Hari itupun tiba, sejak pagi Bara sudah bersiap sehabis sholat subuh langsung berdandan sedikit rapi karena akan di bawa dan di dandani lagi di butik.
Bara sudah bangun pagi meskipun semalam tak bisa istirahat dengan nyenyak.
Pikirannya kacau memikirkan apakah langkah hidupnya sudah tepat dengan menerima "JOB" ini.
Tapi kembali di kuatkan hati dan tekadnya bahwa mungkin ini sudah jalan takdirnya untuk melakukan semua ini.
Seandainya dia tidak menerima job ini dan tidak punya uang, bagaimana dengan biaya operasi dan rumah sakit Bapaknya..?
Bagiamana dengan kebingungan ibunya menghadapi tekanan segala kebutuhan hidup selama bapaknya sakit..?
Pikiran itulah yang menguatkan tekadnya untuk maju terus pantang mundur.
"Akan aku hadapi apapun yang nantinya akan terjadi, toh aku laki laki masih muda lagi, tak akan mengalami kerugian apapun, bismillah semoga ini menjadi barokah untuk ku dan keluarga juga orang orang di sekitarku," Bara bermonolog sebelum akhirnya jemputan datang.
Mobil mewah yang menjemput Bara kali ini tak lagi mengagetkan teman temannya, mereka hanya sedikit heran dengan tingkah laku Bara yang di mata mereka sedikit menimbulkan pertanyaan.
"Tumben akhir akhir ini agak kelihatan sibuk bro..?," tanya Romi.
"Ya ada sedikit ...pekerjaan." jawab Bara berbohong.
"Aku jelasin pun paling, kalian gak akan tahu dan mengerti keadaanku," batin Bara.
Bara meninggalkan teman teman yang masih menatap kepergian nya dengan penuh tanda tanya.
Bara memasuki mobil mewah setelah sebelumnya sopir membukakan pintu belakang mobil tersebut.
Mobil melaju dengan mulus tanpa halangan karena saat itu pagi.
Sampailah Bara di tempat butik yang kemarin, dia sudah di sambut wanita muda yang menemaninya kemarin.
Pak sopir kali ini tidak meninggalkan tempat tersebut, tapi menunggu di depan ruang tunggu butik tersebut.
Bara memasuki ruang ganti, disana sudah ada seperangkat baju beserta aksesorisnya, mulai jam tangan mewah dan juga sepatu yang mewah juga.
Bara seakan memang di dandani menjadi seorang konglomerat muda.
Setelah semua di pakai kan di tubuh Bara, makin terlihatlah ketampanan dan kegagahan pria muda tersebut.
Bara keluar dari ruang ganti dan di sambut oleh gadis muda pekerja Santosa Group.
"Bagaimana Miss...hasil karyaku..?, bagus bukan..?," tanya madam Mince kepada wanita itu sambil memamerkan Bara yang sudah di dandani nya.
Wanita tersebut menganggukkan kepalanya, merasa setuju dengan perkataan madam Mince.
Bara kemudian di persilahkan menuju mobil yang menjemputnya tadi, tapi kali ini wanita itu turut menaiki mobil tersebut dan melaju kembali.
Bara hanya banyak terdiam, rasanya sangat malas berbasa basi dengan orang orang disekitarnya yang tak di kenalnya.
Mobil memasuki gerbang besar sebuah rumah mewah di sebuah kompleks perumahan elit.
Sedikit terpana Bara melihat kemewahan rumah itu.
"Ck..ck..ck..ini rumah apa istana ya..? mewaahnyaaa." Bara.
Mobil berhenti di lobi rumah tersebut kemudian Bara di persilahkan turun dan memasuki rumah itu.
"Silahkan tuan muda..," kata sopir sambil membungkukkan badannya.
Bara pun berjalan mengikuti wanita muda tadi, dengan langkah seperti yang di ajarkan di butik membuat penampakan bara makin terlihat "perfect."
Mereka memasuki sebuah ruangan yang sudah di sediakan.
''Silahkan duduk dulu tuan muda Bara,'' kata wanita muda tersebut.
"Eeh..dia juga mengenal namaku tho...?." Bara.
Bara hanya mengangguk kemudian duduk di kursi yang sudah di sediakan.
Beberapa saat kemudian datang tuan Hendrawan Santosa bersama dengan pak Beni dan pak Budiman.
Mereka membawa setumpuk berkas di sebuah map yang di genggam pak Budiman.
Bara berdiri menyalami tuan Hendrawan Santosa dan juga pak Budiman serta pak Beni.
"Ini surat perjanjian yang harus kamu tanda tangani," kata pak Budiman mewakili tuan Hendrawan Santosa yang nampak hanya diam sambil memperhatikan penampilan Bara.
"Maaf tuan.., apakah saya boleh membaca isinya..?," tanya Bara sedikit ragu sambil memandang tuan Hendrawan.
"Silahkan kamu baca, tapi kamu tak boleh mundur setelah membacanya," terdengar jawaban tuan Hendrawan cepat dan tegas.
"Baik tuan ..saya tak akan mundur, hanya ingin mengetahui isi dari perjanjian ini agar saya tak melakukan kesalahan di kemudian hari," jawab Bara juga tak kalah tegas.
Bara membaca isi dari surat perjanjian itu, meskipun tak akan mampu menghafalnya namun Bara bisa menangkap inti dari surat perjanjian tersebut.
Pertama bahwa pernikahannya hanya akan berjalan selama satu tahun.
Kedua tidak akan ada kontak fisik yang dilakukan antara kedua pengantin.
Ketiga Selama setahun Bara berkewajiban mendampingi istrinya kemanapun dan di manapun di perlukan.
Keempat Bara wajib menjaga istrinya layaknya seorang suami pada umumnya.
Kelima Bara tidak boleh membatasi semua kegiatan yang di lakukan istrinya
Keenam dilarang jatuh cinta dengan istri nya begitu pun sebaliknya.
Sekilas itu isi penting dari perjanjian yang bisa di tangkap oleh Bara.
"Maaf tuan apakah saya boleh bertanya ..?" Bara.
"Silahkan tanyakan apa yang ingin kau tanyakan," jawab tuan Hendrawan.
''Apakah saya tidak wajib menafkahi istri saya nantinya..?, maksud saya penghasilan .? kata Bara meluruskan.
Mendengar pertanyaan tersebut tuan Hendrawan mendengus kesal.
"Kamu meremehkan anakku ya..?."
"Maaf tuan bukan begitu maksud saya." Bara menelan ludahnya sambil mengambil nafas.
"Maksud saya, saya kan masih kuliah sambil kerja kecil kecilan membantu pak Beni, jadi saya mau bilang kalau saya tidak punya penghasilan yang banyak," kata Bara sedikit menunduk.
"Kamu tak usah memikirkan masalah itu, kamu boleh tetap kuliah bahkan nanti pekerjaanmu akan aku naikkan posisinya," kata tuan Hendrawan.
"Tapi ingat selama kamu menjadi suami bohongan anakku jangan pernah dekat dengan perempuan lain, karena itu akan menjatuhkan martabat keluarga ku, apa kamu mengerti..?," kata tuan Hendrawan sedikit keras.
Bara mengangguk kan kepala nya.
"Tetaplah seperti sekarang, bukankah sekarang kamu tidak memiliki kekasih kan..?," kata tuan Hendrawan lagi.
Bara mengangguk, meskipun dalam hatinya heran, " ternyata tuan Hendrawan tahu banyak tentang diriku."
Setelah di rasa cukup Bara pun menanda tangani surat perjanjian tersebut, meskipun dalam hatinya masih bertanya tanya kenapa mesti ada pernikahan dengan anak tuan Hendrawan.
"Ya..mungkin dia udah bunting kali, jadi terpaksa deh harus ada yang dikorbankan."
"Aah...masa bodo...bukan urusanku yang penting aku tetap bisa kuliah dan tetap bisa kerja jadi bisa bantu keuangan keluarga di kampung.. .eeeh..malah naik jabatan.. wuiihh mantap," batin Bara.
Sesudah acara penanda tanganan selesai, mereka berpindah di ruangan yang lain lagi dan di sana sudah di hias sedemikian rupa sehingga nampak indah dan mewah.
Tamu tamu sudah duduk di kursi yang di sediakan dan mungkin juga keluarga dari tuan dan nyonya Hendrawan.
Sebelum memasuki ruang tersebut Bara di ajak ke ruang sebelah, di sana sudah duduk seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik.
"Ini istriku ...mamanya Yolanda," kata tuan Hendrawan.
Dengan segera Bara menghampiri wanita elegan tersebut berniat menyalaminya.
___________
**Mantap nggak niih ceritanya...
pokonya ikuti terus kisah Bara ya..
Jangan lupa tinggalkan jejak ya**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
GILA,, PERJANJIAN YG SANGAT MERUGIKAN BARA... SEENAKNYA SAJA ORG KAYA BUAT SURAT KONTRAK PERJANJIAN SPRTI ITU,, BENAR2 MRENDAHKN MARTABAT BARA SBAGAI LAKI2 & ORG KECIL..
2023-01-10
0
VANESHA ANDRIANI
ribet nih nanti pisahnya kalo sama2 jatuh cinta
2021-09-04
2
Ervi Yani
150
2021-09-01
2