Bertemu Copet Cilik.

Hujan masih tercurah dari atas langit yang gelap seakan ikut berduka dengan kematian para murid perguruan Gunung Bhisma. atau bisa juga malah menertawakan ketidak berdayaan seorang pemuda kurus yang juga masih berdiri termangu di bawah siraman rintik air hujan.

Tetes air hujan yang menimpa tubuh kurus itu seakan tusukan jarum yang menyakitkan si pemuda. meskipun tubuhnya terasa sakit, dingin dan menggigil namun entah kenapa pemuda ini tidak berusaha untuk berteduh. mungkin juga dia sengaja membiarkan tubuhnya tersiksa seperti itu, agar bisa sedikit mengurangi duka dendam di hatinya.

Sebuah peta dari kulit kambing yang sudah sangat tua dan usang tergenggam di tangannya. otak di kepalanya bekerja sangat keras untuk mengingat setiap gambar, letak dan tulisan yang ada di sana. perlahan dia melangkah ke teras bangunan kayu yang berada paling ujung sebelah kanan, lalu dengan gunakan sepotong batu arang dia mulai menggurat lantai kayu yang ada disana.

Gambar peta yang selesai dia buat di atas lantai teras kayu lantas coba di cocokkan dengan gambar yang ada di peta kulit kambing. hasilnya sungguh mengecewakan, karena tidak satupun yang mirip dengan gambar yang ada di dalam peta kulit kambing. satu kali si pemuda gagal tapi dia kembali mengulangi pekerjaannya. dua kali, tiga kali, lima kali, hingga tujuh kali dia tetap tidak mampu membuat gambar peta yang sama. dia tidak tahu apakah gambar dalam peta itu terlalu rumit, ataukah otaknya yang teramat bodoh.

''Jahanam., keparat., aku lebih baik mati., sial., sial.!'' rutuk pemuda itu seakan marah pada kelemahan dirinya sendiri.

Pemuda kurus pucat bernama Pranacitra ini hantamkan tinjunya kelantai kayu berulang kali hingga papan lantai itu melesak dan pecah. sebaliknya dua kepalan tangannya terlihat membengkak berdarah. bibirnya gemeletuk menahan rasa dingin, sakit dan amarah yang menggumpal di dalam relung jiwanya. darah menetes dari ujung jemari tangannya yang gemetaran dan sedikit tertekuk, mungkin selain terluka juga ada sebagian tulang jarinya yang patah.

Pranacitra pejamkan kedua matanya, berusaha mengatur pernafasan dan semua ingatannya. dia sadar hanya dengan ketenangan hati semuanya bisa dia lakukan.

Dengan menggunakan tetesan darah yang mengalir dari kulit jemarinya dia kembali melukis diatas papan lantai kayu. kini dia melakukannya dengan perlahan dan penuh perhitungan. tenang tapi sangat percaya diri. seakan masih belum merasa puas pemuda itu kembali mengulangi lukisan darahnya hingga dua kali. setelah genap sepuluh kali melukis dia baru merasa lega. semua letak gambar, tulisan, arah, dan petunjuk di lembaran kulit kambing itu sekarang sudah berpindah seluruhnya di dalam kepalanya.

Peti kayu kecil berisi peta kulit kambing sudah kembali kedalam liangnya. terpendam selamanya di dalam tanah pekarangan perguruan silat Gunung Bhisma. ada dua alasan kenapa Pranacitra tidak mau membawa peta itu keluar tapi lebih memilih untuk menghafalkannya.

Hanya peti yang di atas., itulah pesan dari Ki Rangga, artinya cuma peti terbawah yang tidak boleh diambil keluar. alasan lainnya walaupun si pemuda ceking itu tidak tahu apapun soal Lembah Seribu Racun, tapi mengingat Ki Rangga pernah mengatakan kalau peta ini cuma membawa bencana dan kejahatan maka bisa di pastikan kalau benda itu bakal jadi bahan sengketa jika muncul di dunia ramai.

Pranacitra mendongak, hujan sudah berhenti tapi mendung tebal semakin gelap seiring dengan datangnya malam. baru kali ini dia merasa sangat lelah dan lapar. dengan langkah terseok dia melangkah masuk kedalam pondok kayu yang biasa digunakan sebagai ruang makan dan pertemuan antara murid dan guru. disana sudah tersedia sebakul besar nasi, sayuran tumis, ketela rebus, dengan lauknya dua ekor ayam hutan bakar hasil tangkapan Sribowo, salah satu saudaranya yang paling jago berburu dan membuat jebakan di hutan. semua makanan itu dia sendiri yang menyiapkannya.

Di saat lain pastilah semua kawan dan gurunya bakal ramai berebutan, makan bersama penuh riang canda, dan terakhir biasanya semuanya merasa puas dan memuji kelezatan masakannya. tapi kini semua tinggal kenangan. nasi sayur dan lauk yang dingin terasa berat, pahit dan getir saat memasuki mulutnya. meskipun ceking dan lemah sebenarnya pemuda ini bukanlah seorang yang cengeng. tapi dalam keadaan itu air matanya tidak dapat berhenti mengalir.

Suara ramai orang di pasar yang berada di pinggiran kadipaten Muntilan itu sudah terdengar sejak hari masih gelap. semakin mendekati terang tanah jumlah pedagang dan para pembeli semakin banyak. hari ini adalah selasa kliwon, dimana sudah menjadi tradisi di daerah itu kalau setiap selasa kliwon selalu ada pasar dadakan yang sangat ramai. karena para pedagangnya bukan saja berasal dari Muntilan sendiri, tapi banyak juga yang berasal dari luar kadipaten itu. biasanya orang- orang disana menyebut hari pasaran itu sebagai pasar sewon, mungkin itu singkatan selasa kliwon.

Dari salah satu sudut pasar terlihat seorang bocah kurus berbaju dekil dan tambalan sedang mengamati lalu lalang orang yang ramai di pasar itu. matanya yang tajam seakan sedang mengincar sesuatu. mulut kecilnya menyeringai licik saat melihat seorang perempuan gemuk berdandan menor yang baru berjalan keluar dari tempat penjual kue jagung. dengan agak rakus perempuan itu langsung memakan kue yang baru dibelinya sambil berjalan pulang. sebuah keranjang dari anyaman daun pandan yang penuh dengan barang belanjaan tertenteng di tangan kirinya yang besar berlemak.

Bocah kotor tiga belas tahunan yang berbaju compang- camping itu berjalan cepat menunduk menerobos lalu- lalang orang di pasar itu. saat berada di depan perempuan gemuk menor tangannya bergerak cepat. hanya perlu dua kejab mata saja baginya untuk mengambil kantung kain berisi uang yang terselip di keranjang daun pandan sekaligus memindahkan ke dalam kantong bajunya sendiri lalu pergi menghilang di tengah keramaian pasar.

''Aah., besar juga rejekiku hari ini., isi kantung uang ini paling tidak bisa menjamin perutku terisi selama satu minggu..'' gumam si bocah dekil itu sambil menepuk- nepuk kantong bajunya. langkahnya terhenti saat tubuhnya membentur sesosok pemuda kurus berbaju gelap yang sudah dekil dan bau seperti dia.

''Hei., kalau jalan lihat- lihat dulu, jangan suka main tabrak seenaknya.!'' bentak si bocah pencuri itu berkacak pinggang. kepalanya mendongak agar dapat melihat siapa orang yang telah menghadangnya. seraut wajah pucat berambut panjang. meskipun sebenarnya masih muda dan tampan tapi terlihat murung seakan penuh beban hidup. si bocah tertegun entah kenapa dia merasa sedikit kasihan melihat pemuda ini. karena itu dia hanya mendengus lalu ngeloyor pergi.

Tapi baru saja dia melangkah sebuah tangan sudah menahan tengkuknya. secepatnya si bocah membalik sekaligus memukul dan menendang, dari gerakannya yang tangkas bisa di duga kalau dia pernah belajar dasar ilmu silat. walaupun sempat terkejut tapi pemuda kurus itu juga tidak gugup. sedikit melangkah mundur dan bergeser ke kiri, serangan si bocah bisa dihindarinya. sekali tangan kirinya bergerak mencengkeram dan memutar, bocah itu sudah terpiting tak berdaya.

Pemuda ini sebenarnya tidak pernah belajar ilmu silat, tapi karena setiap harinya melihat teman- temannya berlatih silat di perguruan Gunung Bhisma, sedikit banyak dia juga paham bagaimana cara menghadapi serangan lawan.

''Lepaskan aku., lepaskan aku., dasar muka pucat sialan.!'' umpat si bocah berusaha berontak. tapi setiap kali dia melawan. tengkuk dan lengannya yang terjepit terasa amat sakit. terpaksa dia diam mendongkol.

''Kalau kau terus berontak hingga menarik perhatian orang pasar, akan kukatakan kalau kau sudah berani mencuri kantung uang milik perempuan gemuk itu. dan kau pasti tahu akibatnya, mati digebuki atau masuk Bui.!'' bisik pemuda pucat. si bocah langsung bungkam.

''Bagai., bagaimana kalau kita., kita bagi dua saja isi kantung itu.?'' tawar si bocah penuh harap. tapi dia kecewa melihat si pemuda cuma menggeleng. ''Kau kembalikan saja kantung uang yang kau curi., sekarang.!'' gertak pemuda pucat. si bocah menjadi marah ''Kembalikan katamu.? lalu siapa yang akan memberiku makan hari ini, besok dan seterusnya., isi kantung ini bisa menjamin perutku kenyang sampai seminggu..''

''Ooh jadi ini soal makanan., kembalikan kantung itu, jatah makanmu aku yang tanggung.!'' jawab si pemuda pucat. bocah dua belas tahunan itu terkekeh menghina. karena tengkuk dan lengannya terpuntir, tawanya jadi agak tercekik. ''Siapa percaya omonganmu, dasar muka pucat melarat.!''

Dengan sedikit memaksa pemuda pucat itu menyeret si bocah. ''Hooi., kakak berbaju merah., kakak berbaju merah., tunggu sebentar, kantung uangmu terjatuh..!'' seru pemuda pucat itu. sementara si bocah menyumpah geram tujuh turunan dalam hati.

Banyak orang di pasar menoleh ke asal suara. seorang perempuan gemuk berbaju merah dengan dandanan mencolok terlihat kebingungan membongkar isi keranjangnya mencari kantung uangnya yang hilang. saat mendengar teriakan buru- buru dia lari mendekat. ''Kau bilang menemukan kantung uangku., dimana.?''

''Bukan aku yang menemukannya, tapi adikku ini yang melihatnya terjatuh di jalan. saat hendak mengembalikan, dia terjatuh karena tubuhnya lemah akibat beberapa hari belum makan..'' jawab pemuda pucat itu sedih sambil kembalikan kantung uang perempuan itu. ''Kau lihat., dia harus kupegangi tubuhnya agar tidak terjatuh. badannya sangat lemas juga penyakitan..'' tambahnya. perempuan gemuk itu menjadi simpati dan merasa berhutang budi.

''Ooh kasihan sekali., kau juga terlihat pucat seperti adikmu., biarpun gembel tapi kalian berdua sangat jujur., ini kuberikan sedikit uang dan makanan untuk kalian berdua..'' ujarnya seraya memberi beberapa keping uang tembaga dan dua bungkus makanan pada mereka berdua. pengunjung pasar yang merasa dua gembel itu punya hati yang mulia banyak yang turut memberikan sedekah uang dan makanan. si bocah tertegun melongo. seumur hidup dia belum pernah mendapat rejeki sebanyak ini. tanpa sadar dia melirik si pemuda pucat yang cuma menyeringai dingin kepadanya.

Seorang pemuda pucat dan bocah dekil terlihat menikmati setumpuk makanan yang di letakkan dalam keranjang bambu. mereka makan dan minum dibawah sebatang pohon rindang yang tumbuh agak jauh dari tepi pasar. ''Ha., ha., sungguh hebat. kuakui kau sangat pandai bersiasat.!'' karena mulutnya penuh makanan, dia sempat batuk tersedak.

''Pelan saja makannya, tidak akan ada yang merebutnya., dari pada jadi maling lebih baik kau meminta baik- baik..'' ujar si pucat kurus.

''Enak saja., diriku bukan maling, aku hanya seorang Copet cilik..!'' sangkal si bocah gembel sengit. ''Maling dan copet apa ada bedanya.?'' batin si pucat sambil meneguk air kendi. kalau melihat bocah gembel di depannya dia jadi teringat masa lalunya bersama teman- temannya saat masih memjadi kawanan gembel pengemis.

Pemuda pucat yang memang Pranacitra itu termenung, hari ini sudah hampir sebulan lamanya dia pergi meninggalkan gunung Bhisma. tempat yang penuh kenangan baginya. selama ini dia sudah mendatangi berpuluh perguruan dan para tokoh silat yang dulunya menjadi sahabat Ki Rangga Wesi Bledek sang ketua perguruan silat Gunung Bhisma untuk meminta pertolongan, atau memohon agar mengajarinya ilmu silat.

Tapi dengan berbagai alasan semuanya menolak, bahkan sering menggunakan keadaan tubuhnya yang lemah sebagai alasan penolakan. pernah suatu ketika dia berlutut hampir tiga hari tiga malam di depan pintu perguruan 'Naga Biru' dari gunung Semeru yang menjadi salah satu dari sepuluh perguruan silat terbesar aliran putih saat itu agar bersedia menerimanya sebagai murid. tapi bukan saja mereka menolak, bahkan dengan kejam mencaci maki serta menghajarnya supaya dia cepat pergi dari sana.

Sampai akhirnya hati pemuda itu menyadari kalau sebenarnya mereka semua hanya takut jika harus berurusan dengan partai Gapura Iblis. dalam hatinya timbul perasaan muak dan benci yang mendalam. dia bersumpah jika diberikan umur panjang dan kesempatan akan mengobrak- abrik semua perguruan silat yang dianggapnya kaum pengecut dan munafik itu.

Baru saja bocah gembel meneguk air kendi dan bersendawa kenyang. dari satu arah muncul lima orang lelaki kasar bermuka brewok dan membekal golok mendatangi. ''Celaka., mereka 'Lima Begundal Brewok' yang biasa menarik uang pajak secara paksa pada para pedagang dan penghuni pasar di sini..!'' seru si bocah gembel cemas. buru- buru dia kumpulkan semua uang dan makanan yang ada di atas keranjang bambu. lalu menarik Pranacitra untuk cepat kabur. tapi sepertinya terlambat karena lima orang itu sudah bergerak cepat menghadang.

Terpopuler

Comments

Kang_Wah_Yoe

Kang_Wah_Yoe

🐈🐈🐈🐈🐈

2023-04-15

2

༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

Tetap semangat Thor 💪💪

2023-01-27

2

༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

Jooosssssss...!! 👍👍

2023-01-27

2

lihat semua
Episodes
1 Lima Elang Api
2 Pahitnya kekalahan
3 Kawanan gembel cilik
4 Pesilat dari gunung Bisma.
5 Ajian Beluk Nogo Kawah.
6 Pergilah.!
7 Perguruan Gunung Bisma.
8 Tiga Setan Berbaju Rombeng
9 Darah Seperguruan.
10 Utusan Gapura Iblis
11 Partai Hitam Yang Terkuat
12 Tewasnya Ki Rangga Wesi Bledek.
13 Terancam dan Mengancam
14 Siksaan Terkeji.
15 Hanya peti yang di atas.,
16 Dia masih hidup.,
17 Peti yang ke tiga.
18 Bertemu Copet Cilik.
19 Pertarungan pertama dengan pisau dapur.
20 Rahasia kelam si copet cilik.
21 Orang berkepribadian ganda.
22 Munculnya Iblis Picak Buntelan Kuning.
23 Ki Suta mati.
24 Mengembara.
25 Gembel Sakti Mata Putih.
26 Angkat aku sebagai gurumu.!
27 Lima Kepala Bayi.
28 Lubang Nadi Neraka Gelap.
29 Di bawah siraman hujan guntur.
30 Salah orang., salah sasaran.
31 Langkah Aneh Mayat Hidup.
32 Kubilang., Jangan menggangguku.!
33 Setan Kuburan.
34 Nasib buruk dan otak bego.
35 Pukulan dingin yang membingungkan.
36 Dendam kebencian
37 Pipa Cangklong Kemenyan.
38 Iblis Dayung Besi.
39 Bentrokan di sungai wareng.
40 Bendera hitam yang menakutkan.
41 Malaikat Copet dan Maling Nyawa.
42 Batu Nirmala Biru.
43 Perjanjian tidak terucap.
44 Asap Candu.
45 Para pengungsi. (bag 1)
46 Para pengungsi (bag 2)
47 Di balik caping bambu
48 Menuju tempat terlarang.
49 Geger Batu Nirmala Biru.
50 Sukma Tertawa.
51 Seringai tawa iblis.
52 Antara berani, tolol dan gila.
53 Si pincang yang menyedihkan.
54 Jongos.
55 Rahasia Retno Item.
56 Bayangan masa lalu.
57 Nyai Pocong Kabut.
58 Kabut pelumpuh raga.
59 Mengincar kelengahan.
60 Dua Orang Pelindung Rahasia.
61 Di Tebing Kematian.
62 Di lukai untuk membunuh.
63 Jebakan.
64 Wajah di balik kedok putih.
65 Menertawakan Kebodohan Orang Persilatan.
66 Siulan Srianah.
67 Monster..
68 Menjadi barang permainan.
69 107 Lemparan Pisau Penentu Nasib.
70 Dendam dan ancaman.
71 Perjalanan.
72 Bendera yang terbakar dendam.
73 Lagu kesepian dan kematian.
74 Hanya dapat memandangnya.,
75 Tiga kenalan lama.
76 Tipuan lama yang menakutkan.
77 Keputusan sulit.
78 Hati seorang gadis.
79 Dua Utusan.
80 Berziarah.
81 Aneh, seram dan tanpa perasaan.
82 Perguruan Silat Naga Biru.
83 Dua lemparan batu.
84 Kalau kau Hanggajaya., memangnya kenapa.?
85 Namaku Puji., Puji Seruni.!
86 Perkumpulan Silat Merak Api.
87 Jurus tongkat yang belum sempurna.
88 Memburu para penghasut.
89 Raungan Naga Kehancuran.
90 Kitab ilmu sesat., hancurkan saja.
91 Tiga tahun di dalam goa.
92 Seorang musuh lama.
93 Segumpal jantung di tangannya.
94 Mayat- mayat di tengah sawah.
95 Akibat minggat.
96 Pembalasan Dendam (bag 1)
97 Pembalasan Dendam (bag 2)
98 Pembalasan Dendam (bag 3)
99 Memilih jalan hidup.
100 Pulang.
101 Pejamkan saja matamu., mungkin kau tidak akan tahan melihatnya.
102 Pengumuman
103 Menikmati ujung senja.
104 Tupai Terbang.
105 Ambillah., jika kau merasa mampu.
106 Kabar rahasia.
107 Gadis polos penggoda dan pemuda pincang mesum.
108 Pertemuan di balik kegelapan.
109 Racun dalam obat.
110 Orang yang memandangi lukisan di dinding.
111 Kuah daging dalam kuali.
112 Saatnya pembalasan.
113 Mereka mulai bergerak.
114 Sebuah alasan mengirimnya.
115 Panggung pertarungan (bag1)
116 Panggung Pertarungan (bag2)
117 Panggung Pertarungan (bag 3)
118 Lelaki yang mengaku paling romantis.
119 Hanya., tiga jurus saja.?
120 Dua lubang aneh.
121 Duel dalam lingkaran.
122 Crazy And Idiot.
123 Anggrek Geni.
124 Di bawah guyuran hujan. (bag1)
125 Di bawah guyuran hujan (bag2)
126 Sabit Putih.
127 Dia seperti penyakit.
128 si Ular Sakti yang misterius.
129 Bumi Hijau dan Maling Kilat.
130 Perpisahan.
131 Siasat memecah belah., yang gagal.
132 Mata dingin di kegelapan.
133 Bagaikan menyiram minyak diatas bara api. (bag1)
134 Bagaikan menyiram minyak diatas bara api. (bag2)
135 Pikiran aneh seorang gadis.
136 Kucing meong.,
137 Kuah sayur, jamur dan telur.
138 Wanita cantik dalam lubang jebakan. (bag1)
139 Wanita cantik dalam lubang jebakan. (bag2)
140 Wanita cantik dalam lubang jebakan. (bag3)
141 Wanita cantik dalam lubang jebakan. (bag akhir)
142 Pamit.
143 Rahasia ruangan terlarang.
144 Pengakuan.
145 Kujang Emas Nirwana (bag1)
146 Kujang Emas Nirwana (bag2)
147 Kujang Emas Nirwana (bag3)
148 Kujang Emas Nirwana. (bag 4)
149 Rahasia kelam si bocah bisu.
150 Rampok.
151 Kisah wanita yang dianggap rendahan.
152 Lembah Kalong Maut.
153 Tuan utusan yang bungkuk buta.
154 Harum Beracun.
155 Pelangi Kematian.
156 Sarapan pagi yang (teramat)., mahal.
157 Pemburu.
158 Pemotong kepala.
159 Hari ketiga bulan ketiga (bag 1)
160 Hari ketiga bulan ketiga (bag 2)
161 Hari ketiga bulan ketiga (bag 3)
162 Meniru Srianah.
163 Ilmu pedang siluman yang terpendam.
164 Memenggal tanpa dibayar.
165 Lawan (yang sempat) terlupakan.
166 Modal berjudi.
167 Bertaruh nyawa, berhutang jiwa.
168 Rumah makan dan penginapan 'Lawang Wangi'.
169 Lelaki bernama Sentanu.
170 Janda yang serba salah.
171 Nenek Iblis Berkaki Ganco.
172 Pertarungan di lereng Bromo.
173 Pertolongan kedua.
174 Sesuatu yang sangat tabu untuk diucapkan.
175 Kembar empat.?
176 3 laki- laki dan 1 perempuan.
177 Catatan riwayat kaum budak.
178 Orang menyebalkan yang alergi wanita cantik.
179 Jingga Rani., bingung.
180 Pertarungan di tepian sungai canggu. (bag1)
181 Pertarungan di tepian sungai canggu. (bag2)
182 Pertarungan di tepian sungai canggu. (bag3)
183 Pertarungan di tepian sungai canggu. (bag akhir)
184 Gadis pelayan.
185 Kisah kelam yang terpendam.
186 Senja dalam gubuk reot.
187 Ngapunten nggih., kulo mboten sengojo.!
188 Hapunten mamang., kali ini sengaja.
189 Sesumbar.
190 Duuh Gusti., (Antara Iman dan Emon).
191 Cerita sarapan pagi.
192 Antara bajingan, janda muda dan seorang gadis.
193 Surat rahasia (bag1)
194 Surat rahasia (bag2)
195 Kisah seorang anak kusir kuda. (bag1)
196 Kisah seorang anak kusir kuda. (bag2)
197 Sebuah bendera lagi.
198 Kesepakatan rahasia.
199 Gairah Nyi Rondo Kuning.
200 Teratai Hijau.
201 Sebilah pisau. (bag1)
202 Sebilah pisau. (bag2)
203 Maling keledai dan pembunuh.
204 Pembunuhan di tengah hutan.
205 Pagi terakhir.
206 Orang- orang munafik.
207 Emas intan berdarah (bag1)
208 Emas intan berdarah (bag2)
209 Emas intan berdarah (bag3)
210 Emas intan berdarah (bag4)
211 Pertarungan di bukit karang.
212 Tertipu dan mati.
213 Upeti.
214 Kompor.
215 Penyelesaian masalah.
216 Tamu yang tidak diundang.
217 Dendam lama.
218 Prahara di Ciremai.
219 Kegelapan di awal pagi.
220 Penghinaan.
221 Gadis Berwajah Tengkorak. (bag1)
222 Gadis Berwajah Tengkorak. (bag2)
223 Gadis Berwajah Tengkorak. (bag3)
224 Gadis Berwajah Tengkorak. (bagian akhir)
225 Kecantikan yang terkutuk. (bag1)
226 Kecantikan yang terkutuk. (bag2)
227 Akhir prahara.
228 Muka dua.
229 Dua orang sesepuh.
230 Harimau yang bermain licik.
231 Kusir Picak Muka Bopeng.
232 Grookk., grookk.!'
233 Si pincang dan si picak.
234 Srianah., bos jamu.
235 Pengumuman.
236 Pertarungan Srianah. (bag1)
237 Pertarungan Srianah. (bag2)
238 Pertarungan Srianah. (bag3)
239 Pertarungan Srianah. (bag4)
240 Merasa jadi pangeran.
241 Srianah dan Rinai.
242 8 Lengan Naga.
243 Otak kotor si Gendol.
244 Kenapa dia juga punya.?
245 Kisah Srianah kecil.
246 Warisan dendam. (bag1)
247 Warisan dendam. (bag2)
248 Renungan jomblo.
249 Cerita tentang Kutu dan Benalu.
250 Perasaan orang kalah.
251 Hadir di pemakaman. (bag1)
252 Hadir di pemakaman. (bag2)
253 Hadir di pemakaman. (bag3)
254 Budak.
255 You Will Be Dead.!
256 Muslihat.
257 Baik atau jahat.
258 Mudik.
259 Darah pengkhianat. (bag1)
260 Darah pengkhianat. (bag2)
261 Darah pengkhianat. (bag3)
262 Darah pengkhianat. (bag4)
263 Aktor Oscar.
264 Pikiran yang sederhana.
265 Panah Pemburu Jantung.
266 Diam kau., gadis binal sialan.!
267 Pengadu domba, pemikat lelaki.
268 Petunjuk jurus pedang.
269 Ooalah Yem., Yem.,
270 Midnight Show..
271 Orang yang menjual kawan sendiri. (bag1)
272 Orang yang menjual kawan sendiri. (bag2)
273 Orang yang menjual kawan sendiri. (bag3)
274 Alasan. (bag1)
275 Alasan. (bag2)
276 Alasan. (bag3)
277 Alasan., (yang sebenarnya).
278 Gendol ngamuk.
279 Rinai dan barang titipan. (bag1)
280 Rinai dan barang titipan. (bag2)
281 Rinai dan barang titipan. (bag3)
282 Celeng Muka Seribu.
283 Curhat.
284 Menyiksa diri. (bag1)
285 Menyiksa diri. (bag2)
286 Perut yang lapar membuatnya goblok.
287 Tukang cerita dan cucunya. (bag1)
288 Tukang cerita dan cucunya. (bag2)
289 Tukang cerita dan cucunya. (bag3)
290 Wajan.
291 Riwayat seorang tukang masak.
292 Tabib Langit Racun Bumi.
293 Pesan.
294 Nyi Gagak Kemuning.
295 Orang itu.! (bag1)
296 Orang Itu.! (bag2)
297 Orang Itu.! (bag3)
298 Ulat di otak dan cacing dalam perut.
299 Nona- nona jelita., yang sadis.
300 Padepokan silat Gajah Guntur.
301 Darah Keabadian.
302 Prinsip.
303 Seekor anjing mati.
304 Teringat sang janda.
305 Gairah membunuh.
306 Duka seorang Ibu.
307 Rahasia gadis penyakitan. (bag1)
308 Rahasia gadis penyakitan. (bag2) Mafia Jadul.
309 Dagang nyawa.
310 Kuburan Bersalju.
311 Gak ada judulnya.
312 Antara patah hati dan berlaku mesum.
313 Nyi Rondo Kuning., prihatin.
314 Pelanggan adalah yang utama. (bag1)
315 Pelanggan adalah yang utama. (bag2)
316 Obat penipu dewa.
317 Membunuh secepatnya. (bag1)
318 Membunuh secepatnya. (bag2)
319 Labirin si Dewa Kikir.
320 Amukan si bungkuk buta.
321 Ngamuk bergantian.
322 Bentrokan para sesepuh.
323 Ratu Buto Gondoruwo.
324 Angin Gelap Sungai Berdarah.!
325 Bantuan waktu.
326 Si sombong dan si pembual.
327 Sedekah.
328 Antara kuda dan penunggangnya.
329 Kalian., belum layak.!
330 Peringkat pertama saat ini.
331 Menuju lembah sunyi.
332 Buaya- buaya Citandui. (bag1)
333 Buaya- buaya Citandui. (bag2)
334 Buaya- buaya Citandui. (bag3)
335 Burung elang blorok.
336 Kyai Maja.
337 Kisah lama sang Kyai. (bag1)
338 Kisah lama sang Kyai. (bag2)
339 Perkampungan aneh.
340 Kota Hantu Pagi.
341 Dia telah datang.!
342 Pertarungan di Kota Hantu Pagi. (bag1)
343 Pertarungan di Kota Hantu Pagi. (bag2)
344 Pertarungan di Kota Hantu Pagi. (bag3)
345 Delok tok., ora jempok.
346 Guru yang mesum.
347 Hawa jahat.
348 Rahasia di balik bukit. (bag1)
349 Rahasia di balik bukit. (bag2)
350 Rahasia di balik bukit. (bag3)
351 Rahasia di balik bukit. (bag4)
352 Rahasia di balik bukit. (bag5)
353 Obsesi dan Ambisi.
354 Taktik psikologis.
355 Kesepakatan. (bag1)
356 Kesepakatan. (bag2)
357 Kesepakatan. (bag3)
358 Tiga Biawak Kuning Kali Gondang.
359 Palsu.
360 Roro., takut dosa.?
361 Daa- daahh., Narada.!
362 Bulan Perak.
363 Bisul Kudis.
364 Dendam Klowor Gombor.
365 Tiga orang lainnya yang tersisa.
366 Potongan jantung.
367 Tamu aneh berkedok putih.
368 Antara Kutu, Benalu dan si Pemalas. (bag1)
369 Antara Kutu, Benalu dan si Pemalas. (bag2)
Episodes

Updated 369 Episodes

1
Lima Elang Api
2
Pahitnya kekalahan
3
Kawanan gembel cilik
4
Pesilat dari gunung Bisma.
5
Ajian Beluk Nogo Kawah.
6
Pergilah.!
7
Perguruan Gunung Bisma.
8
Tiga Setan Berbaju Rombeng
9
Darah Seperguruan.
10
Utusan Gapura Iblis
11
Partai Hitam Yang Terkuat
12
Tewasnya Ki Rangga Wesi Bledek.
13
Terancam dan Mengancam
14
Siksaan Terkeji.
15
Hanya peti yang di atas.,
16
Dia masih hidup.,
17
Peti yang ke tiga.
18
Bertemu Copet Cilik.
19
Pertarungan pertama dengan pisau dapur.
20
Rahasia kelam si copet cilik.
21
Orang berkepribadian ganda.
22
Munculnya Iblis Picak Buntelan Kuning.
23
Ki Suta mati.
24
Mengembara.
25
Gembel Sakti Mata Putih.
26
Angkat aku sebagai gurumu.!
27
Lima Kepala Bayi.
28
Lubang Nadi Neraka Gelap.
29
Di bawah siraman hujan guntur.
30
Salah orang., salah sasaran.
31
Langkah Aneh Mayat Hidup.
32
Kubilang., Jangan menggangguku.!
33
Setan Kuburan.
34
Nasib buruk dan otak bego.
35
Pukulan dingin yang membingungkan.
36
Dendam kebencian
37
Pipa Cangklong Kemenyan.
38
Iblis Dayung Besi.
39
Bentrokan di sungai wareng.
40
Bendera hitam yang menakutkan.
41
Malaikat Copet dan Maling Nyawa.
42
Batu Nirmala Biru.
43
Perjanjian tidak terucap.
44
Asap Candu.
45
Para pengungsi. (bag 1)
46
Para pengungsi (bag 2)
47
Di balik caping bambu
48
Menuju tempat terlarang.
49
Geger Batu Nirmala Biru.
50
Sukma Tertawa.
51
Seringai tawa iblis.
52
Antara berani, tolol dan gila.
53
Si pincang yang menyedihkan.
54
Jongos.
55
Rahasia Retno Item.
56
Bayangan masa lalu.
57
Nyai Pocong Kabut.
58
Kabut pelumpuh raga.
59
Mengincar kelengahan.
60
Dua Orang Pelindung Rahasia.
61
Di Tebing Kematian.
62
Di lukai untuk membunuh.
63
Jebakan.
64
Wajah di balik kedok putih.
65
Menertawakan Kebodohan Orang Persilatan.
66
Siulan Srianah.
67
Monster..
68
Menjadi barang permainan.
69
107 Lemparan Pisau Penentu Nasib.
70
Dendam dan ancaman.
71
Perjalanan.
72
Bendera yang terbakar dendam.
73
Lagu kesepian dan kematian.
74
Hanya dapat memandangnya.,
75
Tiga kenalan lama.
76
Tipuan lama yang menakutkan.
77
Keputusan sulit.
78
Hati seorang gadis.
79
Dua Utusan.
80
Berziarah.
81
Aneh, seram dan tanpa perasaan.
82
Perguruan Silat Naga Biru.
83
Dua lemparan batu.
84
Kalau kau Hanggajaya., memangnya kenapa.?
85
Namaku Puji., Puji Seruni.!
86
Perkumpulan Silat Merak Api.
87
Jurus tongkat yang belum sempurna.
88
Memburu para penghasut.
89
Raungan Naga Kehancuran.
90
Kitab ilmu sesat., hancurkan saja.
91
Tiga tahun di dalam goa.
92
Seorang musuh lama.
93
Segumpal jantung di tangannya.
94
Mayat- mayat di tengah sawah.
95
Akibat minggat.
96
Pembalasan Dendam (bag 1)
97
Pembalasan Dendam (bag 2)
98
Pembalasan Dendam (bag 3)
99
Memilih jalan hidup.
100
Pulang.
101
Pejamkan saja matamu., mungkin kau tidak akan tahan melihatnya.
102
Pengumuman
103
Menikmati ujung senja.
104
Tupai Terbang.
105
Ambillah., jika kau merasa mampu.
106
Kabar rahasia.
107
Gadis polos penggoda dan pemuda pincang mesum.
108
Pertemuan di balik kegelapan.
109
Racun dalam obat.
110
Orang yang memandangi lukisan di dinding.
111
Kuah daging dalam kuali.
112
Saatnya pembalasan.
113
Mereka mulai bergerak.
114
Sebuah alasan mengirimnya.
115
Panggung pertarungan (bag1)
116
Panggung Pertarungan (bag2)
117
Panggung Pertarungan (bag 3)
118
Lelaki yang mengaku paling romantis.
119
Hanya., tiga jurus saja.?
120
Dua lubang aneh.
121
Duel dalam lingkaran.
122
Crazy And Idiot.
123
Anggrek Geni.
124
Di bawah guyuran hujan. (bag1)
125
Di bawah guyuran hujan (bag2)
126
Sabit Putih.
127
Dia seperti penyakit.
128
si Ular Sakti yang misterius.
129
Bumi Hijau dan Maling Kilat.
130
Perpisahan.
131
Siasat memecah belah., yang gagal.
132
Mata dingin di kegelapan.
133
Bagaikan menyiram minyak diatas bara api. (bag1)
134
Bagaikan menyiram minyak diatas bara api. (bag2)
135
Pikiran aneh seorang gadis.
136
Kucing meong.,
137
Kuah sayur, jamur dan telur.
138
Wanita cantik dalam lubang jebakan. (bag1)
139
Wanita cantik dalam lubang jebakan. (bag2)
140
Wanita cantik dalam lubang jebakan. (bag3)
141
Wanita cantik dalam lubang jebakan. (bag akhir)
142
Pamit.
143
Rahasia ruangan terlarang.
144
Pengakuan.
145
Kujang Emas Nirwana (bag1)
146
Kujang Emas Nirwana (bag2)
147
Kujang Emas Nirwana (bag3)
148
Kujang Emas Nirwana. (bag 4)
149
Rahasia kelam si bocah bisu.
150
Rampok.
151
Kisah wanita yang dianggap rendahan.
152
Lembah Kalong Maut.
153
Tuan utusan yang bungkuk buta.
154
Harum Beracun.
155
Pelangi Kematian.
156
Sarapan pagi yang (teramat)., mahal.
157
Pemburu.
158
Pemotong kepala.
159
Hari ketiga bulan ketiga (bag 1)
160
Hari ketiga bulan ketiga (bag 2)
161
Hari ketiga bulan ketiga (bag 3)
162
Meniru Srianah.
163
Ilmu pedang siluman yang terpendam.
164
Memenggal tanpa dibayar.
165
Lawan (yang sempat) terlupakan.
166
Modal berjudi.
167
Bertaruh nyawa, berhutang jiwa.
168
Rumah makan dan penginapan 'Lawang Wangi'.
169
Lelaki bernama Sentanu.
170
Janda yang serba salah.
171
Nenek Iblis Berkaki Ganco.
172
Pertarungan di lereng Bromo.
173
Pertolongan kedua.
174
Sesuatu yang sangat tabu untuk diucapkan.
175
Kembar empat.?
176
3 laki- laki dan 1 perempuan.
177
Catatan riwayat kaum budak.
178
Orang menyebalkan yang alergi wanita cantik.
179
Jingga Rani., bingung.
180
Pertarungan di tepian sungai canggu. (bag1)
181
Pertarungan di tepian sungai canggu. (bag2)
182
Pertarungan di tepian sungai canggu. (bag3)
183
Pertarungan di tepian sungai canggu. (bag akhir)
184
Gadis pelayan.
185
Kisah kelam yang terpendam.
186
Senja dalam gubuk reot.
187
Ngapunten nggih., kulo mboten sengojo.!
188
Hapunten mamang., kali ini sengaja.
189
Sesumbar.
190
Duuh Gusti., (Antara Iman dan Emon).
191
Cerita sarapan pagi.
192
Antara bajingan, janda muda dan seorang gadis.
193
Surat rahasia (bag1)
194
Surat rahasia (bag2)
195
Kisah seorang anak kusir kuda. (bag1)
196
Kisah seorang anak kusir kuda. (bag2)
197
Sebuah bendera lagi.
198
Kesepakatan rahasia.
199
Gairah Nyi Rondo Kuning.
200
Teratai Hijau.
201
Sebilah pisau. (bag1)
202
Sebilah pisau. (bag2)
203
Maling keledai dan pembunuh.
204
Pembunuhan di tengah hutan.
205
Pagi terakhir.
206
Orang- orang munafik.
207
Emas intan berdarah (bag1)
208
Emas intan berdarah (bag2)
209
Emas intan berdarah (bag3)
210
Emas intan berdarah (bag4)
211
Pertarungan di bukit karang.
212
Tertipu dan mati.
213
Upeti.
214
Kompor.
215
Penyelesaian masalah.
216
Tamu yang tidak diundang.
217
Dendam lama.
218
Prahara di Ciremai.
219
Kegelapan di awal pagi.
220
Penghinaan.
221
Gadis Berwajah Tengkorak. (bag1)
222
Gadis Berwajah Tengkorak. (bag2)
223
Gadis Berwajah Tengkorak. (bag3)
224
Gadis Berwajah Tengkorak. (bagian akhir)
225
Kecantikan yang terkutuk. (bag1)
226
Kecantikan yang terkutuk. (bag2)
227
Akhir prahara.
228
Muka dua.
229
Dua orang sesepuh.
230
Harimau yang bermain licik.
231
Kusir Picak Muka Bopeng.
232
Grookk., grookk.!'
233
Si pincang dan si picak.
234
Srianah., bos jamu.
235
Pengumuman.
236
Pertarungan Srianah. (bag1)
237
Pertarungan Srianah. (bag2)
238
Pertarungan Srianah. (bag3)
239
Pertarungan Srianah. (bag4)
240
Merasa jadi pangeran.
241
Srianah dan Rinai.
242
8 Lengan Naga.
243
Otak kotor si Gendol.
244
Kenapa dia juga punya.?
245
Kisah Srianah kecil.
246
Warisan dendam. (bag1)
247
Warisan dendam. (bag2)
248
Renungan jomblo.
249
Cerita tentang Kutu dan Benalu.
250
Perasaan orang kalah.
251
Hadir di pemakaman. (bag1)
252
Hadir di pemakaman. (bag2)
253
Hadir di pemakaman. (bag3)
254
Budak.
255
You Will Be Dead.!
256
Muslihat.
257
Baik atau jahat.
258
Mudik.
259
Darah pengkhianat. (bag1)
260
Darah pengkhianat. (bag2)
261
Darah pengkhianat. (bag3)
262
Darah pengkhianat. (bag4)
263
Aktor Oscar.
264
Pikiran yang sederhana.
265
Panah Pemburu Jantung.
266
Diam kau., gadis binal sialan.!
267
Pengadu domba, pemikat lelaki.
268
Petunjuk jurus pedang.
269
Ooalah Yem., Yem.,
270
Midnight Show..
271
Orang yang menjual kawan sendiri. (bag1)
272
Orang yang menjual kawan sendiri. (bag2)
273
Orang yang menjual kawan sendiri. (bag3)
274
Alasan. (bag1)
275
Alasan. (bag2)
276
Alasan. (bag3)
277
Alasan., (yang sebenarnya).
278
Gendol ngamuk.
279
Rinai dan barang titipan. (bag1)
280
Rinai dan barang titipan. (bag2)
281
Rinai dan barang titipan. (bag3)
282
Celeng Muka Seribu.
283
Curhat.
284
Menyiksa diri. (bag1)
285
Menyiksa diri. (bag2)
286
Perut yang lapar membuatnya goblok.
287
Tukang cerita dan cucunya. (bag1)
288
Tukang cerita dan cucunya. (bag2)
289
Tukang cerita dan cucunya. (bag3)
290
Wajan.
291
Riwayat seorang tukang masak.
292
Tabib Langit Racun Bumi.
293
Pesan.
294
Nyi Gagak Kemuning.
295
Orang itu.! (bag1)
296
Orang Itu.! (bag2)
297
Orang Itu.! (bag3)
298
Ulat di otak dan cacing dalam perut.
299
Nona- nona jelita., yang sadis.
300
Padepokan silat Gajah Guntur.
301
Darah Keabadian.
302
Prinsip.
303
Seekor anjing mati.
304
Teringat sang janda.
305
Gairah membunuh.
306
Duka seorang Ibu.
307
Rahasia gadis penyakitan. (bag1)
308
Rahasia gadis penyakitan. (bag2) Mafia Jadul.
309
Dagang nyawa.
310
Kuburan Bersalju.
311
Gak ada judulnya.
312
Antara patah hati dan berlaku mesum.
313
Nyi Rondo Kuning., prihatin.
314
Pelanggan adalah yang utama. (bag1)
315
Pelanggan adalah yang utama. (bag2)
316
Obat penipu dewa.
317
Membunuh secepatnya. (bag1)
318
Membunuh secepatnya. (bag2)
319
Labirin si Dewa Kikir.
320
Amukan si bungkuk buta.
321
Ngamuk bergantian.
322
Bentrokan para sesepuh.
323
Ratu Buto Gondoruwo.
324
Angin Gelap Sungai Berdarah.!
325
Bantuan waktu.
326
Si sombong dan si pembual.
327
Sedekah.
328
Antara kuda dan penunggangnya.
329
Kalian., belum layak.!
330
Peringkat pertama saat ini.
331
Menuju lembah sunyi.
332
Buaya- buaya Citandui. (bag1)
333
Buaya- buaya Citandui. (bag2)
334
Buaya- buaya Citandui. (bag3)
335
Burung elang blorok.
336
Kyai Maja.
337
Kisah lama sang Kyai. (bag1)
338
Kisah lama sang Kyai. (bag2)
339
Perkampungan aneh.
340
Kota Hantu Pagi.
341
Dia telah datang.!
342
Pertarungan di Kota Hantu Pagi. (bag1)
343
Pertarungan di Kota Hantu Pagi. (bag2)
344
Pertarungan di Kota Hantu Pagi. (bag3)
345
Delok tok., ora jempok.
346
Guru yang mesum.
347
Hawa jahat.
348
Rahasia di balik bukit. (bag1)
349
Rahasia di balik bukit. (bag2)
350
Rahasia di balik bukit. (bag3)
351
Rahasia di balik bukit. (bag4)
352
Rahasia di balik bukit. (bag5)
353
Obsesi dan Ambisi.
354
Taktik psikologis.
355
Kesepakatan. (bag1)
356
Kesepakatan. (bag2)
357
Kesepakatan. (bag3)
358
Tiga Biawak Kuning Kali Gondang.
359
Palsu.
360
Roro., takut dosa.?
361
Daa- daahh., Narada.!
362
Bulan Perak.
363
Bisul Kudis.
364
Dendam Klowor Gombor.
365
Tiga orang lainnya yang tersisa.
366
Potongan jantung.
367
Tamu aneh berkedok putih.
368
Antara Kutu, Benalu dan si Pemalas. (bag1)
369
Antara Kutu, Benalu dan si Pemalas. (bag2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!