Siang itu, setelah jadwal mengajarku selesai, aku langsung pergi ke perpustakaan. Teringat kemarin Ferdian bilang kalau dirinya sering diliput oleh tim jurnalistik kampus, sehingga aku akan mencoba mencari artikelnya di salah satu majalah kampus.
"Selamat siang, Miss Ajeng! Ada yang bisa saya bantu?" sapa petugas perpustakaan, Pak Wiryo.
"Siang, Pak! Saya mau tahu kalau majalah kampus ada dimana ya letaknya?"
"Tumben, Miss! Biasanya cari novel atau jurnal," ucapnya sambil menyodorkan daftar tamu perpustakaan.
"Hehe, iya, Pak! Saya mau baca-baca artikel bikinan mahasiswa," ucapku mengisi daftar di sana.
"Ooh, tinggal lurus aja ya, mentok, ada rak sebelah kiri," jawabnya.
"Baik, Pak! Terima kasih!" kataku sambil menaruh pulpen.
Aku langsung berjalan menuju tempat yang ditunjukan Pak Wiryo. Sebuah rak berisi banyak sekali majalah, ada majalah politik, hiburan, seni, dan tentunya majalah kampus.
Bagaimana aku mencari tahun terbitnya jika sebanyak ini majalahnya?
"Siang, Miss? Di sini juga?" seorang mahasiswa perempuan menyapaku, kalau tidak salah dia sekelas dengan Ferdian.
"Iya, kamu mau cari apa, Gina?" tanyaku.
"Saya mau cari majalah hiburan, Miss! Ada tugas dari Pak Ardi, tugas translate dari artikel," ucapnya.
"Ooh...."
"Miss cari apa?"
"Saya mau cari majalah kampus tahun kemarin," kataku.
"Ooh... itu ada di bagian tengah, Miss! Kalau gak salah dari sini!" katanya mengambilkan sebuah majalah dan tepat sekali, model sampul majalah itu, Ferdian. Ia mengecek tahunnya.
"Iya betul, coba dicek aja, Miss!"
"Ah terima kasih banyak ya,"
"Sama-sama, Miss! Saya permisi dulu ya," ucapnya setelah mengambil satu majalah hiburan yang asal diambilnya.
Aku mengangguk. Hebat sekali.
Hmm..., mari kita lihat apa headline sampul majalah ini.
Ferdian Winata: Usahawan Muda, Kebanggaan Kampus. Hmm, nice!
Ferdian tampak imut sekali, sepertinya agak lebih kurus tahun lalu, dibandingkan sekarang. Majalah ini terbit di bulan Februari, tahun kemarin. Sudah setahun lebih ternyata.
Aku mengambil majalah yang lainnya, sebanyak-banyaknya. Aku pun mulai mencari tempat duduk paling tersembunyi dan mulai membuka majalah yang pertama kudapat itu.
\=\=\=
Profil Mahasiswa:
Ferdian Winata
Usahawan Muda, Kebanggaan Kampus
Hai sobat! Kamu pasti sudah gak asing sama mahasiswa kampus yang satu ini. Mahasiswa paling ganteng dan pintar sejagad kampus, ups lebay! Gak juga sih, emang bener kok! Yup, Ferdian Winata.
Mahasiswa ganteng ini bernama lengkap Ferdian Setya Winata. Ia lahir di Jakarta, 19 tahun yang lalu. Doi ini mahasiswa Fakultas Sastra Inggris di kelas A. Ternyata, Ferdian ini idola anak sekampus lho. Selain karena wajahnya yang ganteng kaya idol-idol KPOP, doi juga mahasiswa berprestasi. IPK-nya selalu cumlaude. Ia juga aktif sebagai anggota ekskul Taman Belajar Anak dan saat ini sedang menjabat menjadi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa di kampus kita tercinta. Doi ini jago banget lho urusan debat-mendebat lawan. Coba ingat nih, yang suka ikutin kampanye doi, pasti kelepek-kelepek sama orasi dan logika-logika debatnya. Karena itu, doi gak jarang jadi duta kampus untuk promosiin kampus kita. Doi juga jago banget menampung aspirasi mahasiswa dan disampaikan ke pihak rektorat kampus. Itulah kenapa banyak yang jatuh cinta dan bangga sama doi.
Well, hobinya apa sih? Setelah diwawancara oleh Tim Jurnalistik Kampus, Ferdi menyebutkan kalau hobinya selama ini adalah olahraga, baca buku, dan fotografi. Wow! Pantas saja badannya bagus kaya model ya. Eits, ternyata doi juga memang seorang model lho, kalian bisa temukan dia di banyak situs brand fashion yang cukup terkenal di Kota Bandung.
Terus cita-citanya apa sih? Ferdi mengaku waktu kecil, dia ingin sekali menjadi pilot. Tapi lama kelamaan, cita-citanya berubah menjadi pengusaha sukses seperti ayahnya. Nah, akhirnya doi memulai karir bisnisnya sejak SMA. Dibantu ayahnya, doi berhasil membuka bisnis kafe dan rumah makan. Usahanya sampai saat ini bisa dikatakan sukses. Doi bilangnya, alhamdulillah, selalu laris manis. Cafe dan rumah makan yang didirikannya ditujukan buat mahasiswa, harganya ramah di kantong dan yang pasti enak banget. Mungkin lain kali, kita bakal kunjungi cafe milik Ferdi ini ya buat liputan selanjutnya, udah gak sabar kan?
Berkat usahanya ini, doi bisa bayar kuliahnya sendiri lho! Wow mandiri banget kan ya?!
Kita tanya urusan pribadi yuk!
Ferdi, kamu udah ada yang punya belum ya? Kira-kira menurut Sobat, udah punya pacar atau belum ya? Hmm....ternyata, dari pengakuan Ferdi, doi ini belum punya pasangan lho, alias jomblo! Yeah, masih ada kesempatan dong, eh?! Doi beralasan masih ingin fokus kuliah dan mengembangkan usahanya. Jika memang sudah terpenuhi, bukan halangan lagi untuk mencari pasangan. Uh yeah!
Terus kriteria cewek idamannya apa sih? Hmm....pasti Sobat bakal catat ini semua kan? Coba dong dijawab! Doi bilang katanya dia suka banget cewek yang mandiri, dewasa, konsen sama pendidikan, pintar, dan pastinya menarik. Hayo loh, jadi PR besar nih biar Ferdi bisa jadi pasangan kamu. Hehehe.
Nah, itu sekilas profil presiden kita ya, Ferdian Winata. Masih ada yang penasaran sama sosok Ferdi? Tunggu di liputan selanjutnya ya ^^
Hmm... menarik! Ternyata memang sepopuler itu dia di kampus. Wajar sih! Duh sepertinya sudah waktunya aku untuk pulang. Akan tetapi, aku tidak bisa meminjam majalah ini untuk dibawa pulang. Sepertinya aku simpan kembali saja, lain kali aku akan coba mencarinya lagi.
\=\=\=
Hari Sabtu telah tiba. Entah dimana aku dan Ferdian akan makan siang sambil mengobrol. Yang jelas, ia meminta izin untuk menjemputku, karena ia yang akan membawaku.
Aku memilih sebuah midi dress berwarna biru muda dengan desain V neck dan potongan lengan sepanjang siku. Aku memadupadankannya dengan sepasang flatshoes berwarna cream dan aksesoris tas rantai berwarna senada. Dengan riasan wajah minimalis aku merasa percaya diri untuk pergi "kencan" bersama Ferdian untuk yang pertama kali.
Ponselku berdering.
"Halo?"
"Saya sudah di depan rumah, Miss!" ucap Ferdian dalam telepon.
"Baiklah, saya akan segera keluar," kataku kemudian mematikan sambungan teleponnya.
Aku menutup dan mengunci pintu rumah. Aku melihat pria itu turun dari mobil. Ia bersandar di pintu mobilnya sambil melihat layar ponselnya. Ah, sepertinya warna outfit kami benar-benar sama, kenapa bisa? Menyebalkan sekali! Tetapi dia tampak sangat keren dengan outfit casual-nya. Ia mengenakan kemeja t-shirt berwarna biru muda berlengan panjang yang dilipatnya hingga siku, pas sekali dipasangkan dengan celana jeans navy. Memang selera model tidak pernah salah. Rambutnya disisir rapi ke arah kiri, sepertinya ia mengenakan gel rambut, membuat wajah mudanya terlihat dewasa.
Aku berjalan ke arahnya dan dia belum sadar kalau aku sudah di dekatnya.
"Udah siap?" tanyaku, yang kemudian membuatnya terkejut menatapku.
Tatapannya dimulai dari bawah sampai atas lalu ke bawah lagi. Ini cowok kenapa sih? Terkesima dengan penampilanku ya?
Aku terkekeh, "Are you okay (Apa kamu baik-baik saja)?"
Mulut kecilnya menganga, kemudian kepalanya menggeleng.
"I'm sorry, Miss! But you look so gorgeous (Maaf Miss, tapi kamu terlihat sangat menawan)!" pujinya, membuat hatiku sedikit melayang.
"Thank you, so you do (Terima kasih, kamu juga kok)!" ucapku.
Kemudian dia membukakan pintu mobil untukku. Aku mengikutnya saja.
"You don't have to do this for me, Ferdian (Kamu gak perlu melakukan ini)!" ujarku sambil menginjakan kaki di mobilnya.
"My pleasure (Dengan senang hati)!" katanya sambil menundukkan tubuhnya, dan meletakan tangan kanannya di dada, seperti seorang pelayan istana.
Aku masuk ke dalam mobil, dan ia mulai menyalakan mesin mobil dan mengendarainya entah kemana.
"So, where are we going now(Jadi akan kemana kita sekarang)?" tanyaku sambil memasang seat belt.
"Kita ke kawasan Punclut ya? Gak apa-apa kan?" tanyanya.
"Asal jangan kamu culik aku ke luar negeri aja sekarang!" ujarku.
Dia tertawa.
"Oh ya, jangan panggil aku Miss kalau kita sedang berdua ya, call me whatever you want! Ajeng or something (panggil aku sesukamu, Ajeng atau apa gitu)!" kataku.
"Apa ya? May I call you, Princess (Apa boleh aku panggil kamu, Tuan Putri)?"
Aku tertawa lebar, tidak kuat dengan ucapannya itu. Agak geli terdengar di telingaku.
"Terserah kamu deh! Dan kayanya percakapan kita juga gak usah terlalu formal. Kita bisa pakai, aku-kamu, biar lebih akrab," ujarku.
"With my pleasure, Princess (Dengan senang hati, Tuan Putri)!" ucapnya sambil tersenyum dan melirik ke arahku.
\=\=\=
Kendaraan di jalan raya memang cukup padat. Bandung saat ini sudah menjadi kota yang padat setiap hari. Di kawasan jalan Ir. H. Juanda kemacetan mulai melanda.
Sepertinya banyak wisatawan luar kota yang berkunjung ke Bandung di akhir pekan. Kami mencoba menikmati perjalanan dengan obrolan santai. Alunan musik jazz menemani.
"Miss, eh, Princess apa aku boleh tanya sesuatu?"
"Apa itu?"
"Apa kamu udah punya pacar sebelum perjodohan ini?" tanyanya, hatiku geli mendengar pertanyaan itu.
"Mau tau banget atau biasa aja?" candaku.
"Kamu itu humoris juga ya? Dari kemarin diajakin bercanda terus!" ujarnya tertawa.
"Ya, sisi lain aku seperti itu sih!" kataku, terpaksa kubongkar satu karakter rahasiaku.
"Jadi apa jawabannya?" tanya Ferdian penasaran.
"Udah kayanya deh," jawabku ragu.
"Kok gak yakin gitu jawabnya," ujarnya sambil menginjak pedal rem.
"Zaman SD sih, makanya gak tau itu disebut pacaran atau bukan," kataku polos.
"Ooh cinta monyet?!"
"Ih kamu, emangnya aku monyet?" kataku, sambil memukul lengannya.
Kami tertawa lepas.
"Enggak pernah sih kayaknya, cuma naksir-naksir doang, kayak fans kamu itu," kataku sambil menyindir popularitasnya.
"Hahaha, fans biasa doang!" ucapnya, ia tetap menyetir perlahan mengikuti mobil di depannya.
"Kamu sendiri, pernah pacaran?" tanyaku penasaran juga.
Pria berhidung mancung itu menggeleng.
"Seriusan?"
"Serius! Aku gak pernah pacaran kok, Miss! Eh, Princess!"
"Sebanyak itu fans kamu, gak ada yang cocok gitu?"
"Bukan gak ada yang cocok, karena aku gak pernah coba kan! Emang aku aja gak mau. Jujur baru kali ini aku pergi sama cewek. Ini pun aku lakukan karena kamu calon istri aku!" katanya sambil melirikku.
"Kalau yang nyatain perasaan?" tanyaku lagi.
"Wah kalau itu udah berapa ya, aku gak tahu deh!"
"Hebat ya? Pasti banyak!" kataku kagum.
"Haha, aku malu sebenarnya! Karena banyak yang sakit hati, tapi aku gak bermaksud! Aku cuma gak mau terganggu!"
"Kalau nikah nanti, emang gak bakal terganggu?" tanyaku sambil menatap ke arahnya.
"Enggak, it's different thing (itu berbeda)!" jawabnya. Ia menjalankan kemudinya setelah mobil-mobil di depannya melaju.
"Why(kenapa)?"
"Karena nanti, kamu jadi tanggung jawab aku! Jadi aku gak akan menganggapnya sebagai gangguan. Justru kamu bisa jadi inspirasi dan motivasi aku untuk terus berjuang."
DEG. Please don't steal my heart (Jangan curi hati aku)! >.<
\=\=\=
Like & kasih masukan terus ya setiap episodenya 🙏🤗
Author usahakan update tiap hari minimal 1 episode
Terima kasih ^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Saena r
kalo mahasiswa itu ukm udh bukan ekskul lagi namanya wkwk
2022-11-01
1
Nacita
romantis tipis2 😍
2022-02-24
0
Sila Sakti
bhs inggrisnya gak usah diterjemahin thor.. kan bahasa umum
2022-01-09
0