selayaknya ibu sendiri, sebab memang tidak ada alasan untuk dirinya membenci wanita paruh baya itu.

“Sejak kepergian kamu, aku tahu bahwa memang sebesar itu pengaruhmu dalam hidupku, padahal kamu tahu sendiri bahwa niat awalku adalah mempermainkan kamu. Sama seperti aku mempermainkan perempuan-perempuan lain, tapi aku malah terperosok terlalu dalam. Kamu memang hebat, Yank,” puji Kai bangga pada sang kekasih dalam pelukannya.

“Yang hebat itu kamu, mau berubah dan memaafkan Om Angga yang sempat mengabaikan kamu,” Laura mengulas senyum bangga.

“Ya, dan aku janji tidak akan mengulang kesalahan Papa untuk anak-anakku kelak. Karena aku sudah tahu bagaimana sakitnya di abaikan sosok orang tua. Kamu mau kan bantu aku?” anggukan adalah jawaban yang Laura berikan, membuat Kai semakin mengeratkan pelukannya dan menjatuhkan kecupan di pipi gadisnya itu seraya mengucapkan terima kasih.

“Sekarang lepasin pelukannya, ya, aku mau lanjut berkemas biar besok gak terlalu repot. Ingat loh pesawat kita jam delapan pagi. Kamu lebih baik istirahat aja deh sama si kembar,” usiran halus Laura tidak sama sekali Kai pedulikan. Laki-laki itu enggan melepaskan kenyamanannya. Laura hanya mendesah pasrah, melanjutkan pekerjaannya dalam gerak yang terbatas.

“Yank,” panggil Kai di depan telinga Laura.

“Hem,” jawaban singkat.

“I love you,” bisik Kai begitu dalam, seolah memberi tahu sang kekasih bahwa dia begitu mencintai perempuan itu.

Laura tidak menjawabnya, perempuan itu hanya diam sesaat sebelum kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Setelahnya suasana kembali sunyi, hanya dentingan jam dan suara napas keduanya yang menjadi background.

***

Terpopuler

Comments

oneng is back

oneng is back

I LOVE U TOO KAI...

2021-03-07

1

uciha sasuke

uciha sasuke

next

2021-03-04

1

Nita Suryani

Nita Suryani

❤️❤️❤️❤️ untuk kai bisa melawan arah negatifnya...

2021-03-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Laki-laki Itu
2 Bab 2. Penolakan
3 Bab 3. Jangan Berharap
4 Bab 4. Terus Berusaha
5 Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6 Bab 6. Tentang Masa Lalu
7 Bab 7. Reuni SMA
8 Bab 8. Babysitter
9 Bab 9. Gengsi
10 Bab 10. Demam
11 Bab 11. Ketakutan Kai
12 Bab 12. Ancaman Kai
13 Bab 13. I Love You Too
14 Bab 14. Anak Cabe
15 Bab 15. Lamaran
16 Bab 16. Terlantar
17 Bab 17. Masa Lalu Kai
18 Ba 18. Derita Rapa
19 Bab 19. Patah Hati Masal
20 Bab 20. Batal Tunangan (?)
21 Bab 21. Menyebalkan
22 Bab 22. Mengenang
23 Bab 23. Menggemaskan
24 Bab 24. Duo Kurbel
25 Bab 25. Terancam
26 Bab 26. Hari Melelahkan
27 Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28 Bab 28. Menyetok Pelukan
29 Bab 29. Berjuang Sendirian
30 Bab 30. Menyulut Emosi
31 Bab 31. Ijab Kobul
32 Bab 32. Ide Pernikahan
33 Bab 33. Sosok Menyeramkan
34 Bab 34. Drama Lama
35 Bab 35. Tidak Percaya Diri
36 Bab 36. Pesanan
37 Bab 37. Gaun Pengantin
38 Bab 38. Masih Ada Waktu
39 Bab 39. Bahagia Sederhana
40 Bab 40. Pengalaman Pertama
41 Bab 41. Supermarket
42 Bab 42. Sweet Night
43 Bab 43. Suka Kamu
44 Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45 Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46 Bab 46. Janji Kai
47 Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48 Bab 48. Kesembuhan Leo
49 Bab 49. Perdebatan Kecil
50 Bab 50. Melepaskan
51 Bab 51. Ngidam Laura
52 Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53 Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54 Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55 Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56 Bab 56. Rencana Kepulangan
57 Bab 57. Back Home
58 Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59 Bab 59. Poor Rasya
60 Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61 Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62 Bab 62. Rencana Kai
63 Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64 Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65 Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66 Bab 66. Resmi Kehilangan
67 Bab 67. Sosok Bidadari
68 Bab 68. Cita-cita Terbesar
69 Bab 69. Keributan
70 Bab 70. Tidak Tahu Diri
71 Bab 71. Mari Lupakan
72 Bab 72. Ancaman Baru
73 Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74 Bab 74. Keresahan
75 Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76 Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77 Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78 Bab 78. Terlampau Santai
79 Bab 79. Objek Cemburu
80 Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81 Bab 81. Memalukan
82 Bab 82. Nyaman
83 Bab 83. Kehidupan Baru
84 Bab 84. Kabar Bahagia
85 Bab 85. Ngidam
86 Bab 86. Salah Pilih Lawan
87 Bab 87. Berlebihan
88 Bab 88. Nasib Bawahan
89 Bab 89. Ceroboh
90 Bab 90. Good Night
91 Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92 Bab 92. Masalah Rasya
93 Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94 Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95 Bab 95. Khawatir Berlebihan
96 Bab 96. Night Moment
97 Bab 97. Gangguan
98 Bab 98. Bodyguard
99 Bab 99. Perasaan Andra
100 Bab 100. Membiasakan Diri
101 Bab 101. Tak Sabar
102 Bab 102. Kenyataan
103 Bab 103. Kena Imbas
104 Bab 104. Emosi Andra
105 Bab 105. Bikin Elus Dada
106 Bab 106. Julid
107 Bukan Update!!!
108 Bab 107. Tragedi
109 Bab 108. Meresahkan
110 Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111 Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112 Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113 Bab 112. Kepanikan
114 Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115 Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116 Bab 115. Tendangan Pertama
117 Bab 116. Jangan Pergi
118 Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119 Bab 118. Bad Mood
120 Bab 119. Mode Judes
121 Bab 120. Kuliner Malam
122 Bab 121. Pak Bakpau
123 Bab 122. Secinta Itu Memang
124 Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125 Bab 124. Kegalauan Andra
126 Bab 125. Miko Dan Maura
127 Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128 Bab 127. Derita Belum Usai
129 Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130 Bab 129. Suami Siaga
131 Bab 130. Melahirkan
132 Bab 131. Malaikat Baru
133 Bab 132. Janji Kai
134 Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135 Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136 Bab 135. Hampir Kebablasan
137 Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138 Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139 Bab 138. Geram
140 Bab 139. Kisah Tersembunyi
141 Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142 Bab 141. Sultan Mah Bebas
143 Bab 142. Beruntung Memilikimu
144 Bab 143. Tak Sabar
145 Bab 144. Menjelang Hari H
146 Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147 Bab 146. Kondangan
148 Bab 147. Kegugupan Rasya
149 Bab 148. Ijab Kobul
150 Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151 Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152 Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153 Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154 Bab 153. Good Wife And Good Mom
155 Bab 154. Pemicu Kehancuran
156 Bab 155. Tak Berarti
157 Bab 156. Alasan
158 Bab 157. Demi Sahabat
159 Bab 158. Ganti Rugi
160 Bab 159. Sambutan Kepulangan
161 Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162 Bab 161. Tingkah Menjijikan
163 Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164 Bab 163. Kepedulian Rapa
165 Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166 Bab 165. Rahasia Andra
167 Bab 166. Terungkap
168 Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169 Bab 168. Bidadari Pelindung
170 Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171 Bab 170. Resah
172 Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173 Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174 Bab 173. Story Maura-Miko
175 Bab 174. Story Rasya
176 Bab 175. Story Rasya #2
177 Bab 176. Story Rasya #3
178 Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179 Bab 178. Story Andra
180 Bab 179. Story Andra #2
181 Bab 180. Story Andra #3
182 Bab 181. Story Andra #4
183 Bab 182. Story Andra-Dini
184 Bab 183. Bonus Chapter
185 Bab 184. Bonus Chapter #2
186 Bab 185. Bonus Chapter #3
187 Bab 186. Bonus Chapter #4
188 Bab 187. Bonus Chapter #5
189 Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190 Info
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Bab 1. Laki-laki Itu
2
Bab 2. Penolakan
3
Bab 3. Jangan Berharap
4
Bab 4. Terus Berusaha
5
Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6
Bab 6. Tentang Masa Lalu
7
Bab 7. Reuni SMA
8
Bab 8. Babysitter
9
Bab 9. Gengsi
10
Bab 10. Demam
11
Bab 11. Ketakutan Kai
12
Bab 12. Ancaman Kai
13
Bab 13. I Love You Too
14
Bab 14. Anak Cabe
15
Bab 15. Lamaran
16
Bab 16. Terlantar
17
Bab 17. Masa Lalu Kai
18
Ba 18. Derita Rapa
19
Bab 19. Patah Hati Masal
20
Bab 20. Batal Tunangan (?)
21
Bab 21. Menyebalkan
22
Bab 22. Mengenang
23
Bab 23. Menggemaskan
24
Bab 24. Duo Kurbel
25
Bab 25. Terancam
26
Bab 26. Hari Melelahkan
27
Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28
Bab 28. Menyetok Pelukan
29
Bab 29. Berjuang Sendirian
30
Bab 30. Menyulut Emosi
31
Bab 31. Ijab Kobul
32
Bab 32. Ide Pernikahan
33
Bab 33. Sosok Menyeramkan
34
Bab 34. Drama Lama
35
Bab 35. Tidak Percaya Diri
36
Bab 36. Pesanan
37
Bab 37. Gaun Pengantin
38
Bab 38. Masih Ada Waktu
39
Bab 39. Bahagia Sederhana
40
Bab 40. Pengalaman Pertama
41
Bab 41. Supermarket
42
Bab 42. Sweet Night
43
Bab 43. Suka Kamu
44
Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45
Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46
Bab 46. Janji Kai
47
Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48
Bab 48. Kesembuhan Leo
49
Bab 49. Perdebatan Kecil
50
Bab 50. Melepaskan
51
Bab 51. Ngidam Laura
52
Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53
Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54
Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55
Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56
Bab 56. Rencana Kepulangan
57
Bab 57. Back Home
58
Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59
Bab 59. Poor Rasya
60
Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61
Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62
Bab 62. Rencana Kai
63
Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64
Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65
Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66
Bab 66. Resmi Kehilangan
67
Bab 67. Sosok Bidadari
68
Bab 68. Cita-cita Terbesar
69
Bab 69. Keributan
70
Bab 70. Tidak Tahu Diri
71
Bab 71. Mari Lupakan
72
Bab 72. Ancaman Baru
73
Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74
Bab 74. Keresahan
75
Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76
Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77
Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78
Bab 78. Terlampau Santai
79
Bab 79. Objek Cemburu
80
Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81
Bab 81. Memalukan
82
Bab 82. Nyaman
83
Bab 83. Kehidupan Baru
84
Bab 84. Kabar Bahagia
85
Bab 85. Ngidam
86
Bab 86. Salah Pilih Lawan
87
Bab 87. Berlebihan
88
Bab 88. Nasib Bawahan
89
Bab 89. Ceroboh
90
Bab 90. Good Night
91
Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92
Bab 92. Masalah Rasya
93
Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94
Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95
Bab 95. Khawatir Berlebihan
96
Bab 96. Night Moment
97
Bab 97. Gangguan
98
Bab 98. Bodyguard
99
Bab 99. Perasaan Andra
100
Bab 100. Membiasakan Diri
101
Bab 101. Tak Sabar
102
Bab 102. Kenyataan
103
Bab 103. Kena Imbas
104
Bab 104. Emosi Andra
105
Bab 105. Bikin Elus Dada
106
Bab 106. Julid
107
Bukan Update!!!
108
Bab 107. Tragedi
109
Bab 108. Meresahkan
110
Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111
Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112
Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113
Bab 112. Kepanikan
114
Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115
Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116
Bab 115. Tendangan Pertama
117
Bab 116. Jangan Pergi
118
Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119
Bab 118. Bad Mood
120
Bab 119. Mode Judes
121
Bab 120. Kuliner Malam
122
Bab 121. Pak Bakpau
123
Bab 122. Secinta Itu Memang
124
Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125
Bab 124. Kegalauan Andra
126
Bab 125. Miko Dan Maura
127
Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128
Bab 127. Derita Belum Usai
129
Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130
Bab 129. Suami Siaga
131
Bab 130. Melahirkan
132
Bab 131. Malaikat Baru
133
Bab 132. Janji Kai
134
Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135
Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136
Bab 135. Hampir Kebablasan
137
Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138
Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139
Bab 138. Geram
140
Bab 139. Kisah Tersembunyi
141
Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142
Bab 141. Sultan Mah Bebas
143
Bab 142. Beruntung Memilikimu
144
Bab 143. Tak Sabar
145
Bab 144. Menjelang Hari H
146
Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147
Bab 146. Kondangan
148
Bab 147. Kegugupan Rasya
149
Bab 148. Ijab Kobul
150
Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151
Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152
Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153
Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154
Bab 153. Good Wife And Good Mom
155
Bab 154. Pemicu Kehancuran
156
Bab 155. Tak Berarti
157
Bab 156. Alasan
158
Bab 157. Demi Sahabat
159
Bab 158. Ganti Rugi
160
Bab 159. Sambutan Kepulangan
161
Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162
Bab 161. Tingkah Menjijikan
163
Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164
Bab 163. Kepedulian Rapa
165
Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166
Bab 165. Rahasia Andra
167
Bab 166. Terungkap
168
Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169
Bab 168. Bidadari Pelindung
170
Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171
Bab 170. Resah
172
Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173
Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174
Bab 173. Story Maura-Miko
175
Bab 174. Story Rasya
176
Bab 175. Story Rasya #2
177
Bab 176. Story Rasya #3
178
Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179
Bab 178. Story Andra
180
Bab 179. Story Andra #2
181
Bab 180. Story Andra #3
182
Bab 181. Story Andra #4
183
Bab 182. Story Andra-Dini
184
Bab 183. Bonus Chapter
185
Bab 184. Bonus Chapter #2
186
Bab 185. Bonus Chapter #3
187
Bab 186. Bonus Chapter #4
188
Bab 187. Bonus Chapter #5
189
Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!