Bab 11. Ketakutan Kai

“Papi ngapain ke rumah sakit memangnya? Papi sakit?” tanya Laura saat sang papi yang berada di seberang telepon sana menanyakan keberadaannya.

“Enggak, Papi tadi abis ketemu Amel sama Dimas. Niatnya mau ngunjungin kamu ngajak makan bareng. Eh kamunya malah gak ada di ruangan. Papi lapar tau, Aunty sama Uncle kamu tega banget, mereka cuma suguhin Papi minum doang,” adunya yang di akhiri dengan dengusan. Laura hanya menggelengkan kepala. Semakin tua papi-nya itu semakin banyak drama.

“Ohh, Ela kira,” Laura menghela napasnya lega. “Iya, tadi sebelum jam makan siang Ela langsung izin pulang. Kai demam,” ucapnya jujur.

“Ck, kayak bocah aja sakitnya demam,” cibir Leo dari seberang sana. Laura terkekeh mendengarnya lalu melirik pada laki-laki yang tertidur nyenyak sambil memeluknya itu, tangannya terulur memainkan rambut lebat Kai.

“Papi masih di rumah sakit?” tanya Laura mengalihkan.

“Iya, tapi udah mau pulang sekarang. Kamu mau nginep di apartemen bocah itu?” jawab Leo, yang kemudian balik bertanya.

“Emangnya Papi izinin?”

“Sebenarnya sih enggak, kalian kan belum nikah. Tapi kalau emang bocah itu lagi sakit, kasian juga kalau di tinggal. Si Angga kemarin siang ke luar kota bawa istrinya juga,” helaan napas dapat Laura dengar dari seberang sana. “Manja emang tuh orang, udah aki-aki aja masih harus di temenin kalau pergi,” kali ini decakan yang keluar dari mulut Leo.

“Bilang aja kalau Papi iri karena ke mana-mana sendiri,” sindir Laura becanda.

“Papi mana mungkin iri, lagi pula Papi gak sendiri. Mami selalu ikut Papi kemanapun,” Laura menunduk sedih saat mendengar kalimat itu padahal Leo mengucapkan dengan nada riang. Seolah itu hal yang biasa dan Luna benar-benar berada di samping pria itu, mengikutinya kemanapun dia pergi.

“Iya, Mami gak pernah pergi. Mami selalu ada di hati kita, jadi kemanapun kita pergi Mami selalu mengikuti,” Laura meyakinkan itu, bukan untuk papinya tapi untuk dirinya sendiri. Selagi di hati masih tertanam sosok bidadarinya, maka kemanapun kakinya melangkah pergi keberadaan sang mami akan tetap terasa.

“Kalau begitu Papi tutup telponnya ya, Dek. Kamu baik-baik jaga Kai. Awas jangan macam-macam dulu sebelum halal!” peringat Leo terdengar tajam, membuat Laura memutar bola matanya. Siapa juga yang niat macam-macam. Batin Laura.

“Papi hati-hati di jalan, jangan ngebut-ngebut nyetirnya. Jangan lupa makan, tidurnya jangan terlalu malam. Besok pagi, Papi mau kan bawain baju Ela?”

“Tanpa kamu minta pun Papi udah berniat bawain kamu baju ganti besok, sekalian Papi jenguk calon mantu,” ucap Leo dengan nada menggoda, membuat semburat merah muncul di pipi Laura. “Udah ah, Papi matiin, ya, bye sayang. I love you.”

“Love you too,” balas Laura kemudian menjauhkan ponsel dari telinganya saat sambungan di putus dari seberang sana.

“Telponan sama siapa?”

“Astaga!” kaget Laura hampir membuat ponselnya jatuh. “Apa-apaan sih lo, Kai. Ngagetin tahu gak!” deliknya kesal.

“Ngagetin gimana coba, aku cuma tanya loh, Yank, kamu telponan sama siapa, mesra gitu sampai bilang love you too segala. Sama aku aja kamu gak pernah bilang kayak gitu,” ucapnya cemberut.

“Cemburu,” ledek Laura memutar bola matanya. “Kenapa udah bangun lagi?” tanyanya mengalihkan.

“Aku takut kamu diam-diam pergi, makanya tidurnya gak nyenyak. Ditambah lagi kalimat cinta terakhir itu bikin aku langsung bangun. Kuping aku panas,” Kai menunjuk telinganya yang memang memerah akibat dari demamnya. “Mungkin kalau kata itu ditunjukinnya ke aku, tidur aku bakalan makin nyenyak,” cengirnya kemudian.

“Iya, gak usah bangun lagi sekalian,” ujar Laura pedas.

“Tega benget sih Yank sama calon suami sendiri,” ucapnya dengan wajah cemberut yang begitu menggemaskan. Namun Laura tidak akan pernah mau mengakuinya apalagi di depan Kai.

Mengabaikan ucapannya, Laura meletakkan tangannya di kening Kai, mengecek suhu tubuh pria itu yang sedikit turun dari pertama kali Laura mengeceknya beberapa jam lalu. ia menghela napas lega.

“Masih pusing gak?” anggukan lemah menjadi jawaban yang Kai berikan. “Kalau gitu tidur lagi, biar pusingnya berkurang,” titahnya. Dan kali ini tanpa malu Laura memainkan rambut Kai, mengelusnya lembut berharap dengan itu Kai bisa tertidur dengan cepat.

“Tapi aku udah gak ngantuk,” ucapnya manja.

“Paksain. Lo gak mau cepat sembuh memangnya?”

“Ya mau, tapi—”

“Gue gak akan pergi Kai, Papi udah kasih izin gue nginep buat rawat lo malam ini. Tapi please nurut, jangan buat keberadaan gue disini ngerawat lo sia-sia. Gue gak pernah minta lo apa-apa ‘kan selama ini?” Kai mengangguk pelan. “Jadi boleh kali ini gue minta lo buat nurut, jadi pasien gue yang patuh. Lo sakit gue sedih Kai. Meskipun lo pernah ngecewain, gue tetap peduli. Sejudes-judesnya gue sebulan belakangan ini, gue yakin lo tahu perasaan gue yang sesungguhnya. Sekarang tidur, ya,”

Kai mengangguk lagi. Tidak ada kata yang mampu dirinya ucapkan setelah mendengar kalimat Laura barusan. Kai terharu karena ternyata selama ini, di balik ketidakramahannya, Laura masih menyimpan peduli dan sedikit perasaan yang selama ini Kai kira sudah hilang.

Tanpa mengucapkan apa-apa Kai kemudian memejamkan matanya, melingkarkan tangan di pinggang Laura lagi, lalu menyerukan wajahnya di perut sang kekasih. Sedangkan tangan Laura bergerak memainkan rambut Kai kembali dengan seulas senyum di bibir. Tidak butuh waktu lama untuk pria itu jatuh tertidur, terlihat dari napasnya yang mulai teratur. Laura yang mengantuk pun memilih ikut memejamkan mata, tertidur dengan posisi duduk dengan Kai yang menggunakan pahanya sebagai bantalan.

****

Perlahan Kai mengerjap, menyesuaikan matanya dengan cahaya lampu, lalu menoleh ke sampingnya dan terkejut saat dirinya tidak mendapati sang kekasih di sana. Panik, Kai langsung bangkit dari tidurnya mengabaikan rasa pusing yang masih berdenyut di kepala, mencari Laura ke seluruh ruangan yang ada di apartemennya, namun sosok itu tidak juga dirinya temukan. Hanya makanan yang masih mengepul hangat yang tersaji di dapur. Membuktikan bahwa sebelum pergi Laura sempat memasak terlebih dulu.

Dengan lesu, Kai kembali melangkah lalu menjatuhkan diri di sofa ruang tengah. Perasaannya tak menentu saat ini, ia kecewa karena ternyata apa yang sore tadi di ucapkan kekasihnya itu hanyalah sebuah kebohongan, hanya bujukan agar dirinya mau tidur. Kai tersenyum getir, merutuki dirinya yang bodoh karena dengan mudahnya luluh dengan kalimat manis Laura.

“Lo ngapain di sini?” mendengar suara itu Kai langsung menoleh ke belakang, dan bangkit dari duduknya, melangkah cepat ke arah Laura berdiri kemudian memeluknya.

“Aku kira kamu pulang,” lirihnya seraya menyerukan kepala di lipatan leher Laura yang terkejut dengan pelukan tiba-tiba kekasihnya.

“Lo kenapa sih, Kai?” heran Laura sambil berusaha melepaskan pelukan Kai. Namun selemah apa pun pria itu saat ini, tetap saja Laura tidak bisa menyingkirkan Kai dari tubuhnya.

“Kamu dari mana?” bukannya menjawab, Kai malah justru balik bertanya tanpa meregangkan pelukannya sama sekali.

“Abis mandi,” jawab Laura seadanya, ia masih keheranan dengan sikap Kai yang terlihat ketakutan. “Lo kenapa? Kok, bisa duduk disini?” tanya Laura lagi dengan suara lembut.

“Nyari kamu,” singkatnya menjawab sambil menambah erat memeluk kekasihnya itu. “Waktu bangun aku terkejut karena kamu gak ada. Aku kira kamu pulang,” ungkapnya jujur. “Hampir aja aku kecewa ….” Kai menghela napasnya lega, lalu satu kecupan diberikannya di puncak kepala Laura.

Beberapa menit lalu Kai benar-benar diserang rasa takut yang membuat jantungnya berdebar tidak seperti biasanya. Kepanikan akan kehilangan Laura nyata Kai rasakan sampai tidak sadar bahwa masih ada satu tempat yang tidak dirinya cek. Katakanlah ia terlalu berlebihan tapi memang begitulah perasaan Kai saat tidak menemukan sang terkasih di sampingnya. Dulu Kai pernah mengecewakan Laura hingga perempuan itu memutuskan untuk pergi dengan membencinya. Dan kali ini Kai tidak ingin kembali di tinggalkan Laura. Ya, memang secinta itu Kai terhadap sang kekasih.

“Gue bukan orang yang suka ingkar janji,” ucapnya ringan seraya memutar bola matanya malas. “Makan yuk, gue lapar,” lanjut Laura kembali berusaha melepaskan diri. Beruntung kali ini laki-laki itu sudah mengendurkan pelukannya, jadi dengan mudah Laura meloloskan tubuhnya, lalu melangkah ke dapur dengan Kai yang mengekor bagai anak ayam.

Acara makan malam yang biasanya Laura lakukan dengan banyak orang kini hanya berdua saja dengan seorang laki-laki yang bukan keluarganya. Jujur ini terasa aneh, mendebarkan, tapi juga menyenangkan. Dan tidak dapat di pungkiri bahwa hatinya merasa hangat. Bayangan Laura sudah jauh menuju rumah tangga yang suatu saat nanti akan dirinya jalani. Harapannya ia bisa menjalankan itu dengan pria di hadapannya. Semoga saja mereka memang berjodoh.

Terpopuler

Comments

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

udh donk laura jangan judes² sma kai

2022-09-12

0

Tsariyyah Rein

Tsariyyah Rein

disini aku bingung😇 maminya laura luna apa lyra?

2021-06-26

2

Ervan Imam

Ervan Imam

klo ngebahas luna, aku merinding thor dan sedih merasa kasian sma leo, padahal ini hanya novel tapi bagi ku ini kaya kisah nyata 😭😭😭😭😭😭😭😭

2021-05-23

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Laki-laki Itu
2 Bab 2. Penolakan
3 Bab 3. Jangan Berharap
4 Bab 4. Terus Berusaha
5 Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6 Bab 6. Tentang Masa Lalu
7 Bab 7. Reuni SMA
8 Bab 8. Babysitter
9 Bab 9. Gengsi
10 Bab 10. Demam
11 Bab 11. Ketakutan Kai
12 Bab 12. Ancaman Kai
13 Bab 13. I Love You Too
14 Bab 14. Anak Cabe
15 Bab 15. Lamaran
16 Bab 16. Terlantar
17 Bab 17. Masa Lalu Kai
18 Ba 18. Derita Rapa
19 Bab 19. Patah Hati Masal
20 Bab 20. Batal Tunangan (?)
21 Bab 21. Menyebalkan
22 Bab 22. Mengenang
23 Bab 23. Menggemaskan
24 Bab 24. Duo Kurbel
25 Bab 25. Terancam
26 Bab 26. Hari Melelahkan
27 Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28 Bab 28. Menyetok Pelukan
29 Bab 29. Berjuang Sendirian
30 Bab 30. Menyulut Emosi
31 Bab 31. Ijab Kobul
32 Bab 32. Ide Pernikahan
33 Bab 33. Sosok Menyeramkan
34 Bab 34. Drama Lama
35 Bab 35. Tidak Percaya Diri
36 Bab 36. Pesanan
37 Bab 37. Gaun Pengantin
38 Bab 38. Masih Ada Waktu
39 Bab 39. Bahagia Sederhana
40 Bab 40. Pengalaman Pertama
41 Bab 41. Supermarket
42 Bab 42. Sweet Night
43 Bab 43. Suka Kamu
44 Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45 Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46 Bab 46. Janji Kai
47 Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48 Bab 48. Kesembuhan Leo
49 Bab 49. Perdebatan Kecil
50 Bab 50. Melepaskan
51 Bab 51. Ngidam Laura
52 Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53 Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54 Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55 Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56 Bab 56. Rencana Kepulangan
57 Bab 57. Back Home
58 Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59 Bab 59. Poor Rasya
60 Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61 Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62 Bab 62. Rencana Kai
63 Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64 Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65 Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66 Bab 66. Resmi Kehilangan
67 Bab 67. Sosok Bidadari
68 Bab 68. Cita-cita Terbesar
69 Bab 69. Keributan
70 Bab 70. Tidak Tahu Diri
71 Bab 71. Mari Lupakan
72 Bab 72. Ancaman Baru
73 Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74 Bab 74. Keresahan
75 Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76 Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77 Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78 Bab 78. Terlampau Santai
79 Bab 79. Objek Cemburu
80 Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81 Bab 81. Memalukan
82 Bab 82. Nyaman
83 Bab 83. Kehidupan Baru
84 Bab 84. Kabar Bahagia
85 Bab 85. Ngidam
86 Bab 86. Salah Pilih Lawan
87 Bab 87. Berlebihan
88 Bab 88. Nasib Bawahan
89 Bab 89. Ceroboh
90 Bab 90. Good Night
91 Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92 Bab 92. Masalah Rasya
93 Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94 Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95 Bab 95. Khawatir Berlebihan
96 Bab 96. Night Moment
97 Bab 97. Gangguan
98 Bab 98. Bodyguard
99 Bab 99. Perasaan Andra
100 Bab 100. Membiasakan Diri
101 Bab 101. Tak Sabar
102 Bab 102. Kenyataan
103 Bab 103. Kena Imbas
104 Bab 104. Emosi Andra
105 Bab 105. Bikin Elus Dada
106 Bab 106. Julid
107 Bukan Update!!!
108 Bab 107. Tragedi
109 Bab 108. Meresahkan
110 Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111 Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112 Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113 Bab 112. Kepanikan
114 Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115 Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116 Bab 115. Tendangan Pertama
117 Bab 116. Jangan Pergi
118 Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119 Bab 118. Bad Mood
120 Bab 119. Mode Judes
121 Bab 120. Kuliner Malam
122 Bab 121. Pak Bakpau
123 Bab 122. Secinta Itu Memang
124 Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125 Bab 124. Kegalauan Andra
126 Bab 125. Miko Dan Maura
127 Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128 Bab 127. Derita Belum Usai
129 Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130 Bab 129. Suami Siaga
131 Bab 130. Melahirkan
132 Bab 131. Malaikat Baru
133 Bab 132. Janji Kai
134 Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135 Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136 Bab 135. Hampir Kebablasan
137 Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138 Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139 Bab 138. Geram
140 Bab 139. Kisah Tersembunyi
141 Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142 Bab 141. Sultan Mah Bebas
143 Bab 142. Beruntung Memilikimu
144 Bab 143. Tak Sabar
145 Bab 144. Menjelang Hari H
146 Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147 Bab 146. Kondangan
148 Bab 147. Kegugupan Rasya
149 Bab 148. Ijab Kobul
150 Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151 Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152 Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153 Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154 Bab 153. Good Wife And Good Mom
155 Bab 154. Pemicu Kehancuran
156 Bab 155. Tak Berarti
157 Bab 156. Alasan
158 Bab 157. Demi Sahabat
159 Bab 158. Ganti Rugi
160 Bab 159. Sambutan Kepulangan
161 Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162 Bab 161. Tingkah Menjijikan
163 Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164 Bab 163. Kepedulian Rapa
165 Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166 Bab 165. Rahasia Andra
167 Bab 166. Terungkap
168 Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169 Bab 168. Bidadari Pelindung
170 Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171 Bab 170. Resah
172 Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173 Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174 Bab 173. Story Maura-Miko
175 Bab 174. Story Rasya
176 Bab 175. Story Rasya #2
177 Bab 176. Story Rasya #3
178 Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179 Bab 178. Story Andra
180 Bab 179. Story Andra #2
181 Bab 180. Story Andra #3
182 Bab 181. Story Andra #4
183 Bab 182. Story Andra-Dini
184 Bab 183. Bonus Chapter
185 Bab 184. Bonus Chapter #2
186 Bab 185. Bonus Chapter #3
187 Bab 186. Bonus Chapter #4
188 Bab 187. Bonus Chapter #5
189 Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190 Info
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Bab 1. Laki-laki Itu
2
Bab 2. Penolakan
3
Bab 3. Jangan Berharap
4
Bab 4. Terus Berusaha
5
Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6
Bab 6. Tentang Masa Lalu
7
Bab 7. Reuni SMA
8
Bab 8. Babysitter
9
Bab 9. Gengsi
10
Bab 10. Demam
11
Bab 11. Ketakutan Kai
12
Bab 12. Ancaman Kai
13
Bab 13. I Love You Too
14
Bab 14. Anak Cabe
15
Bab 15. Lamaran
16
Bab 16. Terlantar
17
Bab 17. Masa Lalu Kai
18
Ba 18. Derita Rapa
19
Bab 19. Patah Hati Masal
20
Bab 20. Batal Tunangan (?)
21
Bab 21. Menyebalkan
22
Bab 22. Mengenang
23
Bab 23. Menggemaskan
24
Bab 24. Duo Kurbel
25
Bab 25. Terancam
26
Bab 26. Hari Melelahkan
27
Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28
Bab 28. Menyetok Pelukan
29
Bab 29. Berjuang Sendirian
30
Bab 30. Menyulut Emosi
31
Bab 31. Ijab Kobul
32
Bab 32. Ide Pernikahan
33
Bab 33. Sosok Menyeramkan
34
Bab 34. Drama Lama
35
Bab 35. Tidak Percaya Diri
36
Bab 36. Pesanan
37
Bab 37. Gaun Pengantin
38
Bab 38. Masih Ada Waktu
39
Bab 39. Bahagia Sederhana
40
Bab 40. Pengalaman Pertama
41
Bab 41. Supermarket
42
Bab 42. Sweet Night
43
Bab 43. Suka Kamu
44
Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45
Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46
Bab 46. Janji Kai
47
Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48
Bab 48. Kesembuhan Leo
49
Bab 49. Perdebatan Kecil
50
Bab 50. Melepaskan
51
Bab 51. Ngidam Laura
52
Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53
Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54
Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55
Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56
Bab 56. Rencana Kepulangan
57
Bab 57. Back Home
58
Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59
Bab 59. Poor Rasya
60
Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61
Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62
Bab 62. Rencana Kai
63
Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64
Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65
Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66
Bab 66. Resmi Kehilangan
67
Bab 67. Sosok Bidadari
68
Bab 68. Cita-cita Terbesar
69
Bab 69. Keributan
70
Bab 70. Tidak Tahu Diri
71
Bab 71. Mari Lupakan
72
Bab 72. Ancaman Baru
73
Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74
Bab 74. Keresahan
75
Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76
Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77
Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78
Bab 78. Terlampau Santai
79
Bab 79. Objek Cemburu
80
Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81
Bab 81. Memalukan
82
Bab 82. Nyaman
83
Bab 83. Kehidupan Baru
84
Bab 84. Kabar Bahagia
85
Bab 85. Ngidam
86
Bab 86. Salah Pilih Lawan
87
Bab 87. Berlebihan
88
Bab 88. Nasib Bawahan
89
Bab 89. Ceroboh
90
Bab 90. Good Night
91
Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92
Bab 92. Masalah Rasya
93
Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94
Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95
Bab 95. Khawatir Berlebihan
96
Bab 96. Night Moment
97
Bab 97. Gangguan
98
Bab 98. Bodyguard
99
Bab 99. Perasaan Andra
100
Bab 100. Membiasakan Diri
101
Bab 101. Tak Sabar
102
Bab 102. Kenyataan
103
Bab 103. Kena Imbas
104
Bab 104. Emosi Andra
105
Bab 105. Bikin Elus Dada
106
Bab 106. Julid
107
Bukan Update!!!
108
Bab 107. Tragedi
109
Bab 108. Meresahkan
110
Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111
Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112
Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113
Bab 112. Kepanikan
114
Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115
Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116
Bab 115. Tendangan Pertama
117
Bab 116. Jangan Pergi
118
Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119
Bab 118. Bad Mood
120
Bab 119. Mode Judes
121
Bab 120. Kuliner Malam
122
Bab 121. Pak Bakpau
123
Bab 122. Secinta Itu Memang
124
Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125
Bab 124. Kegalauan Andra
126
Bab 125. Miko Dan Maura
127
Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128
Bab 127. Derita Belum Usai
129
Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130
Bab 129. Suami Siaga
131
Bab 130. Melahirkan
132
Bab 131. Malaikat Baru
133
Bab 132. Janji Kai
134
Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135
Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136
Bab 135. Hampir Kebablasan
137
Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138
Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139
Bab 138. Geram
140
Bab 139. Kisah Tersembunyi
141
Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142
Bab 141. Sultan Mah Bebas
143
Bab 142. Beruntung Memilikimu
144
Bab 143. Tak Sabar
145
Bab 144. Menjelang Hari H
146
Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147
Bab 146. Kondangan
148
Bab 147. Kegugupan Rasya
149
Bab 148. Ijab Kobul
150
Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151
Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152
Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153
Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154
Bab 153. Good Wife And Good Mom
155
Bab 154. Pemicu Kehancuran
156
Bab 155. Tak Berarti
157
Bab 156. Alasan
158
Bab 157. Demi Sahabat
159
Bab 158. Ganti Rugi
160
Bab 159. Sambutan Kepulangan
161
Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162
Bab 161. Tingkah Menjijikan
163
Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164
Bab 163. Kepedulian Rapa
165
Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166
Bab 165. Rahasia Andra
167
Bab 166. Terungkap
168
Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169
Bab 168. Bidadari Pelindung
170
Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171
Bab 170. Resah
172
Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173
Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174
Bab 173. Story Maura-Miko
175
Bab 174. Story Rasya
176
Bab 175. Story Rasya #2
177
Bab 176. Story Rasya #3
178
Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179
Bab 178. Story Andra
180
Bab 179. Story Andra #2
181
Bab 180. Story Andra #3
182
Bab 181. Story Andra #4
183
Bab 182. Story Andra-Dini
184
Bab 183. Bonus Chapter
185
Bab 184. Bonus Chapter #2
186
Bab 185. Bonus Chapter #3
187
Bab 186. Bonus Chapter #4
188
Bab 187. Bonus Chapter #5
189
Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!