Ferdian membuka kotak makan siangnya di sebuah meja di taman fakultas. Ia ditemani Ridho, sahabatnya.
"Wuih! Sedap!" ucap Ridho antusias melihat isi kotak makan siang milik Ferdian, yang berisi nasi, udang tempura, ayam saus lada hitam, tumis capcay dan sebotol yoghurt.
"Iya nih, perdana, dibikin bekal makan siang sama istri, mau Dho?" tawar Ferdian.
"Mau atuh, aduh itu kayanya enak banget!" ucap Ridho menunjuk menu ayam saus lada hitam.
"Nih ambil, kayanya Ajeng bikin kebanyakan juga buat gue!"
"Hehe asik, nuhun!" ucap Ridho berterima kasih.
Keduanya tampak lahap menyantap hidangan makan siang ditemani angin sepoi-sepoi yang berhembus. Sesekali Ferdian mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok kekasih hatinya itu. Baru saja berpisah sebentar, tetapi ia merasa waktu berjalan sangat lambat. Maklum saja, baru seminggu keduanya merajut kasih dalam ikatan halal.
"Woy, enak banget nih makan berduaan aja! Bagi dong!" sapa Danu mengejutkan Ferdian dan Ridho dari belakang, seorang mahasiswa berkacamata, salah satu teman sekelas Ferdian dan Ridho.
"Telat Lo, nih ambil aja sisa remah-remah nasi bekas makan gue," celetuk Ferdian.
"Ah ga asik! Tumben bawa bekel Fer!" ucap Danu melihat kebiasaan temannya itu biasanya makan siang di kantin.
"Kebetulan ada bahan, jadi masak aja sekalian," kata Ferdian beralasan.
"Rajin ye?! Eh, by the way, tugas Miss Ajeng udah pada selesai belom? Gue masih belom ngerjain nih, padahal besok dikumpulin!"
Ferdian terhentak. Ia juga lupa kalau ada tugas dari dosennya itu. Ah ia terlalu banyak pacaran dengan dosennya itu sampai-sampai tidak ingat kalau Ajeng memberikannya tugas.
"Belom, gue lupa!" ujar Ferdian menepuk jidatnya.
"Saya mah, alhamdulillah, udah selesai kemaren," jawab Ridho penuh syukur.
"Nyontek dong!" celetuk Danu.
"Wooo ... mana bisa?! Miss Ajeng kan ngasih tugasnya suruh cari artikel buat bahan grammar yang kita pelajari, kalau nyontek ya ketauan dong artikelnya sama!" Protes Ridho.
"Hehehe! Iya juga ya," Danu hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Fer, kerjain bareng yuk, gue ke kosan lu ntar malem!" ucap Danu. "Gue suka kesusahan kalau nyari artikel terus dicari-cari grammarnya, pusing Men!"
"Sorry Men! Gue gak bisa, Lo kerjain aja sendiri ya? Gue agak sibuk malam ini!" ujar Ferdian beralasan lagi. Tentu saja ia tidak akan mau pulang ke kosannya, karena ia sudah sangat merindukan istrinya dan pulang ke apartemennya untuk melepas rindu.
"Ah elo, gak asik nih jadi temen!" ucap Danu cemberut.
"Sorry, sorry! Lo cari aja tuh di internet pasti banyak deh!" Ferdian memberi saran yang tepat, karena zaman sekarang semuanya tentu mudah dengan hanya mengakses internet.
"Ah, iya deh, asyem!" dengus pria berkacamata itu.
"Dah ah, gue duluan ya! Mau ke perpus!" ucap Ferdian tiba-tiba, ia membereskan bekas makannya, dan langsung pergi dari taman.
"Jangan lupa, Bro! 20 menit lagi masuk kelas Pak Ardi!" teriak Ridho mengingatkan.
"Sipp!" Ferdian mengacungkan jempol tangannya.
Danu hanya menggelengkan kepala melihat tingkah teman dekatnya yang sok sibuk itu.
Ferdian melangkah menuju perpustakaan, kaki panjangnya mampu melesat dengan cepat. Ia terburu-buru setelah melihat sosok yang dicintainya itu masuk ke dalam gedung perpustakaan. Entah kenapa ia ingin sekali bertemu dengan wanitanya itu di dalam kampus.
Memang pagi itu Ajeng berangkat lebih pagi, karena ada jadwal mengajar di jam pertama. Sedangkan Ferdian baru berangkat di jam kedua sekitar pukul sepuluh pagi.
Ferdian memasuki gedung perpustakaan. Ia memperhatikan tiap ruangan berharap menemukan wanitanya.
"Silakan isi daftar kehadirannya dulu, Nak!" ucap seorang wanita paruh baya berhijab panjang, mengejutkan Ferdian.
"Eh, iya, Bu!" ucapnya seraya menulis daftar kunjungan ke perpustakaan.
Setelah itu ia langsung menuju ruangan dimana koleksi sastra terkumpul. Ia menduga Ajeng pasti ada di sana.
Siang itu perpustakaan bisa dibilang cukup ramai. Setelah jam istirahat berakhir, banyak mahasiswa yang menunggu untuk mata kuliah di jam terakhir dengan mengunjungi perpustakaan. Tentunya hanya untuk mahasiswa yang merasa berteman dengan buku-buku dan ilmu pengetahuan.
Pria tinggi yang mengenakan setelan celana jeans dan hoodie jumper berwarna hitam itu, memeriksa dari satu koridor ke koridor lainnya. Ia sangat hafal betul pakaian yang dikenakan Ajeng hari itu adalah jumper dress selutut berwarna navy, dengan kemeja putih. Rambut merahnya terlihat redup di dalam ruangan. Wanita itu tampak asyik melihat koleksi novel-novel terbaru. Ferdian diam-diam mengambil fotonya di dalam ponselnya, kemudian berjalan mendekatinya.
"Ehemm...."
Wanita di depannya itu terkejut dan menoleh ke arahnya.
"Ih kamu, ngagetin aja!" ucap Ajeng menepuk bahunya.
Ferdian tersenyum lebar.
"Kamu lagi apa disini?" tanya Ferdian basa-basi.
"Cari novel baru, kamu?" Ajeng balik bertanya atas keberadaan suaminya di sana.
"Umm ... kangen sama kamu!" ucapnya sambil berseri-seri membuat wanita itu menjadi merah padam di wajahnya.
"Ssst ah, nanti ketauan! Gak boleh berisik di perpus, dan ini lagi ramai lho!" ucap Ajeng, meskipun di koridor mereka tidak banyak orang berlalu lalang.
"Aku cuma kangen pengen ketemu kamu, that's it!" bisik Ferdian pelan di samping telinga Ajeng yang membuatnya bergidik karena geli.
"Nanti juga ketemu di rumah, dasar gak sabaran!" ucap Ajeng mendengus, meski hatinya merasa senang.
Ferdian hanya terkekeh kecil. Ia kemudian memeriksa kondisi, apakah banyak orang atau akankah ada yang lewat di sekitar mereka atau tidak?
Cup. Sebuah kecupan mendarat mulus di pipi kiri Ajeng, setelah Ferdian memastikan kalau situasi dan kondisi di sekitar mereka aman. Ia juga sudah memastikan kalau tidak ada cctv di ruangan itu.
Wajah wanita itu merah merona, panas tubuhnya menjalar ke atas. Ia menimpuk suaminya dengan buku yang ia pegang.
"Sst!!" Ferdian menahan lengan Ajeng, membuat perempuan itu menaruh bukunya di rak.
"Kamu pulang jam berapa, Sayang?" tanya Ferdian.
"Habis ini aku pulang, mau bareng?"
Ferdian menggeleng, mengingat ada mata kuliah translate menunggunya.
"Aku pulang sore, stay safe, Honey! And wait for me!" ucapnya mesra.
"Iyaa, aku tunggu di rumah ya," bisik Ajeng.
"I have to go, bye!"
Cup. Kali ini ia mencuri kecupan dari pipi kanannya, membuat Ajeng semakin panas.
"Aaah ... you're going crazy!" ucap Ajeng kesal dengan gerak mulut tanpa volume suara.
Tetapi pria tampan itu malah mengerlingkan satu matanya sambil berjalan mundur keluar dari perpustakaan.
Kemudian, ia tak sengaja menubruk salah satu pengunjung perpustakaan di balik lorong yang lain, karena ulahnya.
"Eh, maaf!" ucap Ferdian tidak sengaja.
Ferdian menabrak tubuh seorang mahasiswi imut berkacamata dan berambut ikal, membuat buku-buku yang dibawanya berjatuhan ke lantai.
Ferdian membantunya merapikan buku gadis itu. Sementara gadis itu hanya terpaku memandangi Ferdian yang sedang mengambilkan buku-buku di hadapannya.
"Ini bukunya, sorry gak sengaja!" ucap Ferdian tersenyum kecil, sambil memberikan bukunya setelah menumpuknya.
"Ah ... iya gak apa-apa!" jawabnya.
Ferdian hendak melanjutkan langkahnya kakinya pergi dan keluar dari perpustakaan.
"Aku Serena, mahasiswa baru! Kamu?" ucap gadis itu tiba-tiba, membuat Ferdian cukup terkejut dan menghentikan langkahnya.
"Ferdian!" jawabnya singkat dan datar. Ia membalikan tubuhnya dan kembali berjalan keluar dengan senyuman lebar, lanjutan dari pencurian kecupan untuk istrinya, yang rupanya terlihat oleh gadis itu.
Gadis itu ikut tersenyum malu, hatinya berdebar. Sepertinya ia akan menaruh hati padanya. Pria itu sangat tampan dan tinggi, lagipula ia tersenyum padaku, batinnya.
Serena membalikan tubuh dan berjalan menuju koridor rak-rak berisi novel.
"Hai Miss Ajeng!" sapa gadis itu.
"Hai Serena!"
"Miss Ajeng cantik banget!" puji Serena, ia melihat ada rona kemerahan di wajah dosennya itu.
"Kamu juga cantik, Serena! Saya duluan ya?" pamit Ajeng sambil membawa sebuah novel drama.
"See you, Miss!"
Jujur saja, Serena sangat mengidolakan dosen grammar-nya yang satu ini. Ia ingin sekali bisa tampil cantik, cerdas, dan percaya diri seperti dosesnnya itu. Apa kira-kira rahasia Miss Ajeng ya? Batinnya bertanya-tanya.
\=\=\=\=\=
Keep Support
Like & Vote ❤️
Makasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
AKHIRNYA MUNCUL CALON ULAT BULU (PELAKOR)....
2024-07-30
1
Nurwulan Fitriana
ardi dan serena.. hmmm..
2020-06-23
4
Pipit Sopiah
thor hempaskan pelakor dan pebinor ke kutub thor jangan sampe merusak rumah tangga mereka
2020-04-22
20