Pagi ini cerah sinar matahari menyelinap masuk di antara balik jendela kamar Sanjaya, suasana baru dengan aroma melati menjadi wangi khas dari kamar Sanjaya.
Baru juga membuka matanya, Kemuning tersenyum seperti dirinya bermimpi indah, matanya menatap sekeliling kamar Sanjaya yang sangat luas,ornamen dan perkakas nya di lapisi dengan warna emas.
Di sampingnya sudah menunggu pangeran Sanjaya yang menanti Kemuning bangun, Sanjaya heran Kemuning bisa-bisa nya tidur pulas, tanpa ada rasa takut di hatinya.
Kemuning mereganggkan otot di badannya, dirinya menoleh ke belakang betapa kagetnya, ternyata Sanjaya telah bangun dan menunggu Kemuning berbalik badan.
"Astaga...mas San bikin kaget aja"
kata Kemuning bernafas lega.
"pagi dek..."
kata Sanjaya tersenyum.
"Pagi...maaf ya, aku malah ketiduran..."
sahut Kemuning bertatapan dengan Sanjaya.
"Tidak apa-apa, kamu mau mandi dulu?"
tanya Sanjaya bangun dari kasurnya.
"Aku lakukan sendiri..."
kata Kemuning sedikit gugup.
Sanjaya menunjukan kamar mandi yang terdapat di ruangan sebelah kamarnya, kamar mandi nya luas, terdapat kolam air hangat juga, bebebrapa bunga juga di taruh di dalamnya.
Kemuning bersiap mandi, dirinya berendam di dalam kolam air hangat itu, suasana tenang dan nyaman, kamar mandi outdoor itu juga terdapat pohon dengan bunga menjuntai ke bawah, view terbaik yang pernah di lihat Kemuning.
Tidak berapa lama Sanjaya pun menyusul, Kemuning hanya bisa diam ketika Sanjaya masuk ke dalam kolam air hangat itu. Wajah Kemuning seketika memerah, dirinya bingung mau berkata apa.
Walau Sanjaya tidak melakukan apa-apa tetap saja Kemuning merasa canggung, tidak nyaman berendam lama, Kemuning pun bangun dan segera mengganti pakaiannya, Sanjaya yang melihat hanya tersenyum malu.
Menurutnya tingkah Kemuning sangatlah lucu, sedikit gugup memang tapi Kemuning heran istana seluas ini apa tidak ada kamar kosong untuk tamu.
Kemuning yang biasanya melakukan apa-apa sendiri kini ada dayang yang siap membantunya, mulai dari berpakaian, merias bahkan menata rambutnya.
"Mari puteri...."
kata salah satu dayang yang mengajaknya untuk mengganti pakaian.
"Aku bisa melakukannya sendiri"
sahut Kemuning.
"Kami di sini perintah pangeran agar membantu puteri"
sahut dayang yang terlihat masih muda dan cantik.
Mungkin karena Kemuning pernah merasakan dirinya berada di posisi sang dayang, Kemuning pun membiarkan dayang itu mengganti pakaian dan meriasnya
Kemuning yang memang sudah cantik membuat auranya terpancar, setelah selesai ganti pangeran Sanjaya yang mengganti pakaian, dirinya tidak berani melihat, namun di hatinya ada perasaan cemburu kepada dayang pangeran Sanjaya.
Wajahnya terus memerah seperti buah kesemek, dirinya hanya sesekali melirik Sanjaya, perasaan nya tidak menentu melihat dayang-dayang itu dengan sigap melayani pangeran Sanjaya.
Kemuning juga tampak kagum kepada sosok pangeran Sanjaya, seperti mimpi dirinya bisa di cintai oleh pangeran tampan seperi Sanjaya.
Setelah selesai, pangeran Sanjaya mengajak Kemuning untuk bertemu dengan raja dan ratu di Jayanaga, orang tua Sanjaya, mereka juga akan bertemu dengan puteri Kirana yang ternyata telah melahirkan seorang anak laki-laki, bersama sang suami pangeran Rendra.
Raja dan ratu Jayanaga masih sangat terlihat awet muda seperti raja dan ratu Amartha, mereka ternyata mengetahui bahwa putera mereka telah membawa calon isteri, mereka juga mengetahui bahwa gadis yang di itu merupakan anak dayang.
Tidak kebanyakan orang bangsawan lainnya, raja dan ratu Jayanaga sangat memperhatikan kebahagian anak mereka, siapapun yang anaknya pilih itu adalah kebahagian yang harus di dukung oleh orang tua.
"Ibunda...perkenalkan dia Kemuning, gadis yang akan ku nikahi"
kata Sanjaya memperkenalkan Kemuning.
"Maaf kalau pertemuan kita begitu mendadak ratu..."
kata Kemuning yang hanya tertunduk malu.
"Tidak...Kemuning...kami senang menyambut mu, puteri Kirana juga bercerita banyak"
sahut ibunda ratu kepada Kemuning.
"Ya sudah kita makan bersama"
kata sang raja yang juga menerima Kemuning sebagai menantu mereka.
Kemuning sangat senang, dirinya sangat lega karena orang tua pangeran Sanjaya sangat menerima kemuning, dia juga tidak sendirian, ada puteri Kirana yang akan banyak membantunya.
"Bagaimana kalau lusa pernikahan kalian di langsungkan"
kata sang raja kepada Sanjaya.
"Lebih cepat akan lebih baik bu..."
sahut Sanjaya.
"Kamu bagaimana Kemuning?"
tanya ibunda ratu.
"Saya menurut saja paduka ratu...."
sahut Kemuning.
"Panggil saja ibunda dan ayah, tidak usah sungkan, kami juga akan menjadi orang tua mu"
kata sang ibunda ratu.
"Baik ibunda"
"Aku senang, Kemuning akan menjadi bagian keluarga kita, adinda punya teman sekarang"
sahut puteri Kirana tersenyum kepada suaminya.
"Iya adinda"
sahut Pangeran Rendra.
Kemuning hanya menatap tersenyum kepada puteri Kirana dan Rendra, dirinya sangat merasa lega, puteri Kirana sepertinya telah bahagia dengan pangeran Rendra.
Terbersih di pikirannya, apa di hati puteri Kirana masih ada Bramasena? Kemuning berharap puteri Kirana bahagia selalu apapun yang terjadi. Doa Kemuning.
Tidak lama seorang dayang yang sedang menggendong bayi, menghampiri puteri Kirana, dia menyambut anak bayi laki-laki bernama Bima. Anaknya bersama bramasena telah lahir.
Apa mas Bram mengetahui anaknya telah lahir?
batin Kemuning yang bertanya-tanya.
...💞💞💞...
Selesai makan Kemuning berbincang bersama dengan puteri Kirana, putera mereka sangat tampan persis seperti Bramasena.
"Apa kamu tahu kabar mas Bramasena?"
tanya puteri Kirana.
"Maaf puteri, saya juga tidak tahu terakhir saya bertemu di acara pernikahan puteri, dia ingin pergi ke timur memperdalam ilmu pengobatan"
jawab Kemuning yang menggendong bayi Kirana.
"Kita akan akan menjadi satu keluarga, panggil aku Kirana saja"
kata Kirana yang memeluk Kemuning.
"Saya merindukan puteri, hal yang waktu kecil yang sering kita lakukan"
kenang Kemuning.
Bahkan sampai sekarang puteri Kirana tidak tahu bahwa dirinya menyukai Bramasena. Rasa yang dulu dangat mengebu di hati Kemuning.
"Tentu aku masih mengingatnya, kamu sendiri diam-diam bisa membuat seorang pangeran jatuh hati"
kata Kirana menggoda Kemuning.
"Pertemuan kami juga tidak di sengaja"
kata Kemuning teringat akan pertama kali bertemu dengan Sanjaya.
"Adinda...."
teriak pangeran Rendra yang baru datang bersama dengan pangeran Sanjaya.
"Kanda....kenapa berlari?"
tanya Kirana yang menyambut sang suami dengan senyuman.
"Aku rindu kalian..."
kata pangeran Rendra yang kemudian mengambil Bima dari gendongan Kemuning.
"Aku kira ada apa...."
sahut Kirana terlihat bahagia.
"Tidak menyangka mas Sanjaya berani juga menculik mu kemari"
kata Rendra yang memang senang bergurau.
"Dia penculik yang sangat baik"
sahut Kemuning tersenyum lebar.
"Ya sudah, kami kembali ke kamar dulu"
kata Kirana yang berlalu bersama Rendra dan Bima menuju kamarnya.
Kemuning dan Sanjaya berjalan-jalan di halaman kerajaan nan luas, Kemuning yang masih sedikit kagok hanya terdiam sambil berjalan-jalan.
"Apa ini membebani mu?"
tanya Sanjaya berhenti di pinggir kolam teratai.
"Tidak kok mas, aku senang di sambut sebagai menantu di istana mu"
kata Kemuning menggenggam tangan Sanjaya.
Sanjaya lega mendengar perkataan Kemuning.
...💞💞💞...
Jangan lupa mampir ke cerita ku yang lainnya ya...
~ Sore tanpa selamat
~ Aku belum 18 tahun
Nantikan kisah selanjutnya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
👺
aku datang lagi Thor...
2021-07-30
0
Abu Alfin
sampai disini dulu
salam hangat dari cinta Asteria dan Isyaroh
🙏🙏🙏
2021-07-19
0
NHCL17
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
2021-07-16
0