Perguruan Gunung Bisma.

Gunung Bisma merupakan sebuah gunung yang terletak di Jawa tengah dan masih berdekatan dengan wilayah pegunungan Dieng. gunung itu meskipun bukan termasuk golongan gunung yang tertinggi di sekitaran jawa tengah tapi lumayan menjulang untuk ukuran sebuah gunung.

Waktu itu matahari baru saja terbit, dilereng sebelah timur gunung Bisma terdapat satu pedataran, di sana berdiri empat buah bangunan rumah yang terbuat dari papan kayu dan bilah bambu yang menghadap ke arah timur. saat sinar mentari pagi muncul cahayanya langsung menerangi pintu dan jendela keempat bangunan rumah yang berjajar itu.

Pada bagian depan rumah terbentang halaman pelataran yang cukup luas berpagar keliling dari bilah bambu dan ditanami beberapa pepohonan rindang. pintu masuk halaman seperti sebuah pendopo kecil dari susunan batu kali dan kayu sono keling. bagian atasnya tertulis Padepokan Silat Gunung Bisma..!'

Di rumah yang berada paling kiri, terlihat satu wajah seorang gadis muncul dari balik jendela di ujung kanan yang baru terbuka, matanya yang bulat bening mengerjap beberapa kali lalu menguap. dengan masih mengantuk dia memandang pelataran di luar jendela yang terlihat sepi dan sedikit berkabut. meskipun baru bangun tidur dan rambutnya kusut tapi tidak mengurangi kecantikan alami wajah si gadis.

Dia menoleh kedalam bilik tempat tidurnya yang beralas tikar. disana terbaring seorang temannya yang masih terlelap setengah mendengkur. meskipun dia tidak secantik gadis yang sudah terbangun dan berkulit agak sawo tapi lumayan manis juga. udara dingin yang masuk melalui jendela yang terbuka membuatnya menarik selimut tebalnya dan meringkuk kedinginan.

Si gadis cantik ini sibakkan rambut ikal mayangnya yang hitam lebat. saat melihat wajah temannya yang hitam manis masih terlelap dia jadi tidak tega untuk membangunkannya.

''Hhm., sepertinya hari ini aku harus sendirian membersihkan halaman. mungkin Suntini kekelahan karena kemarin berlatih keras sampai malam.!'' gumam si cantik berambut ikal. dengan sekali tutulkan kaki tubuhnya yang langsing sudah keluar lewat jendela dan tahu- tahu telah berada di tengah halaman. ilmu peringan tubuhnya lumayan bagus juga. angin gunung yang berhembus membuat udara bertambah dingin. gadis ini sejenak mengatur pernafasan untuk melancarkan aliran darahnya. paling tidak ini dapat mengurangi rasa dingin udara pagi.

Meskipun sudah lebih enam tahun dia dan belasan temannya berada di gunung Bisma, tapi dia masih sering merasa kedinginan. gadis cantik ini agak benci dengan hawa dingin. maka diantara semua temannya dialah yang paling tidak bisa diam, terus saja bergerak dan berkeringat. kalau sudah begitu baru merasa hidupnya sehat.

Meskipun sinar matahari sudah muncul, tapi kabut juga masih menggantung. apalagi hari ini agak mendung. dengan sebuah sapu lidi yang sudah rada pendek gadis cantik yang umurnya mungkin lima belas atau enam belas tahunan ini mulai menyapu halaman. matanya mengamati tiga bangunan lain yang masih tertutup pintu jendelanya.

''Rupanya kemarin mereka benar- benar berlatih keras sampai malam hingga kelelahan. biasanya pagi begini sudah banyak yang bangun.'' gumam gadis itu. baru saja dia hendak menyapu dari balik kabut muncul seorang remaja bertubuh kerempeng dengan suara terbatuk- batuk berjalan mendekat. gadis itu tersenyum menyapa ''Kalau guru tahu kau biasa bangun pagi beliau pasti tidak akan percaya dan mengomel.!''

Orang yang di sapanya cuma nyengir, tanpa banyak bicara dia juga mulai menggerakkan sapu lidi yang tergenggam di tangannya. sekilas gerakannya seperti serampangan, tapi kalau diperhatikan betul dalam beberapa kali sapuan saja sampah daun kering yang berserakan di pelataran itu sudah separuh terkumpul. gadis cantik tertegun melihatnya.

''Diantara kami sebelas bocah pengemis yang diangkat murid oleh Ki Rangga Wesi Bledek, cuma dia yang masih terlihat sakit- sakitan dan kurus. meskipun anak ini cukup menarik tapi rada terlalu pendiam. guru juga pernah bilang sebenarnya anak ini pintar dan punya bakat, hanya tubuhnya terlalu lemah tidak cocok belajar ilmu beladiri.''

''Hhm., lagi pula dia seperti tidak berminat pada pelajaran ilmu silat, tapi justru pintar memasak dan semua pekerjaan rumah. hampir semua kebutuhan kami dan guru, dia yang menyediakannya. aku yang seorang perempuan kadang sampai malu karena kalah cekatan dengannya.,'' batin gadis itu.

Saat dia melamun entah sejak kapan pekerjaan menyapu halaman sudah selesai. semuanya terlihat bersih. sampah yang terkumpul di pojokan halaman tinggal di bakar saja. pemuda kurus itu kembali terbatuk lalu memberi isyarat hendak pergi ke dapur. dan seakan sudah biasa tanpa bicara orangnya langsung ngeloyor pergi meninggalkan si gadis cantik berambut ikal yang cuma bisa menghela nafas.

''Hei Ajeng Larasati., apa yang sedang kau lamunkan di tengah halaman sendirian begitu.?'' satu suara terdengar menegur. tanpa menoleh gadis cantik itu sudah tahu siapa yang bersuara, lagi pula tubuh orangnya sudah melayang ringan dan mendarat mantap tepat di sampingnya.

Seorang pemuda gagah dan tampan, bajunya yang putih meski terbuat dari kain murahan dan kasar tapi terlihat bersih serta rapi. rambutnya yang hitam panjang diolesi sejenis minyak hingga terlihat kelimis. kalau saja pemuda yang mungkin umurnya tujuh belasan tahun ini berpakaian mahal pasti orang akan mengira dia pemuda dari keluarga kaum bangsawan keraton.

''Yang lain masih tidur tapi kau malah sudah bangun, apa latihan keras semalam tidak membuatmu kelelahan Arga Pangestu.?'' bertanya gadis cantik berambut ikal mayang bernama Ajeng Larasati pada pemuda gagah disampingnya yang rupanya bernama Arga Pangestu ini.

Pemuda ini cuma angkat bahunya sambil menyungging senyum. ''Kau tahu sendirikan, guru kalau sudah meminta kita berlatih silat selalu menuntut hasil yang bagus, jika ada sedikit saja kesalahan jangan harap kita bisa berhenti atau istirahat., kemarin si Jalu Ireng, Suminah dan Kalinggono sampai hampir pingsan kepayahan. padahal Jalu Ireng tubuhnya paling besar dan kuat diantara kita para murid Ki Rangga..!''

''Lagi pula aku juga tidak tega kalau harus membiarkanmu menyapu halaman seorang diri.,'' sambung pemuda itu menggumam. Ajeng Larasati tersenyum menunduk. dia merasa kalau pemuda di sampingnya menaruh perhatian lebih padanya. hampir semua temannya juga suka menggodanya jika kebetulan sedang berdua dengan Arga Pangestu.

Gadis cantik itu juga bukan perempuan yang suka terikat tata krama, baginya semua temannya adalah saudara, jadi dia tidak pernah ambil perduli dengan semua itu. meskipun dalam hati dia juga mengakui kalau Arga Pangestu memang pemuda yang menarik hati, gagah tampan dan luhur budi.

''Hhmm., sayangnya kau terlambat. lihat sendiri halaman pelataran perguruan kita telah bersih, semua sampah juga sudah terkumpul tinggal membakarnya saja..'' ujar Ajeng Larasati. sambil rada menggigil dia menggosok- gosokan telapak tangannya. ''Huu., aku benci hawa dingin..'' gerutunya.

''Weeh., cepat sekali kau menyapu pelataran, sendirian lagi.!'' seru Arga Pangestu kagum.

''Bukan aku yang melakukannya, tapi si kurus pucat. meskipun guru sering melarangnya bangun terlalu pagi agar tubuhnya yang lemah tidak kedinginan dan batuk sesak, tapi dia selalu saja melanggarnya., saat aku baru hendak membantunya, Eeh., dia sudah selesai menyapu dan langsung ke dapur untuk menyiapkan sarapan kita semua.!''

Arga Pangestu tertegun tanpa sadar dia meraba pipinya. ''Maksudmu si Pranacitra.?''

Ajeng Larasati mengangguk., ''Iya., Siapa lagi, kalau ingat si kurus rasanya baru kemarin saja dia menaboki kedua pipimu itu.'' oloknya sambil jarinya menowel pipi Arga Pangestu.

Si pemuda tersenyum kecut. dalam hati dia merasa meskipun sobatnya yang lemah dan pendiam itu memang agak bodoh dalam keseharian. tapi di saat tertentu anak ini bisa mendadak jauh lebih pintar, cerdik dan nekat dari siapapun. bahkan gurunya Ki Rangga Wesi Bledek kadang sampai takjub dengan tingkahnya.

''Pagi- pagi begini sudah berpacaran, kalian berdua sengaja membuat kami.semua cemburu yah.,?''

''Heeh., memangnya kau baru tahu kalau keduanya kerap berduaan, setiap kali guru kita membagi tugas kerja, Arga Pangestu lebih sering membantu Ajeng Larasati.''

''Eeh., biarkan saja, lagi pula mereka berdua cukup serasi.!''

Dalam sekejab saja halaman rumah itu sudah ramai dengan suara gurauan dan sindiran nakal para murid perguruan Gunung Bisma. Arga Pangestu dan Ajeng Larasati cuma nyengir, mereka seakan sudah terbiasa di goda teman- temannya.

''Kalian sudah bangun telat tapi madih juga berani menggoda orang lain. lihat halaman ini sudah bersih semua.!'' tegur Arga Pangestu. sebagai orang yang dipercaya gurunya untuk mengatur semua temannya, dia merasa punya tanggung jawab yang besar pada teman- temannya. suatu hal yang seakan sudah biasa dia lakukan semenjak mereka masih menjadi kawanan gembel cilik yang tidak terurus.

''Halaah., omonganmu ngawur. Ora bener kui., Ngapusi, Bohong besar., lha wong kami semua tahu kalau yang menyapu tadi si Pranacitra, saudara kita yang pendiam itu..!'' kata seorang pemuda berbaju kuning dan berkemul kain sarung, namanya Kundali.

''Kamu itu pemimpin disini, jangan suka berbohong, perempuan itu tidak suka pria penipu, Ora seneng blas., hik hi., hi.!'' ejek Suntini, gadis hitam manis yang sekamar dengan Ajeng Larasati. rupanya dia juga sudah terbangun. semua temannya tertawa bergelak mendengar gurauan keduanya.

Arga Pangestu cuma bisa mendelik kesal, tapi sekejab saja sudah turut tergelak. ''Kapan aku dan Ajeng pernah bilang kalau kami berdua yang menyapu halaman ini. aku cuma berkata kalian bangunnya telat.!''

''Weih., masih bisa ngeles, itu artinya kalian berdua juga terlambat bangun tidur.!''

''Dan sesama tukang tidur dilarang saling mengejek., Hak.,ha.,!'' ujar dua orang lainnya. gelak tawa riang membahana di pagi itu.

Awan mendung sudah menyingkir, matahari telah sepenuhnya muncul. kabut di lereng gunug Bismapun turut menghilang. setelah cuci muka dan sekedar membersihkan diri, belasan muda- mudi berusia lima belas hingga sembilan belas tahun itu mulai kembali berlatih silat, Arga Pangestu dan Ajeng Lestari yang ilmunya paling tinggi terlihat memimpin rekan- rekannya.

Gerakan para pesilat muda ini lumayan cepat dan tangkas, kalau di perkirakan mungkin sudah setara dengan pesilat kelas dua yang sudah punya nama. bisa di maklumi karena guru mereka adalah Ki Rangga Wesi Bledek si Tangan Guntur Besi yang tersohor di rimba persilatan.

Saat itu seorang pemuda tinggi bernama Candraka tengah beradu pukulan dan tendangan dengan Kundali yang berbaju kuning. sudah sepuluh jurus berlalu tapi keduanya masih seimbang. saat hendak menghantam dada lawannya mendadak Kundali jatuh terjengkang, Candraka dan yang lain mengira Kundali terpeleset. saat hendak maju menolong temannya, Candraka malah mengaduh kesakitan sambil pegangi tangannya yang memar terkilir. semua orang menjadi ribut dan bingung dengan kejadian itu.

''Hek., hek., murid- murid perguruan Gunung Bisma rupanya cuma segerombolan pelawak yang bisa- bisanya jatuh dan terkilir sendiri.!''

''Apa mungkin disini banyak demit atau setan penasaran yang suka mengganggu orang.?''

''Dulu memang tidak ada setan di tempat ini, tapi sekarang setannya sudah muncul., dan tidak tangung- tanggung setannya ada tiga lagi, Hik., hik., hi..!''

Semua orang menoleh keasal suara, entah sejak kapan dibawah pintu gapura perguruan itu telah muncul tiga orang setengah tua yang muka serta dandanannya aneh sekaligus menyeramkan.

Terpopuler

Comments

ucup 1

ucup 1

ngopi Thor 🤣🤣🤣🤣

2024-05-10

0

Darien gap

Darien gap

bunga meluncur/Rose//Rose/

2024-03-18

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

suka 😍

2023-03-15

2

lihat semua
Episodes
1 Lima Elang Api
2 Pahitnya kekalahan
3 Kawanan gembel cilik
4 Pesilat dari gunung Bisma.
5 Ajian Beluk Nogo Kawah.
6 Pergilah.!
7 Perguruan Gunung Bisma.
8 Tiga Setan Berbaju Rombeng
9 Darah Seperguruan.
10 Utusan Gapura Iblis
11 Partai Hitam Yang Terkuat
12 Tewasnya Ki Rangga Wesi Bledek.
13 Terancam dan Mengancam
14 Siksaan Terkeji.
15 Hanya peti yang di atas.,
16 Dia masih hidup.,
17 Peti yang ke tiga.
18 Bertemu Copet Cilik.
19 Pertarungan pertama dengan pisau dapur.
20 Rahasia kelam si copet cilik.
21 Orang berkepribadian ganda.
22 Munculnya Iblis Picak Buntelan Kuning.
23 Ki Suta mati.
24 Mengembara.
25 Gembel Sakti Mata Putih.
26 Angkat aku sebagai gurumu.!
27 Lima Kepala Bayi.
28 Lubang Nadi Neraka Gelap.
29 Di bawah siraman hujan guntur.
30 Salah orang., salah sasaran.
31 Langkah Aneh Mayat Hidup.
32 Kubilang., Jangan menggangguku.!
33 Setan Kuburan.
34 Nasib buruk dan otak bego.
35 Pukulan dingin yang membingungkan.
36 Dendam kebencian
37 Pipa Cangklong Kemenyan.
38 Iblis Dayung Besi.
39 Bentrokan di sungai wareng.
40 Bendera hitam yang menakutkan.
41 Malaikat Copet dan Maling Nyawa.
42 Batu Nirmala Biru.
43 Perjanjian tidak terucap.
44 Asap Candu.
45 Para pengungsi. (bag 1)
46 Para pengungsi (bag 2)
47 Di balik caping bambu
48 Menuju tempat terlarang.
49 Geger Batu Nirmala Biru.
50 Sukma Tertawa.
51 Seringai tawa iblis.
52 Antara berani, tolol dan gila.
53 Si pincang yang menyedihkan.
54 Jongos.
55 Rahasia Retno Item.
56 Bayangan masa lalu.
57 Nyai Pocong Kabut.
58 Kabut pelumpuh raga.
59 Mengincar kelengahan.
60 Dua Orang Pelindung Rahasia.
61 Di Tebing Kematian.
62 Di lukai untuk membunuh.
63 Jebakan.
64 Wajah di balik kedok putih.
65 Menertawakan Kebodohan Orang Persilatan.
66 Siulan Srianah.
67 Monster..
68 Menjadi barang permainan.
69 107 Lemparan Pisau Penentu Nasib.
70 Dendam dan ancaman.
71 Perjalanan.
72 Bendera yang terbakar dendam.
73 Lagu kesepian dan kematian.
74 Hanya dapat memandangnya.,
75 Tiga kenalan lama.
76 Tipuan lama yang menakutkan.
77 Keputusan sulit.
78 Hati seorang gadis.
79 Dua Utusan.
80 Berziarah.
81 Aneh, seram dan tanpa perasaan.
82 Perguruan Silat Naga Biru.
83 Dua lemparan batu.
84 Kalau kau Hanggajaya., memangnya kenapa.?
85 Namaku Puji., Puji Seruni.!
86 Perkumpulan Silat Merak Api.
87 Jurus tongkat yang belum sempurna.
88 Memburu para penghasut.
89 Raungan Naga Kehancuran.
90 Kitab ilmu sesat., hancurkan saja.
91 Tiga tahun di dalam goa.
92 Seorang musuh lama.
93 Segumpal jantung di tangannya.
94 Mayat- mayat di tengah sawah.
95 Akibat minggat.
96 Pembalasan Dendam (bag 1)
97 Pembalasan Dendam (bag 2)
98 Pembalasan Dendam (bag 3)
99 Memilih jalan hidup.
100 Pulang.
101 Pejamkan saja matamu., mungkin kau tidak akan tahan melihatnya.
102 Pengumuman
103 Menikmati ujung senja.
104 Tupai Terbang.
105 Ambillah., jika kau merasa mampu.
106 Kabar rahasia.
107 Gadis polos penggoda dan pemuda pincang mesum.
108 Pertemuan di balik kegelapan.
109 Racun dalam obat.
110 Orang yang memandangi lukisan di dinding.
111 Kuah daging dalam kuali.
112 Saatnya pembalasan.
113 Mereka mulai bergerak.
114 Sebuah alasan mengirimnya.
115 Panggung pertarungan (bag1)
116 Panggung Pertarungan (bag2)
117 Panggung Pertarungan (bag 3)
118 Lelaki yang mengaku paling romantis.
119 Hanya., tiga jurus saja.?
120 Dua lubang aneh.
121 Duel dalam lingkaran.
122 Crazy And Idiot.
123 Anggrek Geni.
124 Di bawah guyuran hujan. (bag1)
125 Di bawah guyuran hujan (bag2)
126 Sabit Putih.
127 Dia seperti penyakit.
128 si Ular Sakti yang misterius.
129 Bumi Hijau dan Maling Kilat.
130 Perpisahan.
131 Siasat memecah belah., yang gagal.
132 Mata dingin di kegelapan.
133 Bagaikan menyiram minyak diatas bara api. (bag1)
134 Bagaikan menyiram minyak diatas bara api. (bag2)
135 Pikiran aneh seorang gadis.
136 Kucing meong.,
137 Kuah sayur, jamur dan telur.
138 Wanita cantik dalam lubang jebakan. (bag1)
139 Wanita cantik dalam lubang jebakan. (bag2)
140 Wanita cantik dalam lubang jebakan. (bag3)
141 Wanita cantik dalam lubang jebakan. (bag akhir)
142 Pamit.
143 Rahasia ruangan terlarang.
144 Pengakuan.
145 Kujang Emas Nirwana (bag1)
146 Kujang Emas Nirwana (bag2)
147 Kujang Emas Nirwana (bag3)
148 Kujang Emas Nirwana. (bag 4)
149 Rahasia kelam si bocah bisu.
150 Rampok.
151 Kisah wanita yang dianggap rendahan.
152 Lembah Kalong Maut.
153 Tuan utusan yang bungkuk buta.
154 Harum Beracun.
155 Pelangi Kematian.
156 Sarapan pagi yang (teramat)., mahal.
157 Pemburu.
158 Pemotong kepala.
159 Hari ketiga bulan ketiga (bag 1)
160 Hari ketiga bulan ketiga (bag 2)
161 Hari ketiga bulan ketiga (bag 3)
162 Meniru Srianah.
163 Ilmu pedang siluman yang terpendam.
164 Memenggal tanpa dibayar.
165 Lawan (yang sempat) terlupakan.
166 Modal berjudi.
167 Bertaruh nyawa, berhutang jiwa.
168 Rumah makan dan penginapan 'Lawang Wangi'.
169 Lelaki bernama Sentanu.
170 Janda yang serba salah.
171 Nenek Iblis Berkaki Ganco.
172 Pertarungan di lereng Bromo.
173 Pertolongan kedua.
174 Sesuatu yang sangat tabu untuk diucapkan.
175 Kembar empat.?
176 3 laki- laki dan 1 perempuan.
177 Catatan riwayat kaum budak.
178 Orang menyebalkan yang alergi wanita cantik.
179 Jingga Rani., bingung.
180 Pertarungan di tepian sungai canggu. (bag1)
181 Pertarungan di tepian sungai canggu. (bag2)
182 Pertarungan di tepian sungai canggu. (bag3)
183 Pertarungan di tepian sungai canggu. (bag akhir)
184 Gadis pelayan.
185 Kisah kelam yang terpendam.
186 Senja dalam gubuk reot.
187 Ngapunten nggih., kulo mboten sengojo.!
188 Hapunten mamang., kali ini sengaja.
189 Sesumbar.
190 Duuh Gusti., (Antara Iman dan Emon).
191 Cerita sarapan pagi.
192 Antara bajingan, janda muda dan seorang gadis.
193 Surat rahasia (bag1)
194 Surat rahasia (bag2)
195 Kisah seorang anak kusir kuda. (bag1)
196 Kisah seorang anak kusir kuda. (bag2)
197 Sebuah bendera lagi.
198 Kesepakatan rahasia.
199 Gairah Nyi Rondo Kuning.
200 Teratai Hijau.
201 Sebilah pisau. (bag1)
202 Sebilah pisau. (bag2)
203 Maling keledai dan pembunuh.
204 Pembunuhan di tengah hutan.
205 Pagi terakhir.
206 Orang- orang munafik.
207 Emas intan berdarah (bag1)
208 Emas intan berdarah (bag2)
209 Emas intan berdarah (bag3)
210 Emas intan berdarah (bag4)
211 Pertarungan di bukit karang.
212 Tertipu dan mati.
213 Upeti.
214 Kompor.
215 Penyelesaian masalah.
216 Tamu yang tidak diundang.
217 Dendam lama.
218 Prahara di Ciremai.
219 Kegelapan di awal pagi.
220 Penghinaan.
221 Gadis Berwajah Tengkorak. (bag1)
222 Gadis Berwajah Tengkorak. (bag2)
223 Gadis Berwajah Tengkorak. (bag3)
224 Gadis Berwajah Tengkorak. (bagian akhir)
225 Kecantikan yang terkutuk. (bag1)
226 Kecantikan yang terkutuk. (bag2)
227 Akhir prahara.
228 Muka dua.
229 Dua orang sesepuh.
230 Harimau yang bermain licik.
231 Kusir Picak Muka Bopeng.
232 Grookk., grookk.!'
233 Si pincang dan si picak.
234 Srianah., bos jamu.
235 Pengumuman.
236 Pertarungan Srianah. (bag1)
237 Pertarungan Srianah. (bag2)
238 Pertarungan Srianah. (bag3)
239 Pertarungan Srianah. (bag4)
240 Merasa jadi pangeran.
241 Srianah dan Rinai.
242 8 Lengan Naga.
243 Otak kotor si Gendol.
244 Kenapa dia juga punya.?
245 Kisah Srianah kecil.
246 Warisan dendam. (bag1)
247 Warisan dendam. (bag2)
248 Renungan jomblo.
249 Cerita tentang Kutu dan Benalu.
250 Perasaan orang kalah.
251 Hadir di pemakaman. (bag1)
252 Hadir di pemakaman. (bag2)
253 Hadir di pemakaman. (bag3)
254 Budak.
255 You Will Be Dead.!
256 Muslihat.
257 Baik atau jahat.
258 Mudik.
259 Darah pengkhianat. (bag1)
260 Darah pengkhianat. (bag2)
261 Darah pengkhianat. (bag3)
262 Darah pengkhianat. (bag4)
263 Aktor Oscar.
264 Pikiran yang sederhana.
265 Panah Pemburu Jantung.
266 Diam kau., gadis binal sialan.!
267 Pengadu domba, pemikat lelaki.
268 Petunjuk jurus pedang.
269 Ooalah Yem., Yem.,
270 Midnight Show..
271 Orang yang menjual kawan sendiri. (bag1)
272 Orang yang menjual kawan sendiri. (bag2)
273 Orang yang menjual kawan sendiri. (bag3)
274 Alasan. (bag1)
275 Alasan. (bag2)
276 Alasan. (bag3)
277 Alasan., (yang sebenarnya).
278 Gendol ngamuk.
279 Rinai dan barang titipan. (bag1)
280 Rinai dan barang titipan. (bag2)
281 Rinai dan barang titipan. (bag3)
282 Celeng Muka Seribu.
283 Curhat.
284 Menyiksa diri. (bag1)
285 Menyiksa diri. (bag2)
286 Perut yang lapar membuatnya goblok.
287 Tukang cerita dan cucunya. (bag1)
288 Tukang cerita dan cucunya. (bag2)
289 Tukang cerita dan cucunya. (bag3)
290 Wajan.
291 Riwayat seorang tukang masak.
292 Tabib Langit Racun Bumi.
293 Pesan.
294 Nyi Gagak Kemuning.
295 Orang itu.! (bag1)
296 Orang Itu.! (bag2)
297 Orang Itu.! (bag3)
298 Ulat di otak dan cacing dalam perut.
299 Nona- nona jelita., yang sadis.
300 Padepokan silat Gajah Guntur.
301 Darah Keabadian.
302 Prinsip.
303 Seekor anjing mati.
304 Teringat sang janda.
305 Gairah membunuh.
306 Duka seorang Ibu.
307 Rahasia gadis penyakitan. (bag1)
308 Rahasia gadis penyakitan. (bag2) Mafia Jadul.
309 Dagang nyawa.
310 Kuburan Bersalju.
311 Gak ada judulnya.
312 Antara patah hati dan berlaku mesum.
313 Nyi Rondo Kuning., prihatin.
314 Pelanggan adalah yang utama. (bag1)
315 Pelanggan adalah yang utama. (bag2)
316 Obat penipu dewa.
317 Membunuh secepatnya. (bag1)
318 Membunuh secepatnya. (bag2)
319 Labirin si Dewa Kikir.
320 Amukan si bungkuk buta.
321 Ngamuk bergantian.
322 Bentrokan para sesepuh.
323 Ratu Buto Gondoruwo.
324 Angin Gelap Sungai Berdarah.!
325 Bantuan waktu.
326 Si sombong dan si pembual.
327 Sedekah.
328 Antara kuda dan penunggangnya.
329 Kalian., belum layak.!
330 Peringkat pertama saat ini.
331 Menuju lembah sunyi.
332 Buaya- buaya Citandui. (bag1)
333 Buaya- buaya Citandui. (bag2)
334 Buaya- buaya Citandui. (bag3)
335 Burung elang blorok.
336 Kyai Maja.
337 Kisah lama sang Kyai. (bag1)
338 Kisah lama sang Kyai. (bag2)
339 Perkampungan aneh.
340 Kota Hantu Pagi.
341 Dia telah datang.!
342 Pertarungan di Kota Hantu Pagi. (bag1)
343 Pertarungan di Kota Hantu Pagi. (bag2)
344 Pertarungan di Kota Hantu Pagi. (bag3)
345 Delok tok., ora jempok.
346 Guru yang mesum.
347 Hawa jahat.
348 Rahasia di balik bukit. (bag1)
349 Rahasia di balik bukit. (bag2)
350 Rahasia di balik bukit. (bag3)
351 Rahasia di balik bukit. (bag4)
352 Rahasia di balik bukit. (bag5)
353 Obsesi dan Ambisi.
354 Taktik psikologis.
355 Kesepakatan. (bag1)
356 Kesepakatan. (bag2)
357 Kesepakatan. (bag3)
358 Tiga Biawak Kuning Kali Gondang.
359 Palsu.
360 Roro., takut dosa.?
361 Daa- daahh., Narada.!
362 Bulan Perak.
363 Bisul Kudis.
364 Dendam Klowor Gombor.
365 Tiga orang lainnya yang tersisa.
366 Potongan jantung.
367 Tamu aneh berkedok putih.
368 Antara Kutu, Benalu dan si Pemalas. (bag1)
369 Antara Kutu, Benalu dan si Pemalas. (bag2)
Episodes

Updated 369 Episodes

1
Lima Elang Api
2
Pahitnya kekalahan
3
Kawanan gembel cilik
4
Pesilat dari gunung Bisma.
5
Ajian Beluk Nogo Kawah.
6
Pergilah.!
7
Perguruan Gunung Bisma.
8
Tiga Setan Berbaju Rombeng
9
Darah Seperguruan.
10
Utusan Gapura Iblis
11
Partai Hitam Yang Terkuat
12
Tewasnya Ki Rangga Wesi Bledek.
13
Terancam dan Mengancam
14
Siksaan Terkeji.
15
Hanya peti yang di atas.,
16
Dia masih hidup.,
17
Peti yang ke tiga.
18
Bertemu Copet Cilik.
19
Pertarungan pertama dengan pisau dapur.
20
Rahasia kelam si copet cilik.
21
Orang berkepribadian ganda.
22
Munculnya Iblis Picak Buntelan Kuning.
23
Ki Suta mati.
24
Mengembara.
25
Gembel Sakti Mata Putih.
26
Angkat aku sebagai gurumu.!
27
Lima Kepala Bayi.
28
Lubang Nadi Neraka Gelap.
29
Di bawah siraman hujan guntur.
30
Salah orang., salah sasaran.
31
Langkah Aneh Mayat Hidup.
32
Kubilang., Jangan menggangguku.!
33
Setan Kuburan.
34
Nasib buruk dan otak bego.
35
Pukulan dingin yang membingungkan.
36
Dendam kebencian
37
Pipa Cangklong Kemenyan.
38
Iblis Dayung Besi.
39
Bentrokan di sungai wareng.
40
Bendera hitam yang menakutkan.
41
Malaikat Copet dan Maling Nyawa.
42
Batu Nirmala Biru.
43
Perjanjian tidak terucap.
44
Asap Candu.
45
Para pengungsi. (bag 1)
46
Para pengungsi (bag 2)
47
Di balik caping bambu
48
Menuju tempat terlarang.
49
Geger Batu Nirmala Biru.
50
Sukma Tertawa.
51
Seringai tawa iblis.
52
Antara berani, tolol dan gila.
53
Si pincang yang menyedihkan.
54
Jongos.
55
Rahasia Retno Item.
56
Bayangan masa lalu.
57
Nyai Pocong Kabut.
58
Kabut pelumpuh raga.
59
Mengincar kelengahan.
60
Dua Orang Pelindung Rahasia.
61
Di Tebing Kematian.
62
Di lukai untuk membunuh.
63
Jebakan.
64
Wajah di balik kedok putih.
65
Menertawakan Kebodohan Orang Persilatan.
66
Siulan Srianah.
67
Monster..
68
Menjadi barang permainan.
69
107 Lemparan Pisau Penentu Nasib.
70
Dendam dan ancaman.
71
Perjalanan.
72
Bendera yang terbakar dendam.
73
Lagu kesepian dan kematian.
74
Hanya dapat memandangnya.,
75
Tiga kenalan lama.
76
Tipuan lama yang menakutkan.
77
Keputusan sulit.
78
Hati seorang gadis.
79
Dua Utusan.
80
Berziarah.
81
Aneh, seram dan tanpa perasaan.
82
Perguruan Silat Naga Biru.
83
Dua lemparan batu.
84
Kalau kau Hanggajaya., memangnya kenapa.?
85
Namaku Puji., Puji Seruni.!
86
Perkumpulan Silat Merak Api.
87
Jurus tongkat yang belum sempurna.
88
Memburu para penghasut.
89
Raungan Naga Kehancuran.
90
Kitab ilmu sesat., hancurkan saja.
91
Tiga tahun di dalam goa.
92
Seorang musuh lama.
93
Segumpal jantung di tangannya.
94
Mayat- mayat di tengah sawah.
95
Akibat minggat.
96
Pembalasan Dendam (bag 1)
97
Pembalasan Dendam (bag 2)
98
Pembalasan Dendam (bag 3)
99
Memilih jalan hidup.
100
Pulang.
101
Pejamkan saja matamu., mungkin kau tidak akan tahan melihatnya.
102
Pengumuman
103
Menikmati ujung senja.
104
Tupai Terbang.
105
Ambillah., jika kau merasa mampu.
106
Kabar rahasia.
107
Gadis polos penggoda dan pemuda pincang mesum.
108
Pertemuan di balik kegelapan.
109
Racun dalam obat.
110
Orang yang memandangi lukisan di dinding.
111
Kuah daging dalam kuali.
112
Saatnya pembalasan.
113
Mereka mulai bergerak.
114
Sebuah alasan mengirimnya.
115
Panggung pertarungan (bag1)
116
Panggung Pertarungan (bag2)
117
Panggung Pertarungan (bag 3)
118
Lelaki yang mengaku paling romantis.
119
Hanya., tiga jurus saja.?
120
Dua lubang aneh.
121
Duel dalam lingkaran.
122
Crazy And Idiot.
123
Anggrek Geni.
124
Di bawah guyuran hujan. (bag1)
125
Di bawah guyuran hujan (bag2)
126
Sabit Putih.
127
Dia seperti penyakit.
128
si Ular Sakti yang misterius.
129
Bumi Hijau dan Maling Kilat.
130
Perpisahan.
131
Siasat memecah belah., yang gagal.
132
Mata dingin di kegelapan.
133
Bagaikan menyiram minyak diatas bara api. (bag1)
134
Bagaikan menyiram minyak diatas bara api. (bag2)
135
Pikiran aneh seorang gadis.
136
Kucing meong.,
137
Kuah sayur, jamur dan telur.
138
Wanita cantik dalam lubang jebakan. (bag1)
139
Wanita cantik dalam lubang jebakan. (bag2)
140
Wanita cantik dalam lubang jebakan. (bag3)
141
Wanita cantik dalam lubang jebakan. (bag akhir)
142
Pamit.
143
Rahasia ruangan terlarang.
144
Pengakuan.
145
Kujang Emas Nirwana (bag1)
146
Kujang Emas Nirwana (bag2)
147
Kujang Emas Nirwana (bag3)
148
Kujang Emas Nirwana. (bag 4)
149
Rahasia kelam si bocah bisu.
150
Rampok.
151
Kisah wanita yang dianggap rendahan.
152
Lembah Kalong Maut.
153
Tuan utusan yang bungkuk buta.
154
Harum Beracun.
155
Pelangi Kematian.
156
Sarapan pagi yang (teramat)., mahal.
157
Pemburu.
158
Pemotong kepala.
159
Hari ketiga bulan ketiga (bag 1)
160
Hari ketiga bulan ketiga (bag 2)
161
Hari ketiga bulan ketiga (bag 3)
162
Meniru Srianah.
163
Ilmu pedang siluman yang terpendam.
164
Memenggal tanpa dibayar.
165
Lawan (yang sempat) terlupakan.
166
Modal berjudi.
167
Bertaruh nyawa, berhutang jiwa.
168
Rumah makan dan penginapan 'Lawang Wangi'.
169
Lelaki bernama Sentanu.
170
Janda yang serba salah.
171
Nenek Iblis Berkaki Ganco.
172
Pertarungan di lereng Bromo.
173
Pertolongan kedua.
174
Sesuatu yang sangat tabu untuk diucapkan.
175
Kembar empat.?
176
3 laki- laki dan 1 perempuan.
177
Catatan riwayat kaum budak.
178
Orang menyebalkan yang alergi wanita cantik.
179
Jingga Rani., bingung.
180
Pertarungan di tepian sungai canggu. (bag1)
181
Pertarungan di tepian sungai canggu. (bag2)
182
Pertarungan di tepian sungai canggu. (bag3)
183
Pertarungan di tepian sungai canggu. (bag akhir)
184
Gadis pelayan.
185
Kisah kelam yang terpendam.
186
Senja dalam gubuk reot.
187
Ngapunten nggih., kulo mboten sengojo.!
188
Hapunten mamang., kali ini sengaja.
189
Sesumbar.
190
Duuh Gusti., (Antara Iman dan Emon).
191
Cerita sarapan pagi.
192
Antara bajingan, janda muda dan seorang gadis.
193
Surat rahasia (bag1)
194
Surat rahasia (bag2)
195
Kisah seorang anak kusir kuda. (bag1)
196
Kisah seorang anak kusir kuda. (bag2)
197
Sebuah bendera lagi.
198
Kesepakatan rahasia.
199
Gairah Nyi Rondo Kuning.
200
Teratai Hijau.
201
Sebilah pisau. (bag1)
202
Sebilah pisau. (bag2)
203
Maling keledai dan pembunuh.
204
Pembunuhan di tengah hutan.
205
Pagi terakhir.
206
Orang- orang munafik.
207
Emas intan berdarah (bag1)
208
Emas intan berdarah (bag2)
209
Emas intan berdarah (bag3)
210
Emas intan berdarah (bag4)
211
Pertarungan di bukit karang.
212
Tertipu dan mati.
213
Upeti.
214
Kompor.
215
Penyelesaian masalah.
216
Tamu yang tidak diundang.
217
Dendam lama.
218
Prahara di Ciremai.
219
Kegelapan di awal pagi.
220
Penghinaan.
221
Gadis Berwajah Tengkorak. (bag1)
222
Gadis Berwajah Tengkorak. (bag2)
223
Gadis Berwajah Tengkorak. (bag3)
224
Gadis Berwajah Tengkorak. (bagian akhir)
225
Kecantikan yang terkutuk. (bag1)
226
Kecantikan yang terkutuk. (bag2)
227
Akhir prahara.
228
Muka dua.
229
Dua orang sesepuh.
230
Harimau yang bermain licik.
231
Kusir Picak Muka Bopeng.
232
Grookk., grookk.!'
233
Si pincang dan si picak.
234
Srianah., bos jamu.
235
Pengumuman.
236
Pertarungan Srianah. (bag1)
237
Pertarungan Srianah. (bag2)
238
Pertarungan Srianah. (bag3)
239
Pertarungan Srianah. (bag4)
240
Merasa jadi pangeran.
241
Srianah dan Rinai.
242
8 Lengan Naga.
243
Otak kotor si Gendol.
244
Kenapa dia juga punya.?
245
Kisah Srianah kecil.
246
Warisan dendam. (bag1)
247
Warisan dendam. (bag2)
248
Renungan jomblo.
249
Cerita tentang Kutu dan Benalu.
250
Perasaan orang kalah.
251
Hadir di pemakaman. (bag1)
252
Hadir di pemakaman. (bag2)
253
Hadir di pemakaman. (bag3)
254
Budak.
255
You Will Be Dead.!
256
Muslihat.
257
Baik atau jahat.
258
Mudik.
259
Darah pengkhianat. (bag1)
260
Darah pengkhianat. (bag2)
261
Darah pengkhianat. (bag3)
262
Darah pengkhianat. (bag4)
263
Aktor Oscar.
264
Pikiran yang sederhana.
265
Panah Pemburu Jantung.
266
Diam kau., gadis binal sialan.!
267
Pengadu domba, pemikat lelaki.
268
Petunjuk jurus pedang.
269
Ooalah Yem., Yem.,
270
Midnight Show..
271
Orang yang menjual kawan sendiri. (bag1)
272
Orang yang menjual kawan sendiri. (bag2)
273
Orang yang menjual kawan sendiri. (bag3)
274
Alasan. (bag1)
275
Alasan. (bag2)
276
Alasan. (bag3)
277
Alasan., (yang sebenarnya).
278
Gendol ngamuk.
279
Rinai dan barang titipan. (bag1)
280
Rinai dan barang titipan. (bag2)
281
Rinai dan barang titipan. (bag3)
282
Celeng Muka Seribu.
283
Curhat.
284
Menyiksa diri. (bag1)
285
Menyiksa diri. (bag2)
286
Perut yang lapar membuatnya goblok.
287
Tukang cerita dan cucunya. (bag1)
288
Tukang cerita dan cucunya. (bag2)
289
Tukang cerita dan cucunya. (bag3)
290
Wajan.
291
Riwayat seorang tukang masak.
292
Tabib Langit Racun Bumi.
293
Pesan.
294
Nyi Gagak Kemuning.
295
Orang itu.! (bag1)
296
Orang Itu.! (bag2)
297
Orang Itu.! (bag3)
298
Ulat di otak dan cacing dalam perut.
299
Nona- nona jelita., yang sadis.
300
Padepokan silat Gajah Guntur.
301
Darah Keabadian.
302
Prinsip.
303
Seekor anjing mati.
304
Teringat sang janda.
305
Gairah membunuh.
306
Duka seorang Ibu.
307
Rahasia gadis penyakitan. (bag1)
308
Rahasia gadis penyakitan. (bag2) Mafia Jadul.
309
Dagang nyawa.
310
Kuburan Bersalju.
311
Gak ada judulnya.
312
Antara patah hati dan berlaku mesum.
313
Nyi Rondo Kuning., prihatin.
314
Pelanggan adalah yang utama. (bag1)
315
Pelanggan adalah yang utama. (bag2)
316
Obat penipu dewa.
317
Membunuh secepatnya. (bag1)
318
Membunuh secepatnya. (bag2)
319
Labirin si Dewa Kikir.
320
Amukan si bungkuk buta.
321
Ngamuk bergantian.
322
Bentrokan para sesepuh.
323
Ratu Buto Gondoruwo.
324
Angin Gelap Sungai Berdarah.!
325
Bantuan waktu.
326
Si sombong dan si pembual.
327
Sedekah.
328
Antara kuda dan penunggangnya.
329
Kalian., belum layak.!
330
Peringkat pertama saat ini.
331
Menuju lembah sunyi.
332
Buaya- buaya Citandui. (bag1)
333
Buaya- buaya Citandui. (bag2)
334
Buaya- buaya Citandui. (bag3)
335
Burung elang blorok.
336
Kyai Maja.
337
Kisah lama sang Kyai. (bag1)
338
Kisah lama sang Kyai. (bag2)
339
Perkampungan aneh.
340
Kota Hantu Pagi.
341
Dia telah datang.!
342
Pertarungan di Kota Hantu Pagi. (bag1)
343
Pertarungan di Kota Hantu Pagi. (bag2)
344
Pertarungan di Kota Hantu Pagi. (bag3)
345
Delok tok., ora jempok.
346
Guru yang mesum.
347
Hawa jahat.
348
Rahasia di balik bukit. (bag1)
349
Rahasia di balik bukit. (bag2)
350
Rahasia di balik bukit. (bag3)
351
Rahasia di balik bukit. (bag4)
352
Rahasia di balik bukit. (bag5)
353
Obsesi dan Ambisi.
354
Taktik psikologis.
355
Kesepakatan. (bag1)
356
Kesepakatan. (bag2)
357
Kesepakatan. (bag3)
358
Tiga Biawak Kuning Kali Gondang.
359
Palsu.
360
Roro., takut dosa.?
361
Daa- daahh., Narada.!
362
Bulan Perak.
363
Bisul Kudis.
364
Dendam Klowor Gombor.
365
Tiga orang lainnya yang tersisa.
366
Potongan jantung.
367
Tamu aneh berkedok putih.
368
Antara Kutu, Benalu dan si Pemalas. (bag1)
369
Antara Kutu, Benalu dan si Pemalas. (bag2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!