Bara masih diam tak mampu berkata apapun.
"A..apa ..m..maksud tuan Hendrawan..?," tanya Bara dengan terbata bata.
"Begini Bara ..," pak Beni berniat menjelaskan kepada Bara, namun sebelumnya melihat ke arah tuan Hendrawan meminta persetujuan.
Setelah tuan Hendrawan menganggukkan kepalanya, pak Beni melanjutkan bicaranya.
"Tuan Hendrawan akan menikahkan kamu dengan anak gadisnya, dan kamu akan mendapat bayaran yang setimpal, tapi ada beberapa syarat yang harus kau patuhi di dalam pernikahan tersebut."
"Kamu akan di beri waktu malam ini sampai besok pagi untuk memberikan keputusanmu," kata pak Beni.
"M..maaf pak apakah saya boleh tahu apa saja sarat syarat itu," Bara mencoba mengetahui syarat apakah itu.
"Aku hanya perlu kesanggupanmu tak usah banyak pertanyaan..!!," tiba -tiba tuan Hendrawan sudah membentaknya, membuat Bara sedikit menyurut.
Kembali semua terdiam tanpa berani berkata kata.
"Aku tunggu jawabanmu besok pagi jam 08.00 tepat..!," kata tuan Hendrawan sambil berdiri dari kursinya dan berlalu begitu saja.
Sebelum semua benar benar keluar dari ruangan itu, dari luar nampak para pelayan restoran masuk sambil membawa menu makanan yang sudah di pesan.
Bara yang akan ikut keluar ditahan oleh tuan Hendrawan.
"Makanlah makanan yang sudah terlanjur di pesan kalau perlu kau bungkus kau bagikan kepada teman-teman mu," kata tuan Hendrawan sambil berlalu keluar tanpa menoleh lagi.
Pak Budiman dan pak Beni juga ikut berdiri dan keluar dari ruang itu, namun pak Beni balik lagi.
"Bara ..makanlah dulu makanan ini, sayang kan sudah terlanjur di pesan bila tak ada yang memakannya, atau mau kamu bungkus juga tidak apa-apa, makanlah bersama teman teman mu."
"Oh..ya ini sedikit untuk ongkos pulang naik taksi," kata pak Beni sambil menyerahkan beberapa lembar uang di meja depan Bara duduk.
**
POV Bara
Aku memasuki salah satu mobil,
Ada dua mobil yang menjemputku..eh..bukan menjemput.. memaksaku untuk ikut rombongan itu.
Yang di naiki tuan Hendrawan adalah mobil mewah bongsor yang banyak di miliki para pesohor.
Sedangkan kami, maksudnya aku, pak Beni dan pak Budiman serta pak sopirnya naik mobil Pajero sport.
Mobil melaju entah mau kemana, aku masih sangat penasaran "mau di bawa kemana sih..?."
Tiba -tiba tahu tahu mobil sudah berbelok ke sebuah restoran yang nampak mewah sekali.
"Widiiiih makan makan...nih," batinku gembira.
"Apa jangan jangan aku akan dapat bonus nih.. soalnya sedikit banyak kan aku juga yang membuat beberapa makalah dan ide ide yang di sampaikan oleh pak Budiman kepada pemimpin tertinggi perusahaan itu," batinku girang mau dapat bonus.
kami bertiga mengikuti tuan Hendrawan memasuki ruang VVIP di tempat makan itu.
"Edaan..bener bener mewah ruangan VVIP restoran ini," batinku.
Setelah kami berempat masuk para pengawal menjaga kami di luar.
"Walaah..makan saja di kawal..emang ya kalau horang kaya itu semuanya sudah di luar jangkauan pikiran kita," pikirku masih dengan terkagum-kagum.
Mereka bertiga duduk di depanku seakan mau menyidangku.
"Lho posisi duduk nya kok kayak gini sih..kayak mau interogasi maling..," batinku melihat formasi duduk kami yang berhadapan.
Kemudian tuan Hendrawan berbicara yang membuat aku seperti tersambar petir di siang bolong.
Aku sampai terdiam termangu .
"Benarkah apa yang barusan aku dengar..?," sedikit ku injak kakiku sendiri, uuh..sakit..ini nyata.
Kemudian pak Beni atasanku langsung di perusahaan Santosa group, milik tuan Hendrawan Santosa menjelaskan kepadaku.
Aku makin pusing dan tak tahu mesti bagaimana..? kenapa aku harus menikahinya ..?
Jangan jangan anaknya sudah bunting sama pacarnya kali....dan untuk menutup aib aku di korbankan.
"Hadeeeuh...kampreeet.."
Atau mungkin anakknya mengalami gangguan atau cacat sehingga aku di paksa menikahi..?
Aku benar benar pusing, kalau ku tolak mesti aku di pecat dari pekerjaanku.
Terus kuliahku bagaimana..? bapak dan ibu di kampung aja masih kesulitan membiayai adik adikku ...
Waaaa .....masak aku mau putus kuliah..
Pikiranku benar benar mentookk...toookk
Aku hanya diam sampai aku iseng iseng bertanya syarat yang harus ku patuhi.
Eeh..tuan Hendrawan malah marah
Dia hanya butuh kesanggupanku, tanpa aku perlu mengetahui, syarat nya besok menyusul.
Lha ..aku terus bagaimana mau mempertimbangkan..? kalau syaratnya aja belum di beritahukan.
Lagi lagi horang kaya apa apa mesti di turuti dan terlaksana.
Belum selesai berbincang saja sudah mau pergi, mana makanan baru datang lagi.
Aah.. untungnya makanan ini boleh di bawa pulang.
"Bungkus ...bungkuss."
malah pak Beni ngasih ongkos taksi..wiidiih..mantap...besok lagi ya..pak
__________
****Gimana readerrr....
seru enggak....
pokonya tinggalkan jejak membaca yaa****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Wisnu Mahendra
mungkin bab nya sedikit jadi dibuat pov biar kelihatan banyak
2023-12-12
0
Aulia Dewi
lucu sih thorr di POV nya si bara tapi jangan banyak banyak kan udah jelas tanpa di POV.
2022-02-15
0
Heny Ekawati
wkwkwk kocak lo bang bara
2021-09-29
0