Ba 18. Derita Rapa

“Lo berdua kayak abis pulang bulan madu tahu gak,” kata sambutan yang di dapat dari Rapa membuat Laura mendengus sebal, lalu menyerahkan koper yang diseretnya pada laki-laki menyebalkan yang sayangnya harus ia akui sebagai kakak ipar. Andai boleh memilih, Laura pasti akan memilih kakak ipar yang waras.

“Kenapa gak ngabarin waktu sampai di bandara? Ayah kan bisa jemput,” Pandu memeluk sayang sang putri bungsu, menyambut kepulangannya, yang meski dua hari tetap membuatnya rindu.

“Gak apa-apa, Yah, kasian supir taksi yang cari nafkah pada nganggur,” ucap Laura dengan wajah lelahnya yang begitu ketara.

Pandu mengangguk saja sebagai respons. Sedangkan Lyra menyentil kening anaknya itu dengan gemas. Laura memang begitu baik, jiwa kemanusiaan dan kepeduliannya benar-benar tinggi. Tidak salah sejak dulu gadis itu memiliki cita-cita menjadi seorang dokter. Sebagai orang tua yang meski tidak melahirkannya, Lyra bangga pada Laura.

“Cape Kai?” tanya Lyra menyindir calon mantunya yang terlihat lelah.

“Lumayan Tan,” jawab Kai apa adanya. Membuat wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu terkekeh. Tanpa di jelaskan pun Lyra jelas tahu apa alasan Kai lelah. Siapa lagi kalau bukan si kembar. Lyra yakin calon menantunya itu kewalahan dengan keaktifan kedua cucunya karena ia pun pernah merasakan hal yang sama.

Setelah berbasa-basi sebentar, Pandu mengajak anak dan calon menantunya itu masuk ke dalam rumah, membiarkan mereka beristirahat, sedangkan si kembar sudah lebih dulu di ajak ibunya naik ke kamar, sementara Rapa tidak ikut masuk, laki-laki itu melanjutkan langkah menuju rumah mertuanya untuk memenuhi panggilan pria tua itu.

Entahlah mengapa Leo senang sekali memanggilnya hanya untuk membersihkan kolam renang. Mertua menyebalkannya itu memang paling bisa mengerjainya, mengganggu hari liburnya. Padahal ada tukang kebun yang pastinya bersedia menguras kolam jarang di gunakan itu. Sial saja Leo terlalu menyayangi menantunya. Ya, sayang jika menganggur.

“Papi oh Papi, dimanakah dirimu berada wahai mertuaku?” teriak Rapa dari pintu utama kediaman Leo yang terbuka lebar di tengah suasana sepi.

“Di belakang, Bang. Buruan sini airnya udah mau kosong,” teriakan balasan itu terdengar cukup memekakan telinga, membuat Rapa berdecak kesal dan melangkah semakin masuk menuju belakang rumah mertua kesayangannya.

Namun sebelum menghampiri Leo, Rapa lebih dulu menjelajah isi kulkas, mengambil beberapa buah dan juga makanan yang ada di dalamnya dan ia bawa ke belakang, dimana tempat dirinya akan disiksa sang mertua.

“Bentar Pi, Abang isi energi dulu,” ucap Rapa begitu tiba di kolam renang yang airnya mulai terkuras. Bukannya menghampiri Leo dan mengambil alat tempurnya, Rapa malah justru duduk di kursi santai yang ada di sana, menikmati makanan yang di bawanya dari kulkas.

Leo berkacak pinggang, menatap menantunya itu dengan galak. “Cepat, jangan jadi manusia pemalas!” ujarnya seraya melempar sikat tangan yang harus Rapa gunakan untuk menggosok kolam renang yang cukup panjang dan lebar itu.

Menghela napasnya, Rapa bangkit dengan lesu, menatap nanar kolam renang yang airnya mulai kosong itu, berharap bahwa kolam yang diratapinya saat ini berubah mengecil agar tidak terlalu menguras tenaganya.

“Papi gak ikut turun ikut bersihin juga?” tanya Rapa sekedar basa-basi karena jelas ia tahu bahwa mertua tersayangnya itu tidak akan pernah membantu.

“Gak deh, Papi udah tua, nanti encoknya kambuh.” Benar bukan? Rapa memang tidak bisa mengharapkan mertuanya itu. Untung cinta anaknya, coba kalau enggak, sudah Rapa tenggelemkan Leo sejak dulu.

“Lo sendirian aja, ya, Bang, Papi mau jemput Ela,” kata Leo hendak melangkah pergi saat sudah melihat Rapa turun ke kolam yang akan dibersihkan.

“Jemput ke mana?” tanya Rapa sedikit heran. Dari rumah sebelah, apa harus pakai acara jemput segala? Pikirnya.

“Ya, ke bandara-lah pinter masa iya ke Singapura,” Leo memutar bola matanya.

“Ela udah pulang kali Pi sebelum Abang ke sini,” kali ini Rapa-lah yang memutar bola mata, heran dengan mertuanya yang lambat.

“Masa? Kok Papi gak dengar suaranya?” celingukan, Leo mencari keberadaan anaknya.

“Ya iyalah gak dengar, orang Ela pulangnya ke rumah Bunda,” bibir Rapa mencebik lalu mulai menyikat dinding-dinding kolam renang. Terlalu lama menanggapi Leo, yang ada pekerjaannya tidak selesai-selesai. Apalagi matahari terik seolah memayunginya, membuat Rapa sudah berkeringat meskipun baru memulai siksaannya. Leo benar-benar tahu cara menyiksa Rapa. Menguras kolam renang yang tidak cukup di bilang kecil, di tengah hari pula! Benar-benar mertua yang begitu pengertian dan penyayang.

“Loh kok … aish, bener-bener deh tuh anak,” Leo mengepalkan tangannya, lalu pergi begitu saja meninggalkan Rapa yang diam-diam menghela napas lega. Akhirnya untuk kali ini pekerjaan menguras kolamnya tidak di mandori Leo, karena jika itu terjadi, maka Rapa tidak akan bisa bersantai walau hanya sejenak. Leo akan terus menunjuk bagian mana-mana saja yang harus Rapa gosok hingga lantai kolam tidak lagi licin.

Meninggalkan Rapa dengan siksaannya, Leo melangkah cepat menuju rumah sebelah sambil terus menggerutu tidak jelas yang membuat satpam geleng-geleng kepala. Sudah tidak merasa aneh lagi pada majikannya itu.

Brak!

Pintu yang di buka kasar itu cukup mengejutkan Lyra dan Pandu yang sibuk membuka oleh-oleh Laura dan Kai di ruang tengah. Tidak jauh berbeda dengan Laura yang baru saja hendak memejamkan mata di sofa, dengan berbantalkan paha Kai.

“Lo bisa santai dikit gak sih, Le! Kalau pintu mahal gue rusak gimana? Lo mau ganti rugi?” omel Lyra berdiri dari duduknya saat melihat siapa yang datang dan hampir menghancurkan pintu rumahnya.

“Bodo amat, gak peduli gue! Kalau perlu sekalian aja nih rumah gue ancurin,” kata Leo berapi-api.

“Sembarangan aja lo kalau ngomong!” satu geplakan Lyra daratkan di lengan Leo yang sudah berdiri di depannya. “Lagian lo kenapa sih datang-datang langsung marah-marah, kurang obat?” tanya Lyra dengan keheranannya. Leo memang tidak pernah datang dengan kalem, tapi tetap saja dalam keadaan kesal seperti ini membuat Lyra penasaran.

“Kesel gue,” ucapnya seraya melemparkan delikan ke arah samping dimana sofa yang Laura gunakan untuk rebahan tadi berada.

“Kenapa natap Ela-nya gitu banget?” Laura mengerutkan kening tak mengerti.

“Kamu anak Papi bukan sih, hah? Kenapa coba setiap pulang dari mana-mana selalu datang ke sini lebih dulu dari pada ke rumah Papi sendiri. Kamu gak akuin Papi lagi? Orang tua kamu udah ganti Bunda sama Ayah?”

Laura meringis pelan mendengar kalimat Leo yang di ucapkan dengan nada sedih itu. Bangkit dari duduknya, Laura yang tidak ingin melukai perasaan sang papi yang kesepian langsung memeluk laki-laki paruh baya itu dengan erat.

“Maafin Ela, Pi. Ela gak bermaksud melupakan Papi. Ela gak bermaksud menggantikan Papi dengan Bunda dan Ayah. Ela pulang ke sini karena mengira bahwa Papi juga ada di sini. Biasanya juga kan gitu,” Laura berusaha berbicara dengan lembut, tidak ingin membuat orang tua tunggalnya itu merasa terabaikan dan terlupakan. Laura tidak pernah berniat seperti itu. Ia menyayangi Leo lebih dari apa pun.

“Terus kenapa gak langsung cari Papi di saat tahu Papi gak ada di sini?” tanyanya masih dengan sedikit kesal.

“Ela cape, pengen istirahat dulu,” Laura sedikit melonggarkan pelukannya, mendongak menatap sang papi. “Papi tahu, si kembar aktifnya kayak apa? Dua hari kemarin Ela gak cukup istirahat di sana, Pi. Si kembar benar-benar menguras tenaga.” Keluh Laura dengan nada lesu, yang membuat kekesalan Leo memudar. Pria tua itu mengelus sayang rambut putrinya, mendaratkan kecupan dan membalas pelukan Laura dengan erat.

“Lain kali jangan ajak si kembar, biarin aja Bapaknya yang urus. Kamu cepat-cepat nikah aja, buat anak kamu sendiri.” Laura yang mendengar kalimat itu dengan cepat mendorong tubuh papinya hingga pelukan mereka terlepas.

“Papi kira nikah semudah itu apa!” delik kesal Laura seraya melipat tangan di dada.

“Ya nikah emang mudah kali, La, cukup ijab kobul aja. Lagian Papi yang akan jadi wali kamu,” ucap Leo dengan nada polosnya. “Kamu udah siap kan, Kai?” tanyanya beralih menoleh pada Kaivan yang berdiri di sisi sofa.

“Siap banget Om, sekarang aja Kai bersedia panggil penghulu,” semangatnya menjawab yang sukses mendapat delikan dari Laura. Kai menggaruk belakang lehernya seraya memberikan cengiran pada calon istrinya itu. “Maaf, Yank, tapi aku gak becanda loh,” seriusnya mengacungkan jari tengah dan telunjuknya membentuk huruf V.

“Au ah, kalian nyebelin!” cemberut Laura memalingkan wajah dan melangkah kembali ke sofa menjatuhkan dirinya di sana. tangannya yang terlipat dengan bibir maju beberapa senti ke depan menunjukkan bahwa Laura tengah merajuk. Terlihat sangat menggemaskan bagi seseorang yang biasa menunjukan wajah judes dan bersikap galak di depan Kai, meskipun beberapa hari belakang ini Laura lebih manis.

“Udah berani nempel-nempel, tapi di nikahin gak mau, dasar eolin ai!” cibir Leo.

“Bukan gak mau, tapi belum siap,” balas Laura sengit. “Nanti Ela nikah dan di bawa Kai pindah Papi nangis-nangis gak makan seminggu, ngambek,” cibirnya kemudian, membuat Leo langsung memelototi putri bungsunya yang semakin berani mengejek itu. Terlalu lama di biarkan tinggal di Singapura seorang diri dan bergaul dengan Lyra membuat Laura yang manis dan lembut jadi ikut-ikut menyebalkan.

“Pa—"

“Gak usah ngelak, itu emang kenyataan, kok,” potong Pandu dengan nada santainya yang khas. Kini Leo beralih pada besannya itu.

“Diam lo!” ancamnya tajam, tapi mana mempan untuk Pandu.

“Udah deh gak usah berantem, Le mending lo bantuin gue bongkar nih oleh-oleh buat tetangga. Biarin Ela sama Kai istirahat. Kasian mereka baru pulang. Besok mereka udah harus langsung pada kerja lagi. Jadi orang tua yang pengertian kenapa sih, lo,” lerai Lyra yang sudah cukup pusing dengan drama keluarganya, belum lagi melihat banyaknya oleh-oleh yang di bawa anak dan menantunya, membuat Lyra bingung harus membagikannya pada siapa saja.

“Astaga Priela!” geram Leo saat baru menyadari sebanyak apa oleh-oleh yang di bawa anaknya. “Ka—”

“Gak usah ngomel, Pi, ini semua gak di beli pake uang Papi. Kai yang beliin. Ela udah tahu Papi pelit,” potong Laura dengan cepat, lalu menarik Kai yang masih berdiri untuk kembali duduk. Laura ingin menjadikan paha laki-laki itu sebagai bantalnya. Masa bodo dengan tanggapan orang tuanya. Biarlah mau nikah juga. Pikir Laura.

Terpopuler

Comments

Fa Rel

Fa Rel

istri leo meninggal kah

2022-04-08

1

Ayu Arthamobilindo

Ayu Arthamobilindo

Ela ma sbnr nya kasian gk dpt ksh syg mami nya ya

2021-05-23

1

diyul oneng

diyul oneng

lahdulu pas hamil rapaaa ada bang Leo baru pulang dri luar negeri nempel Mulu ke leoo ktanya pengen pnya anak kyak leooo..nah kan kesampean skrg kelakuannya gk beda jauh sama si leooo😂😂😂

2021-03-11

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Laki-laki Itu
2 Bab 2. Penolakan
3 Bab 3. Jangan Berharap
4 Bab 4. Terus Berusaha
5 Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6 Bab 6. Tentang Masa Lalu
7 Bab 7. Reuni SMA
8 Bab 8. Babysitter
9 Bab 9. Gengsi
10 Bab 10. Demam
11 Bab 11. Ketakutan Kai
12 Bab 12. Ancaman Kai
13 Bab 13. I Love You Too
14 Bab 14. Anak Cabe
15 Bab 15. Lamaran
16 Bab 16. Terlantar
17 Bab 17. Masa Lalu Kai
18 Ba 18. Derita Rapa
19 Bab 19. Patah Hati Masal
20 Bab 20. Batal Tunangan (?)
21 Bab 21. Menyebalkan
22 Bab 22. Mengenang
23 Bab 23. Menggemaskan
24 Bab 24. Duo Kurbel
25 Bab 25. Terancam
26 Bab 26. Hari Melelahkan
27 Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28 Bab 28. Menyetok Pelukan
29 Bab 29. Berjuang Sendirian
30 Bab 30. Menyulut Emosi
31 Bab 31. Ijab Kobul
32 Bab 32. Ide Pernikahan
33 Bab 33. Sosok Menyeramkan
34 Bab 34. Drama Lama
35 Bab 35. Tidak Percaya Diri
36 Bab 36. Pesanan
37 Bab 37. Gaun Pengantin
38 Bab 38. Masih Ada Waktu
39 Bab 39. Bahagia Sederhana
40 Bab 40. Pengalaman Pertama
41 Bab 41. Supermarket
42 Bab 42. Sweet Night
43 Bab 43. Suka Kamu
44 Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45 Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46 Bab 46. Janji Kai
47 Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48 Bab 48. Kesembuhan Leo
49 Bab 49. Perdebatan Kecil
50 Bab 50. Melepaskan
51 Bab 51. Ngidam Laura
52 Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53 Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54 Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55 Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56 Bab 56. Rencana Kepulangan
57 Bab 57. Back Home
58 Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59 Bab 59. Poor Rasya
60 Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61 Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62 Bab 62. Rencana Kai
63 Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64 Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65 Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66 Bab 66. Resmi Kehilangan
67 Bab 67. Sosok Bidadari
68 Bab 68. Cita-cita Terbesar
69 Bab 69. Keributan
70 Bab 70. Tidak Tahu Diri
71 Bab 71. Mari Lupakan
72 Bab 72. Ancaman Baru
73 Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74 Bab 74. Keresahan
75 Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76 Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77 Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78 Bab 78. Terlampau Santai
79 Bab 79. Objek Cemburu
80 Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81 Bab 81. Memalukan
82 Bab 82. Nyaman
83 Bab 83. Kehidupan Baru
84 Bab 84. Kabar Bahagia
85 Bab 85. Ngidam
86 Bab 86. Salah Pilih Lawan
87 Bab 87. Berlebihan
88 Bab 88. Nasib Bawahan
89 Bab 89. Ceroboh
90 Bab 90. Good Night
91 Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92 Bab 92. Masalah Rasya
93 Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94 Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95 Bab 95. Khawatir Berlebihan
96 Bab 96. Night Moment
97 Bab 97. Gangguan
98 Bab 98. Bodyguard
99 Bab 99. Perasaan Andra
100 Bab 100. Membiasakan Diri
101 Bab 101. Tak Sabar
102 Bab 102. Kenyataan
103 Bab 103. Kena Imbas
104 Bab 104. Emosi Andra
105 Bab 105. Bikin Elus Dada
106 Bab 106. Julid
107 Bukan Update!!!
108 Bab 107. Tragedi
109 Bab 108. Meresahkan
110 Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111 Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112 Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113 Bab 112. Kepanikan
114 Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115 Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116 Bab 115. Tendangan Pertama
117 Bab 116. Jangan Pergi
118 Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119 Bab 118. Bad Mood
120 Bab 119. Mode Judes
121 Bab 120. Kuliner Malam
122 Bab 121. Pak Bakpau
123 Bab 122. Secinta Itu Memang
124 Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125 Bab 124. Kegalauan Andra
126 Bab 125. Miko Dan Maura
127 Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128 Bab 127. Derita Belum Usai
129 Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130 Bab 129. Suami Siaga
131 Bab 130. Melahirkan
132 Bab 131. Malaikat Baru
133 Bab 132. Janji Kai
134 Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135 Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136 Bab 135. Hampir Kebablasan
137 Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138 Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139 Bab 138. Geram
140 Bab 139. Kisah Tersembunyi
141 Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142 Bab 141. Sultan Mah Bebas
143 Bab 142. Beruntung Memilikimu
144 Bab 143. Tak Sabar
145 Bab 144. Menjelang Hari H
146 Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147 Bab 146. Kondangan
148 Bab 147. Kegugupan Rasya
149 Bab 148. Ijab Kobul
150 Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151 Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152 Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153 Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154 Bab 153. Good Wife And Good Mom
155 Bab 154. Pemicu Kehancuran
156 Bab 155. Tak Berarti
157 Bab 156. Alasan
158 Bab 157. Demi Sahabat
159 Bab 158. Ganti Rugi
160 Bab 159. Sambutan Kepulangan
161 Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162 Bab 161. Tingkah Menjijikan
163 Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164 Bab 163. Kepedulian Rapa
165 Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166 Bab 165. Rahasia Andra
167 Bab 166. Terungkap
168 Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169 Bab 168. Bidadari Pelindung
170 Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171 Bab 170. Resah
172 Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173 Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174 Bab 173. Story Maura-Miko
175 Bab 174. Story Rasya
176 Bab 175. Story Rasya #2
177 Bab 176. Story Rasya #3
178 Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179 Bab 178. Story Andra
180 Bab 179. Story Andra #2
181 Bab 180. Story Andra #3
182 Bab 181. Story Andra #4
183 Bab 182. Story Andra-Dini
184 Bab 183. Bonus Chapter
185 Bab 184. Bonus Chapter #2
186 Bab 185. Bonus Chapter #3
187 Bab 186. Bonus Chapter #4
188 Bab 187. Bonus Chapter #5
189 Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190 Info
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Bab 1. Laki-laki Itu
2
Bab 2. Penolakan
3
Bab 3. Jangan Berharap
4
Bab 4. Terus Berusaha
5
Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6
Bab 6. Tentang Masa Lalu
7
Bab 7. Reuni SMA
8
Bab 8. Babysitter
9
Bab 9. Gengsi
10
Bab 10. Demam
11
Bab 11. Ketakutan Kai
12
Bab 12. Ancaman Kai
13
Bab 13. I Love You Too
14
Bab 14. Anak Cabe
15
Bab 15. Lamaran
16
Bab 16. Terlantar
17
Bab 17. Masa Lalu Kai
18
Ba 18. Derita Rapa
19
Bab 19. Patah Hati Masal
20
Bab 20. Batal Tunangan (?)
21
Bab 21. Menyebalkan
22
Bab 22. Mengenang
23
Bab 23. Menggemaskan
24
Bab 24. Duo Kurbel
25
Bab 25. Terancam
26
Bab 26. Hari Melelahkan
27
Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28
Bab 28. Menyetok Pelukan
29
Bab 29. Berjuang Sendirian
30
Bab 30. Menyulut Emosi
31
Bab 31. Ijab Kobul
32
Bab 32. Ide Pernikahan
33
Bab 33. Sosok Menyeramkan
34
Bab 34. Drama Lama
35
Bab 35. Tidak Percaya Diri
36
Bab 36. Pesanan
37
Bab 37. Gaun Pengantin
38
Bab 38. Masih Ada Waktu
39
Bab 39. Bahagia Sederhana
40
Bab 40. Pengalaman Pertama
41
Bab 41. Supermarket
42
Bab 42. Sweet Night
43
Bab 43. Suka Kamu
44
Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45
Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46
Bab 46. Janji Kai
47
Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48
Bab 48. Kesembuhan Leo
49
Bab 49. Perdebatan Kecil
50
Bab 50. Melepaskan
51
Bab 51. Ngidam Laura
52
Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53
Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54
Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55
Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56
Bab 56. Rencana Kepulangan
57
Bab 57. Back Home
58
Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59
Bab 59. Poor Rasya
60
Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61
Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62
Bab 62. Rencana Kai
63
Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64
Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65
Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66
Bab 66. Resmi Kehilangan
67
Bab 67. Sosok Bidadari
68
Bab 68. Cita-cita Terbesar
69
Bab 69. Keributan
70
Bab 70. Tidak Tahu Diri
71
Bab 71. Mari Lupakan
72
Bab 72. Ancaman Baru
73
Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74
Bab 74. Keresahan
75
Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76
Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77
Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78
Bab 78. Terlampau Santai
79
Bab 79. Objek Cemburu
80
Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81
Bab 81. Memalukan
82
Bab 82. Nyaman
83
Bab 83. Kehidupan Baru
84
Bab 84. Kabar Bahagia
85
Bab 85. Ngidam
86
Bab 86. Salah Pilih Lawan
87
Bab 87. Berlebihan
88
Bab 88. Nasib Bawahan
89
Bab 89. Ceroboh
90
Bab 90. Good Night
91
Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92
Bab 92. Masalah Rasya
93
Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94
Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95
Bab 95. Khawatir Berlebihan
96
Bab 96. Night Moment
97
Bab 97. Gangguan
98
Bab 98. Bodyguard
99
Bab 99. Perasaan Andra
100
Bab 100. Membiasakan Diri
101
Bab 101. Tak Sabar
102
Bab 102. Kenyataan
103
Bab 103. Kena Imbas
104
Bab 104. Emosi Andra
105
Bab 105. Bikin Elus Dada
106
Bab 106. Julid
107
Bukan Update!!!
108
Bab 107. Tragedi
109
Bab 108. Meresahkan
110
Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111
Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112
Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113
Bab 112. Kepanikan
114
Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115
Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116
Bab 115. Tendangan Pertama
117
Bab 116. Jangan Pergi
118
Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119
Bab 118. Bad Mood
120
Bab 119. Mode Judes
121
Bab 120. Kuliner Malam
122
Bab 121. Pak Bakpau
123
Bab 122. Secinta Itu Memang
124
Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125
Bab 124. Kegalauan Andra
126
Bab 125. Miko Dan Maura
127
Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128
Bab 127. Derita Belum Usai
129
Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130
Bab 129. Suami Siaga
131
Bab 130. Melahirkan
132
Bab 131. Malaikat Baru
133
Bab 132. Janji Kai
134
Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135
Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136
Bab 135. Hampir Kebablasan
137
Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138
Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139
Bab 138. Geram
140
Bab 139. Kisah Tersembunyi
141
Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142
Bab 141. Sultan Mah Bebas
143
Bab 142. Beruntung Memilikimu
144
Bab 143. Tak Sabar
145
Bab 144. Menjelang Hari H
146
Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147
Bab 146. Kondangan
148
Bab 147. Kegugupan Rasya
149
Bab 148. Ijab Kobul
150
Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151
Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152
Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153
Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154
Bab 153. Good Wife And Good Mom
155
Bab 154. Pemicu Kehancuran
156
Bab 155. Tak Berarti
157
Bab 156. Alasan
158
Bab 157. Demi Sahabat
159
Bab 158. Ganti Rugi
160
Bab 159. Sambutan Kepulangan
161
Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162
Bab 161. Tingkah Menjijikan
163
Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164
Bab 163. Kepedulian Rapa
165
Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166
Bab 165. Rahasia Andra
167
Bab 166. Terungkap
168
Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169
Bab 168. Bidadari Pelindung
170
Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171
Bab 170. Resah
172
Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173
Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174
Bab 173. Story Maura-Miko
175
Bab 174. Story Rasya
176
Bab 175. Story Rasya #2
177
Bab 176. Story Rasya #3
178
Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179
Bab 178. Story Andra
180
Bab 179. Story Andra #2
181
Bab 180. Story Andra #3
182
Bab 181. Story Andra #4
183
Bab 182. Story Andra-Dini
184
Bab 183. Bonus Chapter
185
Bab 184. Bonus Chapter #2
186
Bab 185. Bonus Chapter #3
187
Bab 186. Bonus Chapter #4
188
Bab 187. Bonus Chapter #5
189
Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!