Aku Lebih Mencintaimu
Arjuna Satya Sambara, atau lebih senang di panggil Bara adalah seorang yang berprinsip kuat dan memiliki karakter yang tak mudah goyah.
Mungkin sesuai dengan namanya yang mengandung arti 'api yang selalu membara', menjadikan dirinya seorang yang memiliki tekad kuat dan pantang menyerah.
Semula keluarga dan teman temannya banyak yang memanggilnya Arjun atau bahkan Juna biar keren kayak yang ada di TV, namun dia lebih suka di panggil Bara karena menurut nya panggilan itu lebih cocok baginya, sesuai dengan jiwa saya katanya.
Dia hanya anak seorang pegawai rendahan dengan dua orang adik perempuan yang selalu bergantung kepadanya.
Dengan usia yang terpaut cukup jauh wajar saja dia di jadikan panutan dan tempat naungan bagi adik adiknya, layaknya seorang ayah.
Adik pertamanya terpaut enam tahun dengannya dan adik keduanya terpaut delapan tahun, jarak yang begitu jauh bukan?.
Semenjak kecil Bara yang hanya seorang anak pegawai rendahan hidup dengan pas pasan, kekurangan sih enggak namun juga tidak melimpah ruah seperti orang yang bergelimang harta.
Ibunya membantu ayahnya mendapat tambahan rezeki dengan berjualan kelontong kecil kecilan, di depan rumahnya.
Dengan hidup yang serba pas pasan itu, membuat tekad Bara untuk menjadi orang sukses dan berhasil makin kuat.
Bahkan dirinya bertekad dalam hatinya"tidak akan jatuh cinta sebelum sukses," itulah yang menjadi motto dan prinsip hidup nya.
Saat ini bara masih kuliah di salah satu universitas terkenal di kota besar di negeri ini.
Dia bisa kuliah disana di jurusan paling favorit karena sebuah beasiswa.
Kepintaran dan tekad bajanya lah yang sudah mengantarnya hingga menjadi seperti sekarang ini.
Dengan motto yang selama ini di yakini nya "TIDAK AKAN JATUH CINTA SEBELUM SUKSES" membuatnya menjadi pribadi yang keras dan sedikit tertutup, terutama dengan wanita.
Meskipun sebenarnya Bara cukup tampan bahkan bisa di bilang sangat tampan, namun kekerasan hatinya membuatnya sangat acuh dan cuek terhadap para wanita.
Sebenarnya itu semua tak lepas dari pengalaman masa lalu nya, sewaktu dia masih SMP kelas dua.
Di kelas tersebut ada seorang teman perempuan yang tercantik di sekolahnya dan semua berusaha mengejar menarik perhatiannya ala ala cinta monyet jaman itu, tak terkecuali Bara.
Namun gadis anak orang kaya itu menolak bahkan menghinanya sebagai remaja miskin, tak tahu diri.
"Kamu itu bagai pungguk merindukan bulan," hardik gadis temannya itu, serta kata kata lain yang membuat Bara merasa tersentil dan sakit hati.
Itulah yang menjadikan trauma tersendiri baginya, semua rasa kecewa dan sakit hati itu bahkan seakan menjadikan phobia tersendiri baginya.
Hal itu dia pendam sendiri, hanya beberapa teman teman akrabnya yang tahu peristiwa tersebut, bahkan keluarga nya tak ada yang tahu tentang itu.
Ketakutan tersendiri terhadap "gadis cantik dan kaya" itu dia pendam dalam dalam di dasar hatinya yang paling dalam.
**
Suatu sore, saat weekend di tempat kos, Bara dan teman temannya masih asyik mengobrol berbagai topik hangat yang terjadi baru baru ini.
Ada yang ngomongi masalah politik, iklim dan cuaca, bahkan ada yang sok sokan ngomongin masalah bisnis.
Bara hanya senyum senyum jika mendengarkan obrolan teman temannya, sambil masih membaca buku.
Baginya para sahabat itu hanya pintar di omongan saja, buktinya mereka ngomong bisnis tapi tak ada satupun dari mereka yang bergerak berbisnis atau berusaha.
Malahan hanya dirinya yang kuliah sambil bekerja untuk menambah uang sakunya.
"Eeh..Bara entar malam minggu mau kemana..?," tanya Romi salah satu teman kosnya.
"Biasalah di kosan aja, mau kemana lagi emang..?," jawab Bara sambil masih membaca buku sambil rebahan di kursi tamu kos kosan tersebut.
"Yaah ..gak asyik dah kamu," kata Rudi.
"Masak malam mingguan cuma bengong di kosan.'
"Lah emang apa asyiknya..cuma hura hura ngabisin uang saku," balas Bara dengan acuh tak acuh, "Hei..bro ingat tuh bokap ama nyokap mu di kampung nyari duit buat kamu kuliah ampe kesusahan, eeh..malah di sini kamu hambur hambur kan buat ngegombali gadis gadis gak jelas...," cerocos Bara menasehati teman temannya, yang kini terdiam.
"Lagian siapa yang bengong tuh..masih banyak tugas kalau mau nyari nyari kesibukan, dari pada keluyuran gak jelas."
Bagi teman temannya bila sudah mendengar Bara berkomentar tak ada yang mau membalas dan membantah, bagaimana pun juga mereka tak akan pernah menang berdebat dengannya, apalagi memang kenyataan yang di ucapkan nya benar sih, semua apa yang di katakan Bara sesuai kenyataan.
"Huuh ..dasar jomblo abadi," gumam teman temannya sambil berlalu meninggalkan Bara yang masih berkutat dengan bukunya.
Bara hanya senyum senyum saja bila teman teman nya sudah pada kalah debat dan menyingkir.
Biasanya bila malam minggu seperti ini, Bara hanya menghabiskan waktunya dengan melukis di kamarnya.
Memang keahlian lain dari Bara adalah melukis, lukisannya sangat luar biasa indahnya tak kalah dengan pelukis hebat.
Aliran lukisannya adalah realisme, melukis apa saja yang ada di sekitar nya dan di tuangkan di kanvas sesuai apa yang di lihatnya, bahkan pernah ada yang memesan gambar diri dengan foto pribadi nya, dan hasilnya memang luar biasa mirip aslinya, membuat pelanggannya sangat puas.
__________
****Selamat membaca..jangan lupa tinggalkan jejak ya...dengan like, vote, hadiah dan juga koment-nya.
Jangan lupa rate bintang lima dan favorit kan cerita ini...
Happy reading****..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
ENDAH_SULIS
aku udh baca berulang kali smpe hampir 7x smpe hafal alurnya tp ttp gak bisa move on...
2023-03-13
1
Renesme Kiky
nyimak
2022-09-08
0
Riris Hutapea
Hay thorr aku hadir di karyamu🤭🤭🙏
2022-02-21
1