Bab 3. Jangan Berharap

“Udah waktunya jam makan siang, Dok, mau pergi keluar atau saya beliin?” tanya Nandini, asisten Laura.

“Gak usah, nanti ada yang antar makanan, kok,” jawab Laura tersenyum tipis pada perempuan cantik yang usianya lebih muda dua tahun darinya. Dini mengangguk paham, teringat akan sosok yang belakangan ini sering datang ke rumah sakit hanya untuk mengajak Laura makan siang.

“Pacarnya, ya, Dok,” Dini mengedipkan matanya menggoda. “Ganteng,” tambahnya dengan senyum-senyum. Laura memutar bola matanya.

“Kamu naksir? Ambil aja. Saya gak suka,” ujar Laura dengan ringannya, membuat Dini membulatkan mata dengan mulut terbuka cukup lebar.

“Dokter serius? Gak naksir sama cowok ganteng itu?” tanyanya tak percaya. Laura hanya menjawab lewat anggukan malas. Tatapannya kembali fokus pada map di depannya, membaca rekam medis pasien.

Dini geleng-gelang kepala tak habis pikir. Cowok seganteng, sekeren dan se-hot Kaivan tidak disukainya, dokter-dokter tampan di rumah sakit di tolak, keluarga pasien yang naksir di abaikan, lalu jenis laki seperti apa yang dokter cantik itu sukai?

“Dok—”

“Apa?” delik Laura langsung memotong kalimat hati-hati penuh ragu Dini. “Gak usah mikir macam-macam! Saya tidak seperti yang ada dalam pikiran aneh kamu. Tidak menyukai laki-laki seperti dia bukan berarti saya gak normal,” lanjut Laura tajam, membuat Dini menggaruk tengkuknya yang tak gatal seraya tersenyum salah tingkah. Merasa tidak enak hati karena sudah berpikir yang macam-macam.

“Ya udah deh, kalau gitu saya makan siang duluan, ya, Dok. Permisi,” pamit Dini cepat-cepat keluar.

Laura tidak memberi tanggapan, dan memilih kembali fokus pada map di hadapannya hingga suara knop pintu yang terbuka mengalihkannya. Hanya sesaat, setelahnya Laura mengabaikan seseorang yang masuk tanpa permisi itu.

“Udahan dulu kerjanya, sekarang makan. Ini sengaja aku bawa dari restoran-ku, dan aku sendiri yang masak,” kata Kaivan berharap Laura akan terkesan. Namun sayangnya yang kini dirinya hadapi bukanlah Laura yang dulu, melainkan Laura si jutek yang keras kepala dan dingin tak tersentuh bahkan sekalipun mereka pernah bahagia, berbagi kisah bersama di masa lalu.

Kaivan mengikuti langkah Laura menuju sofa yang tersedia di ruangan lain yang hanya terhalang oleh tembok dan rak buku tinggi. Perempuan itu belum membuka suara hingga saat ini, bahkan sepertinya tidak berniat sama sekali menatap Kaivan. Hanya bisa menghela napasnya Kai menghadapi perempuan cantik itu. Sedikit berjuang dan bersabar memang sepertinya ia perlukan demi meluluhkan hati Laura.

Dulu Laura memang pendiam dan tidak banyak bicara apalagi basa-basi. Tapi setidaknya tidak sediam dan sedingin sekarang ini. Dua minggu waktu yang sudah mereka habiskan sejak makan malam itu, tapi Laura tidak banyak bicara selain penolakan-penolakannya setiap kali Kai datang menjemput atau mengajaknya makan.

Sebenarnya Kai kesal, ia bukanlah laki-laki penyabar mengenai apa pun. Ia selalu tidak bisa mengendalikan emosinya, namun demi seorang Laura Priela Arsyatami, Kai harus benar-benar menahan keinginannya untuk memaki. Ia tidak ingin membuat perempuan itu semakin membencinya dan berakhir semakin melangkah menjauhinya.

Waktu sepuluh tahun lalu sudah membuatnya menyesal karena pengendalian dirinya yang jelek, salah satu alasan juga yang membuat Laura pada akhirnya memutuskannya. Ya, selain karena kebodohannya mengkhianati Laura, Kai juga kerap kali bersikap seenaknya dan tidak jarang melayangkan ucapan-ucapan kasar pada Laura yang dulu menjadi kekasihnya. Kaivan memang seburuk itu dulu.

Namun bukan berarti ia tidak berusaha untuk berubah, selama ini Kai berusaha untuk memperbaiki dirinya dan meninggalkan sikap buruknya itu, meskipun belum sepenuhnya berhasil. Tapi setidaknya Kai sudah lebih baik di bandingkan dulu. Beruntung wanita yang sekarang menjadi mama-nya bisa membantunya sedikit demi sedikit.

“Enak gak?” tanya Kai saat dengan santainya Laura memakan makanannya yang sudah Kai siapkan spesial untuk calon tunangannya itu.

“Lumayan,” jawabnya dengan raut wajah datar, membuat Kai mendesah pasrah dan sedikit kecewa. Tapi sebisa mungkin untuk tetap sabar dan memahami perempuan di depannya yang sudah banyak berubah dari terakhir kali mereka bertemu saat acara perpisahan sekolahnya dulu tanpa kenangan berarti.

“Mama minta kamu main ke rumah, kangen katanya sama calon mantu,” kembali Kai membuka suara setelah sekian menit hening. Masih berusaha untuk meluluhkan perempuan itu.

“Gue sibuk.” Penolakan terang-terangan Laura layangkan di depan wajah Kaivan.

“Iya, nanti kalau udah gak sibuk. Mama siap, kok, nunggu kamu kapan aja datang main ke rumah. Sama kayak aku yang siap nunggu kamu bilang iya, untuk menikah denganku.”

Laura memutar bola matanya. “Bahkan hanya dalam mimpi aja lo jangan berharap,” jawab sinis Laura.

Sedikit banyak ucapan itu melukai hati Kaivan. Namun sebisa mungkin Kai menahannya untuk tidak emosi. Ini baru dua minggu. Wajar kalau Laura masih belum bisa menerimanya. Tapi Kai akan pastikan bahwa suatu saat nanti perempuan itu akan menjadi miliknya tanpa ada lagi penolakan apalagi kata-kata menyakitkan seperti barusan.

Kaivan hanya mengulas senyumnya tipis, lalu kembali melanjutkan makannya dalam diam. Tidak lagi berusaha untuk menciptakan suasana yang lebih santai dan hangat seperti niatnya sejak masih dalam perjalanan tadi. Kai tidak ingin terpancing emosi dan berakhir bersikap kasar atau melakukan hal-hal yang di luar nalar. Ia akan membuktikan pada Laura bahwa dia patut di beri kesempatan setelah apa yang dulu pernah dirinya lakukan.

Laura sendiri mengerutkan keningnya heran melihat keterdiaman dan kepasrahan laki-laki di depannya. Dulu seorang Kaivan adalah makhluk yang akan mengamuk jika ada yang mengejek atau berkata sinis padanya. Dan Kai tidak akan segan-segan memukul orang itu. Meski Laura tahu bahwa Kai tidak memukul perempuan, tapi selama berpacaran dengan laki-laki itu Laura tahu bagaimana tidak terkendalinya seorang Kaivan Putra Wirasman. Lalu kenapa sekarang laki-laki itu hanya diam saja. Padahal Laura menunggu kemarahan cowok itu, Laura menunggu makiannya dengan kata-kata kasar yang dulu pernah dirinya dengar bahkan pernah dirinya dapatkan hanya gara-gara kecemburuan pria itu.

“Terima kasih makanannya,” ucap Laura terdengar tulus, mengalihkan Kaivan yang masih belum menghabiskan makanan bagiannya. Seulas senyum terukir di bibirnya.

“Lain kali aku masakin lagi buat kamu,” kata Kai dengan wajah berbinar.

“Gak perlu, gue gak mau ngerepotin—”

“Aku gak merasa direpotin kok, La, aku justru senang bisa masakin buat kamu,” potong Kaivan cepat. Senyumnya bertambah lebar sebelum di detik selanjutnya Laura mematahkan semua itu.

“Dan gue gak mau buat lo terlalu berharap. Sampai kapanpun gue gak akan mau menerima lo lagi, apalagi sampai benar-benar nikah sama lo. Gue pastikan bahwa perjodohan ini tidak akan pernah ada.”

***

Sekembalinya dari rumah sakit tempat Laura bekerja, Kaivan kembali ke restorannya dengan langkah lesu dan wajah kecut. Membuat beberapa karyawan menatap heran bosnya itu, namun tidak ada satu pun yang berani menegur karena mereka sudah tahu bagaimana kemarahan seorang Kaivan jika sedang berada dalam mood yang berantakan.

“Kamu kenapa Kai, kok, gak semangat gitu?” heran Indah yang memang sejak tadi berada di restoran milik Kai, lunch bersama sang suami.

“Gagal makan siang bareng Laura?” tebak Angga, sang papa. Kaivan menggeleng, lalu mendudukkan diri di samping sang mama, menjatuhkan kepalanya di pundak perempuan paruh baya itu yang membuat Angga mendengus kesal karena anaknya sudah berada dalam mode manja.

“Ma, apa Kai gak pantas memiliki kesempatan kedua?” Indah dan Angga saling menoleh, menatap satu sama lain dengan kerutan di dahi masing-masing, tidak mengerti kenapa tiba-tiba saja putranya bertanya seperti itu.

“Semua orang pantas mendapatkan kesempatan kedua, Kai. Tapi tidak semua orang mau memberikannya. Sekarang coba Kai cerita sama Mama kenapa lesu gini? Tadi perasaan semangat banget masakin buat Laura?” usapan lembut Indah berikan di kepala sang putra.

Meski Kai bukanlah anak kandungnya, tapi Indah menyayanginya tulus. Apalagi dirinya tidak memiliki anak dari pernikahan pertamanya dan tidak juga dengan pernikahan keduanya bersama Angga tujuh tahun lalu. Jadilah kasih sayang dan perhatiannya ia curahkan sepenuhnya pada Kai, anak tirinya.

“Laura gak mau balikan sama Kai, dia gak mau nikah sama Kai,” senyum pedih tersungging di bibir Kaivan. Sedangkan kedua orang tuanya masih belum paham ke mana cerita anaknya itu akan mengalir.

“Sebenarnya Kai sama Laura pernah pacaran waktu SMA,”

Indah dan Angga terkejut mendengar pengakuan itu. Selama ini Kai tidak pernah bercerita mengenai asmaranya, meskipun Angga tahu bahwa putranya itu adalah seorang playboy, tapi Angga tidak menyangka bahwa Laura, anak dari kakak kelasnya dulu pernah menjalin kasih dengan putranya. Laura terlalu lembut untuk seorang Kaivan dimasa lalu.

“Kamu … gak becanda ‘kan Kai?” gelengan menjadi jawaban yang Kaivan berikan. Membuat Angga menghela napasnya pelan dan memijat keningnya yang berdenyut.

“Satu tahun Kai pacaran sama Laura, dan dia mutusin Kai ketika kami masuk semester dua kelas 12.” Cerita Kai sedikit demi sedikit karena ia terlalu sesak jika mengingat masa itu.

“Kenapa bisa putus?”

“Papa sama Mama tahu sendiri Kai seperti apa di masa lalu,” Kai tersenyum tipis. Senyum yang sarat akan sebuah penyesalan. “Lebih parahnya lagi saat itu Kai selingkuh sama sahabat dekat Laura. Sejak saat itu kami tidak bernah bertegur sapa lagi. Kai menyesal dan berniat meminta maaf, tapi terlambat, Laura terlalu benci Kai saat itu, berpapasan aja dia begitu enggan. Sepuluh tahun, Kai dihantui rasa bersalah, dan ketika di pertemukan kembali, Laura sudah berubah. Dia yang dulu lembut dan begitu hangat sekarang berubah dingin tak tersentuh. Kai menyesal sudah mengecewakan Laura. Sekarang apa yang harus Kai lakukan?” Kaivan menatap kedua orang tuanya bergantian. Raut wajahnya yang frustrasi membuat Indah semakin memeluk putranya itu erat.

“Kamu cinta dia?” Indah menangkup wajah putranya, bertanya dengan sungguh-sungguh. Dan Kai menjawab dengan anggukan tegas dan yakin.

“Sejak awal Kai emang cinta sama Laura, maka dari itu cuma dia pacar Kai yang bertahan hingga satu tahun. Sayangnya saat itu Kai tidak bisa menahan emosi, Kai terlalu marah melihat Laura sama laki-laki lain. Belum lagi sahabat Laura yang terus ngomporin Kai tentang kedekatan mereka,” Kai tersenyum kecut, ia merasa bodoh saat itu. Percaya pada titisan medusa yang memang berniat menghancurkan hubungannya dengan sahabatnya sendiri. Lebih bodohnya Kai mau-mau saja terperangkap pada godaannya dan berakhir menyakiti perempuan yang dicintainya.

“Papa gak percaya kalau kamu bisa sebodoh itu Kai?” Angga menggeleng-geleng kepalanya. “Kalau sampai Leo tahu anaknya pernah kamu sakiti, Papa yakin mereka gak akan mau lagi meneruskan perjodohan ini.”

“Jangan bicara kayak gitu, Mas. Udah tahu anaknya lagi down dan kehilangan kepercayaan diri malah di komporin kayak gitu!” kesal Indah menatap tajam suaminya.

“Ya gimana lagi, Kai emang salah. Wajar kalau selama ini Laura terus menolak perjodohan ini,” Angga menghela napasnya berat, ikut menyesal karena sikap Kaivan dulu juga karena ulahnya. Andai masa lalu bisa di ulang.

“Sekarang papa tanya serius sama kamu, kamu benar-benar cinta sama Laura atau hanya ingin menebus rasa bersalahmu dulu? Jika memang serius, terus berusaha. Yakinkan Laura bahwa kamu sudah berubah, kamu tulus dan tidak akan mengulang kisah lalu lagi. menaklukkan perempuan yang sudah terlanjur kecewa memang sulit. Tapi percayalah, kalau Laura masih memiliki sedikit rasa untukmu, semua tidak akan ada yang mustahil.”

Terpopuler

Comments

Rini Astuti

Rini Astuti

kayak kisahnya lyra pandu ... 🤭 orang ke 3 nya sahabat sendiri 🤦‍♀️

2022-04-28

2

Ilan Irliana

Ilan Irliana

inti namah lamun jodoh pst brstu...kitu welh...hihi

2021-10-03

1

Siti Komariah

Siti Komariah

yaelah..cinta masa SMA mah masih tergolong cibta2 an kalii..aku sih gka prnh baper ama mantan ku wwkkw

2021-08-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Laki-laki Itu
2 Bab 2. Penolakan
3 Bab 3. Jangan Berharap
4 Bab 4. Terus Berusaha
5 Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6 Bab 6. Tentang Masa Lalu
7 Bab 7. Reuni SMA
8 Bab 8. Babysitter
9 Bab 9. Gengsi
10 Bab 10. Demam
11 Bab 11. Ketakutan Kai
12 Bab 12. Ancaman Kai
13 Bab 13. I Love You Too
14 Bab 14. Anak Cabe
15 Bab 15. Lamaran
16 Bab 16. Terlantar
17 Bab 17. Masa Lalu Kai
18 Ba 18. Derita Rapa
19 Bab 19. Patah Hati Masal
20 Bab 20. Batal Tunangan (?)
21 Bab 21. Menyebalkan
22 Bab 22. Mengenang
23 Bab 23. Menggemaskan
24 Bab 24. Duo Kurbel
25 Bab 25. Terancam
26 Bab 26. Hari Melelahkan
27 Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28 Bab 28. Menyetok Pelukan
29 Bab 29. Berjuang Sendirian
30 Bab 30. Menyulut Emosi
31 Bab 31. Ijab Kobul
32 Bab 32. Ide Pernikahan
33 Bab 33. Sosok Menyeramkan
34 Bab 34. Drama Lama
35 Bab 35. Tidak Percaya Diri
36 Bab 36. Pesanan
37 Bab 37. Gaun Pengantin
38 Bab 38. Masih Ada Waktu
39 Bab 39. Bahagia Sederhana
40 Bab 40. Pengalaman Pertama
41 Bab 41. Supermarket
42 Bab 42. Sweet Night
43 Bab 43. Suka Kamu
44 Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45 Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46 Bab 46. Janji Kai
47 Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48 Bab 48. Kesembuhan Leo
49 Bab 49. Perdebatan Kecil
50 Bab 50. Melepaskan
51 Bab 51. Ngidam Laura
52 Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53 Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54 Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55 Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56 Bab 56. Rencana Kepulangan
57 Bab 57. Back Home
58 Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59 Bab 59. Poor Rasya
60 Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61 Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62 Bab 62. Rencana Kai
63 Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64 Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65 Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66 Bab 66. Resmi Kehilangan
67 Bab 67. Sosok Bidadari
68 Bab 68. Cita-cita Terbesar
69 Bab 69. Keributan
70 Bab 70. Tidak Tahu Diri
71 Bab 71. Mari Lupakan
72 Bab 72. Ancaman Baru
73 Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74 Bab 74. Keresahan
75 Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76 Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77 Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78 Bab 78. Terlampau Santai
79 Bab 79. Objek Cemburu
80 Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81 Bab 81. Memalukan
82 Bab 82. Nyaman
83 Bab 83. Kehidupan Baru
84 Bab 84. Kabar Bahagia
85 Bab 85. Ngidam
86 Bab 86. Salah Pilih Lawan
87 Bab 87. Berlebihan
88 Bab 88. Nasib Bawahan
89 Bab 89. Ceroboh
90 Bab 90. Good Night
91 Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92 Bab 92. Masalah Rasya
93 Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94 Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95 Bab 95. Khawatir Berlebihan
96 Bab 96. Night Moment
97 Bab 97. Gangguan
98 Bab 98. Bodyguard
99 Bab 99. Perasaan Andra
100 Bab 100. Membiasakan Diri
101 Bab 101. Tak Sabar
102 Bab 102. Kenyataan
103 Bab 103. Kena Imbas
104 Bab 104. Emosi Andra
105 Bab 105. Bikin Elus Dada
106 Bab 106. Julid
107 Bukan Update!!!
108 Bab 107. Tragedi
109 Bab 108. Meresahkan
110 Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111 Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112 Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113 Bab 112. Kepanikan
114 Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115 Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116 Bab 115. Tendangan Pertama
117 Bab 116. Jangan Pergi
118 Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119 Bab 118. Bad Mood
120 Bab 119. Mode Judes
121 Bab 120. Kuliner Malam
122 Bab 121. Pak Bakpau
123 Bab 122. Secinta Itu Memang
124 Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125 Bab 124. Kegalauan Andra
126 Bab 125. Miko Dan Maura
127 Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128 Bab 127. Derita Belum Usai
129 Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130 Bab 129. Suami Siaga
131 Bab 130. Melahirkan
132 Bab 131. Malaikat Baru
133 Bab 132. Janji Kai
134 Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135 Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136 Bab 135. Hampir Kebablasan
137 Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138 Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139 Bab 138. Geram
140 Bab 139. Kisah Tersembunyi
141 Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142 Bab 141. Sultan Mah Bebas
143 Bab 142. Beruntung Memilikimu
144 Bab 143. Tak Sabar
145 Bab 144. Menjelang Hari H
146 Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147 Bab 146. Kondangan
148 Bab 147. Kegugupan Rasya
149 Bab 148. Ijab Kobul
150 Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151 Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152 Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153 Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154 Bab 153. Good Wife And Good Mom
155 Bab 154. Pemicu Kehancuran
156 Bab 155. Tak Berarti
157 Bab 156. Alasan
158 Bab 157. Demi Sahabat
159 Bab 158. Ganti Rugi
160 Bab 159. Sambutan Kepulangan
161 Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162 Bab 161. Tingkah Menjijikan
163 Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164 Bab 163. Kepedulian Rapa
165 Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166 Bab 165. Rahasia Andra
167 Bab 166. Terungkap
168 Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169 Bab 168. Bidadari Pelindung
170 Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171 Bab 170. Resah
172 Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173 Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174 Bab 173. Story Maura-Miko
175 Bab 174. Story Rasya
176 Bab 175. Story Rasya #2
177 Bab 176. Story Rasya #3
178 Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179 Bab 178. Story Andra
180 Bab 179. Story Andra #2
181 Bab 180. Story Andra #3
182 Bab 181. Story Andra #4
183 Bab 182. Story Andra-Dini
184 Bab 183. Bonus Chapter
185 Bab 184. Bonus Chapter #2
186 Bab 185. Bonus Chapter #3
187 Bab 186. Bonus Chapter #4
188 Bab 187. Bonus Chapter #5
189 Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190 Info
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Bab 1. Laki-laki Itu
2
Bab 2. Penolakan
3
Bab 3. Jangan Berharap
4
Bab 4. Terus Berusaha
5
Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6
Bab 6. Tentang Masa Lalu
7
Bab 7. Reuni SMA
8
Bab 8. Babysitter
9
Bab 9. Gengsi
10
Bab 10. Demam
11
Bab 11. Ketakutan Kai
12
Bab 12. Ancaman Kai
13
Bab 13. I Love You Too
14
Bab 14. Anak Cabe
15
Bab 15. Lamaran
16
Bab 16. Terlantar
17
Bab 17. Masa Lalu Kai
18
Ba 18. Derita Rapa
19
Bab 19. Patah Hati Masal
20
Bab 20. Batal Tunangan (?)
21
Bab 21. Menyebalkan
22
Bab 22. Mengenang
23
Bab 23. Menggemaskan
24
Bab 24. Duo Kurbel
25
Bab 25. Terancam
26
Bab 26. Hari Melelahkan
27
Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28
Bab 28. Menyetok Pelukan
29
Bab 29. Berjuang Sendirian
30
Bab 30. Menyulut Emosi
31
Bab 31. Ijab Kobul
32
Bab 32. Ide Pernikahan
33
Bab 33. Sosok Menyeramkan
34
Bab 34. Drama Lama
35
Bab 35. Tidak Percaya Diri
36
Bab 36. Pesanan
37
Bab 37. Gaun Pengantin
38
Bab 38. Masih Ada Waktu
39
Bab 39. Bahagia Sederhana
40
Bab 40. Pengalaman Pertama
41
Bab 41. Supermarket
42
Bab 42. Sweet Night
43
Bab 43. Suka Kamu
44
Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45
Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46
Bab 46. Janji Kai
47
Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48
Bab 48. Kesembuhan Leo
49
Bab 49. Perdebatan Kecil
50
Bab 50. Melepaskan
51
Bab 51. Ngidam Laura
52
Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53
Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54
Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55
Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56
Bab 56. Rencana Kepulangan
57
Bab 57. Back Home
58
Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59
Bab 59. Poor Rasya
60
Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61
Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62
Bab 62. Rencana Kai
63
Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64
Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65
Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66
Bab 66. Resmi Kehilangan
67
Bab 67. Sosok Bidadari
68
Bab 68. Cita-cita Terbesar
69
Bab 69. Keributan
70
Bab 70. Tidak Tahu Diri
71
Bab 71. Mari Lupakan
72
Bab 72. Ancaman Baru
73
Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74
Bab 74. Keresahan
75
Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76
Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77
Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78
Bab 78. Terlampau Santai
79
Bab 79. Objek Cemburu
80
Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81
Bab 81. Memalukan
82
Bab 82. Nyaman
83
Bab 83. Kehidupan Baru
84
Bab 84. Kabar Bahagia
85
Bab 85. Ngidam
86
Bab 86. Salah Pilih Lawan
87
Bab 87. Berlebihan
88
Bab 88. Nasib Bawahan
89
Bab 89. Ceroboh
90
Bab 90. Good Night
91
Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92
Bab 92. Masalah Rasya
93
Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94
Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95
Bab 95. Khawatir Berlebihan
96
Bab 96. Night Moment
97
Bab 97. Gangguan
98
Bab 98. Bodyguard
99
Bab 99. Perasaan Andra
100
Bab 100. Membiasakan Diri
101
Bab 101. Tak Sabar
102
Bab 102. Kenyataan
103
Bab 103. Kena Imbas
104
Bab 104. Emosi Andra
105
Bab 105. Bikin Elus Dada
106
Bab 106. Julid
107
Bukan Update!!!
108
Bab 107. Tragedi
109
Bab 108. Meresahkan
110
Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111
Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112
Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113
Bab 112. Kepanikan
114
Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115
Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116
Bab 115. Tendangan Pertama
117
Bab 116. Jangan Pergi
118
Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119
Bab 118. Bad Mood
120
Bab 119. Mode Judes
121
Bab 120. Kuliner Malam
122
Bab 121. Pak Bakpau
123
Bab 122. Secinta Itu Memang
124
Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125
Bab 124. Kegalauan Andra
126
Bab 125. Miko Dan Maura
127
Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128
Bab 127. Derita Belum Usai
129
Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130
Bab 129. Suami Siaga
131
Bab 130. Melahirkan
132
Bab 131. Malaikat Baru
133
Bab 132. Janji Kai
134
Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135
Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136
Bab 135. Hampir Kebablasan
137
Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138
Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139
Bab 138. Geram
140
Bab 139. Kisah Tersembunyi
141
Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142
Bab 141. Sultan Mah Bebas
143
Bab 142. Beruntung Memilikimu
144
Bab 143. Tak Sabar
145
Bab 144. Menjelang Hari H
146
Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147
Bab 146. Kondangan
148
Bab 147. Kegugupan Rasya
149
Bab 148. Ijab Kobul
150
Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151
Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152
Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153
Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154
Bab 153. Good Wife And Good Mom
155
Bab 154. Pemicu Kehancuran
156
Bab 155. Tak Berarti
157
Bab 156. Alasan
158
Bab 157. Demi Sahabat
159
Bab 158. Ganti Rugi
160
Bab 159. Sambutan Kepulangan
161
Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162
Bab 161. Tingkah Menjijikan
163
Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164
Bab 163. Kepedulian Rapa
165
Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166
Bab 165. Rahasia Andra
167
Bab 166. Terungkap
168
Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169
Bab 168. Bidadari Pelindung
170
Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171
Bab 170. Resah
172
Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173
Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174
Bab 173. Story Maura-Miko
175
Bab 174. Story Rasya
176
Bab 175. Story Rasya #2
177
Bab 176. Story Rasya #3
178
Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179
Bab 178. Story Andra
180
Bab 179. Story Andra #2
181
Bab 180. Story Andra #3
182
Bab 181. Story Andra #4
183
Bab 182. Story Andra-Dini
184
Bab 183. Bonus Chapter
185
Bab 184. Bonus Chapter #2
186
Bab 185. Bonus Chapter #3
187
Bab 186. Bonus Chapter #4
188
Bab 187. Bonus Chapter #5
189
Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!