Pagi ini semilir angin masuk melalui celah-celah jendela kamar, meniup di wajah Kemuning, dirinya terbangun dan menatap sang suami terlelap di sampingnya, dapat di lihat jelas, wajah Sanjaya, bulu matanya yang tidak begitu panjang, namun alis tebal, hidung mancung dengan dagu terbelah.
Cup...
Kemuning dengan lembut mendaratkan ciuman mesra kepada Sanjaya.
"Hmm...sini dek tidur lagi yuk sebentar"
lirih Sanjaya memeluk Kemuning.
"Aku kangen mas...."
bisiknya kembali.
Sanjaya hanya tersenyum mendengarnya dan mendekap erat tubuh sang isteri. Seakan tidak ingin beranjak, Sanjaya terus mengeloni Kemuning, wajah Kemuning hampir terbenam dalam pelukan Sanjaya.
"Hari ini mas pergi ke Amartha"
"Hari ini?"
Sanjaya mengangguk mengiyakan.
Kemuning terlihat kaget dan senang mendengarnya, namun seketika dia ingat mana mungkin ibunda ratu akan mengijinkannya ikut bersama dengan Sanjaya.
"Ada apa dek?"
Sanjaya yang melihat Kemuning merasa tidak senang lebih takutnya khawatir.
"Ibunda sudah mengijinkannya..."
peluk Sanjaya tersenyum.
"Benar...ibunda sudah mengijinkan adek ikut mas?"
"Iya benar...."
Kemuning merasa senang sekali, suaminya sangat pengertian terhadap dirinya, dia bahkan terlihat sumringah, mungkin dengan ini Kemuning akan bisa ceria kembali.
......💞💞💞......
"Ibunda sudah suruh senopati siapkan kereta kuda buat kalian"
"Terimakasih ibunda..."
sahut Kemuning sangat riang.
"Kemuning...mau kemana?"
tanya puteri Kirana kepadanya ketika sedang sarapan.
"Mas San...mau mengajak Ning ke Amartha puteri"
jawab Kemuning begitu semangat.
"Benarkah, kakanda boleh Kirana juga ikut ke Amartha, Kirana la~"
belum juga selesai bicara pangeran Rendra memotongnya.
"Nanti ya adinda, Bima masih terlalu kecil untuk perjalan jauh"
sela pangeran Rendra.
Kemuning merasa bersalah, dirinya lupa puteri Kirana adalah puteri kerajaan Amartha, mungkin dia sangat ingin bertemu dengan orang tuanya, sama seperti dirinya saat ini.
"Iya puteri....ibunda belum mengijinkan cucu nenek pergi jauh"
sahut sang ibunda ratu.
Puteri Kirana makin tertunduk dirinya merasa tidak ada yang mengerti dirinya, dia hanya rindu, dia juga ingin memberitahu bahwa Bima cucu mereka kini telah pandai berbicara dan berlari.
"Puteri Kirana, anda bisa menitipkan surat kepada yang mulia ratu, dengan senang hati Kemuning akan membantu"
sahut Kemuning tersenyum.
Tidak membantu banyak mungkin ini akan menjadi obat untuk puteri Kirana yang merindukan suasana istana Amartha.
"Terimakasih ya Kemuning, aku akan menuliskan nya sekarang"
Kirana yang bergegas ke kamarnya, membuat surat dan memberikan beberapa sulaman.
Setelah puteri Kirana pergi, ibunda ratu jayanaga menanyakan hal tersebut kepada pangeran Rendra.
"Kenapa tidak pangeran ijinkan, puteri Kirana ikut bersama dengan Kemuning?"
"Ibunda kan tahu Bima masih kecil, nanti ada saatnya puteri Kirana ku ajak kembali"
jawab Narendra, dirinya sedikit sensitif bila membahas hal tersebut, Kemuning dan pangeran Sanjaya hanya lebih memilih diam.
Selesai sarapan mereka pun segera berangkat, beberapa barang telah di masukan termasuk barang titipan Kirana, sepucuk surat juga di titipkannya.
"Ibunda kami berangkat dulu"
pamit Kemuning.
"Hati- hati di jalan"
Kemudian pangeran Sanjaya dan Kemuning pun berlalu menuju Amartha, merasa kesal dengan sikap pangeran Rendra, puteri Kirana menghabiskan waktunya di kamar dan menyulam.
Kemuning sangat senang dia tidak menyangka bahwa dirinya akan kembali ke Amartha, dia tidak sabar untuk melihat wajah si mbok.
...💞💞💞...
Setelah kepergian Kemuning, puteri Kirana berdiam diri di kamarnya, sekedar menyulam atau mengajak Bima bermain, dihatinya tampak agak kesal karena pqngeran Rendra tidak mengijinkannya, namun dirinya tidak bisa melawan karena pangeran Rendra adalah suaminya.
Pangeran Rendra sendiri malah sibuk berlatih pedang, dirinya memang berbeda dengan sang kakak, ambisi dan cita-cita nya, dirinya selalu mencapai semua itu dalam satu waktu.
Di hati nya selalu bertanya-tanya apakah Kirana mencintai dirinya? dirinya selalu mengalihkan itu dengan berlatih pedang, tidak mau mendengar setiap kata yang akan nantinya di dengar dari kirana.
Dia memilih untuk diam dan menganggap semuanya baik-baik saja, ada satu waktu dia merasa iri dengan sang kakak, dia menikahi gadis yang tepat, mereka saling mencintai, kakak ipar nya juga sangat melayani suaminya, semua kebutuhan di lakukan Kemuning sendiri, dia tidak suka bila hal pribadi seperti menyiapkan pakaian, makan, atau apapun di lakukan oleh dayang.
Hal itu uang terkadang membuat Rendra berpikir, kakak Sanjaya dangat beruntung menikah dengan Kemuning, dirinya saja tidak mengetahui apakah Kirana mencintai dirinya.
Selama bertahun-tahun, pangeran Rendra sengaja tidak mengijinkan puteri Kirana kembali, namun sesekali dia mengundang sang mertua untuk bertolak ke Jayanaga, entah apa yang dipikirkan oangeran Rendra.
"Puteri Kirana..."
"Iya ibunda..."
"Boleh ibunda mengajak Bima tiduer bersama"
"Boleh ibunda"
"Ayo Bima sama nenek dulu y"
Ibunda ratu.yang menggendong tubuh Bima.
Puteri Kirana sepertinya tahu siapa yang meminta hal tersebut, mungkin pangeran Rendra, puteri Kirana pernha berjanji akan melakukan hal itu, tapi rasa di hatinya berkecamuk, dirinya tidak ingin, nakun ada janji yang harus di tepati.
...💞💞💞...
Baru setengaj perjalanan, Kemuning malah tertidur, dirinya sangat nyaman bersandari di pundak suaminya, kali ini pangeran Sanjaya tidak bersama senopati, mereka pergi karena memang pangeran Sanjaya ingin, agar isterinya bisa kembali ceria lagi.
Ada beberapa pengawal yang mengikuti kereta kuda mereka, namun setelah sampai di Amartha malam hari, tidak banyak berubah dari Amartha, namun agak sedikit gelap dari pada biasanya.
Ketika sampai dirumah si mbok, rumahnya pun tampak gelap, tidak berpenghuni.
"Dek...kita sampai"
Kemuning langsung membuka mata, dirinya kemudian melihat dari luar kereta, dia benar-benar telah sampai di rumahnya, namun ada yang aneh, rumah itu sangat gelap, tidak ada penerangan.
"Mbok belum pulang mas, rumahnya gelap"
"Iya sudah, kita mampir ke istana, sekalian memberikan surat puteri kirana"
"Iya mas..."
Kemudian mereka kembali berjalan menuju kerajaan Amartha, mungkin si mbok belum pulang, tapi ini sudah malam, masa iya mbok bekerja sampai malam begini. Dirinya merasa kesal, si mbok di ajak tinggal di Jayanaga menolak, malah sekarang bekerja terlalu keras di istana Amartha.
"Mungkin mbok tinggal di istana sekarang dek..."
"Jangan berpikir yang tidak-tidak"
peluk Sanjaya kepada isterinya.
"Iya mas...aku hanya khawatir, mbok sudah tua, aku takut mbok kenapa-kenapa"
"Kamu senang kan aku ajak kemari?"
Sanjaya membelai lembut rambut panjang isterinya.
"Iya mas...terimakasih ya mas"
"Kemuning mencintai mas..."
"Iya dek...mas juga"
Muaaccchhhh....
Sanjaya mengecup bibir mesra sang isteri, dirinya sangat bahagia, Kemuning setidaknya bisa mengobati luka akibat keguguran kemarin.
...💞💞💞...
Apakah si mbok ada di istana Amartha?
Perjanjian apa yang di lakukan oleh puteri Kirana?
Nantikan kisah selanjutnya ya...
Jangan lupa like dan komen...
Baca juga cerita ku lainnya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™
like n like akaka
2021-07-25
0
Sanjaya kemuning
fans bnrt ni
2021-07-19
0
π5
💞💞
2021-07-16
0