Sanjaya sering mengunjungi Kemuning ke tempat biasanya dia menyendiri, tapi seperti masih menghindar Kemuning berpindah ke pendopo yang berada di pinggir sungai dekat sawah, disana dia bisa merebahkan badannya, sejenak berpikir tentang dirinya yang tidak pantas berteman dengan seorang dari golongan bangsawan.
Pangeran Sanjaya bingung, kemana Kemuning? tidak seperti biasanya, di istana Amartha juga dia tidak dapat menemukan Kemuning. Sampai Sanjaya bertemu dengan Jojo.
"Jo...kamu lihat Kemuning?"
tanya Sanjaya yang mencegat Jojo yang berjalan di depan jembatan.
"Kak Kemuning ada di pendopo di pinggir sawah sana pangeran..."
tunjuk Jojo kesebuah sawah yang terbentang di seberang sungai.
"Makasih ya Jo..."
sahut sang pangeran.
Sanjaya pun bergegas menghampiri Kemuning, jalan setapak membuatnya harus berhati-hati ketika menuju pendopo yang di maksud.
Dilihatnya Kemuning tertidur pulas.
Apa malam tadi dia tidak dapat tidur dengan nyenyak?
batin Sanjaya bertanya.
Tanpa membangunkan Kemuning Sanjaya dengan setia menunggu gadis itu terbangun, Sanjaya hanya duduk dan melihat wajah manis Kemuning yang terlelap.
Melihatnya saja jantung Sanjaya berdegub kencang, membuatnya gugup seakan hilang kendali, dirinya hanya bisa menahan dan menahan rasa yang bergejolak di dalam hatinya.
Angin sore meniup lembut rambut Kemuning yang terurai panjang, mbok juga sudah kembali sehat, dirinya hari ini hanya menyulam beberapa kain. Kemuning sering menyulam dan duduk di pendopo ini, biasanya sambil berbincang dengan Bramasena yang selesai mencari tanaman obat.
Tidak lama Kemuning terbangun, mata nya yang baru terbuka melirik ke arah Sanjaya, dia duduk sambil memejamkan matanya, Kemuning hanya menatap diam melirik Sanjaya, dirinya masih malu untuk membangunkannya, diam-diam Kemuning menyulam.
Sulaman bunga amarilis, di sematkan di jubah yang dikenakan Sanjaya, persis seperti Sanjaya yang sangat suka warna hijau, entah kenapa sekarang hati Kemuning mulai tergerak, mungkin Sanjaya adalah orang yang baik dan perhatian, membuat Kemuning merasa nyaman.
Pangeran Sanjaya yang telah terbangun melihat Kemuning yang selesai menyulam, Sanjaya hanya melirik Kemuning, suara jantungnya bahkan sampai terdengar oleh Kemuning.
Dag...dig...dug...
Posisi Kemuning yang sangat dekat dengan Sanjaya juga membuat Kemuning sedikit gugup.
"Aku menyematkan bunga amarilis sangat pas untuk mas !"
kata Kemuning selesai menyulam ujung jubah yang di kenakan Sanjaya.
"Makasih ya dek...."
sahut Sanjaya tersenyum.
"Sama-sama...mas sudah makan?"
tanya Kemuning yang memberikan bungkusan berisi kue yang di buat Kemuning.
"Sudah tadi siang, kamu buat sendiri?"
tanya Sanjaya yang mengambil kue yang d bungkus daun pisang, seperti serabi yang di buat dari tepung beras.
"Mbok yang bikin..."
Kemuning yang membereskan perlengkapan menyulamnya dan bersiap untuk pulang.
"Enak...."
sahut Sanjaya yang memakan dengan lahap.
...💞💞💞...
Mereka pun berjalan bergantian, karena jalan sawah yang hanya bisa di lewati satu orang, membuatnya berjalan perlahan. Sanjaya dengan santainya berjalan di belakang Kemuning memperhatikan gadis manis satu ini.
Sesekali Kemuning menoleh dan melirik Sanjaya, karena merasa tidak nyaman, Sanjaya berlalu didepannya, walau sedikit memaksa, Sanjaya kemudian menggandeng tangan Kemuning dan berlalu menuju rumah Kemuning.
Kemuning hanya terdiam, melihat aksi sang pangeran yang membuatnya tersentuh, dia orang pertama yang menggengam tanganya dengan berani menggandengnya.
Perasaan apa ini, kenapa tangannya sangat dingin?
batin Kemuning bertanya.
Tangan lembut Sanjaya dengan jemari yang panjang, ada sesuatu yang unik dari lelaki ini, dia yang membuat Kemuning malu bila nantinya akan berharap kepada si pangeran.
Di buangnya jauh-jauh rasa itu, Kemuning paham betul dirinya hanyalah rakyat jelata, tidak ada yang spesial dari dirinya yang hanya seorang gadis desa.
Mereka hanya berjalan sambil bergandengan, tidak berkata apa-apa, walau sebenarnya banyak pertanyaan, namun bibir hanya bisa membisu. Mereka pun sampai dirumah Kemuning.
"Maaf...aku lupa melepaskannya"
sahut Sanjaya baru melepaskan genggamannya.
"Tidak apa-apa mas, aku masuk dulu"
sahut Kemuning terlihat tersipu malu.
"Iya..."
sahut Sanjaya salting.
Sanjaya pun berlalu menuju istana Amartha, raut wajah bahagia terpancar jelas, dia bahkan tersenyum-senyum sendiri, entah mengapa rasanya hati akan meledak bila dirinya memikirkan Kemuning.
Apa begini rasanya jatuh cinta?
batinnya bergumam seraya berbunga-bunga yang dirasanya.
...💞💞💞...
Senopati yang baru keluar dari kamarnya, langsung melirik kearah pangeran dirinya penasaran apa yang membuatnya sang pangeran tersenyum-senyum sendiri, sambil memegang jubah yang di sulam Kemuning
"Sepertinya hari ini sudah berjalan lancar?"
tanya senopati yang berjalan di belakang Sanjaya.
"Aah....paman...ya begitu lah, terimakasih paman tempo hari"
sahut Sanjaya yang menghentikan langkahnya.
"Sama-sama pangeran"
sahut senopati.
Banyak agenda yang harus di jalani nya di Amartha, tujuan utamanya bukan lah tugas melainkan berjumpa dengan Kemuning. Besok adalah acara balap kuda yang di adakan pangeran Abimayu, sebagai penerus Amartha pangeran Abimayu memperlihatkan bahwa dia adalah pewaris tahta yang berkompeten.
Pangeran Abimayu yang masuk ke dalam kamarnya melihat si mbok Mirah yang baru saja menyiapkan pakaian ganti untuk sang pangeran.
(ilustrasi : pangeran Abimayu kakak puteri Kirana)
"Mbok...udah sehat?"
tanya Pangeran Abimayu.
"Sudah baikan pangeran..."
sahut mbok Mirah.
"Besok biar Kemuning saja yang lakukan, aku tidak mau mbok terbebani karena terus mengurus ku"
sahut Abimayu yang melepaskan jubahnya di bantu mbok Mirah.
"Kemuning sering ke ladang...saya khawatir dia tidak akan bisa melayani pangeran dengan baik"
kata mbok Mirah kepada Abimayu.
"Sesekali saja, besok aku sangat butuh bantuan dia"
sahut pangeran Abimayu yang kembali memakai pakaian hendak berkuda seraya latihan buat besok.
"Baik pangeran..."
sahut Abimayu yang berlalu keluar kamarnya.
...💞💞💞...
Sepulangnya mbok dari istana, langsung membicarakan apa yang di kehendaki pangeran Abimayu, Kemuning yang baru saja menyiapkan makan malam untuk sang ibu hanya bisa mendengarkan perkataan mbok.
"Pangeran Abimayu, maunya kamu ndok yang bantuin dia besok, bisa tolong mbok tidak?"
tanya sang ibu yang duduk di sebuah kursi panjang terbuat dari rotan.
Sebenarnya Kemuning tidak keberatan, hanya saja dirinya masih tidak nyaman bertemu dengan pangeran Sanjaya, khawatir orang akan berprasangka jelek tentang dirinya, orang akan beranggapan bahwa dirinya telah merayu pangeran dari Jayanaga itu.
Malam kian berlalu, Kemuning tidak dapat tidur dengan tenang, dirinya hanya terdiam sambil memandang langit-langit kamarnya.
Bramasena lagi apa ya?
tanya batin Kemuning yang seketika teringat.
Sepintas pikiran Kemuning teralihkan dengan wajah pangeran Sanjaya, tiba-tiba terlihat wajah dengan senyum tipis yang di miliki sang pangeran.
Kenapa bisa teringat akan wajah pangeran Jayanaga itu? sepertinya aku kebanyakan melamun.
seru Batinnya, kemudian Kemuning berusaha memejamkan matanya kembali, membiarkan dirinya terlelap sampai matahari menyongsong.
...💞💞💞...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Hiat
pangeran sanjaya,,,aku pada mu🤣
2021-08-03
1
👺
semangat
2021-07-25
1
Quora_youtixs🖋️
keren kk mantap deh 👍👍👍👍
2021-07-17
2