Bab 15. Lamaran

Laura tidak menyangka karena ternyata makan siang ini bukan hanya sekedar makan siang biasa. Meskipun suasananya masih santai, tapi pembahasan serius terjadi di dalamnya, dan semua itu berkaitan dengan hubungan antara dirinya dan Kai.

Perjodohan memang tidak lagi di bahas, karena itu sudah berakhir sejak Laura menolaknya. Namun orang tua yang melihat perkembangan hubungan putra putrinya itu bersemangat untuk menyelenggarakan pertunangan, bahkan inginnya langsung menikahkan keduanya, tapi mereka merasa bahwa mungkin itu terlalu cepat untuk Laura yang masih dalam masa meyakinkan hati, sedangkan Kai akan menerima apa pun keputusannya.

Jika di minta langsung menikah, Kai dengan senang hati mengurus semuanya. Namun kali ini ia tidak ingin egois, ia akan mendengarkan pendapat Laura. Dan ternyata perempuan itu mengusulkan untuk tunangan lebih dulu. Tidak ada yang keberatan, semua setuju keinginan Laura termasuk keluarga Kai. Jadi begitulah akhir dari makan siang yang terlaksana hari ini. Acara pertunangan akan berlangsung dua minggu lagi dihitung dari sekarang.

Semuanya akan diurus oleh para orang tua, sedangkan Laura hanya diminta mempersiapkan diri. Karena mereka mengerti dengan kesibukan Laura sebagai dokter, dan kesibukan Kai yang harus mengurus restoran-restorannya yang sudah tersebar dibeberapa kota besar di Indonesia.

Meninggalkan para orang tua yang masih ingin bercengkrama, Laura terpaksa pamit karena harus kembali ke rumah sakit, ada pasien darurat yang menunggu penanganannya begitu Dini menghubungi agar Laura kembali secepatnya.

“Kamu gak terpaksa ‘kan, Yank tunangan sama aku?” tanya Kai untuk memastikan.

“Gue selalu bilang enggak untuk sesuatu yang tidak gue sukai, Kai,” jawab Laura membuat Kai mengukir senyum lega.

Sejak tadi melihat keterdiaman Laura, Kai mengira bahwa mungkin kekasihnya itu menyesali keputusannya untuk bertunangan. Tapi ternyata pemikirannya salah, dan Kai tahu pasti Laura bukanlah perempuan yang plin plan. Laura akan mengatakan ‘iya’ jika dia menyukai itu, namun tidak akan segan bilang ‘tidak’ pada sesuatu yang tidak dirinya sukai.

Laura tidak pernah peduli akan menyakiti siapa saja, karena baginya membahagiakan orang lain bukan tugasnya, terlebih membahagiakan orang yang tidak ingin dirinya bahagiakan. Sedangkan bahagia menurut Laura adalah kebahagiaan yang ada dirinya di dalam sana. Jika pun sesuatu itu membahagiakan untuk keluarganya tapi dirinya tidak ikut serta pada bahagia itu, maka jangan harap Laura akan berusaha menuruti semuanya. Laura memang setegas itu, dibalik kelembutan sosoknya yang dulu, tidak banyak orang tahu betapa tegasnya seorang Laura Priela Arsyatami. Sekarang setelah tumbuh dewasa dan Laura berubah menjadi jutek, pedas dan sinis, ketegasannya itu semakin menonjol dan tidak jarang keluarganya sendiri di buat keki. Terlebih Leo dan Rapa, karena memang dua orang itu yang lebih menyebalkan menurut Laura.

“Terima kasih sudah mau menerimaku kembali, memberi kesempatan untuk aku menunjukkan keseriusanku dalam memperbaiki diri dan memaafkan kesalahanku yang dulu pernah menyakiti dan mengecewakanmu, maaf juga semua kekasaranku dulu kepadamu. Sekarang aku sedang berusaha berubah, menghilangkan sikap egoisku yang dulu mungkin membuatmu tidak nyaman. Aku menyadari banyak salah yang sudah aku lakukan dulu. Disini aku berharap banyak kamu mau membantuku untuk menjadi pribadi yang lebih baik, menjadi laki-laki yang bertanggung jawab dan penyabar. Jadi, Laura apa kamu mau mengingatkan aku ketika aku mulai khilaf, menegurku ketika aku berbuat salah dan menarikku di saat aku mulai melangkah terlalu jauh?” Kai menatap dalam dan serius manik Laura yang sebening telaga.

“Aku ingin terus bersamamu, aku ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu, dan aku ingin menua bersamamu, melukis kisah indah yang di dalamnya ada bahagia tentang kita bersama keturunan kita nanti. Laura, apa kamu mau menjadi istriku? Menjadi ibu dari anak-anakku, menjadi tempat aku bersandar menceritakan keluh kesahku, bahagia, duka dan juga air mataku? Laura apa kamu bersedia menjadi rumahku, menjadi bintang yang menghiasi langit gelapku dan menjadi matahari yang menyinari hariku? Laura Priela Arsyatami, maukah kamu menikah denganku?”

Mendengar semua kalimat panjang lebar dari seseorang yang dicintai membuat Laura banjir air mata, terharu mendengar setiap kalimat yang Kai ucapkan dengan sorot keseriusan di kedua matanya, terlebih saat laki-laki itu mengeluarkan sebuah kotak berisi cincin cantik bermata ruby yang dipahat membentuk ‘Love’.

Sekuat-kuatnya Laura, seketus-ketusnya ia, tetap akan luluh dengan kalimat penuh kesungguhan seperti itu. Laura yang sampai makan siang bersama para orang tua tadi masih sedikit jual mahal kini tidak bisa lagi melakukan itu, karena kini yang dilakukannya adalah berhambur dalam pelukan Kai, menumpahkan tangis bahagianya yang di susul dengan anggukan semangat sebagai tanda penerimaan atas ajakan menikah Kai.

“Ini kamu ngelamar aku ‘kan?” tanya Laura seraya menarik diri dari pelukan Kai.

“Kalau kamu menganggapnya seperti itu, maka jawabannya adalah ‘iya’, tapi jika dirasa bahwa ini belum pantas untuk di sebut lamaran, aku akan menyiapkan itu segera,” jawab Kai panjang lebar.

Senyum di bibir Laura terukir sempurna, dan sekali lagi ia berhambur memeluk laki-laki yang duduk di kursi kemudi tanpa menjalankan kendaraannya, bahkan mesinnya saja belum menyala, dan mereka masih berada di parkiran depan restoran Kai.

Tidak etis sekali memang, tapi Laura suka dengan lamaran ini. Tidak peduli di dalam mobil, yang penting Laura dapat menangkap keseriusan seorang Kaivan Putra Wirasman. Apalah arti bunga mawar kalau berhari-hari saja akan layu dan berakhir di tong sampah. Laura tidak butuh itu, karena dengan kalimat yang barusan Kai ucapkan saja sudah cukup membuat Laura terjatuh pada cinta yang sejak dulu tidak pernah padam, hanya sembunyi dibalik kecewa yang tergoreskan.

Namun Laura bersyukur karena Kai mampu membangkitkan kembali cinta itu. Laura berharap bahwa Kai adalah cinta pertama sekaligus terakhirnya. Jangan ada cinta yang lain diantara cinta yang dirinya miliki ini. Bukan hanya pada dirinya, tapi juga pada Kaivan. Semoga tidak ada cinta lain di hati laki-laki itu.

“Suka gak?” dengan cepat Laura mengangguk sambil melihat jari manisnya yang baru saja Kai sematkan cincin.

“Makasih,” ucap Laura tulus. Kai tersenyum dan mengangguk kecil, bahagia karena akhirnya Laura mau menerima lamarannya. Tadinya Kai sempat tidak percaya diri saat mendengar langsung bahwa Laura memilih bertunangan terlebih dulu dari pada langsung menikah. Tapi tidak di sangka bahwa jawaban antusias ini akan Kai dapatkan. Sekarang tidak ada lagi keraguan yang sejak kemarin sampai tadi membayang di kedua mata Laura. Hanya binar bahagia yang kini terlihat di maniknya.

“Jadi bisa dong kita langsung nikah, tanpa tunangan dulu,” goda Kai, menyurutkan senyum di bibir Laura yang langsung di gantikan dengan dengusan serta delikan andalannya.

“Jangan gak tahu diri lo, di kasih hati minta jantung,” sinis Laura.

“Ck, udah manis-manis tadi panggilannya aku-kamu, sekarang malah lo-gue lagi,” desah Kai sedih.

“Itu refleks aja, gak usah baper.”

Kai mencebikkan bibirnya, lalu mulai menjalankan mobilnya meninggalkan pelataran parkir. Ia sudah tidak berminta lagi berlama-lama di sana karena sang kekasih sudah kembali pada mode jual mahalnya. Perusak moment memang, cibir Kai dalam hati.

*

“Aunty, let’s go!” seru si kembar sambil menunjukkan tiket pesawat di tangannya. Laura mengacungkan ibu jarinya memuji keberhasilan dua bocah itu untuk memaksa Rapa membeli tiket mereka menuju Singapura esok hari. Sesuai janji yang pernah Laura ucapkan tempo hari, ia akan mengajak kedua ponakannya itu ke taman bermain di negari singa yang menjadi tempat tinggalnya selama sembilan tahun dulu.

Laura pergi ke sana bukan sengaja untuk bermain menuruti kainginan ponakannya, tapi karena ia akan menghadiri pernikahan salah satu sahabatnya semasa kuliah dulu, juga memenuhi undangan reuni kampusnya. Jadi dari pada berangkat sendiri, akhirnya Laura memutuskan untuk membawa serta dua ponakannya. Lagi pula Nathan dan Nathael sudah cukup besar, jadi tidak akan terlalu merepotkannya. Beda jika dirinya mengajak Arabella yang usianya masih lima tahun.

“Uncle di ajak ‘kan?” serobot Kai duduk lesehan di ruang tengah kediaman Leo, bergabung dengan calon ponakan iparnya.

“Oh tentu, Papa bilang biar ada yang belajain kita mainan dan oleh-oleh,” polos Nathael.

“Dasar abang laknat!” gerutu Laura. “Tapi gak apa-apa deh, jadi gue gak perlu minta orang lain buat titipin dua anak setan ini kalau ada lo,” cengir Laura menunjuk dua ponakannya.

“Emangnya kamu mau ke mana?”

“Nikahan teman sama reuni kampus,” jawab Laura apa adanya.

“Jahat banget gak mau ngajak aku,” cemberut Kai. “Gak ada kemauan pamer sama teman-teman kamu gitu? Aku ganteng loh, Yank, gak malu-maluin di ajak kondangan,” lanjut Kai, tidak terima dirinya tidak di ajak sang kekasih ke acara yang pastinya akan bertemu banyak orang, teman-teman Laura semasa kuliah dulu. Kai ingin kenalan dengan mereka, dan ia ingin tahu siapa saja orang terdekat kekasihnya selama mereka tidak bersama dulu.

“Lo bukan untuk gue pamerin Kai, tapi untuk gue miliki seorang diri. Gue gak mau teman-teman gue nanti malah naksir lo. Jadi lo cukup diam di rumah jagain Nathan sama Nathael, gue biar pergi sendiri aja. Gak akan lama, janji!” Laura mengangkat jari telunjuk dan tengahnya, menatap serius pada Kai yang mulai mengangguk pasrah.

“Pacar baik,” elusan gemas Laura berikan di rambut lebat Kai, kemudian mendekatkan bibirnya pada telinga Kai seraya membisikkan, “terima kasih sayang,” setelahnya Laura bangkit dari duduk dan melangkah santai menuju lantai dua dimana kamarnya berada, meninggalkan Kai yang mematung di tempatnya, masih berusaha mencerna tentang apa yang di dengar barusan. Laki-laki itu sadar saat tubuh Laura sudah tenggelam di pintu kamarnya sedangkan si kembar asyik menonton televisi.

Senyum Kai mengembang, menikmati degupan kencang jantungnya dengan hangat yang menjalar ke hati merambat pada wajahnya yang kini memerah. Kai benar-benar mirip seperti anak perawan yang sedang di mabuk cinta. Menggelikan.

Terpopuler

Comments

Dwi Puji Lestari

Dwi Puji Lestari

oh kai pst g bs tdr ni dibikin klepek2 sm laura

2021-06-26

1

❣︎Йσѵเε♚⃝𝕯𝖚ͨᴅᷞ𝖚ͧ𝖑ᷨ

❣︎Йσѵเε♚⃝𝕯𝖚ͨᴅᷞ𝖚ͧ𝖑ᷨ

so sweet 🥰

2021-05-02

1

Luluk 0100

Luluk 0100

si laura gak pernah ngobrol ama kakanya ya thor, seringnya malah iparnya kwkw

2021-04-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Laki-laki Itu
2 Bab 2. Penolakan
3 Bab 3. Jangan Berharap
4 Bab 4. Terus Berusaha
5 Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6 Bab 6. Tentang Masa Lalu
7 Bab 7. Reuni SMA
8 Bab 8. Babysitter
9 Bab 9. Gengsi
10 Bab 10. Demam
11 Bab 11. Ketakutan Kai
12 Bab 12. Ancaman Kai
13 Bab 13. I Love You Too
14 Bab 14. Anak Cabe
15 Bab 15. Lamaran
16 Bab 16. Terlantar
17 Bab 17. Masa Lalu Kai
18 Ba 18. Derita Rapa
19 Bab 19. Patah Hati Masal
20 Bab 20. Batal Tunangan (?)
21 Bab 21. Menyebalkan
22 Bab 22. Mengenang
23 Bab 23. Menggemaskan
24 Bab 24. Duo Kurbel
25 Bab 25. Terancam
26 Bab 26. Hari Melelahkan
27 Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28 Bab 28. Menyetok Pelukan
29 Bab 29. Berjuang Sendirian
30 Bab 30. Menyulut Emosi
31 Bab 31. Ijab Kobul
32 Bab 32. Ide Pernikahan
33 Bab 33. Sosok Menyeramkan
34 Bab 34. Drama Lama
35 Bab 35. Tidak Percaya Diri
36 Bab 36. Pesanan
37 Bab 37. Gaun Pengantin
38 Bab 38. Masih Ada Waktu
39 Bab 39. Bahagia Sederhana
40 Bab 40. Pengalaman Pertama
41 Bab 41. Supermarket
42 Bab 42. Sweet Night
43 Bab 43. Suka Kamu
44 Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45 Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46 Bab 46. Janji Kai
47 Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48 Bab 48. Kesembuhan Leo
49 Bab 49. Perdebatan Kecil
50 Bab 50. Melepaskan
51 Bab 51. Ngidam Laura
52 Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53 Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54 Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55 Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56 Bab 56. Rencana Kepulangan
57 Bab 57. Back Home
58 Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59 Bab 59. Poor Rasya
60 Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61 Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62 Bab 62. Rencana Kai
63 Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64 Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65 Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66 Bab 66. Resmi Kehilangan
67 Bab 67. Sosok Bidadari
68 Bab 68. Cita-cita Terbesar
69 Bab 69. Keributan
70 Bab 70. Tidak Tahu Diri
71 Bab 71. Mari Lupakan
72 Bab 72. Ancaman Baru
73 Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74 Bab 74. Keresahan
75 Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76 Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77 Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78 Bab 78. Terlampau Santai
79 Bab 79. Objek Cemburu
80 Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81 Bab 81. Memalukan
82 Bab 82. Nyaman
83 Bab 83. Kehidupan Baru
84 Bab 84. Kabar Bahagia
85 Bab 85. Ngidam
86 Bab 86. Salah Pilih Lawan
87 Bab 87. Berlebihan
88 Bab 88. Nasib Bawahan
89 Bab 89. Ceroboh
90 Bab 90. Good Night
91 Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92 Bab 92. Masalah Rasya
93 Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94 Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95 Bab 95. Khawatir Berlebihan
96 Bab 96. Night Moment
97 Bab 97. Gangguan
98 Bab 98. Bodyguard
99 Bab 99. Perasaan Andra
100 Bab 100. Membiasakan Diri
101 Bab 101. Tak Sabar
102 Bab 102. Kenyataan
103 Bab 103. Kena Imbas
104 Bab 104. Emosi Andra
105 Bab 105. Bikin Elus Dada
106 Bab 106. Julid
107 Bukan Update!!!
108 Bab 107. Tragedi
109 Bab 108. Meresahkan
110 Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111 Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112 Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113 Bab 112. Kepanikan
114 Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115 Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116 Bab 115. Tendangan Pertama
117 Bab 116. Jangan Pergi
118 Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119 Bab 118. Bad Mood
120 Bab 119. Mode Judes
121 Bab 120. Kuliner Malam
122 Bab 121. Pak Bakpau
123 Bab 122. Secinta Itu Memang
124 Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125 Bab 124. Kegalauan Andra
126 Bab 125. Miko Dan Maura
127 Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128 Bab 127. Derita Belum Usai
129 Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130 Bab 129. Suami Siaga
131 Bab 130. Melahirkan
132 Bab 131. Malaikat Baru
133 Bab 132. Janji Kai
134 Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135 Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136 Bab 135. Hampir Kebablasan
137 Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138 Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139 Bab 138. Geram
140 Bab 139. Kisah Tersembunyi
141 Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142 Bab 141. Sultan Mah Bebas
143 Bab 142. Beruntung Memilikimu
144 Bab 143. Tak Sabar
145 Bab 144. Menjelang Hari H
146 Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147 Bab 146. Kondangan
148 Bab 147. Kegugupan Rasya
149 Bab 148. Ijab Kobul
150 Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151 Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152 Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153 Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154 Bab 153. Good Wife And Good Mom
155 Bab 154. Pemicu Kehancuran
156 Bab 155. Tak Berarti
157 Bab 156. Alasan
158 Bab 157. Demi Sahabat
159 Bab 158. Ganti Rugi
160 Bab 159. Sambutan Kepulangan
161 Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162 Bab 161. Tingkah Menjijikan
163 Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164 Bab 163. Kepedulian Rapa
165 Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166 Bab 165. Rahasia Andra
167 Bab 166. Terungkap
168 Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169 Bab 168. Bidadari Pelindung
170 Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171 Bab 170. Resah
172 Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173 Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174 Bab 173. Story Maura-Miko
175 Bab 174. Story Rasya
176 Bab 175. Story Rasya #2
177 Bab 176. Story Rasya #3
178 Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179 Bab 178. Story Andra
180 Bab 179. Story Andra #2
181 Bab 180. Story Andra #3
182 Bab 181. Story Andra #4
183 Bab 182. Story Andra-Dini
184 Bab 183. Bonus Chapter
185 Bab 184. Bonus Chapter #2
186 Bab 185. Bonus Chapter #3
187 Bab 186. Bonus Chapter #4
188 Bab 187. Bonus Chapter #5
189 Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190 Info
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Bab 1. Laki-laki Itu
2
Bab 2. Penolakan
3
Bab 3. Jangan Berharap
4
Bab 4. Terus Berusaha
5
Bab 5. Berusaha Meyakinkan
6
Bab 6. Tentang Masa Lalu
7
Bab 7. Reuni SMA
8
Bab 8. Babysitter
9
Bab 9. Gengsi
10
Bab 10. Demam
11
Bab 11. Ketakutan Kai
12
Bab 12. Ancaman Kai
13
Bab 13. I Love You Too
14
Bab 14. Anak Cabe
15
Bab 15. Lamaran
16
Bab 16. Terlantar
17
Bab 17. Masa Lalu Kai
18
Ba 18. Derita Rapa
19
Bab 19. Patah Hati Masal
20
Bab 20. Batal Tunangan (?)
21
Bab 21. Menyebalkan
22
Bab 22. Mengenang
23
Bab 23. Menggemaskan
24
Bab 24. Duo Kurbel
25
Bab 25. Terancam
26
Bab 26. Hari Melelahkan
27
Bab 27. Leo Dan Rahasianya
28
Bab 28. Menyetok Pelukan
29
Bab 29. Berjuang Sendirian
30
Bab 30. Menyulut Emosi
31
Bab 31. Ijab Kobul
32
Bab 32. Ide Pernikahan
33
Bab 33. Sosok Menyeramkan
34
Bab 34. Drama Lama
35
Bab 35. Tidak Percaya Diri
36
Bab 36. Pesanan
37
Bab 37. Gaun Pengantin
38
Bab 38. Masih Ada Waktu
39
Bab 39. Bahagia Sederhana
40
Bab 40. Pengalaman Pertama
41
Bab 41. Supermarket
42
Bab 42. Sweet Night
43
Bab 43. Suka Kamu
44
Bab 44. Tidak Bisa Di Abaikan
45
Bab 45. Kenyataan Tentang Leo
46
Bab 46. Janji Kai
47
Bab 47. Selamat Berbahagia Di Keabadian
48
Bab 48. Kesembuhan Leo
49
Bab 49. Perdebatan Kecil
50
Bab 50. Melepaskan
51
Bab 51. Ngidam Laura
52
Bab 52. Tidak Ingin Menyia-nyiakan
53
Bab 53. Rezeki Tengah Malam
54
Bab 54. Apakah Ini Cinta?
55
Bab 55. Definisi Orang Tua menyebalkan yang Sesungguhnya.
56
Bab 56. Rencana Kepulangan
57
Bab 57. Back Home
58
Bab 58. Mertua Kurang Ajar
59
Bab 59. Poor Rasya
60
Bab 60. Tingkah Papi Mertua Bikin Elus Dada
61
Bab 61. Mencegah Kesalahpahaman
62
Bab 62. Rencana Kai
63
Bab 63. Bukan Kabar Bahagia
64
Bab 64. Gagal Menjadi Orang Tua
65
Bab 65. Tidak Ingin Berlarut-larut
66
Bab 66. Resmi Kehilangan
67
Bab 67. Sosok Bidadari
68
Bab 68. Cita-cita Terbesar
69
Bab 69. Keributan
70
Bab 70. Tidak Tahu Diri
71
Bab 71. Mari Lupakan
72
Bab 72. Ancaman Baru
73
Bab 73. Rapa Dan Ketakutannya
74
Bab 74. Keresahan
75
Bab 75. Siap-Siap Punya Mantu
76
Bab 76. Tak Yakin Soal Hubungan
77
Bab 77. Ini Bukan Mimpi 'Kan?
78
Bab 78. Terlampau Santai
79
Bab 79. Objek Cemburu
80
Bab 80. Bermelow-Melow Ria
81
Bab 81. Memalukan
82
Bab 82. Nyaman
83
Bab 83. Kehidupan Baru
84
Bab 84. Kabar Bahagia
85
Bab 85. Ngidam
86
Bab 86. Salah Pilih Lawan
87
Bab 87. Berlebihan
88
Bab 88. Nasib Bawahan
89
Bab 89. Ceroboh
90
Bab 90. Good Night
91
Bab 91. Sombong Itu Di Perlukan
92
Bab 92. Masalah Rasya
93
Bab 93. Calon Jodoh Rasya
94
Bab 94. Berharap Hilang Ingatan
95
Bab 95. Khawatir Berlebihan
96
Bab 96. Night Moment
97
Bab 97. Gangguan
98
Bab 98. Bodyguard
99
Bab 99. Perasaan Andra
100
Bab 100. Membiasakan Diri
101
Bab 101. Tak Sabar
102
Bab 102. Kenyataan
103
Bab 103. Kena Imbas
104
Bab 104. Emosi Andra
105
Bab 105. Bikin Elus Dada
106
Bab 106. Julid
107
Bukan Update!!!
108
Bab 107. Tragedi
109
Bab 108. Meresahkan
110
Bab 109. Ibu Hamil Merepotkan
111
Bab 110. Ibu Hamil Menyebalkan
112
Bab 111. Sahabat Gak Ada Akhlak
113
Bab 112. Kepanikan
114
Bab 113. Kesedihan Yang Belum Usai
115
Bab 114. Ngidam Yang Meresahkan
116
Bab 115. Tendangan Pertama
117
Bab 116. Jangan Pergi
118
Bab 117. Menyudahi Kesedihan
119
Bab 118. Bad Mood
120
Bab 119. Mode Judes
121
Bab 120. Kuliner Malam
122
Bab 121. Pak Bakpau
123
Bab 122. Secinta Itu Memang
124
Bab 123. Menjenguk Dengan Maksud
125
Bab 124. Kegalauan Andra
126
Bab 125. Miko Dan Maura
127
Bab 126. Orang Sakit Yang Terbully
128
Bab 127. Derita Belum Usai
129
Bab 128. Keresahan Menjelang Persalinan
130
Bab 129. Suami Siaga
131
Bab 130. Melahirkan
132
Bab 131. Malaikat Baru
133
Bab 132. Janji Kai
134
Bab 133. Cowok Tampan Yang Terdzolimi
135
Bab 134. Belajar Menjadi Orang Tua
136
Bab 135. Hampir Kebablasan
137
Bab 136. Kedatangan Tamu Normal
138
Bab 137. Kenyataan Hati Rasya
139
Bab 138. Geram
140
Bab 139. Kisah Tersembunyi
141
Bab 140. Pengganggu Di Sore Hari
142
Bab 141. Sultan Mah Bebas
143
Bab 142. Beruntung Memilikimu
144
Bab 143. Tak Sabar
145
Bab 144. Menjelang Hari H
146
Bab 145. Sadar Kasih Sayang
147
Bab 146. Kondangan
148
Bab 147. Kegugupan Rasya
149
Bab 148. Ijab Kobul
150
Bab 149. Wedding Rasya-Tasyi
151
Bab 150. Mengenang Masa Lalu
152
Bab 151. Ganguan Pagi Hari
153
Bab 152. Karyawan Tidak Tahu Diri
154
Bab 153. Good Wife And Good Mom
155
Bab 154. Pemicu Kehancuran
156
Bab 155. Tak Berarti
157
Bab 156. Alasan
158
Bab 157. Demi Sahabat
159
Bab 158. Ganti Rugi
160
Bab 159. Sambutan Kepulangan
161
Bab 160. Rasa Yang Tak Dapat DiBohongi
162
Bab 161. Tingkah Menjijikan
163
Bab 162. Kurangnya Komunikasi
164
Bab 163. Kepedulian Rapa
165
Bab 164. Cepat Sembuh Sayang
166
Bab 165. Rahasia Andra
167
Bab 166. Terungkap
168
Bab 167. Rasya Lagi, Lagi-Lagi Rasya
169
Bab 168. Bidadari Pelindung
170
Bab 169. Ngidam Yang Meresahkan
171
Bab 170. Resah
172
Bab 171. Kesibukan Sore Hari
173
Bab 172. Mantan Bukan Sosok Mengerikan
174
Bab 173. Story Maura-Miko
175
Bab 174. Story Rasya
176
Bab 175. Story Rasya #2
177
Bab 176. Story Rasya #3
178
Bab 177. Story Rasya-Tasyi
179
Bab 178. Story Andra
180
Bab 179. Story Andra #2
181
Bab 180. Story Andra #3
182
Bab 181. Story Andra #4
183
Bab 182. Story Andra-Dini
184
Bab 183. Bonus Chapter
185
Bab 184. Bonus Chapter #2
186
Bab 185. Bonus Chapter #3
187
Bab 186. Bonus Chapter #4
188
Bab 187. Bonus Chapter #5
189
Bab 188. Bonus Chapter #6 (END)
190
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!