Laura tidak menyangka karena ternyata makan siang ini bukan hanya sekedar makan siang biasa. Meskipun suasananya masih santai, tapi pembahasan serius terjadi di dalamnya, dan semua itu berkaitan dengan hubungan antara dirinya dan Kai.
Perjodohan memang tidak lagi di bahas, karena itu sudah berakhir sejak Laura menolaknya. Namun orang tua yang melihat perkembangan hubungan putra putrinya itu bersemangat untuk menyelenggarakan pertunangan, bahkan inginnya langsung menikahkan keduanya, tapi mereka merasa bahwa mungkin itu terlalu cepat untuk Laura yang masih dalam masa meyakinkan hati, sedangkan Kai akan menerima apa pun keputusannya.
Jika di minta langsung menikah, Kai dengan senang hati mengurus semuanya. Namun kali ini ia tidak ingin egois, ia akan mendengarkan pendapat Laura. Dan ternyata perempuan itu mengusulkan untuk tunangan lebih dulu. Tidak ada yang keberatan, semua setuju keinginan Laura termasuk keluarga Kai. Jadi begitulah akhir dari makan siang yang terlaksana hari ini. Acara pertunangan akan berlangsung dua minggu lagi dihitung dari sekarang.
Semuanya akan diurus oleh para orang tua, sedangkan Laura hanya diminta mempersiapkan diri. Karena mereka mengerti dengan kesibukan Laura sebagai dokter, dan kesibukan Kai yang harus mengurus restoran-restorannya yang sudah tersebar dibeberapa kota besar di Indonesia.
Meninggalkan para orang tua yang masih ingin bercengkrama, Laura terpaksa pamit karena harus kembali ke rumah sakit, ada pasien darurat yang menunggu penanganannya begitu Dini menghubungi agar Laura kembali secepatnya.
“Kamu gak terpaksa ‘kan, Yank tunangan sama aku?” tanya Kai untuk memastikan.
“Gue selalu bilang enggak untuk sesuatu yang tidak gue sukai, Kai,” jawab Laura membuat Kai mengukir senyum lega.
Sejak tadi melihat keterdiaman Laura, Kai mengira bahwa mungkin kekasihnya itu menyesali keputusannya untuk bertunangan. Tapi ternyata pemikirannya salah, dan Kai tahu pasti Laura bukanlah perempuan yang plin plan. Laura akan mengatakan ‘iya’ jika dia menyukai itu, namun tidak akan segan bilang ‘tidak’ pada sesuatu yang tidak dirinya sukai.
Laura tidak pernah peduli akan menyakiti siapa saja, karena baginya membahagiakan orang lain bukan tugasnya, terlebih membahagiakan orang yang tidak ingin dirinya bahagiakan. Sedangkan bahagia menurut Laura adalah kebahagiaan yang ada dirinya di dalam sana. Jika pun sesuatu itu membahagiakan untuk keluarganya tapi dirinya tidak ikut serta pada bahagia itu, maka jangan harap Laura akan berusaha menuruti semuanya. Laura memang setegas itu, dibalik kelembutan sosoknya yang dulu, tidak banyak orang tahu betapa tegasnya seorang Laura Priela Arsyatami. Sekarang setelah tumbuh dewasa dan Laura berubah menjadi jutek, pedas dan sinis, ketegasannya itu semakin menonjol dan tidak jarang keluarganya sendiri di buat keki. Terlebih Leo dan Rapa, karena memang dua orang itu yang lebih menyebalkan menurut Laura.
“Terima kasih sudah mau menerimaku kembali, memberi kesempatan untuk aku menunjukkan keseriusanku dalam memperbaiki diri dan memaafkan kesalahanku yang dulu pernah menyakiti dan mengecewakanmu, maaf juga semua kekasaranku dulu kepadamu. Sekarang aku sedang berusaha berubah, menghilangkan sikap egoisku yang dulu mungkin membuatmu tidak nyaman. Aku menyadari banyak salah yang sudah aku lakukan dulu. Disini aku berharap banyak kamu mau membantuku untuk menjadi pribadi yang lebih baik, menjadi laki-laki yang bertanggung jawab dan penyabar. Jadi, Laura apa kamu mau mengingatkan aku ketika aku mulai khilaf, menegurku ketika aku berbuat salah dan menarikku di saat aku mulai melangkah terlalu jauh?” Kai menatap dalam dan serius manik Laura yang sebening telaga.
“Aku ingin terus bersamamu, aku ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu, dan aku ingin menua bersamamu, melukis kisah indah yang di dalamnya ada bahagia tentang kita bersama keturunan kita nanti. Laura, apa kamu mau menjadi istriku? Menjadi ibu dari anak-anakku, menjadi tempat aku bersandar menceritakan keluh kesahku, bahagia, duka dan juga air mataku? Laura apa kamu bersedia menjadi rumahku, menjadi bintang yang menghiasi langit gelapku dan menjadi matahari yang menyinari hariku? Laura Priela Arsyatami, maukah kamu menikah denganku?”
Mendengar semua kalimat panjang lebar dari seseorang yang dicintai membuat Laura banjir air mata, terharu mendengar setiap kalimat yang Kai ucapkan dengan sorot keseriusan di kedua matanya, terlebih saat laki-laki itu mengeluarkan sebuah kotak berisi cincin cantik bermata ruby yang dipahat membentuk ‘Love’.
Sekuat-kuatnya Laura, seketus-ketusnya ia, tetap akan luluh dengan kalimat penuh kesungguhan seperti itu. Laura yang sampai makan siang bersama para orang tua tadi masih sedikit jual mahal kini tidak bisa lagi melakukan itu, karena kini yang dilakukannya adalah berhambur dalam pelukan Kai, menumpahkan tangis bahagianya yang di susul dengan anggukan semangat sebagai tanda penerimaan atas ajakan menikah Kai.
“Ini kamu ngelamar aku ‘kan?” tanya Laura seraya menarik diri dari pelukan Kai.
“Kalau kamu menganggapnya seperti itu, maka jawabannya adalah ‘iya’, tapi jika dirasa bahwa ini belum pantas untuk di sebut lamaran, aku akan menyiapkan itu segera,” jawab Kai panjang lebar.
Senyum di bibir Laura terukir sempurna, dan sekali lagi ia berhambur memeluk laki-laki yang duduk di kursi kemudi tanpa menjalankan kendaraannya, bahkan mesinnya saja belum menyala, dan mereka masih berada di parkiran depan restoran Kai.
Tidak etis sekali memang, tapi Laura suka dengan lamaran ini. Tidak peduli di dalam mobil, yang penting Laura dapat menangkap keseriusan seorang Kaivan Putra Wirasman. Apalah arti bunga mawar kalau berhari-hari saja akan layu dan berakhir di tong sampah. Laura tidak butuh itu, karena dengan kalimat yang barusan Kai ucapkan saja sudah cukup membuat Laura terjatuh pada cinta yang sejak dulu tidak pernah padam, hanya sembunyi dibalik kecewa yang tergoreskan.
Namun Laura bersyukur karena Kai mampu membangkitkan kembali cinta itu. Laura berharap bahwa Kai adalah cinta pertama sekaligus terakhirnya. Jangan ada cinta yang lain diantara cinta yang dirinya miliki ini. Bukan hanya pada dirinya, tapi juga pada Kaivan. Semoga tidak ada cinta lain di hati laki-laki itu.
“Suka gak?” dengan cepat Laura mengangguk sambil melihat jari manisnya yang baru saja Kai sematkan cincin.
“Makasih,” ucap Laura tulus. Kai tersenyum dan mengangguk kecil, bahagia karena akhirnya Laura mau menerima lamarannya. Tadinya Kai sempat tidak percaya diri saat mendengar langsung bahwa Laura memilih bertunangan terlebih dulu dari pada langsung menikah. Tapi tidak di sangka bahwa jawaban antusias ini akan Kai dapatkan. Sekarang tidak ada lagi keraguan yang sejak kemarin sampai tadi membayang di kedua mata Laura. Hanya binar bahagia yang kini terlihat di maniknya.
“Jadi bisa dong kita langsung nikah, tanpa tunangan dulu,” goda Kai, menyurutkan senyum di bibir Laura yang langsung di gantikan dengan dengusan serta delikan andalannya.
“Jangan gak tahu diri lo, di kasih hati minta jantung,” sinis Laura.
“Ck, udah manis-manis tadi panggilannya aku-kamu, sekarang malah lo-gue lagi,” desah Kai sedih.
“Itu refleks aja, gak usah baper.”
Kai mencebikkan bibirnya, lalu mulai menjalankan mobilnya meninggalkan pelataran parkir. Ia sudah tidak berminta lagi berlama-lama di sana karena sang kekasih sudah kembali pada mode jual mahalnya. Perusak moment memang, cibir Kai dalam hati.
*
“Aunty, let’s go!” seru si kembar sambil menunjukkan tiket pesawat di tangannya. Laura mengacungkan ibu jarinya memuji keberhasilan dua bocah itu untuk memaksa Rapa membeli tiket mereka menuju Singapura esok hari. Sesuai janji yang pernah Laura ucapkan tempo hari, ia akan mengajak kedua ponakannya itu ke taman bermain di negari singa yang menjadi tempat tinggalnya selama sembilan tahun dulu.
Laura pergi ke sana bukan sengaja untuk bermain menuruti kainginan ponakannya, tapi karena ia akan menghadiri pernikahan salah satu sahabatnya semasa kuliah dulu, juga memenuhi undangan reuni kampusnya. Jadi dari pada berangkat sendiri, akhirnya Laura memutuskan untuk membawa serta dua ponakannya. Lagi pula Nathan dan Nathael sudah cukup besar, jadi tidak akan terlalu merepotkannya. Beda jika dirinya mengajak Arabella yang usianya masih lima tahun.
“Uncle di ajak ‘kan?” serobot Kai duduk lesehan di ruang tengah kediaman Leo, bergabung dengan calon ponakan iparnya.
“Oh tentu, Papa bilang biar ada yang belajain kita mainan dan oleh-oleh,” polos Nathael.
“Dasar abang laknat!” gerutu Laura. “Tapi gak apa-apa deh, jadi gue gak perlu minta orang lain buat titipin dua anak setan ini kalau ada lo,” cengir Laura menunjuk dua ponakannya.
“Emangnya kamu mau ke mana?”
“Nikahan teman sama reuni kampus,” jawab Laura apa adanya.
“Jahat banget gak mau ngajak aku,” cemberut Kai. “Gak ada kemauan pamer sama teman-teman kamu gitu? Aku ganteng loh, Yank, gak malu-maluin di ajak kondangan,” lanjut Kai, tidak terima dirinya tidak di ajak sang kekasih ke acara yang pastinya akan bertemu banyak orang, teman-teman Laura semasa kuliah dulu. Kai ingin kenalan dengan mereka, dan ia ingin tahu siapa saja orang terdekat kekasihnya selama mereka tidak bersama dulu.
“Lo bukan untuk gue pamerin Kai, tapi untuk gue miliki seorang diri. Gue gak mau teman-teman gue nanti malah naksir lo. Jadi lo cukup diam di rumah jagain Nathan sama Nathael, gue biar pergi sendiri aja. Gak akan lama, janji!” Laura mengangkat jari telunjuk dan tengahnya, menatap serius pada Kai yang mulai mengangguk pasrah.
“Pacar baik,” elusan gemas Laura berikan di rambut lebat Kai, kemudian mendekatkan bibirnya pada telinga Kai seraya membisikkan, “terima kasih sayang,” setelahnya Laura bangkit dari duduk dan melangkah santai menuju lantai dua dimana kamarnya berada, meninggalkan Kai yang mematung di tempatnya, masih berusaha mencerna tentang apa yang di dengar barusan. Laki-laki itu sadar saat tubuh Laura sudah tenggelam di pintu kamarnya sedangkan si kembar asyik menonton televisi.
Senyum Kai mengembang, menikmati degupan kencang jantungnya dengan hangat yang menjalar ke hati merambat pada wajahnya yang kini memerah. Kai benar-benar mirip seperti anak perawan yang sedang di mabuk cinta. Menggelikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Dwi Puji Lestari
oh kai pst g bs tdr ni dibikin klepek2 sm laura
2021-06-26
1
❣︎Йσѵเε♚⃝𝕯𝖚ͨᴅᷞ𝖚ͧ𝖑ᷨ
so sweet 🥰
2021-05-02
1
Luluk 0100
si laura gak pernah ngobrol ama kakanya ya thor, seringnya malah iparnya kwkw
2021-04-25
1