Bab 4. Terus Berusaha

“Selamat pagi calon istri,” sapa Kaivan dengan senyum tampannya yang selalu sukses menjerat wanita manapun. Namun kali ini malah justru tidak mempan untuk Laura, karena perempuan itu malah justru mendengus, terlihat kesal dengan kedatangannya. Bukti bahwa Laura memang tidak pernah mengharapkan kehadirannya.

“Lo ngapain pagi-pagi datang ke sini? Kemarin bukannya udah gue bilang kalau hari ini gue gak kerja?” ketus Laura. Kaivan tidak sedikitpun menyurutkan senyumnya, laki-laki itu memilih menghampiri Laura dan berdiri tepat tiga langkah kecil di depannya.

“Aku tahu. Tapi berhubung hari ini juga aku libur jadi mau ngajak kamu jalan. Gimana, mau?” Laura mengerutkan keningnya dalam, menatap laki-laki di depannya dengan mata memicing curiga.

Laura tahu, Kaivan bohong tentang libur. Dia hanya bersikap seenaknya mentang-mentang dialah bosnya. Libur hanyalah alasan agar bisa bertemu Laura dan mengajak jalan dirinya, tapi jangan harap ia mau. Ck, jangan mimpi! Lagi pula ia libur bukan untuk menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak berguna. Laura memiliki kepentingan yang pastinya tidak berhubungan dengan Kaivan.

“Gak bisa, gue sibuk,” jawabnya tanpa menghilangkan keketusannya. Setelahnya Laura melangkah melewati Kaivan begitu saja. Laura akan ke rumah sebelah untuk meminta sarapan seperti biasa.

Kaivan menatap kepergian Laura dengan sedih, penolakan-penolakan yang di berikan perempuan itu jujur saja membuat Kai rendah diri. Ia tidak yakin bisa meluluhkan perempuan itu, mendapatkan maafnya dan juga kesempatan untuk kembali bersama, memperbaiki semua yang sudah dirinya hancurkan dimasa lalu.

Menarik dan menghembuskan napasnya kembali dengan perlahan, Kai akhirnya mengejar langkah Laura yang sudah hampir tiba di gerbang hingga kini mereka berjalan bersisian. Laura sudah jelas melayangkan tatapan tak sukanya, tapi Kaivan memilih untuk mengabaikan itu. Ia ingat ucapan papanya tempo hari, bahwa dirinya harus sabar dan berjuang karena sekeras apa pun perempuan pada akhirnya mereka akan luluh juga jika diberi perhatian, pengertian dan kelembutan.

Saat SMA dulu Laura cukup sulit dirinya taklukkan, jadi sekali lagi menaklukkannya seharusnya tidak masalah. Semoga saja kali ini Kai berhasil lagi. Dan ia berjanji setelah ini tidak akan menyia-nyiakan Laura seperti dulu.

“Hebat banget lo, Dek, pagi-pagi udah di apelin aja,” entah itu ejekan atau ketakjuban, yang jelas Laura kesal mendengar kalimat kakak iparnya. Ia memilih mengabaikan Rapa dan masuk ke dalam rumah, tanpa mengajak Kaivan sama sekali. Masa bodo dia mau masuk atau tidak.

Namun ternyata Kai tetap mengekor dan itu membuat Laura lagi-lagi mendengus kecil. Untuk pagi ini belum dua jam dirinya membuka mata entah sudah berapa banyak dengusan yang dikeluarkannya, dan itu gara-gara seorang Kaivan. Hari yang seharusnya tenang malah jadi menyebalkan gara-gara laki-laki tidak tahu malu dan keras kepala itu.

“Yang sabar ngadepin cewek judes kayak Si Ela, Kai. Atau lebih baik lo cari cewek lain aja, deh, soalnya dia lebih peduli sama setan-setannya dari pada sama lo,” teriak Rapa berujar sebelum Kai dan Laura melangkah lebih masuk ke dalam rumah. Dan teriakan itu berhasil membuat Laura membalik badan, melayangkan tatapan super tajam pada kakak iparnya.

“Cari mati lo, Bang!” tawa Rapa pecah melihat kekesalan adik dari istrinya itu. Menggoda Laura memang begitu menyenangkan untuk Rapa, sama halnya dengan menggoda papi mertuanya. Anak sama papi memang sama-sama emosian. Rapa menggelengkan kepala pelan.

“Gue mau cari duit, Dek, bukan cari mati. Itu mah nanti Tuhan yang nentuin,” jawab Rapa masih berniat menggoda sang ipar. Kekesalan Laura dan sang papi mertua adalah semangatnya. Sayang hari ini pria tua itu tidak ada. Jadilah sejak sarapan tadi Rapa tidak mendapat asupan semangat yang cukup. Tapi tidak masalah, menggoda Laura sudah cukup membangkitkan semangatnya.

“Awas lo, Bang, gue minta penunggu kamar lo buat gangguin baru tahu rasa!” ancam Laura sengit, membuat Rapa panik seketika dan berjalan masuk kembali, menghampiri adik iparnya yang masih berada di lorong antara ruang tamu dan tengah rumah.

“Jangan gitu dong, Dek, lo gak seru banget sumpah! Masa ancamannya setan mulu, cukup ya seminggu kemarin gue gak nyenyak tidur. Jangan buat gue gila gara-gara setan-setan lo itu,” melas Rapa, wajahnya mulai pucat.

“Bodo, suruh siapa lo-nya nyebelin,” balas Laura acuh, lalu menyentak tangan Rapa yang bergelayut di lengannya hingga pegangan itu terlepas, setelahnya Laura melanjutkan langkah menuju dapur.

“Priela jangan berulah lo, ya, awas aja lo kalau sampai gue gak bisa tidur nanti malam. Gue nikahin lo besok paginya!” teriak Rapa memberi ancaman, tapi Laura tidak sama sekali menanggapi, bahkan perempuan itu sudah menghilang di tembok pembatas antara dapur dan ruang tengah.

“Yang sabar, ya, Bang. Setan gak gigit kok,” Kaivan menepuk pundak Rapa sebanyak dua kali, lalu menyusul Laura menuju dapur. Namun baru saja dua langkah Kaivan maju, Rapa lebih dulu menghentikannya.

“Lo tahu soal ….”

“Cuma isi hatinya yang gue gak tahu tentang Laura,” potong Kaivan dengan seulas senyum tipis, lalu kembali melanjutkan langkah, meninggalkan Rapa yang terbengong bodoh, bahkan pamit Kai tidak dihiraukannya.

“Selamat pagi Om, Tante,” sapa Kaivan begitu tiba di ruang makan.

“Sini-sini Kai duduk, sarapan bareng kita,” antusias Lyra menarik kursi yang ada di sebelahnya, membuat Pandu yang ada di samping berdeham keras, menyadarkan istrinya bahwa ia masih ada di sana.

“Ayah kenapa? Tulang ikannya nyangkut?” tanya polos Lyra pada sang suami.

“Cemburu yang nyangkut, Bun, bukan tulang ikan,” jawab Pandu dengan tatapan sinisnya. Laura yang menyaksikan itu hanya terkekeh pelan dan menggelengkan kepala. Ayahnya masih saja menjadi pria pecemburu dan posesif meski usianya tak lagi muda. Laki-laki manapun yang mendapat perhatian dari Lyra sudah pasti Pandu cemburui termasuk anaknya sendiri. Cih, dasar bucin tiada obat!

“Calon mantu loh ini, Yah, masa dicemburuin,” Lyra menggeleng seraya mengulas senyum dan menarik piring di depan Kai, mengisinya dengan nasi dan juga beberapa lauk sebelum kemudian menyimpan kembali di depan laki-laki itu. Padahal Kai belum mengatakan bahwa ia ingin sarapan. Tapi ya mau bagaimana lagi, Lyra terlalu senang dengan kehadiran laki-laki muda itu yang belum apa-apa sudah menjadi calon menantu idamannya.

“Terima kasih Tante,” ucap Kaivan dengan senyum ramah.

“Sama-sama. Makan yang banyak, ya, Kai. Jangan lupa nambah lagi,” kata Lyra begitu manis, membuat Pandu mendengus dan menarik istrinya itu keluar dari meja makan.

“La, ayah pergi kerja dulu, Bunda kamu Ayah bawa biar gak pecicilan,” Pandu mendelik ke arah istri cantiknya itu sekilas. “Hari ini kamu jadi ketemu Rendra ‘kan?” tanyanya kemudian.

“Jadi Yah, Ela udah buat janji jam sepuluh siang nanti,” jawab Laura. Pandu mengangguk paham sedangkan Kaivan hanya menyimak, ia belum berani bertanya meski penasaran karena takut di anggap tidak sopan oleh calon mertuanya itu terlebih Pandu adalah satu-satunya sosok yang terlihat kurang menyukainya. Terlihat setiap kali dirinya datang selalu tatapan datar dan mengintimidasi yang di berikan pria paruh baya itu, berbeda dengan Leo yang sedikit lebih bersahabat.

Namun meski begitu Pandu tetap ikut andil mendekatkannya dengan Laura. Bahkan seolah memberinya kesempatan untuk Kai membuktikan bahwa ia bisa menaklukan putrinya. Kaivan tahu, Pandu percaya padanya, tapi jika sekali saja Kaivan mengecewakannya, entah apa yang akan terjadi nanti. Semua itu jelas terlihat dari sorot matanya setiap kali bertemu tatap dengannya.

“Kalau begitu biar Kaivan yang antar kamu ke sana, Ayah menyusul nanti. Tapi mungkin sedikit terlambat.”

Laura menatap pria di depannya seraya mendengus malas, lalu setelahnya mengangguk pasrah. Menolak pun Laura sudah tahu bahwa Kai akan keras kepala, apalagi jika ayahnya sudah berkata seperti itu tepat di depannya.

“Kamu tidak sibuk hari ini bukan, Kai?” Pandu beralih menatap Kai. Gelengan menjadi jawaban yang laki-laki muda itu berikan. “Kalau begitu saya titip anak saya. Nanti antarkan dia ke restoran Kaira’s. Awas jangan macam-macam selama berdua!” Peringat Pandu di akhir kalimatnya, tatapannya tajam tertuju pada Kaivan. Setelahnya pria paruh baya itu melenggang pergi, menarik serta istri cantiknya sebelum Kai berhasil menjawab.

“La, kamu mau ketemuan sama siapa?” tanya Kaivan setelah melihat Laura menyelesaikan sarapannya.

“Bukan urusan lo!” ketusnya sambil bangkit dari kursi, berjalan menuju wastafel dengan membawa serta piring kotornya. Nasi yang tinggal sedikit di piringnya segera Kaivan habiskan, lalu berjalan menyusul sang calon tunangan, berdiri di sampingnya sambil memperhatikan Laura yang tengah mencuci piring sebelum kemudian menyerahkan piring bekasnya, dan membantu membilas piring yang baru saja perempuan itu sabuni.

“Rendra siapa?” kembali Kaivan melayangkan tanyanya. Ia tidak menyerah untuk kepo. Rendra? Itu seorang laki-laki, dan Kai tidak akan membiarkan calon tunangannya bertemu dengan pria lain. Kai tidak akan rela.

“Ck, nanya mulu kayak dora! Nanti juga lo tahu sendiri, Kai. Bukannya lo pasti ikut?” decak Laura kesal.

“Memangnya boleh kalau aku ikut?” pertanyaan bodoh yang dilontarkannya itu malah membuat Laura memutar bola mata jengah.

“Gue larang juga bukannya lo selalu gak peduli?” Kai menggaruk belakang kepalanya salah tingkah. Benar apa yang Laura katakan. Dilarang pun akan tetap dirinya ikuti kemanapun calon tunangannya itu pergi, terlebih menemui seorang laki-laki, ya, meski Kai mendengar sendiri bahwa Pandu akan pergi menyusul, tapi tetap saja Kai harus memastikannya ada urusan apa Laura bersama laki-laki bernama Rendra itu sampai mengambil cuti segala. Lagi pula Kaira’s adalah restorannya, alasan yang sangat kuat untuk Kaivan ada di sana.

“Kamu keberatan?”

“Kalau iya, apa lo mau berhenti mengekor dan kepo urusan gue?” dengan cepat Kaivan menggelengkan kepalanya. Itu tidak akan pernah terjadi. Sekeras apa pun Laura berusaha menjauhkan diri darinya, sekeras itu juga ia akan meyakinkan perempuan itu bahwa ia serius berubah menjadi lebih baik dan pantas mendapatkan kesempatan kedua.

***

Cukup lama Kaivan menunggu Laura selesai bersiap, namun itu tidak masalah selama Laura orangnya. Kai sudah berjanji akan sabar dan berusaha memperbaiki diri, jadi, meskipun ia benci menunggu demi seorang Laura Kai rela melakukan apa pun. Bahkan sepertinya Kai akan bersedia jika Laura memintanya terjun ke jurang. Terlalu bucin memang, tapi Kai tidak peduli. Toh, orang lain tidak akan tahu bagaimana menyesalnya Kai selama ini, bagaimana tersiksanya Kai di benci Laura begitu dalam selama sepuluh tahun ini. Hanya orang-orang yang jatuh cinta lah yang paham posisi Kai selama tiga minggu ini.

Langkah kaki terdengar dari arah tangga, membuat Kai segera menoleh, memperhatikan sosok cantik yang turun dari tangga dengan begitu anggunnya. Dress cantik sepanjang lutut berwarna biru laut, rambut panjang terurai yang bagian bawahnya di buat keriting, make up natural, dan juga heels tidak terlalu tinggi mempermanis kaki jenjangnya.

Ingin sekali Kai menyembunyikan perempuan itu untuk dirinya sendiri, andai Laura tidak segalak singa hamil atau ayam beranak yang doyan mematuk jika anaknya di ganggu. Kai pastikan tidak ada siapa pun yang melihat kecantikan makhluk Tuhan satu ini. Sayangnya Laura bukanlah sosok yang suka di atur dan dikekang apalagi oleh Kai.

“Cantik,” puji Kai begitu Laura tiba di undakan paling bawah, dan entah sejak kapan juga Kai tiba di sana. Terlalu larut dalam pesona bidadari yang turun dari tangga membuatnya tak sadar sudah melangkah menghampiri.

Laura menghentikan langkahnya mendengar pujian itu, namun bukan untuk tersanjung melainkan untuk melayangkan delikannya.

“Lo tahu sendiri bahwa gombalan kayak gitu gak pernah mempan sama gue sejak dulu,” ujar Laura lalu kembali melanjutkan langkahnya, melewati Kai begitu saja. Kai terpaku untuk beberapa saat, sebelum kemudian berbalik dan langsung berlari mengejar Laura yang hampir melewati ruang tamu.

“Emang ya dari dulu buat naklukin kamu itu sulit, terlebih sekarang,” Kai mendesah berat begitu langkahnya sudah sejajar dengan Laura.

“Lo udah tahu, kenapa gak nyerah?” ucapnya tanpa menoleh sedikitpun.

“Aku hidup bukan untuk menjadi lemah—”

“Ya, karena lo hidup untuk menjadi playboy brengsek!” sela Laura tajam. Wajahnya merah dan tatapannya penuh kebencian, membuat Kaivan terkejut dan langsung membatu untuk beberapa saat, mencerna sorot mata Laura saat ini.

Entah berapa lama mereka saling terdiam dengan saling berpandangan, yang jelas kini Kai tahu seberapa bencinya Laura terhadapnya. Pelan Kai menghembuskan napasnya, tatapan terkejutnya sudah berubah lembut namun tidak dengan Laura, kabut emosi itu masih ada, terlalu tebal untuk Kai singkirkan dalam waktu singkat.

“Masuk mobil yuk, kamu udah punya janji sama orang ‘kan?” Kai membuka pintu mobil untuk Laura, dan tanpa kata perempuan itu masuk di susul oleh Kai secepat mungkin setelah menutup pintu mobilnya kembali.

“Pakai dulu sabuk pengamannya, La,” perintah Kai saat diliriknya Laura belum terlindungi seat belt. Lagi, tanpa kata-kata Laura menuruti meski tatapannya tetap lurus ke depan.

Seulas senyum tersungging di bibir Kai, lalu setelahnya laki-laki itu melajukan mobil meninggalkan pekarangan rumah milik Leo. Meskipun hanya sunyi yang menemani perjalanan, tidak menyurutkan bahagia di hati Kai karena bisa kembali duduk bersisian dengan perempuan tersayang, tidak peduli perempuan itu bagai patung yang hanya bisa diam. Sedangkan Laura yang sejak tadi bungkam sedang bergulat dengan pikiran dan perasaannya. Bertatapan cukup lama dengan Kai beberapa menit lalu membuat degupan tidak menyenangkan di dadanya terasa menyiksa. Entah karena alasan apa, yang jelas ada sedih dan juga sesak yang mewarnai hatinya.

Terpopuler

Comments

Zahfira Khairani

Zahfira Khairani

ya tegas kan ja ke org tua² klu nolak perjodohan..gt ja ribet...

2023-06-02

1

guest1052981754

guest1052981754

c ccx

2021-07-19

0

Ayu Arthamobilindo

Ayu Arthamobilindo

ta Laura bucin lg

2021-05-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Laki-laki Itu
2 Bab 2. Penolakan
3 Bab 3. Jangan Berharap
4 Bab 4. Terus Berusaha
5 Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6 Bab 6. Tentang Masa Lalu
7 Bab 7. Reuni SMA
8 Bab 8. Babysitter
9 Bab 9. Gengsi
10 Bab 10. Demam
11 Bab 11. Ketakutan Kai
12 Bab 12. Ancaman Kai
13 Bab 13. I Love You Too
14 Bab 14. Anak Cabe
15 Bab 15. Lamaran
16 Bab 16. Terlantar
17 Bab 17. Masa Lalu Kai
18 Ba 18. Derita Rapa
19 Bab 19. Patah Hati Masal
20 Bab 20. Batal Tunangan (?)
21 Bab 21. Menyebalkan
22 Bab 22. Mengenang
23 Bab 23. Menggemaskan
24 Bab 24. Duo Kurbel
25 Bab 25. Terancam
26 Bab 26. Hari Melelahkan
27 Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28 Bab 28. Menyetok Pelukan
29 Bab 29. Berjuang Sendirian
30 Bab 30. Menyulut Emosi
31 Bab 31. Ijab Kobul
32 Bab 32. Ide Pernikahan
33 Bab 33. Sosok Menyeramkan
34 Bab 34. Drama Lama
35 Bab 35. Tidak Percaya Diri
36 Bab 36. Pesanan
37 Bab 37. Gaun Pengantin
38 Bab 38. Masih Ada Waktu
39 Bab 39. Bahagia Sederhana
40 Bab 40. Pengalaman Pertama
41 Bab 41. Supermarket
42 Bab 42. Sweet Night
43 Bab 43. Suka Kamu
44 Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45 Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46 Bab 46. Janji Kai
47 Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48 Bab 48. Kesembuhan Leo
49 Bab 49. Perdebatan Kecil
50 Bab 50. Melepaskan
51 Bab 51. Ngidam Laura
52 Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53 Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54 Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55 Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56 Bab 56. Rencana Kepulangan
57 Bab 57. Back Home
58 Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59 Bab 59. Poor Rasya
60 Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61 Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62 Bab 62. Rencana Kai
63 Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64 Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65 Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66 Bab 66. Resmi Kehilangan
67 Bab 67. Sosok Bidadari
68 Bab 68. Cita-cita Terbesar
69 Bab 69. Keributan
70 Bab 70. Tidak Tahu Diri
71 Bab 71. Mari Lupakan
72 Bab 72. Ancaman Baru
73 Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74 Bab 74. Keresahan
75 Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76 Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77 Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78 Bab 78. Terlampau Santai
79 Bab 79. Objek Cemburu
80 Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81 Bab 81. Memalukan
82 Bab 82. Nyaman
83 Bab 83. Kehidupan Baru
84 Bab 84. Kabar Bahagia
85 Bab 85. Ngidam
86 Bab 86. Salah Pilih Lawan
87 Bab 87. Berlebihan
88 Bab 88. Nasib Bawahan
89 Bab 89. Ceroboh
90 Bab 90. Good Night
91 Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92 Bab 92. Masalah Rasya
93 Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94 Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95 Bab 95. Khawatir Berlebihan
96 Bab 96. Night Moment
97 Bab 97. Gangguan
98 Bab 98. Bodyguard
99 Bab 99. Perasaan Andra
100 Bab 100. Membiasakan Diri
101 Bab 101. Tak Sabar
102 Bab 102. Kenyataan
103 Bab 103. Kena Imbas
104 Bab 104. Emosi Andra
105 Bab 105. Bikin Elus Dada
106 Bab 106. Julid
107 Bukan Update!!!
108 Bab 107. Tragedi
109 Bab 108. Meresahkan
110 Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111 Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112 Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113 Bab 112. Kepanikan
114 Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115 Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116 Bab 115. Tendangan Pertama
117 Bab 116. Jangan Pergi
118 Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119 Bab 118. Bad Mood
120 Bab 119. Mode Judes
121 Bab 120. Kuliner Malam
122 Bab 121. Pak Bakpau
123 Bab 122. Secinta Itu Memang
124 Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125 Bab 124. Kegalauan Andra
126 Bab 125. Miko Dan Maura
127 Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128 Bab 127. Derita Belum Usai
129 Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130 Bab 129. Suami Siaga
131 Bab 130. Melahirkan
132 Bab 131. Malaikat Baru
133 Bab 132. Janji Kai
134 Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135 Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136 Bab 135. Hampir Kebablasan
137 Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138 Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139 Bab 138. Geram
140 Bab 139. Kisah Tersembunyi
141 Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142 Bab 141. Sultan Mah Bebas
143 Bab 142. Beruntung Memilikimu
144 Bab 143. Tak Sabar
145 Bab 144. Menjelang Hari H
146 Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147 Bab 146. Kondangan
148 Bab 147. Kegugupan Rasya
149 Bab 148. Ijab Kobul
150 Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151 Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152 Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153 Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154 Bab 153. Good Wife And Good Mom
155 Bab 154. Pemicu Kehancuran
156 Bab 155. Tak Berarti
157 Bab 156. Alasan
158 Bab 157. Demi Sahabat
159 Bab 158. Ganti Rugi
160 Bab 159. Sambutan Kepulangan
161 Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162 Bab 161. Tingkah Menjijikan
163 Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164 Bab 163. Kepedulian Rapa
165 Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166 Bab 165. Rahasia Andra
167 Bab 166. Terungkap
168 Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169 Bab 168. Bidadari Pelindung
170 Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171 Bab 170. Resah
172 Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173 Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174 Bab 173. Story Maura-Miko
175 Bab 174. Story Rasya
176 Bab 175. Story Rasya #2
177 Bab 176. Story Rasya #3
178 Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179 Bab 178. Story Andra
180 Bab 179. Story Andra #2
181 Bab 180. Story Andra #3
182 Bab 181. Story Andra #4
183 Bab 182. Story Andra-Dini
184 Bab 183. Bonus Chapter
185 Bab 184. Bonus Chapter #2
186 Bab 185. Bonus Chapter #3
187 Bab 186. Bonus Chapter #4
188 Bab 187. Bonus Chapter #5
189 Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190 Info
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Bab 1. Laki-laki Itu
2
Bab 2. Penolakan
3
Bab 3. Jangan Berharap
4
Bab 4. Terus Berusaha
5
Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6
Bab 6. Tentang Masa Lalu
7
Bab 7. Reuni SMA
8
Bab 8. Babysitter
9
Bab 9. Gengsi
10
Bab 10. Demam
11
Bab 11. Ketakutan Kai
12
Bab 12. Ancaman Kai
13
Bab 13. I Love You Too
14
Bab 14. Anak Cabe
15
Bab 15. Lamaran
16
Bab 16. Terlantar
17
Bab 17. Masa Lalu Kai
18
Ba 18. Derita Rapa
19
Bab 19. Patah Hati Masal
20
Bab 20. Batal Tunangan (?)
21
Bab 21. Menyebalkan
22
Bab 22. Mengenang
23
Bab 23. Menggemaskan
24
Bab 24. Duo Kurbel
25
Bab 25. Terancam
26
Bab 26. Hari Melelahkan
27
Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28
Bab 28. Menyetok Pelukan
29
Bab 29. Berjuang Sendirian
30
Bab 30. Menyulut Emosi
31
Bab 31. Ijab Kobul
32
Bab 32. Ide Pernikahan
33
Bab 33. Sosok Menyeramkan
34
Bab 34. Drama Lama
35
Bab 35. Tidak Percaya Diri
36
Bab 36. Pesanan
37
Bab 37. Gaun Pengantin
38
Bab 38. Masih Ada Waktu
39
Bab 39. Bahagia Sederhana
40
Bab 40. Pengalaman Pertama
41
Bab 41. Supermarket
42
Bab 42. Sweet Night
43
Bab 43. Suka Kamu
44
Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45
Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46
Bab 46. Janji Kai
47
Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48
Bab 48. Kesembuhan Leo
49
Bab 49. Perdebatan Kecil
50
Bab 50. Melepaskan
51
Bab 51. Ngidam Laura
52
Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53
Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54
Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55
Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56
Bab 56. Rencana Kepulangan
57
Bab 57. Back Home
58
Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59
Bab 59. Poor Rasya
60
Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61
Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62
Bab 62. Rencana Kai
63
Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64
Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65
Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66
Bab 66. Resmi Kehilangan
67
Bab 67. Sosok Bidadari
68
Bab 68. Cita-cita Terbesar
69
Bab 69. Keributan
70
Bab 70. Tidak Tahu Diri
71
Bab 71. Mari Lupakan
72
Bab 72. Ancaman Baru
73
Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74
Bab 74. Keresahan
75
Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76
Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77
Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78
Bab 78. Terlampau Santai
79
Bab 79. Objek Cemburu
80
Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81
Bab 81. Memalukan
82
Bab 82. Nyaman
83
Bab 83. Kehidupan Baru
84
Bab 84. Kabar Bahagia
85
Bab 85. Ngidam
86
Bab 86. Salah Pilih Lawan
87
Bab 87. Berlebihan
88
Bab 88. Nasib Bawahan
89
Bab 89. Ceroboh
90
Bab 90. Good Night
91
Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92
Bab 92. Masalah Rasya
93
Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94
Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95
Bab 95. Khawatir Berlebihan
96
Bab 96. Night Moment
97
Bab 97. Gangguan
98
Bab 98. Bodyguard
99
Bab 99. Perasaan Andra
100
Bab 100. Membiasakan Diri
101
Bab 101. Tak Sabar
102
Bab 102. Kenyataan
103
Bab 103. Kena Imbas
104
Bab 104. Emosi Andra
105
Bab 105. Bikin Elus Dada
106
Bab 106. Julid
107
Bukan Update!!!
108
Bab 107. Tragedi
109
Bab 108. Meresahkan
110
Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111
Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112
Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113
Bab 112. Kepanikan
114
Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115
Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116
Bab 115. Tendangan Pertama
117
Bab 116. Jangan Pergi
118
Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119
Bab 118. Bad Mood
120
Bab 119. Mode Judes
121
Bab 120. Kuliner Malam
122
Bab 121. Pak Bakpau
123
Bab 122. Secinta Itu Memang
124
Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125
Bab 124. Kegalauan Andra
126
Bab 125. Miko Dan Maura
127
Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128
Bab 127. Derita Belum Usai
129
Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130
Bab 129. Suami Siaga
131
Bab 130. Melahirkan
132
Bab 131. Malaikat Baru
133
Bab 132. Janji Kai
134
Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135
Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136
Bab 135. Hampir Kebablasan
137
Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138
Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139
Bab 138. Geram
140
Bab 139. Kisah Tersembunyi
141
Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142
Bab 141. Sultan Mah Bebas
143
Bab 142. Beruntung Memilikimu
144
Bab 143. Tak Sabar
145
Bab 144. Menjelang Hari H
146
Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147
Bab 146. Kondangan
148
Bab 147. Kegugupan Rasya
149
Bab 148. Ijab Kobul
150
Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151
Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152
Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153
Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154
Bab 153. Good Wife And Good Mom
155
Bab 154. Pemicu Kehancuran
156
Bab 155. Tak Berarti
157
Bab 156. Alasan
158
Bab 157. Demi Sahabat
159
Bab 158. Ganti Rugi
160
Bab 159. Sambutan Kepulangan
161
Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162
Bab 161. Tingkah Menjijikan
163
Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164
Bab 163. Kepedulian Rapa
165
Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166
Bab 165. Rahasia Andra
167
Bab 166. Terungkap
168
Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169
Bab 168. Bidadari Pelindung
170
Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171
Bab 170. Resah
172
Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173
Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174
Bab 173. Story Maura-Miko
175
Bab 174. Story Rasya
176
Bab 175. Story Rasya #2
177
Bab 176. Story Rasya #3
178
Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179
Bab 178. Story Andra
180
Bab 179. Story Andra #2
181
Bab 180. Story Andra #3
182
Bab 181. Story Andra #4
183
Bab 182. Story Andra-Dini
184
Bab 183. Bonus Chapter
185
Bab 184. Bonus Chapter #2
186
Bab 185. Bonus Chapter #3
187
Bab 186. Bonus Chapter #4
188
Bab 187. Bonus Chapter #5
189
Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!