Acara ijab qobul sudah selesai, namun banyaknya tamu yang mengucapkan selamat seakan tak ada habisnya.
Bara yang biasa olah raga saja sampai pegal kakinya, di liriknya gadis yang ada di sampingnya sudah nampak kelelahan dan sedikit pucat.
Dengan naluri ingin menolong Bara merangkul pinggang gadis itu agar mendekat ke arahnya.
"Maaf Nona..bersandar lah di badanku bila terasa lelah," bisik Bara lirih dengan sedikit melirik tak berani menatap nona muda itu.
"Huuh..."
Gadis itu sedikit mendengus tapi anehnya mau menuruti bisikan Bara dan menggelayut di lengan Bara dan sedikit bersandar.
"Alhamdulillah..,acara akhirnya selesai," batin Bara dengan mengekuarkan nafasnya.
Karena masih banyak tamu, Bara dan Yolanda di arahkan beristirahat dikamar depan yaitu kamar untuk tamu dengan tujuan jika masih ada tamu yang ingin ketemu bisa segera menemuinya.
Bara sudah nampak duduk di kursi panjang di depan Yolanda.
Yolanda hanya memandang dengan tajam lelaki di depannya dengan aneka perasaan.
Ada perasaan meremehkan, merendahkan, bahkan menghina sebagai pengantin bayaran, namun ada juga sedikit juga rasa kekaguman akan kebaikan pengertian dan juga karena ketampanannya.
Yolanda tampak meringis menahan pegal di kakinya sambil memijatnya.
"Apa mau saya pijit nona..?," tanya Bara dengan sopan.
"Enggak usah ..!," dengan cepat gadis itu menjawab tapi masih terus memijat kakinya sambil meringis kesakitan.
Bara yang melihat itu, mengabaikan penolakan dari gadis itu, dia berdiri lalu berjalan mendekati Yolanda dan langsung berjongkok sambil meraih kaki gadis itu di taruh di atas pahanya dan langsung di pijitnya dengan lembut.
"Heii apa yang kau...!"
Yolanda masih berusaha menolak dengan menarik kakinya sambil berteriak, namun begitu merasakan kakinya terasa nyaman dia akhirnya mendiamkannya tindakan Bara.
"Eeh..pengantin nya masih mesra mesraan ni..," tiba tiba sebuah suara mengagetkan kedua orang tersebut.
Opa Santosa yang masuk ke dalam kamar yang memang terbuka pintunya itu menggoda keduanya.
Bara segera berdiri dan mengambil jarak, sedangkan Yolanda menarik kakinya dan di tekuk naik ke atas sofa.
"Oh..opa ...silakan duduk..," kata Bara dengan kikuk.
"Apaan sih opa...?," kata Yolanda dengan bersungut-sungut mendengar godaan opa nya tadi.
"Opa hanya ingin berpesan kepada kalian agar baik baik saja jangan sering bertengkar dan saling menyakiti," kata opa Santosa sesudah duduk di kursi.
Bara hanya diam dan menunduk kan Kepala nya.
Sedangkan Yolanda melengos memandang ke arah luar jendela yang menghadap taman di rumah tersebut.
Hari makin siang dan di perkirakan para tamu undangan sudah meninggalkan tempat itu.
Yolanda yang sudah mulai gerah dengan baju pengantin nya akhirnya meninggalkan kamar tamu tersebut dan berjalan menuju kamarnya untuk berganti pakaian.
Bara pun segera menutup pintu berniat berganti pakaian.
Sebelum berganti baju Bara berniat mandi untuk membersihkan diri dari keringat dan menyegarkan diri.
Di ambilnya tas yang sudah di siapkan dan di bawa dari tempat kosan, di buka dan diambilnya baju ganti dan di taruhnya di atas tempat tidur.
Bara pun masuk ke kamar mandi kemudian mandi di sana.
"Uuh....segarnya mandi siang di saat gerah begini," batin Bara sambil menikmati mandi siangnya.
Setelah di rasa cukup dan badannya kembali segar Bara keluar dari kamar mandi dengan hanya melilitkan handuk di pinggang nya.
"Cekleek..!!."
"Aaaaaa...!! sebuah bantal melayang ke arahnya.
Buugh..!!
"Haii...!! dasar gila ya kamu ...! ! dasar kampungan .!!".
Jeritan dan lemparan bantal mengagetkan Bara.
Ditambah dengan ocehan gadis itu membuat Bara termangu tak bergerak dari tempatnya.
"Hai...pakai bajumu..dasar pria cabul..!!," kembali Yolanda berteriak menyadarkan Bara.
Bara menjadi kaget dan menyadari keadaannya.
Kemudian dengan muka malu Bara mengambil baju gantinya dan membawanya ke kamar mandi untuk berganti di sana.
Sampai di dalam Bara menghela nafas panjang nya.
"Uh..bodohnya aku..," gumam Bara sambil menepok jidatnya.
Tak berapa lama Bara pun keluar dari kamar tersebut dan Yolanda pun telah pergi entah kemana.
Bara yang masih kebingungan mau melakukan apa akhirnya menghubungi pak Beni.
"Selamat siang pak ..."
"Apakah saya sudah boleh kembali ke kosan pak..? tanya Bara.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya pak Beni memberikan jawaban.
"Boleh tuan muda..nanti akan di antarkan sopir," jawab pak Beni.
"Jangan pak, ..tidak usah.., aku naik ojek online aja pak," Bara.
"Apa..?? tuan muda mau memalukan tuan Hendrawan..??, menantu konglomerat naik ojek online..?," kata pak Beni lagi.
"!!?!?!...," Bara bingung sendiri.
"Terserah bapak aja ..dah," akhirnya Bara menyerah, yang penting baginya bisa sampai di kosan dan bisa istirahat dengan nyenyak...titik.
Tok...tok...
Pintu kamar Bara di ketuk dari luar.
Bara pun melangkah membuka pintu.
"Ohh..pak Beni..mari silahkan masuk pak," kata Bara sambil membuka pintu itu lebar lebar.
Pak Beni masuk dan duduk di sofa yang ada di ujung kamar tersebut.
"Ada apa ya pak..?," tanah Bara.
"Begini tuan muda..."
"Pak ...bapak jangan panggil saya tuan muda, nanti saya malah jadi enggak enak," kata Bara.
"Ini sudah instruksi dari atasan Santosa Group, kalau di luar kantor kita wajib memanggil anggota keluarga Santosa Group seperti itu, tapi bila di kantor kita memanggil sesuai jabatannya... tuan muda," kata pak Beni.
Bara hanya menggelengkan kepalanya.
"Tapi... kan bapak tahu posisi saya bagaimana di rumah ini.., hanya anggota kontrak pak..," jawab Bara.
"Oh..ya, ada apa..ya pak...? bapak menemui saya..?," tanya Bara.
"Bapak cuma mau memberikan kartu kredit ini, sesuai dengan perjanjian yang tadi pagi sudah di tanda tangani," kata pak Beni sambil menyodorkan kartu itu.
"Nomornya sudah ada di dalam amplop ini sekalian," kata pak Beni.
"Makasih pak, semoga keputusan ini bisa menjadi barokah untuk ku dan orang orang di sekitar ku," kata Bara.
Saat mereka masih berbincang tiba tiba telpon genggam pak Beni berdering.
Drrt....drrtt..
"Ya ..halo.."
"Oh...yaa..yaa," jawab pak Beni.
"Nah..tuan muda mobil sudah siap di lobi depan, silahkan berkemas kembali," kata pak Beni.
"Oh...ya...pak, kalau mau minta ijin tuan Hendrawan dimana ya ..?."
"Tadi waktu anda menghubungi saya, sudah saya mintakan ijin sekalian kepada tuan Hendrawan, bahkan yang menyuruh sopir mengantar juga tuan Hendrawan."
"Oh..gitu ya pak..."
"Ya udah...kalau begitu saya pamit sekalian aja pak, mumpung belum terlalu sore," pamit Bara sambil berdiri dan menghampiri tas punggung yang tadi pagi di bawanya.
Sambil membawa tas punggung dan pakaian kasual Bara keluar dari kamar yang tadi di tempatinya.
Dengan baju santainya Bara makin terlihat tampan dan gagah.
"Eeh...mau kemana membawa tas segala..?," sebuah pertanyaan tiba -tiba yang mengagetkan Bara.
__________
**Masih.. seru..kan.....?
Lanjutkan...ya...ceritanya...
tapi tinggalkan dulu jejak ya readers...
Happy reading**......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Heny Ekawati
si yolanda k9k songong ya awas bucin
2021-09-29
1
VANESHA ANDRIANI
yola ato kakeknya nih pasti g boleh pulang
2021-09-04
1
Zai Nudin
ntap dah
2021-08-19
1