Mereka makan berdua di atas meja kecil di depan tivi, saking kecilnya meja itu hingga harus bergantian bila mau menyuapkan mie rebus tersebut kemulut masing masing.
Kadang saking bersemangatnya pernah kepala mereka berbenturan kecil.
Duuk..
"Aauuw..," teriakan nona Yolanda saat kepalanya membentur kepala Bara.
Bara tersenyum, baru kali ini dia berada sedekat ini dengan nona muda keluarga Santosa itu.
Entah apa yang membuat Yolanda sangat senang, sore itu wajahnya sangat ceria penuh tawa.
Sambil tertawa senang dia menghabiskan mie rebus sedehana masakan Bara.
Bara pun demikian, rasanya beban perasaannya setengah bulan ini lenyap begitu saja.
Melihat wajah nona muda yang cantik bak bidadari itu tertawa bahagia membuat semua beban selama ini seakan menguap..hilang ..entah.. kemana.
Tapi Bagaimana pun Bara tak lengah, jangan sampai tergoda... apalagi sampai jatuh cinta...pamali.
Bara cukup tahu siapa dirinya.
Selesai menghabiskan makanannya Bara berniat untuk mencuci mangkuk yang di alasi piring biar tidak panas itu, tapi di cegah oleh Yolanda.
"Biar aku saja yang mencucinya," kata Yolanda.
"Tidak usah Non, aku saja..," kata Bara mencegahnya.
"Aku saja ..," pinta Yolanda sambil mencoba merebut mangkuk dan piring itu.
"Auww..," teriakan Yolanda mengagetkan Bara.
Entah apa yang terjadi, tiba tiba jari tangan Yolanda berdarah mungkin terkena pinggiran piring atau mangkuk yang tak rata.
Bara yang melihat itu langsung menjadi panik sesaat.
Di letakkannya piring dan mangkuk di tangannya, kemudian dengan segera di pegangnya tangan Yolanda.
Di lihatnya sesaat dan ternyata hanya luka kecil, kemudian di hisapnya darah yang keluar dari jari yang tertusuk itu tanpa jijik, karena sepengetahuannya dengan di hisap darahnya akan mengurangi infeksi.
Setelah itu di ambilnya obat obatan emergency yang ada di apartemen nya, dan dengan telaten Bara membersihkan luka itu kemudian memberikan salep dan membungkusnya dengan plester kecil.
Yolanda hanya terdiam dan memperhatikan semua yang di lakukan Bara tanpa protes sedikitpun.
"Masih sakit..?," tanya Bara dengan lembut.
Yolanda menggeleng pelan.
"Sudah.. sekarang non Yola duduk saja diam di sini biar aku yang mengerjakan semuanya," kata Bara memberikan perintah.
Yolanda hanya mengangguk tanpa bersuara, dia hanya memperhatikan semua yang di lakukan Bara dengan diam.
Selesai membereskan semuanya Bara kembali menghampiri nona muda tersebut, yang hanya terdiam.
Bara menjadi khawatir.
"Apa masih sakit..? kembali pertanyaan serupa di ajukan Bara kepada gadis itu.
"Perih sedikit ..," kata Yolanda.
Tanpa berkata apa-apa bara menuju ruangan tempat menyimpan barang pribadi nya dan mengambil kunci kendaraan.
Ya ...sejak pindah ke apartemen Bara memang membawa si Neneng untuk alat transportasi nya kuliah dan kerja.
"Mau kemana...?," tanya Yolanda yang melihat Bara mau melangkah pergi.
Yolanda memang agak penakut, apalagi saat ini sudah mendekati malam.
Selama ini dia tidak pernah di tinggal sendirian di apartemen.
"Mau beli obat non, biar enggak infeksi dan mengurangi perihnya," jawab Bara.
"Ikuuut..," kata Yolanda sedikit merajuk.
"Pakai motor lho non, aku kan belum bisa nyetir mobil," balas Bara.
"Pokoknya ikuut....,"rengek Yolanda.
"Aku takuut di apartemen sendirian," akhirnya Yolanda mengakui ketakutan nya.
"Baiklah...tapi jangan nyesel ya..malam malam naik motor," terang Bara.
Yolanda tampak tersenyum senang dan mengangguk.
Bara pun mengambil satu helm lagi dan juga mengambil jaket kulit yang biasa di pakainya.
Dengan sabar, Bara memakaikan helm di kepala Yolanda dan juga memakaikan jaket yang sudah di ambilnya tadi.
"Biar enggak masuk angin...., aku takut kalau di suruh ngerikin punggungnya kalau masuk angin," goda Bara sambil memakaikan jaket kepada nona muda itu.
"Apaan ..sih..dasar mesum..!!," jawab Yolanda yang langsung tersipu.
Keduanya sudah turun dengan lift ke basemen tempat motor Bara parkir.
Motor sport itu sedikit membuat Yolanda kesulitan menaikinya, namun akhirnya berhasil....maklum tak pernah bonceng motor apalagi motor laki.
Motor melaju dengan santai, cuaca yang cerah membuat malam itu lumayan ramai muda mudi yang berpacaran.
Apalagi saat melewati taman kota, di sana penuh dengan muda mudi bersantai menikmati suasana malam yang indah itu.
Entah sejak kapan tangan Yolanda sudah berpindah ke pinggang Bara, meskipun tidak memeluk erat tapi sudah cukup untuk menempelkan gunung kembar Yolanda di punggung Bara.
Bara yang di tempel menjadi panas dingin dengan pikiran liar..
Tak berapa lama motor sudah sampai di parkiran apotik yang di tuju.
Motor sudah berhenti namun Yolanda masih menempel di punggung Bara belum beranjak turun.
"Non Yola.. sudah sampai kita turun yuuk," kata Bara membuyarkan lamunan Yolanda.
Yolanda pun tersipu malu sambil turun dengan susah dari motor itu.
"Non Yola Mikir apaan sih..?," tanya Bara dengan nada sedikit menggoda.
Yolanda pura pura cemberut.
"Iih..kepo..," katanya pelan.
Bara tersenyum senang bisa membuat Yolanda makin tersipu.
Mereka memasuki apotik itu, ternyata antrian sangat banyak.
"Non Yola duduk aja ya.., biar aku ikut berdiri antri di sana...," kata Bara sambil menunjuk deretan antrian orang orang.
Yolanda mengangguk dan berjalan menuju kursi kursi yang memang di sediakan.
Bara pun berjalan menuju antrian yang tak jauh dari kursi tempat di mana Yolanda duduk menunggu.
Disaat Bara sedang mengantri obat yang ingin di beli tiba -tiba datang dua gadis teman kampus Bara.
"Haii...Baraa..!!," teriakan sedikit keras dua gadis sambil tertawa cekikikan itu cukup menarik perhatian semua orang, tak terkecuali Yolanda.
Dua gadis ganjen itu nampak tertawa tawa bercanda dengan Bara sambil menunggu antrian yang masih panjang.
Yolanda cemberut dan entah kenapa dirinya langsung berdiri dan menghampiri Bara yang masih bercanda kecil dengan teman temannya.
"Masiiih lamaa...?," tanya Yolanda tiba tiba sambil menggandeng lengan Bara.
Bara yang kaget dengan kelakuan Yolanda hanya terdiam sesaat.
"Kenapa nyusul non..?," tanya Bara pelan.
"Bosaaan sendiriaaan ..kamu malah enak enak bercanda," kata Yolanda ketus.
"Haah..??," Bara ternganga.
"Oh ..ya..ini teman teman kampusku," kata Bara mengurangi kecanggungan gadis gadis itu dan saling memperkenalkan.
"Noni Yolanda...," kata Yolanda menyebut nama lengkap nya, sengaja dia menyebut nama depannya karena Bara memanggilnya "Non" seperti orang asing di depan gadis gadis di depannya.
"Angel..," kata gadis teman Bara tersenyum nakal.
"Emilia..," teman dekat Bara kata gadis satunya dengan tak kalah genit.
"Aku istri Bara..," jawab Yolanda dengan makin mengeratkan pelukan di lengan Bara.
"Haaah..!!??," Bara, Angel dan Emilia terkejut mendengar pengakuan Yolanda.
Kemudian buru buru kedua gadis itu berpamitan.
"Sampai ketemu di kampus ya..?," kata kedua gadis itu sambil tersenyum kecut ke arah Yolanda.
"Huuh..!, dasar pelakor..!," Yolanda mendengus kecil dan bergumam pelan namun Bara cukup dekat sehingga bisa mendengar gumaman gadis cantik itu.
"Haah..??!!," Bara hanya melongo.
__________
Gimana...? seru ya...?
Makanya tinggalin jejak...
Biar makin seru ceritanya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
NAHH, MULAI ADA RASA CEMBURU TU YOLAN MA BARA...
DAN TERANG2AN NGAKU ISTRI DI DEPAN TMN KAMPUS BARA.
2023-01-10
0
Eva Toan
sdh mulai beni2 cinta
2021-08-21
0
Edmundus Ason
wah dah ciri cirinya bar
2021-08-18
0